275. KETAMAKAN DAN ORANG KAYA YANG BODOH.
10 dan 14 September 1945
Yesus berada di salah satu bukit di pesisir barat danau. Kota-kota dan desa-desa yang tersebar di kedua tepi danau terbentang di hadapan mata-Nya. Tepat di bawah bukit adalah Magdala dan Tiberias; yang pertama dengan daerah mewahnya berhiaskan taman-taman, yang jelas dipisahkan dari rumah-rumah miskin para nelayan, petani dan rakyat jelata dengan sebuah sungai kecil yang sekarang sama sekali kering; yang terakhir tampak mengagumkan di segala sudutnya, sebuah kota yang tidak mengenal kemalangan dan kerusakan, tampak indah dan segar di bawah sinar matahari di hadapan danau. Di antara kedua kota itu ada beberapa petak kebun sayur-mayur yang dipelihara baik di dataran rendah, sementara pepohon zaitun memenuhi dan menaklukkan bukit. Dari puncak bukit ini orang dapat melihat di belakang Yesus punggung Gunung Sabda Bahagia, yang pada kakinya ada jalan utama yang terbentang dari Laut Mediterania ke Tiberias. Mungkin Yesus memilih tempat ini karena sangat dekat dengan sebuah jalan yang sangat sibuk, dan dengan demikian orang dapat datang kemari dari banyak kota, baik kota-kota di danau maupun kota-kota di Galilea, dan lalu kembali ke rumah pada sore hari atau mencari tumpangan di banyak kota-kota itu. Iklimnya juga sejuk karena ketinggian dan juga karena pepohonan tinggi di lereng atas yang telah menggantikan pepohonan zaitun.
Sebenarnya ada banyak orang selain para rasul dan para murid. Orang-orang yang membutuhkan Yesus untuk alasan kesehatan, atau untuk minta nasihat, orang-orang yang datang karena ingin tahu, atau dihantar ke sana oleh teman-teman atau karena ikut-ikutan. Singkat kata, ada suatu himpnan besar orang. Musim saat itu, yang tidak lagi panas tetapi cenderung ke kenyamanan musim gugur yang santai, mendorong para peziarah untuk datang mencari sang Guru. Yesus telah menyembuhkan orang-orang sakit dan telah berbicara kepada orang banyak tentang masalah kekayaan yang didapatkan secara tidak adil dan ketidakterikatan dengannya, sebab, itu diperlukan dalam diri setiap orang yang ingin mendapatkan Surga dan sangat penting bagi mereka yang ingin menjadi murid-Nya. Sekarang Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari murid kaya yang ini atau yang itu, yang agaknya kecewa dengan persyaratan macam itu.
Yohanes, si ahli Taurat, berkata: "Haruskah aku musnahkan apa yang aku miliki, dan dengan begitu menjauhkan keluargaku dari apa yang menjadi hak mereka?"
"Tidak. Tuhan memberimu harta milik. Biarkan itu berguna bagi Keadilan dan manfaatkan dengan benar. Yaitu, topang keluargamu melalui sarana itu, yang adalah kewajibanmu; perlakukan pelayan-pelayanmu dengan kasih, dan itu adalah amal kasih; menolong orang miskin, dan para murid miskin yang membutuhkan. Dengan demikian, kekayaanmu bukan menjadi penghalang, melainkan bantuan."
