212. DI YUTA, YESUS BERBICARA DI RUMAH ISHAK.
8 Juli 1945
Segenap penduduk Yuta berlari menyongsong Yesus dengan membawa bunga-bungaan liar yang dipetik dari punggung gunung serta buah-buahan masak awal yang mereka tanam, di samping senyum anak-anak dan berkat dari warga. Dan sebelum Yesus dapat menjejakkan kaki di desa, Ia telah dikelilingi oleh orang-orang baik yang, mendapat kabar dari Yudas Keriot dan dari Yohanes yang diutus lebih dulu sebagai pembawa berita, sudah bergegas datang dengan membawa apa yang terbaik yang mereka temukan demi menghormati sang Juruselamat, dan di atas segalanya dengan membawa kasih mereka.
Yesus memberkati dengan gerakan tubuh dan perkataan, baik orang-orang dewasa maupun kaum muda yang menghimpit-Nya dengan mencium jubah dan tangan-Nya, dan menempatkan bayi-bayi yang menyusu dalam gendongan-Nya supaya Ia memberkati mereka dengan sebuah ciuman. Yang pertama melakukannya adalah Sara, yang menempatkan pada dada-Nya seorang bayi rupawan berusia sepuluh bulan, yang namanya adalah Jesai.
Kasih mereka begitu antusias hingga menghalangi gerak maju. Namun demikian maju juga bagai suatu gelombang pasang. Aku pikir bahwa Yesus maju dengan lebih dibawa oleh gelombang itu daripada dengan kaki-Nya sendiri, dan hati-Nya pastilah membubung sangat tinggi, jauh ke langit yang jernih, oleh sukacita kasih yang begitu rupa. Wajah-Nya bersinar dengan kecemerlangan dari saat-saat sukacita terbesar dari Manusia-Allah. Bukan wajah magnetis penuh kuasa dari saat-saat ketika Ia mengerjakan mukjizat, pun wajah mulia seperti ketika Ia menyingkapkan persatuan-Nya yang terus-menerus dengan Bapa, pun bukan wajah keras seperti ketika Ia mengutuk dosa. Semuanya bersinar dengan terang yang berbeda, tetapi yang sekarang adalah terang dari saat-saat relaksasi dari keseluruhan ego-Nya, yang diserbu dari begitu banyak penjuru, dipaksa untuk selalu waspada akan setiap gerak ataupun perkataan yang paling lembut, baik dari Diri-Nya sendiri maupun dari yang lainnya, dengan dikelilingi segala perangkap dunia yang, bagai suatu jaring yang melumpuhkan, menebarkan benang-benang setanik mereka sekeliling Kupu-kupu Ilahi dari Manusia-Allah, dengan harapan untuk melumpuhkan terbang-Nya dan memenjarakan roh-Nya, supaya Ia tidak dapat menyelamatkan dunia; untuk membungkam sabda-Nya, supaya Ia tidak dapat mengajar kesalahan utama keacuhan dunia; untuk mengikat tangan-tangan-Nya, tangan-tangan sang Imam Abadi, supaya jangan menguduskan manusia, yang dirusakkan akhlaknya oleh iblis dan daging; untuk menyuramkan mata-Nya, supaya kesempurnaan tatapan-Nya tidak dapat menarik hati orang pada Diri-Nya, tatapan-Nya sesungguhnya adalah magnet, pengampunan, kasih, daya pikat yang mengatasi segala penolakan yang bukanlah penolakan dari setan yang sempurna.
Oh! Bukankah pekerjaan para musuh Kristus masih selalu sama melawan Kristus? Ilmu Pengetahuan dan Bidaah, Kebencian dan Iri Hati, musuh-musuh Umat Manusia, yang berasal dari Umat Manusia sendiri bagai cabang-cabang beracun dari sebuah pohon yang baik, tidakkah mereka melakukan semua itu, supaya Umat Manusia mati, sebab mereka membencinya lebih dari mereka membenci Kristus, sebab mereka membencinya dalam suatu cara yang aktif, dengan menonkristenkannya guna menjauhkannya dari sukacitanya, sementara mereka tidak dapat menjauhkan Yesus dari apapun, sebab Ia adalah Allah, sementara mereka adalah debu? Ya, mereka melakukan itu.
