211. SAMBUTAN KEDATANGAN DI HEBRON.   


7 Juli 1945

Mereka semua duduk dalam sebuah lingkaran di bawah semak belukar dekat Hebron dan mereka makan sembari berbicara satu sama lain. Yudas, yang sekarang yakin bahwa Maria akan datang ke rumah ibunya, berada dalam suasana hati paling baik dan berusaha menghapus ingatan akan humornya yang menjengkelkan dengan rekan-rekannya dan para perempuan, dengan mencurahkan perhatiannya pada mereka. Dia pastilah sudah pergi ke desa untuk berbelanja dan dia mengatakan bahwa dia mendapati perbedaan besar di sana sejak tahun lalu. "Kabar mengenai khotbah dan mukjizat-mukjizat Yesus sudah sampai kemari. Dan orang banyak sudah mulai merenungkan banyak hal. Tahukah Engkau, Guru, bahwa Doras punya properti di bagian wilayah ini? Juga istri Khuza punya tanah di pegunungan ini dan sebuah kastil miliknya sendiri, sebagai mas kawin. Jelas tanah dikerjakan baik oleh para petani istri Khuza maupun para petani Doras, sebab sebagian dari para petani Doras dari Esdraelon ada di sini. Dia… Doras menyuruh mereka tutup mulut. Tetapi mereka!... Aku pikir mereka tidak akan diam bahkan jika dia menyiksa mereka. Kematian si Farisi tua itu sangat mengejutkan semua orang, tahukah Engkau? Dan kesehatan Yohana yang sangat prima, yang datang kemari sebelum Paskah. Ah! Juga kekasih Aglae sudah membantu-Mu. Engkau tahu bahwa Aglae melarikan diri tak lama sesudah kita datang kemari. Dan kekasihnya itu mendatangkan kemalangan di antara banyak orang tak berdosa demi melampiaskan amarahnya. Sehingga orang banyak menyimpulkan Engkau sebagai seorang penuntut balas dari yang tertindas dan mereka sekarang menantikan Engkau. Yang aku maksudkan mereka yang lebih baik…"

"Penuntut balas dari yang tertindas! Aku sungguh demikian. Tetapi dalam suatu cara yang adikodrati. Tak seorang pun dari mereka yang melihat-Ku dengan tongkat kuasa dan kapak di tangan-Ku sebagai raja dan algojo seturut roh dunia, adalah benar. Aku pasti datang untuk membebaskan orang-orang dari penindasan. Dari penindasan dosa, yang adalah yang paling parah, penyakit, kesedihan; dari acuh tak acuh dan cinta diri. Banyak yang akan belajar bahwa adalah tidak adil menindas orang, hanya karena orang sudah ditempatkan oleh takdir pada kedudukan yang tinggi, dan bahwa, sebaliknya, suatu kedudukan yang tinggi hendaknya dipergunakan untuk menaikkan mereka yang rendah di bawah."

"Lazarus melakukannya, juga Yohana. Tetapi mereka hanyalah dua melawan ratusan…" kata Filipus sedih.       

"Sungai tidaklah sebegitu luas pada sumbernya seperti pada muaranya. Beberapa tetes, cucuran air, tetapi kemudian… Ada sungai-sungai yang kelihatan bagai lautan pada muaranya."

"Sungai Nil, eh? BundaMu menceritakan padaku saat Engkau pergi ke Mesir. Ia selalu mengatakan padaku: 'Sebuah lautan, percayalah pada-Ku, sebuah lautan yang hijau-biru. Melihatnya meluap adalah mimpi!' dan Ia menceritakan padaku mengenai tanam-tanaman yang tampaknya muncul dari air dan mengenai segala tumbuh-tumbuhan hijau yang tampaknya ditinggalkan oleh air yang surut…" kata Maria Alfeus.