Kemudian berbicara kepada orang banyak Ia berkata, "Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa murid yang paling miskin juga bisa berada dalam bahaya yang sama kehilangan Surga melalui keterikatan pada kekayaan, jika dia bertindak melawan keadilan dengan bersepakat dengan orang-orang kaya, sesudah dia menjadi seorang imam-Ku. Orang kaya atau orang jahat sering berusaha merayumu dengan hadiah-hadiah guna membuatmu menerima cara hidupnya dan dosanya. Dan di antara para pelayan-Ku, akan ada sebagian yang akan menyerah pada godaan hadiah. Itu tidak boleh terjadi. Ikuti teladan Pembaptis. Meski ia bukan seorang hakim atau seorang magistrat, ia memiliki kesempurnaan hakim dan magistrat sebagaimana dinyatakan dalam Ulangan: 'Janganlah memandang bulu, janganlah menerima suap, sebab suap membutakan mata orang-orang bijaksana dan memutar-balikkan perkataan orang-orang yang benar.' Terlalu sering orang membiarkan ujung pedang keadilan ditumpulkan oleh emas yang digosokkan oleh orang berdosa padanya. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Belajarlah bagaimana menjadi miskin, bagaimana mati, tetapi jangan pernah bersepakat dengan dosa. Bahkan tidak dengan alasan untuk menggunakan emas itu demi kaum miskin. Itu adalah emas terkutuk dan tidak akan menghasilkan yang baik. Itu adalah emas dari kompromi yang aib. Kamu telah ditunjuk sebagai guru supaya kamu menjadi guru, dokter, dan penebus. Apa jadinya kamu, jika kepentinganmu sendiri membuatmu menyetujui kejahatan? Guru dari ilmu pengetahuan yang jahat, dokter yang membunuh pasien mereka, bukan penebus melainkan orang yang menghancurkan hati orang."
Seorang dari khalayak ramai maju dan berkata, "Aku bukan seorang murid. Tapi aku mengagumi-Mu. Jawablah pertanyaanku ini, 'Apakah sah menyimpan uang orang lain?'"
"Tidak, sobat. Itu adalah pencurian, seperti merampas kantong uang seorang yang lewat."
"Bahkan meski itu adalah uang keluarga?"
"Tentu saja. Tidak benar orang mengambil uang yang adalah milik semua lainnya."
"Jadi datanglah pada Abelmaim, Guru, di jalan menuju Damaskus, dan perintahkan saudara lelakiku untuk membagi denganku warisan ayah kami yang meninggal tanpa meninggalkan surat wasiat tertulis. Dia mengambil semua untuk dirinya sendiri. Dan ingatlah bahwa kami saudara kembar, yang dilahirkan pada kelahiran pertama dan satu-satunya. Jadi aku memiliki hak yang sama sepertinya."
Yesus menatapnya dan berkata, "Ini adalah situasi yang menyakitkan dan saudaramu jelas tidak berlaku adil. Tetapi yang bisa Aku lakukan hanyalah berdoa untukmu dan untuknya, agar dia bisa berubah, dan Aku bisa datang ke desamu dan mewartakan injil dan dengan demikian menyentuh hatinya. Jalan bukan beban bagi-Ku jika Aku bisa mendatangkan damai di antaramu."
Laki-laki itu menjadi berang dan meledak, "Apa gunanya kata-kata-Mu? Dibutuhkan lebih dari itu dalam perkara ini!"
"Tidakkah kau memberitahu-Ku untuk memerintahkan saudaramu untuk..."
"Memerintahkan bukan menginjili. Perintah selalu disertai dengan ancaman. Ancaman untuk menyerang orangnya, jika dia tidak memberikan padaku apa yang menjadi hakku. Engkau bisa melakukan itu. Seperti Engkau mendatangkan kesembuhan, Engkau dapat mendatangkan penyakit."
"Sobat, Aku datang untuk mempertobatkan, bukan untuk menyerang. Tetapi jika kau punya iman pada perkataan-Ku, kau akan mendapatkan damai."
"Perkataan yang mana?"
"Sudah Aku katakan bahwa Aku akan berdoa untukmu dan untuk saudaramu, agar kau dapat dihiburkan dan dia dapat dipertobatkan."
"Omong kosong! Aku tidak sebodoh itu untuk percaya. Datang dan perintahkan."
Yesus, yang tadinya lemah lembut dan sabar, menjadi berwibawa dan tegas. Ia berdiri tegak - sebelumnya Ia membungkuk menghadapi laki-laki kecil kekar yang marah itu - dan Ia berkata, "Sobat, siapakah yang mengangkat-Ku menjadi hakim atau juru damai di antaramu? Tak seorang pun. Tetapi demi menghindari perseteruan di antara dua orang bersaudara, Aku bersedia datang dan mengamalkan Misi-Ku sebagai pendamai dan penebus, dan andai kau percaya pada kata-kata-Ku, sekembalinya kepada Abelmaim kau akan mendapati bahwa saudaramu itu sudah berubah. Tapi kau tidak mau percaya. Dan kau tidak akan mendapati mukjizat. Andai saja kau bisa mendapatkan harta itu sebelum saudaramu, kau juga pasti akan menyimpannya, merenggutnya dari saudaramu, sebab sebagaimana benar bahwa kamu terlahir kembar, juga benar bahwa kamu punya nafsu kembar dan baik kau maupun saudaramu hanya punya satu cinta: emas, dan satu iman: emas. Sebab itu jadilah sesuai imanmu. Selamat tinggal."
