174. KHOTBAH DI GUNUNG.
SABDA BAHAGIA (BAGIAN LIMA).
PERJUMPAAN DENGAN MAGDALENA.   


29 Mei 1945

Suatu pagi yang cerah dan udara lebih jernih dari biasanya. Jarak tampak seolah diperpendek dan yang dikejauhan tampak terlihat seolah melalui suatu lensa pembesar, begitu jelas dan mengagumkan dalam detail-detailnya yang terkecil. Orang banyak bersiap untuk mendengarkan sang Guru. Dari hari ke hari negeri semakin bertambah elok dalam gaun semaraknya di ketinggian dalam musim semi, yang di Palestina aku pikir berlangsung di penghujung bulan Maret dan di awal bulan April, sebab kemudian negeri memiliki tampilan khas musim panas, dengan panenan yang matang dan dedaunan lebat yang sudah berkembang sepenuhnya.

Seluruh negeri sekarang sedang berbunga. Dari ketinggian gunung, yang dihiasi dengan bunga-bunganya sendiri bahkan di tempat-tempat yang kelihatannya paling kurang subur untuk pertumbuhan bunga, orang dapat melihat hamparan gandum yang berombak-ombak di dataran yang melandai, dihembus angin sepoi-sepoi yang menjadikannya tampak bagai gelombang-gelombang lautan-hijau, dengan warna keemasan pucat pada berkasnya yang sekarang berbulir. Pohon-pohon buah-buahan, sepenuhnya diselimuti helai-helai bunga yang berdiri tegak di atas panenan yang berayun-ayun dalam hembusan angin lembut, dan tampak bagai banyak rembuk bedak atau bola-bola putih, berkabut merah muda pucat, merah muda gelap, merah cerah. Kontas dengan itu, pohon-pohon zaitun, dalam jubah penitensi pertapa tampak seolah sedang berdoa dan doa mereka berubah menjadi salju bunga-bunga putih kecil yang sekali-kali tercurah.

Puncak Gunung Hermon bagai batu pualam merah muda yang tengah dikecup mentari. Dua benang permata - kelihatan bagai benang-benang dari sini - berlarian menuruni puncak pualam dengan berkelap-kelip dalam suatu gaya yang mencengangkan di bawah matahari, dan menghilang ke dalam hutan-hutan hijau; mereka tampil kembali di bawah di lembah di mana mereka membentuk aliran-aliran air yang mengalir menuju Danau Merom, yang tak dapat dilihat dari sini. Mereka lalu mengalir bersama air indah Yordan dan lalu jatuh ke dalam Laut Galilea yang berwarna biru safir muda, yang berkelap-kelip bagai kepingan-kepingan batu berharga yang ditahtakan dan dinyalakan oleh matahari. Layar-layar bergerak di atas danau, tenang dan menawan dalam bingkai-bingkainya yang adalah kebun-kebun dan pedesaan yang mengagumkan, tampak seolah dikemudikan oleh awan-awan kecil cemerlang yang berlayar di samudera langit.

Alam sungguh tampak tengah tersenyum di pagi hari musim semi ini.

Dan orang banyak datang berduyun-duyun tanpa henti. Mereka datang dari segala penjuru: yang tua, yang sehat, yang sakit, anak-anak dan pasangan-pasangan muda yang berharap untuk memulai hidup perkawinan mereka dengan berkat dari sabda Allah. Ada pengemis- pengemis; dan orang-orang kaya yang memanggil para rasul dan memberikan kepada mereka persembahan-persembahan untuk mereka yang miskin dan mereka sangat antusias menemukan suatu tempat tersembunyi dalam melakukannya hingga mereka tampak seperti sedang pergi mengaku dosa. Tomas telah mengambil salah satu dari tas bepergian dan dengan tenang mencurahkan semua uang ke dalamnya seolah itu adalah pakan ayam, dan lalu membawanya ke batu karang di mana Yesus sedang berbicara, dan ia tertawa gembira seraya berkata: "Bergembiralah, Guru! Engkau punya cukup untuk semua orang hari ini!"    

Yesus tersenyum dan berkata: "Dan kita akan mulai segera, supaya mereka yang sedih dapat segera bergembira. Kau dan rekan-rekanmu akan memilah-milah mereka yang miskin dan yang sakit dan membawa mereka kemari."

Hal itu memakan waktu yang relatif singkat, meski mereka harus mendengarkan kasus-kasus dari banyak orang dan itu akan memakan waktu yang jauh lebih lama tanpa pertolongan praktis dari Tomas, yang, dengan berdiri di atas sebuah batu agar terlihat oleh semua orang, berseru dengan suaranya yang lantang: "Mereka semua yang menderita akibat masalah jasmani silakan pergi ke sebelah kananku, di sana, di naungan." Iskariot mengikuti contohnya sebab dia, juga, dikaruniai suara yang luar biasa lantang dan indah, dan dia berseru: "Dan mereka semua yang beranggapan bahwa mereka berhak mendapatkan amal kasih silakan datang kemari dekatku. Dan pastikan kalian tidak berkata bohong sebab mata sang Guru dapat membaca hati kalian."

Orang banyak mulai bergerak kian kemari membentuk tiga kelompok: mereka yang sakit, mereka yang miskin, dan mereka yang antusias untuk hanya mendengarkan Yesus mengajar.

Namun ada dua orang, dan lalu menjadi tiga orang dari kelompok terakhir yang kelihatannya membutuhkan sesuatu yang bukanlah kesehatan ataupun uang, melainkan sesuatu yang lebih penting dari keduanya: seorang perempuan dan dua orang laki-laki. Mereka menatap pada para rasul tetapi tidak berani berbicara. Simon Zelot yang bertampang serius berjalan lewat; juga Petrus berlalu; ia sedang sibuk berbicara kepada selusin anak-anak kecil kepada siapa ia menjanjikan buah-buah zaitun apabila mereka mau diam hingga akhir khotbah, dan suatu pukulan jika mereka mengganggu sementara Guru berbicara; Bartolomeus yang paruh baya dan lebih serius berjalan lewat; Matius dan Filipus berlalu dengan menggotong seorang lumpuh yang akan harus berjuang keras untuk membuka jalannya menerobos orang banyak; juga kedua sepupu Tuhan berjalan lewat dengan memapah seorang pengemis yang nyaris buta dan seorang perempuan miskin yang tua renta - aku bertanya-tanya berapa usianya - yang menangis sementara menceritakan kepada Yakobus segala permasalahannya; Yakobus anak Zebedeus berlalu dengan menggendong seorang gadis kecil malang, yang pastinya sakit, dan yang telah diambil alih olehnya dari si ibu demi memastikan bahwa si gadis tidak kesakitan akibat desakan orang banyak, sementara si ibu yang terengah-engah mengikutinya; yang terakhir lewat adalah Andreas dan Yohanes, yang aku sebut sebagai yang tak terpisahkan, sebab sementara Yohanes, dalam kesederhanaan tenang dari seorang anak yang kudus, bersedia pergi bersama rekan-rekannya, Andreas, karena pembawaannya yang penyendiri, lebih suka pergi dengan rekan-rekan lama sesama nelayan dan sesama murid Pembaptis. Mereka tinggal di persimpangan dua jalan utama, untuk menunjukkan kepada orang-orang tempat mereka, tetapi sebab tidak ada lagi peziarah di jalan pegunungan yang berbatu-batu itu, keduanya menggabungkan diri untuk pergi kepada sang Guru dengan uang persembahan terakhir yang mereka terima.

Yesus sudah membungkuk di atas orang-orang sakit dan pekik hosana orang banyak memecah di setiap mukjizat.  

Si perempuan, yang kelihatan sepenuhnya dirundung duka, memberanikan diri menarik jubah Yohanes, sementara ia tengah berbicara kepada Andreas; dan perempuan itu tersenyum.

Yohanes membungkuk dan bertanya kepadanya: "Apakah yang kau inginkan, perempuan?"

"Aku ingin berbicara kepada Guru…"

"Apakah kau sakit? Kau tidak miskin…"

"Aku sehat dan aku tidak miskin. Tapi aku membutuhkan-Nya… sebab ada kejahatan tanpa demam dan ada kemalangan tanpa kemiskinan dan kemalanganku… kemalanganku…" dan dia mencucurkan airmata.

"Dengar, Andreas. Perempuan ini sakit dalam hatinya dan ingin berbicara kepada Guru. Apakah yang harus kita lakukan?"

Andreas menatap pada si perempuan dan berkata: "Tentunya sesuatu yang sangat menyedihkan untuk dikatakan…" Perempuan itu mengangguk setuju. Andreas melanjutkan: "Janganlah menangis… Yohanes, usahakan dan bawa dia ke belakang naungan kita. Aku akan menghantar Guru ke sana."