"Baik, Aku katakan itu padamu, seperti Nil pada sumbernya hanyalah suatu cucuran air dan lalu menjadi raksasa, demikianlah segelintir orang-orang besar yang untuk sementara ini membungkuk dengan kasih dan karena kasih terhadap saudara-saudara mereka yang paling kecil, kelak akan menjadi suatu himpunan besar. Untuk sementara ini Yohana, Lazarus, Marta, tetapi betapa banyaknya kelak!" Yesus tampak seolah melihat mereka yang akan berbelas-kasihan terhadap saudara-saudaranya dan Ia tersenyum, terpikat dalam penglihatan-Nya.

Yudas membuka rahasia bahwa kepala sinagoga ingin datang bersamanya, namun dia tidak berani mengambil keputusan sendiri: "Ingatkah kau, Yohanes, bagaimana dia mengusir kita tahun lalu?"

"Aku ingat… Tetapi marilah kita menanyakannya pada Guru."

Dan ketika hal itu ditanyakan kepada Yesus, Ia mengatakan bahwa mereka akan masuk ke dalam kota Hebron. Jika orang banyak menghendaki mereka, maka orang banyak akan memanggil mereka dan mereka akan berhenti; jika tidak mereka akan lewat tanpa berhenti.

"Jadi kita akan mengunjungi juga rumah Pembaptis. Milik siapakah rumah itu sekarang?"

"Milik barangsiapa yang menginginkannya, Aku pikir. Samai pergi dan tidak pernah kembali. Dia membawa pergi para pelayan dan perabotannya. Penduduk yang melampiaskan amarah mereka atas penyalahgunaan kuasanya, merobohkan tembok halaman, dan rumah itu sekarang bukan milik siapa-siapa. Setidaknya kebunnya. Mereka berkumpul di sana untuk menghormati Pembaptis. Mereka mengatakan bahwa Samai tewas dibunuh. Aku tidak tahu kenapa… kelihatannya karena masalah perempuan…"

"Pasti karena persekongkolan kotor di pengadilan!..." bisik Natanael lewat jenggotnya.

Mereka bangkit dan pergi menuju Hebron, menuju rumah Pembaptis. Ketika hampir tiba di sana, mereka melihat sekelompok penduduk datang menghampiri dengan agak ragu-ragu. Orang-orang itu tampak ingin tahu dan malu. Tetapi Yesus menyalami mereka dengan tersenyum. Mereka berbesar hati, himpunan orang banyak itu terbuka dan orang yang tegas itu, sang kepala sinagoga, yang sudah mereka jumpai tahun sebelumnya, muncul dari kelompok.

"Damai sertamu!" Yesus menyalami segera. "Apakah engkau mengijinkan kami untuk berhenti di kotamu? Aku di sini bersama segenap murid favorit-Ku dan bersama sebagian dari ibu mereka."

"Guru, tetapi tidakkah Engkau menaruh dendam pada kami, atau padaku?"

"Dendam? Aku tidak tahu apa itu, pula Aku tidak tahu kenapa Aku harus menaruh dendam."

"Tahun lalu aku menghina Engkau…"

"Kau menghina seorang Yang Tak Dikenal, dengan berpikir bahwa adalah hakmu untuk bertindak demikian. Kemudian kau mengerti dan kau menyesal bahwa kau sudah melakukannya. Tetapi, itu dulu. Dan sebagaimana tobat membatalkan dosa, begitu pula masa sekarang menghapus masa lalu. Sekarang Aku bukan lagi Yang Tak Dikenal olehmu. Jadi, bagaimanakah perasaanmu terhadap-Ku?"

"Rasa hormat. Tuhan. Rasa… kerinduan…"

"Kerinduan? Apakah yang kau inginkan dari-Ku?"

"Mengenal Engkau lebih baik dari aku mengenal Engkau sekarang."

"Bagaimana? Dengan cara apa?"