Laki-laki itu pergi dengan mengutuki Yesus sementara semua orang yang hadir terguncang dan hendak menghukumnya.
Tetapi Yesus berkeberatan, dengan mengatakan, "Biarkan dia pergi. Mengapa mengotori tanganmu dengan menyerang seorang yang tak berperikemanusiaan? Aku mengampuninya sebab dia kerasukan dan disesatkan oleh setan emas. Ampuni dia juga. Marilah kita, sebaliknya, berdoa bagi orang malang itu agar dia berperikemanusiaan kembali dengan jiwa bebas yang indah."
"Itu benar. Bahkan wajahnya tampak mengerikan karena ketamakannya. Apa kau memperhatikannya?" para murid dan mereka yang dekat dengan si kikir itu saling bertanya satu sama lain.
"Memang benar! Dia tidak terlihat sama seperti sebelumnya."
"Ya. Dan saat dia menolak Guru, dia nyaris menyerang-Nya sementara mengutuki-Nya, dan wajahnya seperti setan."
"Setan penggoda. Dia ingin menghantar Guru ke kejahatan..."
"Dengar," kata Yesus. "Memang benar bahwa perubahan roh tercermin pada wajah orang. Seolah setan muncul di permukaan dia yang dirasukinya. Hanya sedikit orang yang adalah setan, entah dalam perbuatan atau penampilan, tidak menunjukkan siapa mereka. Dan sedikit orang itu sempurna dalam kejahatan dan sepenuhnya dirasuki. Wajah orang benar, sebaliknya, selalu indah, bahkan meski wajahnya secara jasmani cacat, sebab keindahan adikodrati, yang dari batin terpancar pada yang lahiriah. Dan bukan hanya sekedar perkataan, melainkan fakta nyata, bahwa kita melihat kesegaran jasmani juga dalam diri mereka yang bebas dari kejahatan. Jiwa yang di dalam diri kita menyelubungi keseluruhan keberadaan kita. Bau busuk dari jiwa yang rusak mempengaruhi juga tubuh, sementara aroma jiwa yang murni memeliharanya. Jiwa yang rusak mendorong daging pada dosa-dosa percabulan, yang menuakan dan merusakkan tubuh. Jiwa yang murni mendorong tubuh pada hidup yang murni, yang memberi tampilan segar dan memancarkan kemuliaan.
Berusahalah untuk memelihara kemudaan rohanimu tetap murni, atau untuk menghidupkannya kembali, jika kamu sudah kehilangannya, dan waspadalah terhadap ketamakan, baik akan kenikmatan sensual maupun akan kekuasaan. Hidup manusia tidak tergantung pada kelimpahan kekayaannya, baik dalam kehidupan sekarang apalagi dalam kehidupan selanjutnya, kehidupan kekal. Sebaliknya tergantung pada cara hidupnya, juga kebahagiaannya, baik di bumi maupun di surga. Sebab orang yang jahat tidak pernah sungguh bahagia. Sebaliknya, orang yang saleh selalu bahagia dengan sukacita surgawi, bahkan meski dia miskin dan sendirian. Bahkan kematian tidak menyedihkannya. Sebab dia tidak punya dosa atau penyesalan yang membuatnya takut untuk bertemu Allah, pun dia juga tidak menyesali apa yang dia tinggalkan di bumi. Dia tahu bahwa hartanya ada di surga dan seperti orang yang pergi untuk mengambil hak warisannya, warisan suci, dia pergi dengan bahagia dan penuh penyerahan diri menuju kematian, yang membuka baginya gerbang Kerajaan di mana hartanya berada.
