210. MENUJU HEBRON.
PERTIMBANGAN DUNIA DAN PERTIMBANGAN ALLAH.   


6 Juli 1945

"Aku pikir kamu tidak ingin berziarah ke semua tempat terkenal di Israel," kata Iskariot ironis. Dia sedang berbicara dalam sebuah kelompok di mana ada Maria Alfeus dan Salome bersama dengan Andreas dan Tomas.

"Kenapa tidak? Siapa yang melarang kami?" tanya Maria Klopas.

"Aku. Ibuku sudah menantikanku untuk jangka waktu yang sangat lama…"

"Baik, pergilah kepada ibumu. Kami akan menghubungimu kemudian," kata Salome dan dia tampaknya menambahkan dalam hati: "Tak seorang pun akan kehilangan dirimu."  

"Tentu saja tidak! Aku ikut bersama Guru. Berlawanan dengan apa yang sudah direncanakan, Maria tidak ikut. Dan itu tidak seharusnya terjadi padaku, sebab padaku dijanjikan bahwa Ia akan ikut."  

"Ia berhenti di Bethzur untuk suatu alasan yang baik. Perempuan itu sungguh menderita."

"Yesus mestinya dapat menyembuhkannya seketika, tanpa harus membuatnya sembuh secara berangsur-angsur. Aku tidak tahu mengapa Ia tidak lagi suka mengerjakan mukjizat-mukjizat yang menakjubkan."

"Ia pasti punya pertimbangan-pertimbangan suci dalam melakukan apa yang Ia lakukan," kata Andreas tenang.

"Tentu saja! Dan dengan begitu Ia kehilangan sejumlah proselit. Masa tinggal kita di Yerusalem, betapa mengecewakan! Semakin ada kebutuhan untuk hal-hal yang spektakuler, semakin Ia merunduk dalam kegelapan. Aku begitu sangat ingin untuk melihat, untuk bertempur…"

"Maafkan pertanyaanku… Tapi apa yang ingin kau lihat dan dengan siapa kau ingin bertempur?" tanya Tomas.

"Apa? Siapa? Tapi aku ingin melihat mukjizat-mukjizat-Nya dan lalu bertindak melawan mereka yang mengatakan bahwa Ia adalah seorang nabi palsu atau seorang yang kerasukan. Sebab itulah apa yang mereka katakan, lihat? Mereka katakan bahwa jika Beelzebul tidak menyokong-Nya, maka Ia adalah seorang celaka yang malang. Dan sebab disposisi Beelzebul yang tak dapat ditebak itu sudah terkenal dan kita tahu bahwa dia suka mengambil dan pergi, seperti yang dilakukan seekor leopard terhadap mangsanya, dan bahwa mentalitas ini diperkuat oleh fakta-fakta, aku menjadi tidak sabar ketika aku pikir bahwa Ia tidak berbuat apa-apa. Kita harus menampilkan kesan yang baik! Para rasul dari seorang Guru… Yang tidak melakukan suatu pun selain dari mengajar… itu tak dapat disangkal, tapi tidak ada yang lain." Jeda sekonyong-konyong Yudas sesudah kata 'Guru' membuat yang lain berpikir bahwa dia hendak mengucapkan sesuatu yang buruk.

Para perempuan merasa ngeri dan Maria Alfeus, sebab dia sanak Yesus, berkata terus terang: "Aku tidak terkejut akan itu, tetapi aku heran bahwa Ia tahan denganmu, bocah!"

Namun Andreas, Andreas yang selalu lemah lembut, habis kesabarannya dan memerah wajahnya, sungguh amat serupa dengan saudaranya sekali ini saja, dan berkata marah: "Enyahlah! Dan kau tak akan mendapatkan kesan buruk lagi karena Guru! Dan siapa yang memintamu ikut? Ia memanggil kami. Bukan kau. Kau harus mendesak beberapa kali untuk diterima. Kaulah yang memaksakan dirimu. Aku tidak tahu siapa yang mencegahku untuk melaporkan semuanya pada yang lain-lain…"

"Orang tidak akan pernah dapat berbicara denganmu. Mereka benar ketika mereka mengatakan bahwa kamu ini orang-orang yang suka bertengkar dan bodoh…"

"Baik, kukatakan padamu yang sebenarnya, juga aku tidak mengerti bagaimana kau dapat mengatakan bahwa Guru melakukan kesalahan. Pula aku tidak tahu mengenai disposisi Iblis yang tak dapat ditebak. Kasihan! Dia pastilah seorang yang aneh. Andai dia punya intelegensi dia tidak akan memberontak melawan Allah. Tetapi aku akan mencatat itu," goda Tomas untuk mencegah badai yang nyaris menerjang.