Dan Yohanes, dengan tersenyum, memohon pada orang banyak untuk membiarkannya lewat, sementara Andreas pergi ke arah berlawanan menuju Yesus.

Tapi mereka diperhatikan oleh kedua orang laki-laki yang juga dirundung duka, dan salah seorang dari mereka menghentikan Yohanes, sementara yang lainnya menghentikan Andreas, dan sebentar kemudan mereka berdua sudah ada bersama-sama dengan Yohanes dan si perempuan di belakang naungan dari ranting-ranting yang adalah bagian dari kemah.

Andreas mencapai Yesus ketika Yesus tengah menyembuhkan si lumpuh yang lalu mengangkat kedua kruknya bagai dua buah piala, selincah seorang penari yang terampil, seraya meneriakkan berkatnya. Andreas berbisik: "Guru, di belakang naungan kita ada tiga orang yang menangis. Tapi hati merekalah yang sakit dan duka mereka tak dapat diutarakan…"

"Baiklah. Masih ada pada-Ku gadis ini dan perempuan ini. Lalu Aku akan datang. Pergi dan katakan kepada mereka untuk punya iman."

Andreas pergi sementara Yesus membungkuk di atas si gadis keil yang sekali lagi digendong oleh ibunya: "Siapakah namamu?" Yesus bertanya kepadanya.

"Maria."

"Dan siapakah nama-Ku?"

"Yesus" jawab si anak.

"Dan siapakah Aku?"

"Mesias dari Allah Yang telah datang untuk membawa kebaikan bagi tubuh dan jiwa."

"Siapakah yang mengatakannya padamu?"

"Ibu dan ayahku yang menaruh harapan pada-Mu demi hidupku."

"Hiduplah dan jadilah baik."

Si anak, yang tulang belakangnya aku pikir terjangkit suatu penyakit, sebab meski dia hampir tujuh tahun usianya, atau mungkin lebih tua, dia hanya dapat menggerakkan kedua tangannya dan seluruhnya terbalut dalam perban-perban yang kaku dan tebal mulai dari kedua ketiak hingga ke pinggulnya - perban-perban itu dapat terlihat sebab ibunya telah menyingkapkan bajunya untuk memperlihatkannya. Si anak tinggal demikian selama beberapa menit, lalu mulai meluncur turun dari pangkuan ibunya ke atas tanah dan berlari menuju Yesus Yang sedang menyembuhkan si perempuan, yang kasusnya tidak aku mengerti.

Segenap mereka yang sakit telah dipuaskan dan mereka adalah yang paling lantang berteriak dalam himpunan orang banyak yang bersorak "Putra Daud, kemuliaan Allah dan kemuliaan kami."

Yesus pergi menuju naungan.

Yudas dari Keriot berseru: "Guru! Bagaimana dengan mereka ini?"

Yesus berbalik dan berkata: "Biarkan mereka menunggu di tempat mereka berada. Mereka akan dihiburkan juga." Dan Ia bergegas menuju belakang naungan di mana ketiga orang yang dirundung duka berada bersama Andreas dan Yohanes.

"Perempuan lebih dulu. Marilah bersama-Ku ke dalam pagar tanam-tanaman itu. Berbicaralah tanpa takut."

"Tuhan-ku, suamiku hendak meninggalkanku demi seorang pelacur. Aku punya lima orang anak dan yang terkecil baru berusia dua tahun… Hebatlah kesedihanku… dan aku mengkhawatirkan anak-anakku… Aku tidak tahu apakah dia akan membawa mereka atau meninggalkan mereka padaku. Tentunya dia menginginkan anak-anak yang lelaki, setidaknya yang sulung… Dan aku yang telah melahirkannya tidak akan lagi memiliki kebahagiaan dapat melihatnya? Dan bagaimana tanggapan mereka terhadap ayahnya dan terhadapku? Mereka pasti berpikir jahat terhadap salah seorang dari kami. Dan aku tidak mau mereka menghakimi ayah mereka…"

"Janganlah menangis. Aku adalah Tuan atas Hidup dan atas Maut. Suamimu tidak akan menikahi perempuan itu. Pergilah dalam damai dan teruslah menjadi baik."

"Tapi… Engkau tidak akan membunuhnya? Oh! Tuhan, aku mencintainya."

Yesus tersenyum: "Aku tidak akan membunuh siapa pun. Tapi akan ada seseorang yang akan melakukan pekerjaannya. Kau harus tahu bahwa setan tidak lebih besar dari Allah. Ketika kau kembali ke kotamu kau akan mendapati bahwa seseorang telah membunuh makhluk jahat itu dan dengan cara yang begitu rupa hingga suamimu sadar akan apa yang telah dilakukannya dan akan mengasihimu kembali dengan cinta yang hidup kembali."

Si perempuan mencium tangan yang Yesus tumpangkan ke atas kepalanya dan beranjak pergi.

Seorang dari kedua laki-laki itu datang: "Aku punya seorang putri, Tuhan. Sungguh malang, dia pergi ke Tiberias bersama beberapa teman gadis dan seolah dia telah minum racun. Ketika dia kembali kepadaku dia seperti seorang perempuan gila. Dia ingin pergi dengan seorang laki-laki Yunani… dan lalu… Mengapakah dia dilahirkan? Ibunya patah hati dan mungkin akan mati merana… aku… hanya sabda-Mu, yang aku dengarkan musim dingin yang lalu, membuatku tidak membunuhnya. Tapi, aku katakan kepada-Mu, hatiku sudah mengutukinya."

"Tidak. Allah, Yang adalah Bapa, hanya mengutuk suatu dosa yang sudah dilakukan dan berdegil dilakukan. Apakah yang kau inginkan dari-Ku?"

"Agar Engkau membuatnya memperbaiki jalannya."

"Aku tidak mengenalnya dan dia tentu tidak akan datang kepada-Ku."

"Tapi Engkau dapat mengubah hatinya, juga dari jauh! Tahukah Engkau siapakah yang mengutusku kepada-Mu? Yohana istri Khuza. Dia hendak meninggalkan Yerusalem ketika aku pergi ke rumahnya untuk bertanya apakah dia mengenal si Yunani celaka itu. Aku khawatir dia mungkin tidak mengenalnya, sebab dia baik, meski dia tinggal di Tiberias, tapi karena Khuza mempunyai hubungan dengan orang-orang bukan Yahudi… Dia tidak mengenalnya. Tapi dia berkata kepadaku: 'Pergilah kepada Yesus. Ia memanggil jiwaku kembali dari tempat yang sangat jauh dan Ia menyembuhkanku, dengan panggilan itu, dari tuberculosis. Ia akan menyembuhkan juga hati putrimu. Aku akan berdoa dan kau harus punya iman.' Aku punya iman. Engkau dapat melihatnya. Kasihanilah aku, Guru."

"Putrimu sore ini akan menangis di pangkuan ibunya memohon pengampunan. Kau haruslah sebaik ibunya dan mengampuninya. Masa lalu sudah mati."

"Ya, Guru. Seturut kehendak-Mu dan semoga Engkau diberkati."

Dia berbalik untuk pergi… tapi menyusuri jejaknya kembali: "Ampuni aku, Guru… Tapi aku sangat takut. Berahi adalah iblis yang mengerikan! Berilah aku sehelai benang dari jubah-Mu. Aku akan menempatkannya di bantal putriku. Maka si iblis tidak akan menggodanya selagi dia tidur."

Yesus tersenyum dan menggelengkan kepala-Nya… tapi memuaskan si lelaki dengan berkata: "Agar pikiranmu dapat lebih tenang. Tapi kau harus percaya bahwa ketika Allah mengatakan: 'Aku menghendakinya' maka iblis pergi seketika itu juga. Jadi terimalah ini sebagai souvenir dari-Ku," dan Ia memberinya seberkas kecil dari jumbai-Nya.

Orang ketiga datang: "Guru, ayahku meninggal. Kami pikir dia punya sejumlah uang. Tapi kami tidak menemukannya. Itu mestinya bukan masalah sebab saudara-saudaraku dan aku tidak kekurangan makan. Tapi aku hidup bersama ayahku sebab aku yang sulung. Kedua saudara lelakiku sekarang menuduhku mencuri uang itu dan mereka ingin memperkarakanku di pengadilan atas pencurian. Engkau dapat melihat hatiku. Aku tidak melihat barang sekeping pun. Ayahku menyimpan uangnya dalam sebuah peti dalam sebuah wadah logam. Ketika dia meninggal kami membuka petinya tapi wadahnya tidak lagi ada di sana. Mereka mengatakan: 'Semalam, sementara kami tidur, kau mengambilnya.' Itu tidak benar. Tolonglah aku untuk memulihkan damai dan hormat kasih di antara kami."