Segera kumpulkan hartamu. Mulailah dari masa mudamu, kamu kaum muda, bekerjalah tanpa henti; kamu kaum lanjut usia, yang lebih dekat dengan kematian karena usia. Tetapi karena tanggal kematian tidak diketahui, dan seorang kanak-kanak kerap kali meninggal dunia di hadapan orang tua yang terhormat, janganlah menunda pekerjaan mengumpulkan harta keutamaan dan perbuatan baikmu untuk kehidupan selanjutnya, jangan sampai kematian menjemputmu sebelum kamu menempatkan harta ganjaran di Surga. Banyak orang mengatakan, 'Oh! Aku muda dan kuat! Aku akan bersenang-senang untuk sementara waktu di bumi, dan aku akan berbalik nanti.' Salah besar!
Dengarkan perumpamaan ini. Sebidang tanah milik seorang kaya menghasilkan panen yang melimpah. Panen yang sungguh menakjubkan. Dia tampak bahagia dengan begitu banyak kelimpahan yang menumpuk di ladang-ladang dan lantai-lantai pengirikannya dan yang akan disimpan di lumbung-lumbung bahkan di kamar-kamar rumahnya, karena lumbungnya tidak dapat menampung semuanya. Dia berkata: 'Aku sudah bekerja seperti budak tetapi aku tidak dikecewakan oleh ladang-ladangku. Aku sudah bekerja setara untuk sepuluh panenan, dan aku akan beristirahat selama itu juga. Apa yang harus aku lakukan untuk menyimpan semua hasil panen ini? Aku tak hendak menjualnya, jika tidak, aku akan terpaksa bekerja untuk mendapatkan panenan baru tahun depan. Inilah yang akan aku lakukan: Aku akan merobohkan lumbung-lumbungku dan membangun lumbung-lumbung yang lebih besar, yang mampu menampung semua hasil panenanku dan barang-barangku. Dan lalu aku akan berkata kepada jiwaku: 'Oh, jiwaku! Kau sudah menyisihkan barang-barang untuk bertahun-tahun mendatang. Karenanya, beristirahatlah, makan, minum, dan bersenang-senanglah.' Orang itu, seperti banyak orang lainnya, menyalah-artikan jiwanya sebagai tubuhnya dan mencampur-adukkan yang kudus dan yang cemar, sebab dalam kenyataan yang sesungguhnya jiwa tidak bersukacita dalam pesta pora dan kemalasan, melainkan jiwa merana. Dan orang itu, seperti kebanyakan orang, sesudah panen pertama yang baik di ladang keutamaan, berhenti, sebab dia pikir dia sudah melakukan semuanya.
Tetapi tidak tahukah kamu bahwa begitu kamu menempatkan tanganmu di atas bajak, kamu harus bertekun selama satu, sepuluh, seratus tahun, sepanjang masa hidupmu, sebab berhenti adalah suatu kejahatan terhadap diri sendiri, karena orang menyangkal diri untuk suatu kemuliaan yang terlebih besar, dan itu adalah suatu kemunduran, sebab pada umumnya dia yang berhenti tidak hanya tidak maju lebih jauh, melainkan berbalik kembali? Harta surga harus bertambah dari tahun ke tahun untuk menjadi baik.
Sebab jika Kerahiman lembut terhadap mereka juga yang punya sedikit tahun untuk mengumpulkannya, Kerahiman tidak akan menjadi kaki tangan dari orang-orang malas yang untuk suatu hidup yang panjang tidak berbuat banyak. Ini adalah harta yang bertambah terus-menerus. Jika tidak, itu bukan lagi harta yang menghasilkan buah, melainkan harta yang tidak berbuah, yang merusak kedamaian Surga yang ada.