"Melalui sabda-Mu dan perbuatan-perbuatan-Mu. Kami sudah mendengar kabar mengenai-Mu, doktrin-Mu, kuasa-Mu, dan kepada kami diberitahukan bahwa Engkau terlibat dalam pembebasan Pembaptis. Jadi, Engkau tidak membencinya, Engkau tidak berusaha untuk melengserkan Yohanes kami!... Yohanes sendiri mengakui bahwa adalah melalui Engkau hingga ia dapat melihat sekali lagi lembah suci Yordan. Kami pergi kepadanya dan berbicara kepadanya mengenai Engkau dan ia berkata kepada kami: 'Kamu tidak tahu apa yang telah kamu tolak. Aku seharusnya mengutukmu, tetapi aku mengampunimu sebab Ia mengajarku untuk mengampuni dan untuk menjadi lemah-lembut. Tetapi jika kamu tidak ingin dikutuk oleh Tuhan dan olehku, cintailah Mesias. Dan janganlah ragu. Inilah bukti-Nya: roh damai, kasih yang sempurna, kebijaksanaan agung, doktrin surgawi, kelemah-lembutan yang mutlak, kuasa atas segala sesuatu, kerendahan hati yang total, kemurnian yang bak malaikat. Kamu tidak dapat salah. Apabila kamu menghirup damai dekat seorang Yang mengatakan bahwa Ia adalah Mesias, apabila kamu minum kasih yang memancar dari-Nya, apabila kamu keluar dari kegelapanmu menuju Terang, apabila kamu melihat para pendosa ditebus dan daging disembuhkan, maka katakan: "Ini sungguh Anak Domba Allah!"' Kami tahu bahwa perbuatan-perbuatan-Mu adalah perbuatan-perbuatan itu yang disebutkan oleh Yohanes. Sebab itu ampunilah kami, kasihilah kami, berilah kami apa yang diharapkan dunia dari-Mu."

"Itulah sebabnya mengapa Aku di sini. Aku telah datang dari jauh untuk memberikan pada kota Yohanes juga apa yang Aku berikan pada setiap tempat yang menerima-Ku. Katakan pada-Ku apa yang kamu inginkan dari-Ku."

"Juga pada kami ada orang-orang sakit, dan kami ini bodoh. Kami ini tidak tahu apa-apa teristimewa sehubungan dengan apa itu kasih dan kebajikan. Yohanes, dalam kasih totalnya kepada Allah, punya tangan besi dan perkataan yang pedas dan ia ingin menundukkan semua orang seperti seorang raksasa menundukkan seberkas rumput. Banyak yang menyerah pada keputus-asaan, sebab manusia lebih berdosa daripada kudus. Adalah sulit untuk menjadi orang-orang kudus!... Engkau… mereka mengatakan bahwa Engkau menaikkan, Engkau tidak menundukkan, Engkau tidak membakar, Engkau menggunakan balsam, Engkau tidak meremukkan, Engkau membelai. Kami tahu bahwa Engkau bersikap kebapakan terhadap para pendosa dan Engkau berkuasa atas sakit-penyakit, apapun itu, juga dan terlebih lagi sakit hati. Para rabbi kami tak lagi dapat melakukan itu."

"Bawalah kepada-Ku orang-orang sakitmu dan lalu berkumpullah di kebun ini, yang sudah ditinggalkan dan dicemarkan oleh dosa setelah dijadikan sebuah bait bagi Kasih karunia yang tinggal di dalamnya."

Penduduk Hebron menyebar ke segenap penjuru secepat kilat. Hanya kepala sinagoga yang tinggal dan bersama Yesus dan para murid dia pergi masuk ke halaman kebun, ke bawah naungan di mana pohon-pohon mawar dan pohon-pohon anggur yang saling terjalin tumbuh liar. Penduduk segera kembali. Bersama mereka ada seorang lumpuh dalam sebuah usungan, seorang perempuan muda yang buta, soerang anak laki-laki yang bisu dan dua orang sakit, yang penyakitnya tidak aku ketahui. Dua orang terakhir ini berjalan dengan dipapah oleh orang-orang lain.   