Yesus menatap padanya dan tersenyum.

"Mengapakah Engkau tersenyum, Guru?"

"Sebab ayahmu adalah orang yang bersalah, dengan kesalahan seorang anak yang menyembunyikan mainannya khawatir kalau-kalau seseorang akan mengambilnya."

"Tapi dia bukan seorang yang kikir. Percayalah padaku. Dia seorang yang murah hati."

"Aku tahu. Tapi dia sudah sangat tua… Itu adalah penyakit orang lanjut usia… Dia ingin menyimpannya untuk kalian, dan kerena terlalu mencintai, dia menyebabkan kalian berselisih satu sama lain. Tapi wadah itu ditanam di kaki anak tangga gudang bawah tanah. Aku mengatakannya padamu supaya kamu tahu bahwa Aku tahu. Sementara Aku berbicara kepadamu, oleh kebetulan semata, adikmu, dengan memukul tanah dalam murka, menyebabkan tanah bergetar dan demikianlah mereka menemukannya dan mereka sekarang merasa malu dan menyesal telah mempersalahkanmu. Pulanglah ke rumah dengan pikiran tenang dan bersikaplah baik terhadap mereka. Janganlah mencela mereka karena kurangnya hormat kasih dalam diri mereka."

"Tidak, Tuhan-ku. Aku tidak akan melakukannya. Tapi aku tidak akan pulang, aku akan tinggal di sini untuk mendengarkan Engkau. Aku akan pergi besok."

"Dan kalau mereka mengambil uangnya?"

"Engkau katakan bahwa kita harus tidak serakah. Aku tidak ingin serakah. Cukuplah bagiku jika ada damai di antara kami. Sebaliknya… Aku tidak tahu berapa banyak uang yang ada dalam wadah itu dan dengan demikian aku tidak akan menderita apabila ada indormasi yang bertentangan dengan kebenaran. Dan aku pikir bahwa uang itu dapat saja sudah hilang… Aku akan hidup sekarang, seperti aku hidup sebelumnya, andai mereka menyangkal hakku. Sudahlah cukup apabila mereka tidak menyebutku pencuri."

"Kau maju baik di jalan Allah. Majulah terus dan damai sertamu."   

Dan juga orang itu pergi dengan bahagia.

Yesus kembali kepada orang banyak, kepada orang-orang miskin dan memberikan kepada mereka amal kasih seturut penilaian-Nya sendiri. Semua orang sekarang bahagia dan Yesus dapat berbicara.  

"Damai sertamu.

Aku menjelaskan jalan-jalan Tuhan kepada kalian, supaya kalian mengikutinya. Dapatkah kamu mengikuti jalan yang menurun di sebelah kanan, dan sekaligus mengikuti jalan yang di sebelah kiri? Kamu tidak dapat. Sebab jika kamu mengambil jalan yang satu kamu harus meninggalkan yang lain. Bahkan meski kedua jalan itu berdekatan kamu tidak dapat berjalan selangkah pun dengan satu kaki di jalan yang satu dan satu kaki di jalan yang lain. Kamu akhirnya akan kecapaian dan melakukan kesalahan, bahkan meski ada taruhan untuk itu. Akan tetapi antara jalan Allah dan jalan Setan terbentang suatu jarak yang lebar, yang menjadi semakin lebar, seperti kedua jalan yang berasal dari atas sini, tapi sementara keduanya menuruni lembah, keduanya semakin jauh satu sama lain, sebab yang satu menuju Kapernaum dan yang lainnya menuju Ptolomais.

Demikianlah hidup, yang mengangkangi masa silam dan masa mendatang, yang baik dan yang jahat. Manusia berada di tengah dengan kuasa kehendak dan kehendak bebasnya; pada akhirnya, pada satu sisi ada Allah dan Surga-Nya, pada sisi yang lain ada Setan dan Nerakanya. Manusia dapat memilih. Tidak ada yang memaksanya. Jangan katakan pada-Ku: 'Setan mencobai kami' sebagai suatu dalih untuk turun menuju jalan yang rendah. Juga Allah mencobai dengan kasih-Nya, yang sangatlah kuat, dengan sabda-Nya, yang teramat kudus, dengan janji-janji-Nya, yang teramat memikat hati! Jadi mengapakah kalian membiarkan diri kalian dicobai oleh satu saja dari keduanya, oleh yang paling tidak layak didengarkan? Apakah sabda, janji-janji, kasih Allah tidak cukup untuk menangkal racun Setan?  

Pikirkan bahwa itu bukan untuk kebaikan kalian. Ketika seorang secara jasmani sangat sehat, dia tidak imun terhadap penyakit menular, melainkan mengatasinya dengan mudah. Sementara apabila seorang sudah sakit dan sebagai konsekuensinya lemah, dia akan hampir pasti mati jika tertular suatu infeksi baru, dan apabila dia bertahan, dia akan sakit terlebih parah dari sebelumnya sebab darahnya kekurangan kekuatan untuk membasmi kuman-kuman penyakit menular itu sepenuhnya. Hal yang sama berlaku untuk hal rohani. Apabila seorang secara moral dan rohani sehat dan kuat, kalian dapat pastikan bahwa dia tidak bebas dari pencobaan-pencobaan, tetapi yang jahat tidak berakar dalam dirinya. Apabila Aku mendengar orang berkata kepada-Ku: 'Aku mendekati orang ini dan orang itu, aku membaca buku ini dan buku itu, aku berupaya untuk membujuk orang ini dan orang itu untuk berbuat baik, tapi pada kenyataannya yang jahat yang ada dalam pikiran mereka dan dalam hati mereka, yang jahat yang ada dalam buku, memasuki hatiku,' maka Aku menyimpulkan: 'Yang membuktikan bahwa kamu sudah menciptakan dalam dirimu sendiri suatu tanah yang cocok untuk dirembesi. Yang membuktikan bahwa kamu seorang lemah yang kurang dalam kekuatan moral dan rohani. Sebab kita harus mengambil yang baik juga dari para musuh kita. Dengan mengamati kesalahan-kesalahan mereka, kita harus belajar untuk tidak jatuh dalam kesalahan yang sama. Seorang yang berinteligensi tidak menjadi bahan tertawaan dari doktrin pertama yang dia dengar. Seorang yang dipenuhi dengan suatu doktrin tidak dapat menyediakan ruang dalam pikirannya untuk yang lainnya. Ini menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika orang berupaya untuk meyakinkan mereka, yang sudah terbujuk oleh doktrin-doktrin lain, untuk mengikuti Doktrin sejati. Tapi jika kamu mengakui bahwa kamu mengubah-ubah pikiranmu seperti penunjuk arah angin, Aku dapat lihat bahwa kamu sama sekali kosong, bahwa benteng rohanimu dipenuhi celah, bahwa bendungan pikiranmu bocor di beratus-ratus tempat, melalui mana air yang baik mengalir keluar dan air yang kotor mengalir masuk dan kamu begitu bodoh dan tanpa semangat hingga kamu bahkan tidak menyadarinya dan kamu tidak melihatnya. Kamu adalah seorang celaka.'

Dari kedua jalan itu, karenanya, pilihlah yang baik dan majulah di sana dengan menolak bujuk rayu indera, dunia, pengetahuan, iblis. Tinggalkan iman yang suam-suam kuku, kompromi, perjanjian dengan dua orang -yang satu berlawanan dengan yang lainnya-, pada orang-orang dunia. Mereka, juga, seharusnya menghindarinya, jika mereka jujur. Setidaknya kalian, umat Allah, harus menghindarinya. Kamu tidak dapat melakukannya baik dengan Allah ataupun dengan Mamon. Kalian haruslah tidak melakukannya dengan diri kalian sendiri, sebab hal itu tidak ada nilainya. Jika perbuatan-perbuatanmu merupakan percampuran antara yang baik dan yang jahat, perbuatan-perbuatan itu apapun juga tidak ada nilainya. Sepenuhnya yang baik akan dibatalkan oleh yang jahat. Yang jahat akan menghantarmu langsung masuk ke dalam pelukan sang Musuh. Karenanya, jangan ijinkan itu terjadi. Berlakulah setia dalam pelayananmu. Tidak seorang pun dapat melayani dua tuan dengan dua jalan pikiran yang berbeda. Dia akan entah mengasihi yang satu dan membenci yang lain atau sebaliknya. Kamu tidak dapat sekaligus menjadi milik Allah atau milik Mamon. Roh Allah tidak dapat didamaikan dengan roh dunia. Yang pertama naik, yang terakhir turun. Yang pertama menguduskan, yang terakhir merusakkan. Dan jika kamu rusak, bagaimana dapat kamu bertindak dengan kemurnian? Nafsu indera bernyala-nyala dalam diri orang-orang rusak dan berahi-berahi lainnya mengikuti nafsu indera.