"Jangan bergurau, sebab aku serius. Dapatkah kau mungkin mengatakan bahwa Ia menarik perhatian di Yerusalem? Juga Lazarus mengatakannya…"

Tomas meledak dalam tawa lepas. Lalu, dengan masih tertawa, dan tawanya sudah menggusarkan Yudas, dia berkata: "Ia tidak melakukan suatu pun? Pergi dan tanyakan pada orang-orang kusta di Siloam and Hinnom. Yakni: kau tidak akan menemukan seorang pun di Hinnom, sebab mereka semuanya sudah disembuhkan. Jika kau tidak ada di sana waktu itu, sebab kau bergegas pergi ke… teman-temanmu, dan sebagai konsekuensinya kau tidak tahu, itu tidak menghalangi lembah-lembah Yerusalem dan lebih banyak lagi tempat menggemakan hosana dari para penderita kusta yang disembuhkan," kata Tomas dengan serius. Dan ia melanjutkan dengan tegas: "Kau menderita gangguan empedu, kawan. Dan sebab itu kau merasa pahit dan melihat hijau di mana-mana. Itu pastilah penyakitmu yang suka kambuh. Dan percayalah padaku, tidaklah sangat menyenangkan untuk bersama dengan seorang sepertimu. Kau harus berubah. Aku tidak akan mengatakan suatu pun pada seorang pun, dan jika para perempuan yang baik ini mendengarkanku, mereka pun akan tutup mulut juga, dan begitu pula Andreas. Tapi kau harus berubah. Jangan kau berpikir bahwa kau sudah dikecewakan sebab tidak ada yang mengecewakan. Juga nasehatmu tidak diperlukan sebab Guru sendiri tahu apa yang harus dilakukan. Jangan kau mencoba untuk menjadi guru dari Guru. Dan jika untuk perempuan malang Eliza Ia bertindak demikian, itu berarti bahwa itu adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan. Biarlah ular-ular mendesis sesuka mereka. Jangan cari masalah dengan bertindak sebagai comblang antara mereka dan Dia dan lebih dari itu jangan berpikir bahwa kau merendahkan dirimu sendiri dengan ada bersama-Nya. Meski andai Ia bahkan tidak menyembuhkan suatu demam di masa mendatang, Ia adalah selalu berdaya kuasa. Perkataan-Nya adalah suatu mukjizat yang terus-menerus. Dan istirahatkan pikiranmu. Tidak ada para pemanah di belakang kita! Jangan khawatir, kita akan berhasil dalam meyakinkan dunia bahwa Yesus adalah Yesus. Dan diamlah, jika Maria berjanji untuk datang ke rumah ibumu, Ia akan datang. Sementara itu kita akan pergi menjelajahi bagian negeri yang indah ini, ini pekerjaan kita! Dan kenapa tidak? Marilah kita membuat para murid perempuan bergembira dengan pergi mengunjungi makam Abraham, pohonnya dan makam Isai dan… apa lagi yang tadi kamu katakan?"

"Mereka mengatakan bahwa ini adalah tempat di mana Adam tinggal dan di mana Habel dibunuh…"

"Dongeng tolol biasanya!" gerutu Yudas.

"Seratus tahun mendatang mereka akan mengatakan bahwa juga Grotto Betlehem dan banyak hal-hal lainnya adalah dongeng! Tapi, maafkan aku! Kau dulu ingin pergi ke gua bau itu di En-Dor, yang harus kau akui tidaklah termasuk dalam hitungan tempat suci; tidakkah kau pikir demikian? Dan mereka sudah datang kemari di mana dikatakan ada darah dan abu dari orang-orang kudus. En-Dor mendatangkan bagi kita Yohanes dan siapa tahu…"

"Betapa eloknya mendapatkan Yohanes!" ejek Iskariot.

"Wajahnya tidak, tidak. Tapi dalam jiwanya dia mungkin lebih baik dari kita."

"Apa? Dengan masa lalunya itu!"       

"Diamlah. Guru mengatakan bahwa kita tidak boleh mengingat-ingat itu."

"Hebat! Andai aku yang melakukan hal-hal macam itu, aku bertanya-tanya apakah kamu tak akan mengingat-ingatnya!"

"Selamat tinggal, Yudas. Sebaiknya kau dibiarkan sendirian saja. Kau terlalu pemarah. Aku harap aku tahu ada apa denganmu!"

"Ada apa denganku, Tomas? Masalahnya adalah bahwa aku melihat bahwa kita diabaikan demi kepentingan para pendatang baru yang asing. Dan aku melihat bahwa semua orang lebih dikasihi daripada aku. Dan aku juga memperhatikan bagaimana Ia menunggu hingga aku pergi untuk mengajarkan kepadamu bagaimana berdoa. Dan kau berharap aku bahagia dengan situasi macam itu?"