Tetapi Kristus bernaung dalam hati umat beriman, dari mana Ia menatap, berbicara dan memberkati Umat Manusia dan lalu… dan lalu Ia memberikan Diri-Nya sendiri kepada hati itu dan hati itu… dan hati itu menyentuh Surga dengan keterberkatannya, masih tinggal di sini, namun terbakar indera dan organnya, dalam perasaan dan pikirannya dan dalam jiwanya, ke tahap mengalami siksa bahagia dalam seluruh keberadaannya… Senyum dan airmata, erangan dan nyanyian, keletihan dan urgensi ekstrim untuk hidup adalah sahabat kita, lebih dari sahabat, mereka adalah keberadaan kita sendiri, sebab sebagaimana tulang-belulang ada dalam daging dan urat serta syaraf ada di bawah kulit kita dan semua itu menjadi satu manusia, demikian pula, segala hal yang terbakar ini berasal dari kenyataan bahwa Yesus memberikan Diri-Nya sendiri kepada kita, ada dalam kita, dalam kemanusiaan malang kita. Dan apakah kita pada saat-saat itu yang tak dapat berlangsung selamanya, sebab andai berlangsung sedikit lebih lama, kita akan mati terbakar dan hancur? Kita bukan lagi manusia. Kita bukan lagi binatang yang dianugerahi akal budi yang hidup di dunia. Kita, kita, oh! Tuhan! Biar aku katakan satu kali, bukan karena kesombongan, melainkan untuk memadahkan kemuliaan-Mu sebab tatapan-Mu membakarku dan membuatku meracau… Pada saat itu kita adalah serafim. Dan aku heran bahwa kita tidak memancarkan api dan panas dahsyat yang dapat dirasakan oleh orang dan benda, seperti yang terjadi pada penampakan jiwa-jiwa terkutuk. Sebab jika benar bahwa api Neraka begitu rupa hingga bahkan refleksi yang terpancar dari suatu jiwa terkutuk dapat membakar sepotong kayu dan melelehkan logam, maka seperti apakah api-Mu, ya Allah, dalam Siapa segalanya tak terbatas dan sempurna?
Orang tidak mati akibat demam, orang tidak terbakar karenanya, orang tidak dilalap oleh demam penyakit jasmani. Engkau adalah demam kami, Kasih! Dan olehnya kami terbakar, kami mati, kami dilalap dan urat-urat hati kami, yang tak dapat menanggung sebegitu dahsyat, terkoyak olehnya dan untuknya. Tetapi aku mengekspresikan diriku sendiri dengan buruk, sebab kasih, sebab cinta, adalah mabuk kepayang, cinta adalah sumber air yang membuat bendungan hancur berkeping-keping dan turun meremukkan semuanya yang bukan cinta, cinta adalah jejalan dalam benak sensasi, yang semuanya benar dan ada, namun tiada tangan yang dapat menuliskannya, sebab benak begitu cepat dalam menerjemahkan perasaan-perasaan hati ke dalam pikiran. Tidaklah benar bahwa orang mati. Orang hidup. Hidup adalah sepuluh kali lipat. Orang menjalani suatu hidup duplikat: sebagai seorang manusia dan sebagai suatu jiwa terberkati: hidup di dunia, dan hidup yang di Surga. Oh! Aku yakin mengenainya: orang mencapai dan melampaui hidup yang tanpa kesalahan-kesalahan, tanpa batasan-batasan, bahwa Engkau, Bapa, Putra dan Roh Kudus, Engkau, Allah Pencipta, Yang Esa dan Tritunggal, telah memberikan kepada Adam suatu prelude kepada Hidup, sesudah naik kepada-Mu, untuk dinikmati di Surga, dengan mengikuti suatu transisi yang damai dari Firdaus Duniawi ke yang Surgawi, suatu perpindahan yang dibuat dalam tangan-tangan kasih para malaikat, bagai suatu tidur manis dan kenaikan Maria ke Surga, untuk datang kepada-Mu!