Kalian sudah tahu bagaimana Hawa dirusakkan dan bagaimana Adam menjadi rusak melalui dia. Setan mencium mata si perempuan dan memikatnya, sehingga setiap aspek, yang sejauh itu murni, menjadi cemar baginya dan membangkitkan keingin-tahuan yang aneh. Kemudian Setan mencium telinganya dan membukanya untuk perkataan-perkataan dari suatu pengetahuan yang baru: perkataannya. Juga pikiran Hawa ingin mengetahui apa yang tidak perlu. Kemudian Setan menunjukkan pada mata dan pikirannya, yang sekarang bangun terhadap yang Jahat, apa yang sebelumnya belum mereka lihat atau mengerti, dan semuanya dalam Hawa menjadi tajam dan rusak. Dan si Perempuan pergi kepada si Laki-laki, menyingkapkan rahasianya dan membujuk Adam untuk mencicipi buah yang baru, yang begitu indah dipandang mata dan begitu dengan keras dilarang sejauh itu. Dan Hawa mencium Adam dan menatap padanya dengan mulut dan mata yang sudah dicemarkan oleh ketidakteraturan suram Setan. Dan kerusakan merasuki Adam yang melihat, dan melalui matanya dia menginginkan apa yang dilarang dan dia menggigitnya bersama penolongnya dan jatuh dari ketinggian yang begitu luhur ke dalam lumpur.

Seorang yang rusak akan menarik orang lain pada kerusakan, terkecuali orang lain itu adalah seorang kudus dalam arti kata yang sebenarnya.

Jagalah matamu, manusia. Baik mata tubuhmu maupun mata pikiranmu. Jika mata itu rusak, mata tidak dapat tidak merusakkan semua lainnya. Mata adalah terang dari tubuh. Pikiranmu adalah terang dari hatimu. Tetapi jika matamu tidak murni - sebab karena organ-organ tunduk pada pikiran, suatu pikiran yang rusak akan merusakkan juga indera dan semua yang dalam dirimu akan menjadi gelap, dan suatu kabut yang membujuk rayu akan menciptakan fantasi-fantasi cemar dalam dirimu. Semuanya murni dalam dia yang mempunyai pikiran yang murni yang membangkitkan pandangan yang murni, dan terang Allah turun sebagai tuan di mana tidak ada halangan dari indera. Tapi jika karena keinginan jahat kamu telah membiasakan matamu pada pandangan-pandangan yang tidak teratur, semuanya akan menjadi gelap dalam dirimu. Sia-sia saja kamu akan melihat pada hal-hal yang paling suci. Dalam kegelapan hal-hal yang paling suci itu bukan apa-apa selain kekelaman dan kekelaman akan menjadi perbuatan-perbuatan yang dilakukan olehmu.

Oleh sebab itu, wahai anak-anak Allah, pertahankanlah dirimu terhadap dirimu sendiri. Jagalah dirimu sendiri dengan tekun terhadap segala pencobaan. Tidak ada kejahatan dalam dicobai. Seorang atlit mempersiapkan dirinya untuk menang dalam pertandingan. Tapi adalah jahat untuk dikuasai oleh sebab kamu tidak siap dan kamu lalai. Aku tahu bahwa segala sesuatu dapat menjadi suatu pencobaan. Aku tahu bahwa mempertahankan diri itu menghabiskan tenaga. Aku tahu bahwa adalah meletihkan harus bergulat. Tapi pikirkanlah akan apa yang akan kamu peroleh melalui hal-hal ini. Dan untuk satu jam kesenangan, apapun mungkin itu bentuknya, bersediakah kamu kehilangan suatu kedamaian abadi? Apakah yang ditinggalkan oleh kesenangan daging, emas, pikiran bagimu? Tidak ada. Apakah yang kamu dapatkan dengan menolaknya? Semuanya. Aku berbicara kepada para pendosa, sebab manusia adalah seorang pendosa. Baik, katakan sejujurnya kepada-Ku: sesudah memuaskan inderamu, kesombonganmu, ketamakanmu, apakah kamu merasa lebih segar, lebih bahagia, lebih selamat? Pada saat sesudah kepuasanmu, yang adalah selalu saat permenungan, apakah kamu dengan setulus hati merasa bahwa kamu bahagia? Aku tidak pernah merasakan roti sensualitas. Tapi aku akan menjawab atas nama kalian: 'Tidak. Keletihan, ketidakbahagiaan, ketidakpastian, kemuakan, ketakutan, kegelisahan: itulah jus yang diperas dari saat yang dihabiskan dalam kesenangan.'    

Tapi Aku minta dengan sangat kepada kalian: sementara Aku katakan kepada kalian: 'Jangan pernah lakukan itu', Aku juga katakan kepada kalian: "Janganlah menjadi keras terhadap mereka yang melakukan kesalahan.' Ingatlah bahwa kalian semua adalah saudara, yang dijadikan dari satu daging dan satu jiwa. Pikirkanlah bahwa ada banyak alasan mengapa orang dihantar pada dosa. Berbelas-kasihanlah terhadap para pendosa dan berbaik-hatilah menolong mereka dan membawa mereka kembali kepada Allah, dengan menunjukkan kepada mereka bahwa jalan yang sudah mereka tempuh itu penuh bahaya bagi daging, pikiran dan roh. Lakukan itu dan kamu akan menerima ganjaran yang besar… Sebab Bapa Yang di Surga adalah Maharahim terhadap orang-orang baik dan Ia tahu bagaimana memberimu seratus kali lipat untuk satu. Sekarang Aku katakan kepada kalian…"

Dan di sini Yesus mengatakan padaku bahwa aku harus menyalin penglihatan tertanggal 12 Agustus 1944, dari baris 35 hingga selesai, yakni hingga keberangkatan Maria Magdalena.    




12 Agustus 1944  

Yesus bersabda: "Lihat dan tulislah. Adalah Injil Kerahiman yang Aku berikan kepada semua orang dan khususnya kepada para perempuan yang akan mengenali diri mereka sendiri dalam diri si pendosa dan yang Aku undang untuk mengikuti si pendosa dalam penebusannya."

Yesus berdiri di atas sebuah batu karang dan sedang berbicara kepada khalayak ramai. Suatu tempat yang bergunung-gunung. Suatu bukit terpencil, di antara dua lembah. Puncak bukit berbentuk seperti sebuah kuk, atau tepatnya, sebuah punuk unta, sehingga beberapa yard dari puncak terdapat sebuah panggung alami di mana suara menggema dengan jelas seperti dalam suatu aula konser yang dibangun dengan baik.

Bukit sepenuhnya berbunga. Pastilah saat itu musim panas. Panenan di bawah di dataran mulai masak dan hampir siap dituai. Gletser dari sebuah gunung tinggi di utara berkilauan dalam cahaya matahari. Tepat di bawah, ke arah timur, Laut Galilea tampak bagai sebuah cermin yang terpecah menjadi pecahan-pecahan yang tak terhitung banyaknya; masing-masingnya bak sebuah batu safir yang dinyalakan oleh matahari. Kelap-kelip biru-keemasannya menyilaukan dan merefleksikan beberapa gumpal awan halus di langit yang sangat jernih serta bayangan dari beberapa layar yang meluncur. Di atas Danau Genesaret ada suatu dataran yang sangat luas, yang karena suatu kabut tipis dekat tanah, yang diakibatkan mungkin oleh penguapan embun - sesungguhnya saat itu pastilah masih pagi sebab rerumputan di gunung masih bertaburkan butiran-butiran berlian embun yang berkilau pada batang-batangnya - kelihatan seperti kelanjutan dari danau dengan warna seperti opal bergurat-gurat hijau. Jauh di belakang ada barisan pegunungan, yang sisinya sungguh aneh seolah memberi kesan akan awan-awan yang digoreskan pada langit jernih.

Sebagian orang duduk di atas rerumputan, sebagian di atas bebatuan besar, sebagian berdiri. Kolega apostolik tidak lengkap. Aku dapat melihat Petrus dan Andreas, Yohanes dan Yakobus, dan aku dapat mendengar dua yang lain yang dipanggil sebagai Natanael dan Filipus. Lalu ada satu yang tidak di kelompok. Mungkin dia adalah yang terakhir datang: mereka memanggilnya Simon. Yang lainnya tidak ada di sana, terkecuali mereka berada di antara orang banyak dan aku tidak dapat melihat mereka.