Yesus menyalami masing-masing si sakit dengan berkata: "Damai sertamu." Lalu Ia mengajukan pertanyaan ramah: "Apa yang kau ingin Aku lakukan untukmu?" yang diikuti dengan paduan suara ratapan, sebab masing-masing ingin menceritakan kisah mereka sendiri.

Yesus, Yang duduk, sekarang bangkit dan menghampiri anak laki-laki yang bisu, yang bibirnya Ia basahi dengan ludah-Nya sembari mengucapkan perkataan agung itu: "Terbukalah." Dan Ia mengulanginya dengan membasahi kedua kelopak mata yang terkunci dari perempuan itu dengan jari-Nya yang dibasahi dengan ludah-Nya. Ia lalu mengulurkan tangan-Nya kepada si lumpuh dan berkata padanya: "Bangkitlah!", dan akhirnya Ia menumpangkan tangan-Nya ke atas kedua orang yang sakit dengan berkata: "Sembuhlah, dalam nama Tuhan!" Dan si anak laki-laki yang sebelumnya hanya menggumam, berkata dengan jelas: "Mama!", sementara si perempuan muda mengedip-ngedipkan kedua matanya yang terkena paparan sinar dengan kelopak matanya yang sekarang terbuka, dan dengan jemarinya dia melindungi matanya dari matahari yang dulu tak dikenalnya, dengan menangis dan tertawa, dan menatap lagi, dengan mata setengah terbuka, sebab tak terbiasa dengan terang, pada dedaunan, tanah, orang banyak dan teristimewa Yesus. Si lumpuh melompat gagah dari usungan dan para pengusungnya yang penuh kasih itu mengangkat usungan, yang sudah kosong, guna membuat mereka yang di kejauhan tahu bahwa kasih karunia telah dianugerahkan, sementara kedua orang sakit itu menangis sukacita dan berlutut untuk menghormati Juruselamat mereka.

Khalayak ramai dengan gempita menyorakkan hosanna. Tomas, yang dekat dengan Yudas, menatap padanya dengan begitu tajam dan dengan ekspresi yang sebegitu jelas, hingga Yudas menyatakan padanya: "Aku bodoh, ampuni aku."

Ketika riuh sorak-sorai mereda, Yesus mulai berbicara.

"Allah berbicara kepada Yosua dengan mengatakan: 'Berbicaralah kepada anak-anak Israel dan katakanlah kepada mereka: Tentukanlah bagimu kota-kota perlindungan, yang telah Aku katakan kepadamu dengan perantaraan Musa, supaya siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat menemukan perlindungan dan dengan demikian menghindari murka si penuntut tebusan darah.' Dan Hebron adalah salah satu dari kota-kota perlindungan itu. Juga ada tertulis: 'Dan para tua-tua kota itu tidak akan menyerahkan orang yang tidak bersalah itu kepada orang yang hendak membunuhnya, melainkan mereka akan menerimanya dan memberikan tempat kepadanya untuk tinggal dan dia akan tetap diam di kota itu sampai dia dihadapkan kepada rapat jemaah untuk diadili, sampai imam besar yang ada pada waktu itu mati. Maka barulah pembunuh itu boleh pulang ke kotanya dan ke rumahnya.'

Hukum itu sudah mengkontemplasikan dan memerintahkan cinta belas-kasihan kepada sesama kita. Allah menetapkan hukum itu sebab adalah tidak sah untuk menghukum tanpa menginterogasi si terdakwa, pula adalah tidak sah untuk membunuh dalam kuasa nafsu amarah. Hal yang sama dapat dikatakan sehubungan dengan kejahatan-kejahatan dan dakwaan-dakwaan moral. Adalah tidak sah untuk mendakwa terkecuali orang benar tahu, pula orang tidak dapat mengadili tanpa menginterogasi si terdakwa. Tetapi pada masa sekarang serangkaian hukuman dan dakwaan baru telah ditambahkan pada yang sudah ada sehubungan dengan dosa-dosa lazim atau yang dianggap sebagai pelanggaran-pelanggaran: yakni yang digerakkan melawan mereka yang datang dalam nama Allah. Di masa lampau mereka digerakkan melawan para Nabi, sekarang berulang digerakkan melawan Perintis Jalan Kristus dan melawan Kristus.