Orang mengamalkan Hidup sejati. Lalu orang mendapati dirinya sendiri di sini, dan seperti yang tengah aku lakukan sekarang, orang takjub dan malu sebab sudah pergi begitu jauh dan orang berkata: "Tuhan, aku tidak layak akan begitu banyak. Ampuni aku, Tuhan," dan orang menebah dadanya, sebab kita takut sudah menjadi sombong dan sehelai selubung yang lebih tebal diturunkan atas kemuliaan itu, sebab jika ia tidak terus berkobar dengan hasrat yang bernyala-nyala, karena iba atas keterbatasan kita, ia berkumpul di tengah hati kita, siap untuk berkobar sekali lagi dalam suatu cara yang dahsyat untuk suatu saat keterberkatan lain yang dikehendaki Allah. Kerudung diturunkan di sanctuarium di mana api, terang dan kasih Allah membakar… dan letih dan meski begitu dilahirkan kembali kita mulai lagi menjadi seperti… orang yang mabuk dengan anggur manis yang kuat yang tidak menyuramkan budi melainkan menghindarkan kita dari memiliki mata dan pikiran untuk apa yang bukan Tuhan, Engkau Yesus-ku, cincin yang menghubungkan kemalangan kami dengan keilahian, sarana penebusan bagi dosa kami, pencipta keterberkatan bagi jiwa-jiwa kami, Engkau, Putra, Yang dengan tangan-tangan-Mu yang terluka menempatkan tangan-tangan kami pada tangan-tangan rohani Bapa dan Roh, supaya kami dapat ada dalam Engkau, sekarang dan selamanya. Amin.
Tetapi di manakah aku sementara Yesus membakarku, membakar penduduk Yuta dengan tatapan kasih-Nya? Kamu mungkin memperhatikan bahwa aku tidak lagi berbicara mengenai diriku sendiri atau aku melakukannya jarang saja. Betapa banyak hal yang dapat aku katakan. Tetapi keletihan dan kelemahan jasmani, yang melandaku segera sesudah dikte-dikte, dan kerendahan hati rohani, yang bertumbuh semakin kuat semakin aku maju, meyakinkanku dan memaksaku untuk diam. Tetapi sekarang… Aku pergi terlalu tinggi dan, kita tahu, udara stratosfer membuat orang kehilangan kendali… Aku pergi jauh lebih tinggi dari stratosfer... dan aku tak dapat mengendalikan diriku lagi… Dan aku pikir bahwa jika kita selalu diam - kita yang tertangkap dalam pusaran kasih ini - kita akan berakhir dengan terbakar dan melesat bagai proyektil, atau tepatnya, bagai ketel yang terlalu panas atau tersumbat. Maafkan aku, Pater. Dan sekarang marilah kita lanjutkan.
Yesus memasuki Yuta dan dihantar ke alun-alun pasar dan lalu ke rumah kecil miskin itu di mana Ishak merana selama tigapuluh tahun. Mereka berkata pada-Nya: "Kami datang kemari untuk berbicara mengenai Engkau dan untuk berdoa, seperti dalam sebuah sinagoga, yang paling benar. Sebab di sinilah kami mengenal Engkau dan di sinilah doa-doa dari seorang kudus telah meminta Engkau untuk datang kepada kami. Masuklah dan lihatlah bagaimana kami sudah menata tempat ini…"
Rumah kecil itu, yang tahun sebelumnya terdiri dari hanya tiga ruang sangat kecil - yang pertama di mana Ishak, seorang yang sakit, mengemis; yang kedua, sebuah ruang kayu dan ketiga, sebuah dapur kecil yang terbuka ke halaman - sekarang menjadi satu ruang saja dengan bangku-bangku di dalamnya bagi mereka yang bertemu di sana. Sedikit peralatan rumah tangga Ishak sudah ditempatkan, bagai begitu banyak relikui, dalam sebuah gubuk kecil di halaman dan orang-orang Yuta yang menaruh hormat sudah membuat halaman tidak terlalu tampak suram, sebab mereka sudah menanam di sana beberapa tanam-tanaman merambat, yang sekarang menyelimuti barisan tonggak desa dengan bebungaan dan mulai membentuk sebuah pergola, dengan tumbuh pada jaring temali yang direntangkan di halaman, setinggi atap yang rendah.
Yesus memuji mereka dan berkata: "Kita dapat berhenti di sini. Aku hanya memintamu untuk memberikan keramah-tamahan kepada para perempuan dan si bocah."