Khotbah sudah dimulai. Aku mengerti bahwa itu adalah Khotbah di Gunung. Tapi Sabda Bahagia sudah diwartakan. Akan aku katakan bahwa khotbah sudah mendekati akhir sebab Yesus berkata: "Lakukan itu dan kamu akan menerima ganjaran yang besar… Sebab Bapa Yang di Surga adalah Maharahim terhadap orang-orang baik dan Ia tahu bagaimana memberimu seratus kali lipat untuk satu. Sekarang Aku katakan kepada kalian…"

Ada kehebohan besar di antara orang banyak yang melingkar memadati jalan yang menuju ke tablo. Orang-orang yang paling dekat dengan Yesus memalingkan kepala mereka. Perhatian semua orang teralih. Yesus berhenti berbicara dan mengarahkan mata-Nya ke arah yang sama seperti yang lainnya. Ia kelihatan serius dan tampan dalam jubah biru tua-Nya, kedua tangan-Nya terlipat di depan dada-Nya sementara berkas-berkas cahaya matahari pertama yang muncul di atas puncak timur bukit menyinari kepala-Nya.

"Beri jalan, kalian rakyat jelata," teriak suara marah seseorang. "Beri jalan untuk si cantik yang lewat…" dan empat lelaki pesolek, berpakaian keren, maju, seorang di antaranya jelas seorang Romawi, sebab dia mengenakan jubah Romawi; mereka memanggul Maria Magdalena, yang masih seorang pendosa besar, dengan penuh kemenangan di atas tangan mereka, yang saling disilangkan membentuk sebuah tempat duduk.

Dan Maria tersenyum dengan bibirnya yang indah, menolehkan kepalanya dan rambut keemasannya, yang seluruhnya dijalin dan berombak-ombak dengan dijepit oleh jepit-jepit rambut yang mahal harganya dan sebentuk daun emas pucat bertahtakan mutiara-mutiara, yang melingkari bagian atas dahinya bagai sebuah mahkota, darimana keriting-keriting halus kecil terjuntai menutupi matanya yang mempesona, yang dibuat lebih lebar dan lebih menggoda dengan riasan lembut. Mahkota menghilang di balik telinganya, di bawah banyak jalinan-jalinan rambut di balik leher putih saljunya yang sama sekali telanjang. Dan ketelanjangannya diperluas sangat terlebih jauh dari sekedar leher. Bahunya terbuka hingga ke tulang belikatnya dan payudaranya bahkan terlebih lagi. Gaunnya dipasangkan pada kedua bahunya dengan dua rantai emas kecil. Sama sekali tanpa lengan. Tubuhnya dibalut, dapat dikatakan, oleh selembar selubung yang bertujuan hanya untuk melindungi kulitnya dari terik matahari. Gaun itu terbuat dari bahan yang sangat tipis dan apabila dia menggerakkan tubuhnya ke belakang, karena dorongan cinta, terhadap seorang atau yang lainnya dari para kekasihnya, dia tampak seolah melakukannya sama sekali telanjang. Aku mendapat kesan bahwa si orang Romawi adalah yang paling disukainya, sebab dia terlebih sering memandang dan tersenyum padanya dan mengistirahatkan kepalanya pada bahu si Romawi.         

"Kerinduan sang dewi telah dipuaskan," kata si Romawi. "Romawi telah bertindak sebagai suatu tumpuan bagi Venus yang baru. Di sana, ada sang Apollo yang ingin kau lihat. Karenanya, rayulah Ia… tapi tinggalkanlah sedikit remah-remah dari pesonamu juga kepada kami."  

Maria tertawa dan dengan suatu gerakan lincah yang menghebohkan dia melompat turun ke tanah, mempertontonkan kaki mungilnya yang beralaskan sandal putih dengan tali-tali keemasan, pula kakinya yang indah semampai. Lalu seluruh gaunnya menutupi keseluruhan tubuhnya. Sesungguhnya gaunnya adalah sehelai kain wool putih salju yang sangat lebar dan setipis sehelai kerudung, yang dikencangkan pada pinggang, sangat rendah, dekat pinggulnya, oleh sebuah ikat pinggang besar terbuat dari ornamen keemasan yang lentur. Dan dia berdiri di atas dataran tinggi, di mana terdapat hamparan bunga-bunga lilly dari lembah dan narcissi liar, bagai sekuntum bunga dari daging, sekuntum bunga cemar, yang telah dimunculkan di sana oleh sihir.

Dia sungguh luar biasa cantik. Bibir mungilnya yang merah lembayung kelihatan bak bukaan merah sekeliling barisan giginya yang putih sempurna. Wajah dan tubuhnya akan memuaskan pelukis ataupun pemahat yang paling perfeksionis, baik karena warna kulitnya maupun figur tubuhnya. Dengan payudara yang montok, pinggulnya yang sempurna proporsional, pinggangnya yang ramping gemulai alami dipadukan dengan pinggul dan payudaranya, dia sungguh tampak bak seorang dewi, seperti dikatakan si Romawi, seorang dewi yang dipahat pada sebuah batu pualam bersemu merah muda, yang pada sisi-sisinya dikenakan sehelai kain dan lalu kain menggantung di bagian depannya dalam banyak lipatan-lipatan. Semuanya telah dirancangkan sempurna demi memuaskan yang melihatnya.

Yesus menatap padanya. Dan dia dengan menantang melawan tatapan-Nya sementara dia tersenyum dan sedikit bergoyang-goyang sebab si Romawi menggelitiknya, dengan menggoreskan ke atas bahunya yang telanjang dan payudaranya sekuntum lily yang dipetik di antara rerumputan. Maria dengan berpura-pura marah, mengangkat selubungnya seraya berkata: "Hormatilah kesucianku" yang menyebabkan keempat lelaki tertawa terbahak-bahak.

Yesus terus menatapnya. Segera sesudah bising tawa mereda, Yesus kembali berbicara, seolah penampakan si perempuan telah menyalakan api khotbah, yang berkurang intensitasnya pada bagian akhir, dan tidak lagi menatap padanya. Ia sebaliknya menatap para pendengar-Nya yang kelihatan malu dan gempar oleh peristiwa itu.   

Yesus bersabda: "Aku katakan pada kalian untuk setia pada Hukum, untuk rendah hati dan berbelas-kasihan, untuk mengasihi tidak hanya saudara-saudaramu sedarah-daging melainkan juga mereka yang adalah saudara-saudara karena mereka dilahirkan, sepertimu, dari manusia. Aku katakan pada kalian bahwa pengampunan adalah lebih baik dari permusuhan, bahwa cinta kasih adalah lebih baik dari kedegilan. Tapi sekarang Aku katakan pada kalian bahwa kalian haruslah tidak mengutuk terkecuali kamu bebas dari kesalahan yang hendak kamu kutuk. Janganlah berperilaku seperti para ahli Taurat dan kaum Farisi yang keras terhadap semua orang terkecuali terhadap diri mereka sendiri, yang menyebut cemar apa yang lahiriah dan hanya dapat mengontaminasikan apa yang lahiriah dan lalu mereka menerima kecemaran dalam kedalaman lubuk hati mereka.

Allah tidak tinggal bersama yang cemar. Sebab kecemaran merusakkan apa yang adalah milik Allah: jiwa-jiwa, dan teristimewa jiwa anak-anak yang adalah malaikat-malaikat yang tersebar di bumi. Celakalah mereka yang mengoyakkan sayap-sayap anak-anak dengan kekejian binatang setani dan mencampakkan bunga-bunga Surgawi itu ke dalam lumpur, dengan membiarkan anak-anak mencicipi rasa dari hal-hal jasmani! Celakalah… Adalah lebih baik jika mereka mati disambar petir daripada melakukan dosa macam itu!

Celakalah kalian, orang-orang yang kaya dan bergaya hidup pesta-pora! Sebab di kalangan kalianlah kecemaran terbesar berkembang pesat dan kemalasan dan uang adalah ranjang dan bantalnya! Kalian sekarang kenyang. Makanan nafsu jasmani sampai ke tenggorokanmu dan mencekikmu. Tapi kalian akan lapar. Dan kelaparanmu akan sangatlah dahsyat, tak terpuaskan dan tak dapat diredakan untuk selama-lamanya. Sekarang kalian kaya. Betapa banyak kebaikan yang seharusnya dapat kamu lakukan dengan kekayaanmu! Sebaliknya kamu melakukan sangat banyak kerusakan baik terhadap dirimu sendiri maupun terhadap orang-orang lain. Akan tetapi kamu akan mengalami kemiskinan yang mengerikan pada suatu hari yang tanpa akhir. Sekarang kamu tertawa. Kamu pikir kamu menang. Tapi airmatamu akan memenuhi kolam-kolam Gehenna. Dan airmatamu tiada akan pernah berhenti mengalir.