Kamu tahu mengenai itu. Diseret keluar melalui muslihat dari tanah Sikhem, Pembaptis sekarang menantikan kematian dalam penjara Herodes, sebab ia tidak akan pernah menyerah pada kepalsuan ataupun kompromi, dan hidupnya dapat dihancurkan dan kepalanya dipenggal; akan tetapi mereka tidak akan dapat menindas kejujurannya ataupun memutuskan jiwanya dari Kebenaran, yang dilayaninya dengan setia dalam segala bentuk ilahi, adikodrati dan moralnya. Dan begitu pula Kristus dianiaya dengan murka yang dua kali lipat dan sepuluh kali lipat, sebab Ia tidak mengekang Diri untuk mengatakan: 'Itu tidak sah' kepada Herodes, melainkan Ia akan menggelegarkan 'Itu tidak sah' yang sama di mana pun Ia mendapati dosa atau mengetahui bahwa itu adalah dosa, tanpa mengecualikan golongan, dalam nama Allah dan demi kehormatan Allah.

Bagaimana itu dapat terjadi? Tidak ada lagikah hamba-hamba Allah di Israel? Ya, ada. Tetapi mereka adalah 'berhala-berhala'.

Dalam surat Yeremia kepada mereka yang dalam pembuangan, yang berikut ini dituliskan di antara banyak hal lainnya. Dan Aku menarik perhatianmu padanya sebab setiap perkataan dari Kitab merupakan suatu pelajaran yang, sebab Roh membuatnya dituliskan untuk suatu peristiwa sekarang, menunjuk pada suatu peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Demikianlah tertulis: '… Ketika kamu memasuki Babel kamu akan melihat allah-allah yang dibuat dari emas, perak, batu, kayu… Waspadalah, jangan meniru orang-orang asing, jangan takut pada allah-allah mereka… Katakan dalam hatimu: "Tuhan, Engkau saja yang harus kami sembah."' Dan surat itu menggambarkan detail dari berhala-berhala itu yang lidahnya dibuat oleh seorang seniman dan berhala-berhala itu tidak mempergunakan lidahnya untuk mencela imam-imam palsu mereka, yang melucuti emas dari diri mereka untuk menghiasi para pelacur dengannya dan kemudian melepaskan emas yang sama, yang sudah dicemarkan oleh keringat pelacuran, untuk menghiasi kembali si berhala; berhala-berhala yang dapat rusak oleh karat dan ngengat dan hanya bersih dan rapi jika manusia membasuh wajah mereka dan mengenakan pakaian pada mereka, sebab mereka tak dapat melakukan apapun dari diri mereka sendiri, meski mereka punya tongkat kuasa dan kapak di tangan mereka. Dan sang Nabi mengakhiri: 'Oleh karenanya jangan takut pada mereka.' Dan dia melanjutkan: 'allah-allah itu sama tak bergunanya seperti periuk-periuk yang pecah. Mata mereka penuh dengan debu yang naik oleh kaki orang-orang yang memasuki kuil, dan mereka menutup matanya rapat-rapat, seperti dalam sebuah kubur atau seperti seorang yang sudah melanggar raja, sebab siapa pun dapat mencuri jubah-jubah berharga mereka. Mereka tidak dapat melihat terang lampu-lampu, jadi mereka bagaikan tiang-tiang kuil, dan lampu-lampu hanya berguna untuk menghitamkan mereka dengan asap, sementara burung-burung hantu, layang-layang dan burung-burung lainnya terbang di atas kepala mereka dan mengotori mereka dengan tahinya, dan kucing-kucing mendekam di antara pakaian-pakaian mereka dan mengoyakkannya. Jadi, jangan kamu takut pada mereka, mereka adalah benda-benda mati. Pula emas-emas mereka tidak ada gunanya bagi mereka, hanya sekedar pameran, dan jika tidak dipoles, berhala-berhala itu tidak akan mengkilap, sebagaimana mereka tidak merasakan suatu pun ketika mereka dibuat. Api tidak membangunkan mereka. Mereka dibeli dengan harga yang sangat mahal. Mereka dibawa kemana pun manusia ingin membawa mereka sebab mereka sangat memalukan tanpa daya… Jadi, mengapakah mereka disebut allah-allah? Sebab mereka disembah dengan persembahan-persembahan dan suatu pertunjukan ibadat palsu, yang tidak dirasakan oleh mereka yang mengadakannya, pula tidak dipercayai oleh mereka yang melihatnya. Entah diperlakukan dengan buruk ataupun dengan baik, allah-allah itu tidak dapat membalas perlakuan yang diberikan kepada mereka, sebagaimana mereka tidak dapat memilih ataupun menggulingkan seorang raja, mereka tidak dapat memberikan baik kekayaan ataupun kemalangan, mereka tidak dapat menyelamatkan seorang dari kematian ataupun membebaskan seorang yang lemah dari seorang yang menindas. Mereka tidak merasa iba kepada para janda dan anak-anak yatim piatu. Mereka seperti batu-batu pegunungan.' … Surat itu mengatakan kurang lebih demikian.