"Tidak. Tapi aku dapat tunjukkan bahwa andai kau ikut bersama kami merayakan Perjamuan Malam Paskah kau pasti akan ada di Bukit Zaitun pula bersama kami, ketika Guru mengajarkan doa itu kepada kami. Aku tidak melihat bagaimana kita diabaikan karena pendatang baru asing manapun. Apa yang kau maksud adalah bocah tak berdosa yang malang itu? Atau karena Yohanes yang hidupnya tak bahagia itu ada bersama kita?"

"Karena mereka berdua. Yesus jarang berbicara kepada kita sekarang. Lihatlah Ia bahkan sekarang ini… Ia berkeliaran di sana, berbicara dan berbicara pada si bocah. Ia akan harus menunggu lama sebelum Ia dapat menempatkannya di kalangan para murid! Dan orang yang satunya tidak akan pernah dapat menjadi seorang murid. Dia terlalu angkuh, terlalu terpelajar, terlalu degil, dengan kecenderungan-kecenderungan buruk. Dan meski begitu: 'Yohanes di sini, Yohanes di sana.'"

"Bapa Abraham, tolonglah aku untuk menanggung ini dalam kesabaran!!! Dan dalam hal apa kau berpikir bahwa Guru lebih pilih kasih terhadap yang lainnya dari terhadapmu?"

"Tidakkah kau lihat bahkan sekarang? Ketika tiba saatnya untuk meninggalkan Bet-Zur, sesudah berhenti untuk mengajar ketiga gembala yang seharusnya dapat dengan sangat baik diajar oleh Ishak, siapakah yang ditinggalkan-Nya bersama BundaNya? Aku? Kau? Bukan. Ia meninggalkan Simon. Seorang tua yang nyaris tak dapat berbicara!..."

"Tetapi sedikit yang ia katakan itu selalu tepat," jawab sengit Tomas, yang sekarang sendirian sebab para perempuan dan Andreas sudah pergi dan berjalan cepat di depan mereka seolah berharap dapat segera melewati suatu bentangan jalan di mana matahari sangat terik.

Kedua rasul itu sudah menjadi begitu naik darah hingga mereka tidak mendengar Yesus yang datang, sebab berisik langkah kaki-Nya sama sekali sudah diredam oleh debu jalanan. Tetapi, jika Ia tidak bersuara, kedua rasul itu berteriak selantang sepuluh orang dan Yesus dapat mendengarnya. Di belakang-Nya ada Petrus, Matius, kedua sepupu Tuhan, Filipus dan Bartolomeus dan kedua anak Zebedeus bersama Marjiam di antara mereka.

Yesus berkata: "Kau benar, Tomas. Simon sedikit bicara, tapi sedikit yang dikatakannya itu selalu tepat. Pikirannya damai dan hatinya jujur. Dan lebih dari itu dia punya kehendak baik yang luhur. Itu sebabnya mengapa Aku meninggalkannya bersama BundaKu. Dia sungguh seorang yang dapat diandalkan dan sekaligus dia tahu bagaimana untuk hidup, dia sudah pernah menderita dan lanjut usia. Aku mengatakan ini sebab Aku pikir ada seseorang yang berpikir bahwa pilihan-Ku tidak adil - karena pertimbangan itulah dia merupakan orang yang paling tepat untuk tinggal. Yudas, Aku tidak dapat membiarkan BundaKu ditinggalkan sendirian dekat seorang perempuan malang yang masih sakit. Dan adalah benar bahwa Aku seharusnya meninggalkan-Nya. BundaKu akan menuntaskan perkerjaan yang Aku mulai. Tetapi Aku tak dapat meninggalkan-Nya bersama sepupu-Ku, atau bersama Andreas, Yakobus atau Yohanes, atau pun bersamamu. Jika kau tidak memahami pertimbangannya, Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan…"

"Sebab Ia adalah BundaMu, Ia masih muda, cantik, dan orang-orang…"

"Bukan! Orang akan selalu punya kekotoran dalam pikiran mereka, pada bibir dan tangan mereka dan teristimewa dalam hati mereka, orang-orang tidak jujur yang melihat perasaan-perasaan mereka dalam diri semua orang lainnya; tetapi Aku tidak peduli dengan lumpur mereka. Itu akan rontok dengan sendirinya, apabila lumpur itu mengering. Tetapi Aku lebih memilih Simon sebab dia sudah tua dan dia tidak akan terlalu mengingatkan perempuan yang berduka itu pada putra-putranya yang tiada. Kamu orang-orang muda akan membangkitkan kenangan itu lewat kemudaanmu… Simon tahu bagaimana mengawasi tanpa terlihat, dia tidak pernah menuntut suatu pun, dia mengerti dan dapat mengendalikan diri. Aku dapat saja menempatkan Petrus. Siapakah yang lebih baik darinya dekat BundaKu? Tetapi dia masih terlalu memperturutkan kata hati. Kau tahu bahwa Aku mengatakannya padanya secara terbuka, dan dia tidak merasa tersinggung. Petrus itu tulus, dan dia mencintai ketulusan bahkan hingga menyangkut keburukannya sendiri. Aku dapat saja menempatkan Natanael. Tetapi dia belum pernah ke Yudea sebelumnya. Sebaliknya, Simon mengenal negeri itu dengan baik dan dia akan sangat berguna dalam menghantarkan BundaKu ke Keriot. Dia tahu di mana rumah pedesaanmu dan rumahmu yang di kota dan dia tidak akan…"