Di manakah perzinahan bernaung? Di manakah kerusakan gadis-gadis muda bersembunyi? Siapakah yang punya dua atau tiga ranjang amoral, di samping ranjang perkawinannya sendiri, di atas mana dia menghamburkan uangnya dan menyia-nyiakan kekuatan dari tubuh sehat yang dianugerahkan Allah kepadanya supaya dia dapat bekerja untuk keluarganya dan tidak untuk meletihkan dirinya sendiri melalui persatuan cemar yang menempatkannya di bawah binatang-binatang najis? Kamu mendengar ada dikatakan: 'Jangan berzinah.' Tapi Aku katakan kepadamu bahwa laki-laki yang menatap pada seorang perempuan dengan berahi, bahwa perempuan yang ingin berhubungan dengan seorang laki-laki, sudah melakukan perzinahan dalam hatinya, hanya karena itu. Tidak ada alasan yang dapat membenarkan persetubuhan di luar perkawinan. Tidak ada. Pula dalam hal ditinggalkan atau tidak diakui oleh seorang suami. Pula demi alasan iba terhadap perempuan yang tidak diakui suaminya. Kamu punya hanya satu jiwa. Ketika jiwamu itu dipersatukan dengan suatu jiwa lain melalui suatu janji setia, janganlah berdusta. Jika tidak, tubuh indah yang untuknya kamu berdosa akan pergi bersamamu, wahai jiwa-jiwa cemar, ke dalam api yang tak terpadamkan. Mutilasi tubuhmu, daripada membunuhnya untuk selamanya dengan mengirimnya ke neraka. Bangkitkan perasaan moralmu, wahai orang-orang kaya, wadah jijik kejahatan, supaya kamu tidak menjijikkan Surga…"

Maria, yang pada awalnya mendengarkan dengan wajah yang adalah suatu mimpi memikat dan ironis, dengan sesekali tersenyum mengejek, pada akhir khotbah menjadi merah padam penuh murka. Dia sadar bahwa meski Yesus tidak menatap padanya, Ia berbicara kepadanya. Ia menjadi semakin merah padam dan memberontak dan pada akhirnya tak dapat tahan lagi.          

Dengan marah dia menyelubungi dirinya dengan selubungnya dan dengan diikuti oleh tatapan mata khalayak ramai yang mengejeknya dan oleh suara Yesus yang mengejarnya, dia berlari menuruni lereng gunung, dengan meninggalkan koyakan-koyakan gaunnya pada semak-semak berduri dan semak-semak dogrose yang tumbuh di tepi jalanan, dengan tertawa karena marah dan mencemooh.

Aku tidak melihat apapun lagi. Tapi Yesus bersabda: "Kau akan melihat lebih banyak."  




29 Mei 1945    

Yesus kembali berbicara: "Kalian sangat marah atas apa yang terjadi. Selama dua hari naungan kita, yang tinggi di atas lumpur, telah dikacaukan oleh desis Setan. Oleh karenanya bukan lagi sebuah naungan dan kita akan meninggalkannya. Tapi Aku ingin mengakhiri kode dari 'yang paling sempurna' itu di kaki langit yang luas dan indah ini. Allah sungguh hadir di sini dalam kemuliaan sang Pencipta, dan dengan menyaksikan karya-Nya yang mengagumkan kita dapat yakin percaya bahwa Ia dan bukan Setan yang adalah Tuan. Yang Jahat tidak dapat menciptakan bahkan seberkas rumput. Tapi Allah dapat melakukan semuanya. Ini hendaknya menghibur kita. Tapi kalian semua sudah terbakar matahari. Dan itu berbahaya. Menyebarlah ke lereng-lereng gunung di mana ada naungan dan sejuk. Santaplah makanan kalian, jika kalian mau. Aku akan berbicara lagi kepada kalian mengenai subyek yang sama. Banyak hal telah menghambat kita. Tapi janganlah menyesalinya. Kalian bersama Allah di sini."

Khalayak ramai berteriak: "Ya. Bersama Engkau" dan mereka bergerak ke bawah semak belukar yang tersebar di sisi timur sehingga lereng bukit dan cabang-cabang pepohonan menaungi mereka dari matahari, yang sudah terlalu terik.

Sementara itu Yesus meminta Petrus untuk membongkar kemah.

"Apakah kita sungguh akan pergi?"

"Ya."

"Sebab dia datang?..."

"Ya, tapi jangan katakan pada siapa pun, terutama Zelot. Dia akan sedih karena Lazarus. Aku tak dapat membiarkan sabda Allah dicemooh oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah…"

"Aku mengerti, aku mengerti…"

"Baik, ada hal lain yang perlu kau mengerti."

"Yang mana, Guru?"

"Bahwa adalah perlu untuk diam dalam perkara-perkara tertentu. Jangan lupa itu. Kau sangat tersayang, tapi kau juga terlalu memperturutkan kata hati hingga menyeletukkan kritik-kritik pedas."

"Aku mengerti… Engkau tidak ingin Lazarus dan Simon…"

"Dan yang lainnya juga."

"Apakah Engkau pikir akan ada hari ini?"

"Hari ini, esok, lusa, selalu. Akan selalu perlu untuk waspada terhadap kesembronoan Simon-Ku anak Yohanes. Pergilah sekarang dan lakukan apa yang sudah Aku katakan padamu."

Petrus pergi dengan memanggil rekan-rekannya untuk membantunya.

Iskariot termenung di sebuah pojok. Yesus memanggilnya hingga tiga kali, tapi dia tidak mendengar. Akhirnya dia berbalik: "Engkau memanggilku, Guru?" tanyanya.

"Ya, pergi dan bawa makananmu dan bantulah rekan-rekanmu."

"Aku tidak lapar. Engkau juga tidak."

"Aku juga tidak, tapi untuk alasan-alasan yang lain. Apakah kau sedih, Yudas?"

"Tidak, Guru. Aku lelah…"

"Kit sekarang akan pergi ke danau dan lalu ke Yudea, Yudas. Ke tempat ibumu, seperti Aku janjikan padamu…"

Yudas bergembira. "Apakah Engkau sungguh datang hanya bersamaku?"

"Tentu saja. Kasihilah Aku, Yudas. Aku ingin kasih-Ku tetap seperti itu dalam dirimu guna melindungimu dari segala yang jahat."

"Guru… Aku seorang manusia. Aku bukan seorang malaikat. Terkadang aku merasa lelah. Apakah berdosa merasakan perlunya tidur?"

"Tidak, asalkan kau tidur di dada-Ku. Lihatlah di sana betapa gembiranya orang-orang dan betapa indahnya pemandangan dari sini. Juga Yudea pastilah indah saat musim semi."

"Paling indah, Guru. Tapi musim semi, di sana, di pegunungan, yang lebih tinggi dari di sini, datang lebih belakangan. Tapi ada bunga-bungaan yang indah. Kebun-kebun apel yang menakjubkan. Kebun apelku, yang dirawat oleh ibuku, adalah satu dari yang paling indah. Dan apabila dia berjalan-jalan di dalamnya, dengan burung-burung merpati mengikutinya untuk mendapatkan jagung, percayalah padaku, sungguh suatu pemandangan yang dapat menyejukkan hati-Mu."  

"Aku pecaya padamu. Jika BundaKu tidak terlalu letih, Aku ingin mengajak-Nya menemui ibumu. Mereka akan saling mengasihi, sebab mereka berdua baik."

Yudas, terpikat oleh gagasan ini, bergembira dan lupa bahwa "dia tidak lapar dan dia lelah" dan dia berlari gembira menuju rekan-rekannya dan sebab dia tinggi, dia menguraikan simpul-simpul yang paling atas tanpa kesulitan dan menyantap rotinya dan buah-buah zaitunnya, segembira seorang kanak-kanak.

Yesus memandang padanya penuh belas-kasihan dan lalu pergi menjumpai para rasul.

"Ini sedikit roti, Guru. Dan sebutir telur. Aku membuat orang kaya yang di sana itu, yang mengenakan jubah merah, memberikannya padaku. Aku katakan padanya: 'Kau mendengarkan dan kau menjadi lapar. Ia berbicara dan dia kehabisan tenaga. Berilah aku sebutir dari telur-telurmu. Telur itu akan jauh lebih berguna untuk-Nya daripada untukmu."

"Petrus!"