Sekarang, juga kita punya berhala-berhala, tapi tidak lagi punya orang-orang kudus, dalam tingkatan Tuhan. Itulah sebabnya mengapa Yang Jahat dapat bangkit melawan Yang Baik. Yang jahat yang mengotori dengan tahinya, intelek dan hati mereka yang bukan lagi orang-orang kudus, dan mendekam di antara jubah-jubah kebaikan palsu.

Mereka tidak lagi dapat mengucapkan perkataan Allah. Tentu saja! Lidah mereka dibuat oleh manusia dan mereka mengucapkan perkataan manusia, apabila mereka tidak mengucapkan perkataan Setan. Dan mereka hanya dapat secara bodoh mencela mereka yang tidak berdosa dan yang malang, tetapi mereka diam ketika mereka melihat kebobrokan orang-orang yang berkuasa. Sebab mereka semua bobrok dan mereka tidak dapat saling mendakwa satu sama lain atas kejahatan yang sama. Mereka tamak, bukan bagi Tuhan, melainkan bagi Mamon, dan mereka bekerja dengan menerima emas percabulan dan kejahatan, saling mempertukarkannya, mencurinya, terperangkap dalam nafsu tidak wajar yang melampaui segala batasan dan bayangan. Mereka berbalut debu, yang membusuk dalam diri mereka dan jika mereka memperlihatkan wajah yang bersih, Allah melihat hati mereka yang kotor; yang dirusakkan oleh karat kebencian dan ulat dosa dan mereka tidak dapat bereaksi untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka mengacungkan kutukan-kutukan seolah itu tongkat kuasa dan kapak, tetapi mereka tidak tahu bahwa mereka dikutuk. Terisolir dalam pemikiran mereka dan kebencian mereka, bagai mayat-mayat dalam kubur atau tahanan-tahanan dalam penjara, mereka tinggal di sana, bergelayut pada jeruji kalau-kalau seseorang akan membawa mereka pergi dari sana, sebab orang-orang mati itu masih sesuatu: yakni mumi, tiada lain selain dari mumi yang kelihatan seperti manusia, sementara tubuh mereka sudah berubah menjadi kayu kering, dan di luar mereka akan menjadi benda-benda kuno dalam suatu dunia yang mencari Hidup, yang butuh Hidup seperti seorang kanak-kanak butuh susu ibunya, suatu dunia yang menghendaki siapa yang dapat memberinya Hidup dan bukan bau busuk kematian.       