"Oh! Guru! Itu tidak akan pernah diperlukan! Kami akan datang kemari bersama-Mu dan Engkau akan berbicara kepada kami, tetapi Engkau dan teman-teman-Mu adalah tamu kami. Anugerahi kami berkat dengan memberi Engkau dan para abdi Allah keramah-tamahan. Kami hanya menyesal bahwa itu tidak sebanyak yang di rumah-rumah…"
Yesus setuju dan meninggalkan rumah kecil itu menuju rumah Sara yang tidak akan memberikan kepada siapa pun haknya untuk menjamu Yesus dan sahabat-sahabat-Nya dalam sebuah perjamuan…
… Yesus berbicara dalam rumah Ishak. Orang banyak memadati ruangan dan halaman dan memenuhi juga alun-alun, dan Yesus, supaya dapat didengar oleh semua orang, berdiri di tengah ruangan, sehingga suara-Nya akan sampai baik ke halaman maupun ke alun-alun.
Pastilah Ia berhadapan dengan suatu subyek yang muncul dari suatu pertanyaan atau suatu peristiwa. Ia berkata: "… Tetapi janganlah ragu. Seperti dikatakan Yeremia, mereka akan mendapati dalam ujian betapa menyengsarakan dan pahit meninggalkan Tuhan. Baik potasium maupun alkali tidak dapat menyingkirkan noda dari kejahatan-kejahatan tertentu, sahabat-sahabat-Ku. Bahkan api Neraka tidak dapat memudarkan noda itu. Itu tidak terhapuskan.
Juga di sini kita harus mengenal kebenaran perkataan Yeremia. Orang-orang besar kita di Israel sungguh seperti keledai betina liar yang disebutkan oleh sang Nabi. Mereka terbiasa dengan padang gurun hati mereka, sebab, percayalah pada-Ku, sepanjang orang bersama Allah, bahkan meski dia semiskin Ayub, bahkan meski dia sendirian, bahkan meski dia telanjang, dia tidak pernah sendirian, miskin ataupun telanjang, orang tidak pernah menjadi suatu padang gurun, tetapi mereka sudah menolak Allah dalam hati mereka dan dengan demikian mereka adalah padang gurun tandus. Bagai keledai betina mereka mengendus di udara bau pejantan, yang dalam kasus kita, karena hawa nafsunya, disebut kuasa, uang, juga nafsu berahi yang sesungguhnya, dan mereka mengikuti bau itu, sejauh kejahatan. Ya. Mereka mengikutinya dan akan mengikutinya bahkan terlebih lagi pada masa mendatang. Mereka tidak tahu bahwa hati mereka, bukan kaki mereka, terpapar pada anak-anak panah Allah Yang akan membalas kejahatan mereka. Betapa akan bingungnya para raja, para pangeran, para imam dan para ahli Taurat, sebab mereka sungguh mengatakan dan masih mengatakan pada apa yang bukan apa-apa, atau yang kurang dari itu, adalah dosa: 'Engkau adalah bapaku. Engkau telah memperanakkan aku'!
Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa Musa yang dikuasai murka mematahkan Loh-loh Perintah Allah ketika dia melihat orang banyak menyembah berhala. Lalu ia mendaki gunung, berdoa, menyembah dan beroleh kasih karunia. Itu terjadi beradab-abad yang silam. Tetapi penyembahan berhala masih belum mati dalam hati manusia, dan tidak akan pernah beristirahat, sebaliknya malahan akan berkembang, bagai ragi dalam tepung. Hampir setiap orang sekarang punya anak lembu emasnya sendiri. Bumi adalah hutan berhala-berhala, sebab setiap hati adalah sebuah altar, tetapi nyaris tak ada Allah di sana. Barangsiapa bukan budak dari hawa nafsu jahatnya, adalah budak dari yang lainnya dan barangsiapa tidak memiliki hasrat jahatnya, memiliki yang lainnya dengan nama yang berbeda. Barangsiapa tidak punya ketamakan akan emas, punya ketamakan akan kedudukan, barangsiapa tidak punya nafsu terhadap daging, adalah seorang yang sama sekali egois. Betapa banyak ego yang disembah dalam hati bagai anak-anak lembu emas! Harinya, karena itu, akan datang ketika mereka dipukul dan mereka akan berseru kepada Tuhan dan akan mendengar-Nya menjawab: 'Pergilah kepada allah-allahmu. Aku tidak mengenalmu.' Aku tidak mengenalmu! Suatu perkataan mengerikan ketika diucapkan oleh Allah kepada manusia. Allah menciptakan bangsa Manusia dan Ia mengenal masing-masing individu. Jika Ia, karenanya, berkata: 'Aku tidak megnenalmu' itu berarti bahwa oleh kuasa kehendak-Nya Ia telah menghapuskan orang itu dari ingatan-Nya. Aku tidak mengenalmu! Apakah Allah terlalu kejam karena keputusan itu? Tidak. Manusia berseru kepada Surga: 'Aku tidak mengenalmu' terus-menerus bagai suatu gema…
Renungkanlah: manusia wajib mengenal Allah demi syukur terima kasih dan demi hormat bagi inteligensinya sendiri.