"Tetapi… Guru!... Tetapi, apakah BundaMu sungguh akan datang ke rumahku?"

"Kami telah mengatakannya. Dan apabila kau mengatakan sesuatu, kau akan melakukannya. Kita akan bergerak maju perlahan, dengan berhenti untuk menginjili desa-desa ini. Tidakkah kau ingin Aku menginjili tanah Yudea-mu?"

"Tentu saja, Guru!... Tapi aku percaya… aku pikir…"

"Di atas segalanya kau menimbulkan banyak masalah atas dirimu sendiri melalui khayalanmu sendiri. Pada fase kedua bulan Siwan kita semua akan berada di rumah ibumu. Kita, yakni juga BundaKu dan Simon. Sementara ini Ia menginjili Bet-Zur, sebuah kota di Yudea, sementara Yohana menginjili Yerusalem dengan bantuan seorang gadis dan seorang imam yang dulunya adalah seorang penderita kusta, sementara Lazarus bersama Marta dan Ismael tua menginjili Betania, sedangkan Yuta diinjili oleh Sara dan Aku yakin bahwa ibumu berbicara mengenai Mesias di Keriot, kau tentunya tak dapat mengatakan bahwa Aku sudah meninggalkan Yudea tanpa suara. Sebaliknya, meski Yudea lebih berpikiran picik dan lebih kepala batu dibandingkan wilayah lain manapun, Aku telah memberinya suara-suara yang paling manis, suara-suara para perempuan, di samping suara Ishak, seorang kudus, dan suara Lazarus, seorang sahabat-Ku. Seorang perempuan tahu bagaimana mempergunakan kata-kata dengan kehalusan seni seorang perempuan, seorang nyonya dalam memimpin jiwa-jiwa ke tempat yang dikehendakinya. Tidakkah kau berbicara lagi? Kenapakah kau hampir menangis, kau bocah besar yang moody? Apa gunanya meracuni dirimu sendiri dengan bayang-bayang? Apa kau masih punya pertimbangan yang menyedihkanmu? Katakan pada-Ku! Bicaralah…"

"Aku jahat… dan Engkau begitu baik. Kebaikan-Mu selalu menamparku, sebab selalu begitu segar dan begitu baru… aku… aku tidak pernah dapat mengatakan bilamana aku akan menemukannya di jalanku."

"Kau benar. Tidaklah mungkin bagimu untuk mengenalnya. Sebab bukan segar maupun baru. Melainkan kekal, Yudas. Adalah Mahahadir, Yudas… Oh! Kita sudah dekat Hebron dan Maria, Salome dan Andreas melambai-lambaikan tangan mereka pada kita. Ayolah kita pergi. Mereka berbicara kepada beberapa orang. Pastilah mereka menanyakan di mana lokasi tempat-tempat bersejarah. Ibumu menjadi muda kembali dengan rekoleksi ini, saudaraku terkasih!"

Yudas Tadeus tersenyum pada Sepupu-nya dan Yesus balas tersenyum.

"Kita semua menjadi muda!" kata Petrus. "Aku serasa berada di sekolah kembali. Tapi yang ini adalah sekolah yang menyenangkan! Jauh lebih menyenangkan dari sekolah Elisa, si penggerutu. Apa kau ingat dia Filipus? Apa yang tidak kita lakukan terhadapnya! Ingat kisah suku-suku bangsa? 'Sebutkan kota-kota dari suku-suku Israel!'; 'Kamu tidak mengatakannya secara serempak… Ulangi…'; 'Simon, kau seperti kodok tidur. Kau tertingggal. Mulai dari awal lagi.' Ya, ampun! Kepalaku penuh dengan nama-nama kota dan desa dari masa-masa lalu, dan aku tidak tahu yang lainnya. Sebaliknya di sini, orang sungguh belajar! Tahukah kau, Marjiam? Suatu hari dari hari-hari ini bapamu akan pergi untuk duduk menghadapi ujiannya, sekarang sesudah dia belajar…"

Mereka semua tertawa sementara pergi menyusul Andreas dan para perempuan.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 3                 Daftar Istilah                    Halaman Utama