Mereka memang tinggal dalam Bait Allah dan asap lampu-lampu, yakni kehormatan, menghitamkan mereka, tetapi tak ada terang yang turun atas mereka; dan segala hawa nafsu mendekam dalam diri mereka bagai burung dan kucing, sementara api misi mereka tidak memberikan kepada mereka siksa mistik terbakar oleh api Allah. Mereka degil terhadap Kasih. Api Cinta Kasih tidak menggelorakan mereka, pun Cinta Kasih tidak menyelubungi mereka dengan kecemerlangan emasnya. Cinta Kasih dari bentuk ganda dan sumber ganda: cinta kasih kepada Allah dan cinta kasih kepada sesama, bentuknya; cinta kasih dari Allah dan dari manusia, sumbernya. Sebab Allah menarik diri dari seorang yang tidak mengasihi, dan dengan demikian sumber pertama berhenti; dan manusia menarik diri dari seorang yang jahat, dan juga sumber yang terakhir berhenti. Cinta kasih menjauhkan seorang yang tanpa kasih dari segalanya. Mereka membiarkan diri mereka dibeli dengan harga kutukan, dan dihantar ke mana ada keuntungan dan kuasa.   

Tidak. Itu tidak benar! Tak ada uang yang dapat membeli hati nurani, teristimewa hati nurani seorang imam atau seorang guru. Adalah tidak benar untuk mendiamkan hal-hal besar dunia ketika itu menghantar pada tindakan-tindakan yang berlawanan dengan perintah Allah. Itu adalah ketidakberdayaan rohani dan ada tertulis: 'Seorang kebiri tidak diperkenankan dalam persekutuan umat Tuhan'. Dengan demikian, jika seorang, yang impoten secara kodrat, tidak dapat menjadi umat Allah, dapatkah seorang yang impoten secara rohani menjadi pelayan-Nya? Sebab dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa banyak imam dan guru menderita akibat kesalahan mandul rohani, sebab mereka tiada memiliki kejantanan rohani. Banyak. Terlalu banyak!    

Meditasikan. Amati. Bandingkan. Kamu akan melihat bahwa kita punya banyak berhala, tetapi sedikit saja pelayan dari Yang Baik yang adalah Allah. Itulah sebabnya mengapa kota-kota perlindungan bukan lagi merupakan suatu perlindungan. Tak ada suatu pun yang sekarang dihormati di Israel dan orang-orang kudus mati sebab mereka yang bukanlah orang-orang kudus membencinya.

Tetapi Aku mengundangmu: 'Marilah!' Aku memangilmu dalam nama Yohanes-mu yang merana sebab dia adalah seorang kudus, yang dipukul sebab dia mendahului Aku dan sebab dia berupaya menyingkirkan kotoran dari jalan-jalan sang Anak Domba. Marilah melayani Allah. Waktunya sudah dekat. Janganlah tidak siap bagi Penebusan. Biarlah hujan turun atas tanah yang sudah ditaburi benih. Jika tidak, dia akan turun dengan sia-sia. Kamu penduduk Hebron haruslah menjadi pemimpin-pemimpin! Kamu tinggal di sini bersama Zakharia dan Eliza: orang-orang kudus yang layak akan Yohanes dari Surga; dan di sinilah Yohanes menebarkan harum Kasih Karunia melalui sarana ketakberdosaan kanak-kanaknya yang sejati dan dari padang gurun ia mengirimkan kepadamu dupa anti-kebobrokan dari Kasih Karunia-nya, yang telah menjadi suatu keajaiban penitensi. Janganlah mengecewakan Yohanes-mu. Dia menaikkan kasih kepada sesama kita ke tingkat yang nyaris ilahi, dengan mana ia mengasihi penghuni terakhir di padang gurun, seperti dia mengasihimu, para warga sedaerahnya, dan dia pastilah memohon Keselamatan bagimu. Dan Keselamatan berarti mengikuti Suara Tuhan dan percaya akan Sabda-Nya. Dan dari kota sacerdotal [= imami] ini masuklah suatu tubuh demi pelayanan kepada Allah. Aku lewat dan Aku memanggilmu. Janganlah lebih rendah dari para pelacur, bagi siapa satu perkataan kerahiman sudahlah cukup untuk membujuk mereka untuk meninggalkan kehidupan mereka sebelumnya dan datang ke jalan Yang Baik.