Demi syukur terima kasih. Allah menciptakan manusia dan menganugerahinya karunia hidup yang tak terkira dan memperlengkapinya dengan karunia Rahmat yang super-tak terkira. Ketika manusia kehilangan Rahmat karena kesalahannya sendiri, dia mendengar suatu janji agung yang dibuat untuknya: 'Aku akan mengembalikan Rahmat kepadamu.' Adalah Allah, pihak yang dilanggar, Yang mengatakannya kepada si pelanggar, seolah Ia, Allah, bersalah dan wajib memberikan ganti rugi. Dan Allah menepati janji-Nya. Lihatlah, Aku di sini untuk memberikan Rahmat kepada manusia. Allah tidak membatasi Dirinya sendiri dengan memberikan hanya apa yang adikodrati, melainkan Ia telah merendahkan Esensi Rohani-Nya demi menyelenggarakan kebutuhan kasar dari daging dan darah manusia, dan Ia memberikan terik matahari, segarnya air, gandum, anggur, segala macam pepohonan dan segala jenis binatang. Demikianlah manusia menerima dari Allah segala sarana hidup. Ia adalah sang Penolong. Manusia haruslah mengucap syukur dan menunjukkan terima kasihnya dengan berupaya mengenal-Nya.
Demi hormat terhadap akal budinya sendiri. Seorang gila dan seorang idiot tidak berterima kasih kepada mereka yang menyembuhkan mereka, sebab mereka tidak mengerti nilai sesungguhnya dari penyembuhan. Dan mereka membenci orang-orang yang memandikan mereka dan memberi makan mereka, yang mendampingi mereka dan menghantar mereka tidur, yang mengawasi agar mereka tidak celaka, sebab mereka liar karena penyakit mereka, mereka menyalahartikan penyembuhan sebagai siksaan. Orang yang gagal dalam menunaikan kewajibannya terhadap Allah membuat aib bagi dirinya sendiri sebagai seorang yang dianugerahi akal budi. Hanya seorang dungu atau seorang idiot yang tak dapat membedakan ayahnya dari seorang asing, seorang penolong dari seorang musuh. Tetapi seorang yang berinteligensi mengenal ayahnya dan penolongnya dan bersuka dalam mengenalnya dengan lebih dan lebih baik, juga sehubungan dengan hal-hal yang tak diketahuinya, sebab terjadi sebelum dia dilahirkan atau sebelum dia ditolong oleh ayahnya atau penolongnya. Itulah apa yang harus kamu lakukan terhadap Allah untuk menunjukkan bahwa kamu berinteligensi dan bukan biadab.
Tetapi terlalu banyak orang di Israel seperti orang-orang dungu itu yang tidak mengenal ayah mereka atau penolong mereka. Yeremia bertanya: 'Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya?' Oh! ya. Israel terdiri dari gadis-gadis dungu macam itu, pengantin-pengantin perempuan yang ceroboh macam itu yang melupakan perhiasan jujur dan ikat pinggangnya untuk mengenakan perhiasan murahan pelacur; dan ini didapati terjadi semakin sering, semakin orang mendaki kelas-kelas yang sepatutnya menjadi guru dari orang banyak. Dan celaan Allah, dengan murka dan kekecewaan-Nya, ditujukan kepada mereka: 'Mengapa kamu berupaya untuk membuktikan bahwa perilakumu baik demi mendapatkan kasih, sementara kamu mengajarkan kejahatan dari jalan hidupmu, dan darah orang-orang malang dan tak berdosa ditemukan pada pinggiran pakaianmu?'