"Tidak, Tuhan. Engkau sepucat seorang bayi yang menyusu dari payudara yang kering, dan Engkau menjadi sekurus ikan sesudah masa kawin. Biar aku mengurusnya. Aku tidak ingin harus mengecam diriku sendiri. Aku akan menempatkan telurnya di bawah abu hangat dari kayu-kayu api yang aku bakar, dan Engkau akan menyantapnya. Tidak tahukah Engkau… berapa? pastinya berminggu-minggu kita menyantap hanya roti dan buah-buah zaitun dan sedikit susu. Hmm!... Orang dapat katakan bahwa kita menyiksa diri kita sendiri. Dan Engkau makan lebih sedikit dari semua orang dan berbicara untuk semua orang. Ini telurnya. Makanlah sementara masih hangat, itu baik untuk-Mu."

Yesus taat dan melihat bahwa Petrus menyantap hanya roti saja, Ia bertanya:    

"Dan bagaimana denganmu? Di manakah buah-buah zaitunmu?"

"Ssst! Aku membutuhkannya untuk nanti. Aku menjanjikannya pada mereka."

"Pada siapa?"

"Pada beberapa anak. Tapi jika mereka tidak diam hingga akhir, aku akan memakan buah-buah zaitunnya dan memberikan batu pada mereka, yaitu pukulan."

"Sungguh sangat bagus!"

"Ehi! Aku tidak akan pernah berbuat begitu. Tapi jika kita tidak mengatakan demikian… Aku sendiri yang akan mendapatkan sangat banyak pukulan, dan jika mereka memberiku semua pukulan yang patut bagiku atas semua kejahilanku, aku seharusnya mendapatkan sepuluh kali lipatnya! Tapi mereka baik terhadap-Mu. Aku seperti ini sebab aku sudah membujuk mereka."

Mereka semua tertawa atas ketulusan sang rasul.   

"Guru, aku ingin mengingatkan Engkau bahwa hari ini adalah hari Jumat dan bahwa orang-orang ini… aku tidak tahu apakah mereka akan dapat memperoleh makanan sebelum saatnya untuk besok atau tiba di rumah mereka," kata Bartolomeus.

"Itu benar. Besok adalah hari Jumat!" beberapa dari mereka berkata.

"Tidak masalah. Allah akan menyediakan. Tapi kita akan memberitahu mereka."

Yesus berdiri dan pergi ke tempat-Nya yang baru, di tengah khalayak ramai yang tersebar di semak belukar. "Pertama-tama Aku ingin mengingatkan kalian bahwa hari ini adalah hari Jumat. Aku katakan bahwa mereka yang khawatir kalau-kalau mereka tidak dapat tiba di rumah mereka sebelum saatnya dan tidak berada dalam posisi percaya bahwa Allah akan menyediakan makanan bagi anak-anak-Nya besok, hendaknya segera pergi, supaya mereka tidak masih berada di jalanan saat matahari terbenam."

Dari segenap orang banyak di sana, sekitar limapuluh orang bangkit berdiri. Semua yang lainnya tetap di tempat mereka berada.

Yesus tersenyum dan mulai berbicara.  

"Kalian mendengar bahwa pada masa silam dikatakan: 'Jangan Berzinah.' Mereka yang di antara kalian telah mendengarkan Aku di tempat-tempat lain tahu bahwa Aku telah berbicara mengenai dosa itu beberapa kali. Sebab, lihat, menurut pendapat-Ku, itu adalah dosa yang bukan untuk satu orang saja, melainkan untuk dua atau tiga orang. Aku akan memperjelas perkataan-Ku. Seorang pezinah berdosa sehubungan dengan dirinya sendiri, dia berdosa sehubungan dengan pasangannya, dan dosa mengakibatkan istri atau suami yang dikhianati berbuat dosa, mereka sesungguhnya dapat dihantar pada keputus-asaan atau melakukan suatu kejahatan. Itu sehubungan dengan dosa yang sudah dilakukan. Tapi Aku akan berkata lebih jauh. Aku katakan: 'Bukan hanya dosa yang sudah dilakukan, tetapi keinginan untuk melakukannya sudah merupakan dosa.' Apakah itu perzinahan? Adalah dengan sangat menginginkan dia laki-laki, yang bukan milik kita, atau dia perempuan, yang bukan milik kita. Orang mulai berdosa dengan menginginkan, dilanjutkan dengan menggoda, dan melengkapinya dengan bujuk-rayu, memahkotainya dengan perbuatan.  

Bagaimana orang memulainya? Pada umumnya dengan suatu tatapan yang cemar. Dan itu bertalian dengan apa yang Aku katakan sebelumnya. Mata yang cemar melihat apa yang tersembunyi bagi mata yang murni dan melalui mata dahaga memasuki kerongkongan, lapar memasuki tubuh dan menggolakkan darah. Dahaga, lapar dan gejolak daging. Mabuk kepayang pun dimulai. Apabila orang yang dipandang adalah seorang yang jujur, dia yang memandang dengan mabuk kepayang akan ditinggalkan sendirian dalam keadaan gelisah, atau akan dia mencemarkan nama baiknya sebagai balas dendam. Jika orang yang dipandang juga tidak jujur, dia akan membalas tatapan dan turun ke dalam dosa pun dimulai.

Oleh sebab itu Aku katakan kepada kalian: 'Jika seorang laki-laki melihat seorang perempuan dengan berahi, dia sudah melakukan perzinahan dengan perempuan itu sebab pikirannya sudah melakukan perbuatan dari keinginannya.' Jika mata kananmu menyebabkanmu berdosa, cungkillah dan buanglah. Adalah lebih baik bagimu menjadi tanpa satu mata daripada dicampakkan ke dalam kegelapan neraka untuk selamanya. Dan jika tangan kananmu menyebabkanmu berdosa, penggallah dan buanglah, karena adalah lebih aman bagimu kehilangan satu anggota tubuhmu daripada seluruh tubuhmu masuk neraka. Memang benar bahwa ada tertulis bahwa orang-orang yang cacat tidak dapat melayani Allah di Bait Allah. Akan tetapi sesudah kehidupan ini, orang-orang terlahir cacat yang kudus dan orang-orang yang cacat karena keutamaan, akan menjadi lebih elok dari para malaikat dan akan melayani Allah, dengan mengasihi-Nya dalam kebahagiaan Surga.

Juga telah dikatakan kepada kalian: 'Barangsiapa menceraikan istrinya, haruslah memberikan kepada istrinya itu surat cerai.' Tapi perkataan itu haruslah dikutuk, sebab tidak berasal dari Allah. Allah mengatakan kepada Adam: 'Inilah penolong yang Aku jadikan untukmu. Beranak-cuculah, berkembang-biaklah, penuhi bumi dan taklukkan.' Dan Adam, penuh inteligensi luhur, sebab dosa belum menyuramkan pikirannya yang dijadikan sempurna oleh Allah, berseru: 'Inilah akhirnya tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku. Dia hendaknya dinamai perempuan, yakni: aku yang lain, sebab dia diambil dari laki-laki. Itulah sebabnya mengapa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan mempersatukan dirinya dengan istrinya dan keduanya menjadi satu daging.' Dan dalam suatu semarak terang yang terlebih lagi Terang Abadi menyetujui dengan tersenyum perkataan Adam, yang menjadi hukum pertama yang tak terhapuskan. Sekarang, jika oleh karena ketegaran hati manusia yang semakin bertambah, manusia si pemberi hukum harus memberikan suatu hukum yang baru; jika oleh karena ketidak-setiaan manusia yang semakin bertambah, si pemberi hukum harus menempatkan suatu kendali dan mengatakan: 'Jika kamu sudah menceraikannya kamu tidak dapat mengambilnya kembali,' itu tidak membatalkan hukum asli yang pertama, yang disampaikan di Firdaus Duniawi dan disetujui oleh Allah.

Aku katakan kepada kalian: 'Barangsiapa menceraikan istrinya, terkecuali dalam kasus perzinahan, menjadikan istrinya rentan terhadap perzinahan.' Sebab apakah yang akan dilakukan perempuan yang diceraikan dalam sembilanpuluh persen kasus? Dia akan menikah kembali. Dengan konsekuensi apa? Oh! Betapa banyak yang harus dikatakan mengenai itu! Tidak tahukah kamu bahwa kamu dapat menyebabkan hubungan inses tanpa disengaja dengan sistem macam itu? Betapa banyak airmata dicurahkan karena berahi. Ya; berahi. Tidak ada nama lain untuk itu. Jujurlah. Semuanya dapat diatasi apabila rohnya benar. Tapi semuanya dapat merupakan alasan demi memuaskan sensualitas apabila rohnya cabul. Frigid si perempuan, tidak menarik, tidak cakap dalam pekerjaan rumah tangga, pemarah, suka kemewahan, semuanya dapat diatasi, juga penyakit dan cepat naik pitam, jika orang mencintai dengan kudus. Tapi sebab sesudah beberapa waktu orang tidak lagi mencintai seperti pada hari pertama, apa yang lebih dari mungkin dianggap sebagai tidak mungkin dan seorang perempuan yang malang dicampakkan ke jalanan dan ke keterpurukan.