Aku ditanya saat kedatangan-Ku: 'Tetapi tidakkah Engkau menaruh dendam pada kami?' Dendam? Tidak, Aku punya kasih untukmu! Dan Aku berharap melihatmu dalam himpunan besar umat-Ku, yang Aku pimpin kepada Allah, dalam suatu keluaran baru menuju Tanah Terjanji sejati: Kerajaan Allah, melewati Laut Merah sensualitas dan padang gurun dosa, bebas dari segala bentuk perbudakan, menuju Tanah abadi, yang berlimpah-ruah dalam sukacita dan dibanjiri damai… Marilah! Ini Kasih yang lewat. Barangsiapa mau dapat mengikuti-Nya, sebab hanya kehendak-baik saja yang diperlukan untuk diterima oleh-Nya."

Yesus sudah selesai dan ada keheningan yang sangat mencekam. Tampaknya banyak yang tengah menimbang, menguji, menikmati dan membandingkan perkataan yang telah mereka dengar.

Sementara hal itu terjadi dan Yesus, Yang letih dan kepanasan, duduk dan berbicara kepada Yohanes dan Yudas, suatu suara lantang terdengar datang dari sisi lain halaman kebun. Teriakan-teriakan itu, yang pertama membingungkan, menjadi semakin jelas: "Apakah Mesias di sana? Adakah Ia di sana?" dan ketika mereka menerima jawaban positif, mereka maju menghantarkan seorang laki-laki timpang yang begitu cacat hingga dia kelihatan seperti sebuah huruf S.

"Oh! Itu Masal!"   

"Tetapi dia begitu timpang! Apakah yang dia harapkan?"

"Itu ibunya, perempuan yang malang!"

"Guru, suaminya meninggalkannya karena makhluk aneh itu, putranya, dan dia hidup di sini dari belas-kasihan. Tapi dia sudah tua dan tidak akan hidup sangat lanjut usia…"

Makhluk aneh, sungguh benar dia itu, yang sekarang ada di hadapan Yesus. Tidaklah mungkin melihat wajahnya sebab dia begitu bongkok dan tertekuk. Dia kelihatan seperti karikatur manusia-simpanse, atau unta manusia. Ibunya, seorang perempuan tua malang, bahkan tidak mampu bicara, dia hanya mengerang: "Tuhan, Tuhan… aku percaya…"

Yesus menumpangkan kedua tangan-Nya ke atas bahu bengkok orang itu, yang nyaris tidak sampai pinggang-Nya, menatap ke Surga dan menggelegar: "Bangkit dan berjalanlah di jalan Tuhan", dan laki-laki itu tersentak dan lalu terlepas setegak seorang yang paling sempurna. Gerakannya begitu cepat hingga orang akan berpikir bahwa pegas yang sudah membelenggunya dalam posisi abnormal itu, sekonyong-konyong patah. Sekarang tingginya mencapai bahu Yesus; dia menatap pada-Nya, lalu jatuh berlutut, bersama ibunya, dengan mencium kaki Juruselamat-nya.

Apa yang terjadi atas orang banyak sungguh tak terlukiskan… Dan di luar kehendak-Nya, Yesus dipaksa tinggal di Hebron, sebab orang banyak itu siap membuat barisan-barisan pembatas di gerbang-gerbang guna mencegah-Nya keluar.  

Demikankah Ia memasuki rumah kepala sinagoga yang lanjut usia itu, yang begitu berubah dibandingkan tahun lalu…    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 3                 Daftar Istilah                    Halaman Utama