Sahabat-sahabat-Ku, jarak adalah baik dan buruk. Berada sangat jauh dari tempat-tempat di mana Aku mungkin akan berbicara adalah buruk, sebab menghindarkanmu dari mendengarkan sabda Hidup. Dan kamu menyesalinya. Itu benar. Tetapi adalah baik bahwa jarak menjauhkanmu dari tempat-tempat di mana dosa meragi, kebobrokan mendidih dan jerat mendesis untuk bertindak melawan Aku, menghalangi-Ku dalam karya-Ku, dan melawan hati orang banyak, dengan menebarkan kebimbangan dan dusta sehubungan dengan-Ku. Aku lebih suka kamu jauh daripada bobrok. Aku akan memastikan formasimu. Kamu tahu bahwa Allah telah menyelenggarakan sebelum kita mengenal satu sama lain, supaya kita dapat mengasihi satu sama lain. Aku telah dikenal sebelum kita bertemu. Ishak adalah pewartamu. Aku akan mengutus banyak Ishak untuk menyampaikan sabda-Ku kepadamu. Akan tetapi, kamu harus tahu bahwa Allah dapat berbicara di mana saja dan secara pribadi pada roh manusia dan mengajarinya dalam doktrin-Nya.
Janganlah takut bahwa dengan sendirian kamu akan dihantar pada kesesatan. Tidak. Jika kamu tidak menghendakinya, kamu tidak akan tidak setia kepada Allah dan kepada KristusNya. Sebaliknya, dia yang sama sekali tak dapat tinggal jauh dari Mesias hendaknya tahu bahwa Mesias membuka hati-Nya dan merentangkan kedua tangan-Nya kepadanya serta berkata: 'Marilah'. Marilah, barangsiapa yang ingin datang. Tinggallah di sini, barangsiapa yang ingin tinggal. Tetapi keduanya, yang pertama dan yang terakhir, hendaknya mewartakan Kristus melalui sarana hidup jujur. Wartakanlah Ia melawan ketidakjujuran yang mendekam dalam terlalu banyak hati. Wartakanlah Ia melawan kecerobohan dari tak terbilang banyaknya orang yang tidak tahu bagaimana bertekun setia dan melupakan perhiasan mereka dan ikat pinggang dari jiwa-jiwa yang dipanggil ke perkawinan dengan Kristus. Kamu mengatakan pada-Ku dalam kebahagiaanmu: 'Sebab Engkau datang kemari, tidak ada pada kami baik orang yang sakit maupun yang mati. Berkat-mu telah melindungi kami.' Ya, kesehatan adalah suatu hal besar. Tetapi pastikan bahwa kedatangan-Ku yang sekarang menjadikanmu semua utuh secara rohani, selalu dan dalam segalanya. Atas dampak itu Aku memberkatimu dan Aku memberikan damai-Ku padamu, pada anak-anakmu, pada ladang-ladangmu, panenanmu, rumahmu, kawanan ternakmu dan kebun buah-buahanmu. Pergunakanlah semua itu dengan cara yang kudus, janganlah hidup untuknya, melainkan melaluinya, dengan memberikan apa yang berlebih pada mereka yang membutuhkan, dan dengan demikian kamu akan memperoleh suatu ukuran yang melimpah dari berkat Bapa dan suatu tempat di Surga. Kamu boleh pergi. Aku akan tinggal di sini untuk berdoa…"
![]() 9 Juli
Aku membaca kembali apa yang aku tuliskan kemarin, dengan menuliskan kembali beberapa perkataan yang tak dimengerti, karena iba pada mata Pater. Sangat menyedihkan membacanya… begitu inferior dibandingkan apa yang sesungguhnya aku rasakan sementara menggambarkan suasana hatiku! Dan kendati demikian, agar supaya ditolong untuk mengatakan apa yang Tuhan buat aku rasakan, kalau-kalau aku menggambarkannya secara buruk dan juga demi kelegaanku sendiri sebab itu juga menyakitkan, tahukah Pater? - aku memohon pertolongan St Yohanes-ku. Aku berkata padanya: "Engkau tahu hal-hal ini dengan sangat baik. Engkau mengalaminya. Tolonglah aku." Dan aku dihiburkan oleh kehadirannya, oleh senyumnya yang dari seorang yang berwawasan sederhana baik abadi dan oleh kepeduliannya. Tetapi sekarang aku merasa bahwa perkataanku yang buruk itu begitu inferior dibandingkan perasaan-perasaan yang aku alami… Segala hal manusia adalah jerami, hanya adikodrati yang emas. Dan seorang manusia bahkan tidak dapat menggambarkannya.
|
|