Laki-laki yang menolak perempuan itu melakukan perzinahan. Laki-laki yang menikahi perempuan itu sesudah perceraian, melakukan perzinahan. Maut saja yang memutuskan ikatan perkawinan. Ingatlah itu. Dan jika pilihanmu bukanlah seorang yang membahagiakan, tanggunglah konsekuensinya sebagai salib, kalian berdua tidak bahagia tapi kudus, tanpa menjadikan juga anak-anak yang tidak bahagia, sebab mereka tidak bersalah dan lebih menderita karena situasi yang tidak menguntungkan macam itu. Cinta kepada anak-anakmu hendaknya membuatmu berpikir seratus kali, juga dalam kasus kematian pasanganmu. Oh! Aku berharap kamu dapat puas dengan apa yang sudah kamu miliki dan yang atasnya Allah mengatakan: 'Cukup!' Aku harap kalian, para janda dan duda, sadar bahwa kematian bukanlah suatu penyusutan melainkan suatu peninggian ke kesempurnaan orangtua! Menjadi seorang ibu di tempat seorang ibu yang sudah meninggal. Menjadi seorang ayah di tempat seorang ayah yang sudah meninggal. Menjadi dua jiwa dalam satu dan menerima cinta bagi anak-anak dari bibir dingin pasangan yang di ambang ajal dan berkata: 'Pergilah dalam damai, tanpa mengkhawatirkan mereka yang dilahirkan darimu. Aku akan terus mencintai mereka, atas nama diriku sendiri dan atas namamu, aku akan mencintai mereka dua kali lipat dan akan menjadi ayah dan ibu mereka dan mereka tidak akan menderita ketidakbahagian anak-anak yatim piatu, pula tidak akan mereka merasakan kecemburuan alami yang dialami oleh anak-anak dari pasangan yang menikah lagi sehubungan dengan dia yang mengambil alih tempat suci dari ibu atau ayah yang dipanggil Allah ke suatu kediaman baru.'

Anak-anak-ku, khotbah-Ku sudah mendekati akhirnya, sementara hari mendekati akhirnya sementara matahari tenggelam di ufuk barat. Aku ingin kalian mengingat sabda dari pertemuan di gunung ini. Ukirkanlah sabda itu dalam hati kalian. Bacalah lagi dan lagi dan seringkali. Biarlah sabda itu menjadi pembimbing abadi kalian. Dan di atas segalanya bersikaplah baik terhadap mereka yang lemah. Janganlah menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Ingatlah bahwa saatnya mungkin akan datang ketika Allah dapat mengingatkanmu: 'Begitulah kamu menghakimi. Sekarang kamu tahu bahwa penghakimanmu itu buruk. Karenanya kamu berbuat dosa, dengan mengetahui apa yang kamu lakukan. Sekarang kamu harus membayarnya.'

Cinta kasih merupakan suatu absolusi. Bermurah-hatilah terhadap semua orang dan dalam segala hal. Jika Allah memberimu banyak pertolongan demi memeliharamu agar baik, janganlah menjadi sombong karenanya. Melainkan berupayalah untuk mendaki secara penuh panjang tangga kesempurnaan dan bantulah mereka yang lelah atau tidak mengerti dan mereka yang mudah kecewa. Mengapakah kamu dengan giat mengamati selumbar di mata saudaramu jika kamu pertama-tama tidak berusaha untuk mengeluarkan balok dari matamu sendiri? Betapa beraninya kamu mengatakan kepada saudaramu: 'Biar aku ambil selumbar dari matamu' sementara balok di matamu membutakanmu? Nak, janganlah menjadi seorang munafik. Keluarkan balok dari matamu sendiri terlebih dahulu dan lalu kamu akan dapat mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu, tanpa mencelakakannya.

Seperti kalian menghindarkan diri dari tanpa cinta kasih, hindarilah juga menjadi tidak bijaksana. Aku katakan kepada kalian: 'Bantulah mereka yang lelah atau tidak mengerti dan mereka yang mudah kecewa.' Tapi jika adalah cinta kasih untuk mengajar mereka yang tidak mengerti, menyemangati mereka yang lelah, memberikan sayap-sayap baru kepada mereka yang sayap-sayap lamanya sudah koyak, adalah tidak bijaksana untuk menyingkapkan kebenaran-kebenaran abadi kepada mereka yang dipengaruhi setanisme, yang merasuki mereka untuk berpura-pura bahwa mereka adalah nabi, untuk mempengaruhi orang-orang sederhana, untuk merusak, menyesatkan dan secara sakrilegi mencemarkan hal-hal Allah. Hormat mutlak, untuk dapat berbicara, untuk menjadi diam, untuk merenungkan, untuk bertindak, adalah keutamaan-keutamaan dari murid sejati untuk menarik para proselit dan melayani Allah. Kalian dianugerahi kemampuan akal budi dan, jika kamu benar, Allah akan menganugerahimu segala terang untuk mempergunakan dengan lebih baik akal budimu. Kalian harus berpikir bahwa kebenaran-kebenaran abadi adalah bagaikan mutiara-mutiara, dan tak seorang pun pernah melihat mutiara dilemparkan ke depan babi, yang lebih memilih biji-biji pohon ek dan air kubangan busuk daripada mutiara yang berharga, yang dapat mereka remukkan di bawah kaki mereka dan lalu, marah sebab diolok-olok, mereka akan berbalik melawan kamu untuk mengoyakkanmu menjadi berkeping-keping. Janganlah memberikan kepada anjing apa yang kudus. Itu untuk masa sekarang dan masa mendatang.

Aku telah mengatakan sangat banyak kepada kalian, anak-anak-Ku. Dengarkanlah sabda-Ku; dia yang mendengarkannya dan memprakteknya, dapat disamakan dengan seorang yang bijaksana, yang ingin membangun sebuah rumah, dan memilih suatu tempat yang berbatu-batu. Dia pastinya bekerja keras untuk meletakkan pondasi-pondasinya. Dia harus bekerja dengan beliung dan pahat batu, dia mengalami tangan kapalan dan patah tulang punggungnya. Tapi dia dapat menempatkan kapur pada celah-celah batu dan memasang batu-batu bata yang satu dekat yang lain, bagai tembok sebuah benteng, dan rumah itu sekokoh gunung. Rumah terpapar cuaca ganas dan hujan lebat, hujan mengakibatkan sungai-sungai membanjiri tepiannya, angin menderu, ombak menghempasnya, tapi rumah itu bertahan dari semuanya. Demikianlah dia yang memiliki iman yang teguh. Sebaliknya dia yang mendengarkan secara dangkal dan tidak berusaha untuk mengukirkan sabda-Ku dalam hatinya, sebab dia tahu bahwa untuk melakukannya dia akan harus bekerja keras, menderita dan memberantas terlalu banyak hal, adalah seperti orang yang karena kemalasan dan kebodohannya membangun rumahnya di atas pasir. Begitu cuaca ganas datang, rumah yang dibangun cepat itu, cepat pula roboh dan si bodoh yang sedih meratapi reruntuhan rumah dan rusaknya asset miliknya. Dan dalam hal itu kerusakan dapat diperbaiki dengan biaya dan kerja. Tapi jika bangunan roh yang runtuh, sebab dibangun dengan buruk, maka tidak ada cara untuk membangunnya kembali. Orang tidak dapat membangun di kehidupan selanjutnya. Celakalah mereka yang menghadirkan diri di sana dengan reruntuhan!

Aku telah selesai. Aku sekarang akan turun menuju danau dan Aku memberkati kalian dalam nama Allah Yang Mahaesa dan Tritunggal. Kiranya damai sertamu."

Akan tetapi orang banyak berseru: "Kami ikut dengan-Mu. Ijinkan kami ikut. Tak seorang pun memiliki perkataan seperti perkataan-Mu!" Dan mereka mulai mengikuti Yesus Yang menuruni sisi seberang dari mana Ia muncul dan yang berada ke arah Kapernaum.

Jalan turun yang mereka lewati lebih curam tapi lebih cepat dan mereka segera tiba di kaki gunung di sebuah dataran hijau yang berbunga.

(Yesus berkata: "Cukup untuk hari ini. Besok…")              
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 3                    Daftar Istilah                      Halaman Utama