Allah berkata kepada orang bodoh itu, 'Bodoh! Kamu salah mengira tubuh dan kekayaan bumi sebagai apa itu roh dan kamu mengubah kasih karunia Allah menjadi kejahatan. Malam ini juga tuntutan akan diajukan kepada jiwamu, dan dia akan diambil, dan tubuhmu akan terbaring tanpa nyawa. Dan timbunan kekayaanmu, akan menjadi milik siapakah itu? Akankah kamu membawanya bersamamu? Tidak. Kamu akan datang ke hadapan-Ku dengan tanpa hasil panen duniawi dan tanpa perbuatan rohani dan kamu akan menjadi miskin di kehidupan selanjutnya. Akan lebih baik andai kamu menggunakan hasil panenmu untuk karya-karya belas kasihan demi sesamamu dan demi dirimu sendiri. Sebab andai kamu sudah berbelas kasihan kepada orang-orang lain, kamu pasti sudah berbelas kasihan kepada jiwamu sendiri. Dan daripada berangan-angan kosong, kamu bisa menjalankan perdagangan yang akan mendatangkan keuntungan jujur bagi tubuhmu dan ganjaran besar bagi jiwamu hingga Aku memanggilmu.' Dan orang itu meninggal malam itu juga dan diadili dengan keras. Aku katakan dengan sungguh-sungguh bahwa hal itu terjadi pada mereka yang mengumpulkan harta bagi diri mereka sendiri tetapi tidak tumbuh kaya di mata Allah.
Pergilah sekarang dan petik manfaat dari ajaran yang dijelaskan kepadamu. Damai sertamu.' Dan Yesus memberkati dan undur diri ke serumpun semak bersama para rasul dan murid-Nya untuk bersantap dan beristirahat. Dan sementara makan, Ia melanjutkan pembicaraan tentang pengajaran yang sama, dengan mengulangi suatu subyek yang sudah dijelaskan beberapa kali kepada para rasul dan yang aku pikir tidak akan pernah cukup jelas, sebab manusia terlalu mudah dikuasai ketakutan-ketakutan bodoh.
"Kamu harus percaya," Ia berkata, "orang seharusnya khawatir hanya mengenai menjadikan dirinya kaya dalam keutamaan. Tetapi camkanlah: jangan kamu khawatir berlebihan atau hingga menderita. Yang baik adalah musuh dari kekhawatiran, ketakutan, ketergesaan, yang masih menunjukkan terlalu banyak jejak dari ketamakan, kecemburuan dan ketidakpercayaan manusia. Biarkan pekerjaanmu konstan, yakin, damai, tanpa awal dan akhir yang penuh lonjakan, seperti yang dilakukan keledai binal. Tetapi tidak ada yang menggunakan keledai binal, terkecuali orang gila, untuk melakukan perjalanan yang aman. Damai dalam kemenangan dan damai dalam kekalahan. Juga airmata yang ditumpahkan karena suatu kesalahan yang kamu lakukan dan yang menyedihkanmu sebab dengan itu kamu sudah mendukakan Allah, haruslah damai, dengan diredakan oleh kerendahan hati dan kepercayaan. Prostratio; kemarahan terhadap diri sendiri selalu merupakan indikasi kesombongan dan kurang percaya diri. Dia yang rendah hati tahu bahwa dia adalah seorang yang malang yang tunduk pada kemalangan daging, yang terkadang menang. Dia yang rendah hati tidak menempatkan kepercayaannya pada dirinya sendiri sebesar pada Tuhan, dan juga tenang ketika dia dikalahkan dan berkata, 'Ampuni aku, Bapa. Aku tahu bahwa Engkau menyadari kelemahanku yang terkadang-kadang menguasaiku. Aku percaya bahwa Engkau mengasihani aku. Aku sepenuhnya yakin bahwa Engkau akan menolongku di masa mendatang bahkan lebih dari sebelumnya, kendati aku begitu sedikit menyenangkan-Mu.' Jangan acuh tak acuh ataupun serakah sehubungan dengan karunia-karunia Allah. Berikan dengan murah hati apa yang kamu miliki dalam kebijaksanaan dan keutamaan.
Aktiflah dalam hal-hal rohani seperti orang aktif sehubungan dengan jasmani mereka. Dan sejauh menyangkut jasmanimu janganlah meniru orang-orang dari dunia yang selalu gentar akan masa depan mereka, takut mereka mungkin kurang dari apa yang berlimpah, bahwa mereka mungkin jatuh sakit, atau mati, bahwa musuh mungkin akan membahayakan, dan sebagainya. Allah tahu apa yang kamu butuhkan. Karena itu, janganlah takut akan masa depanmu. Bebaslah dari airmata, yang lebih berat dari rantai para budak galley. Jangan khawatir mengenai kebutuhan hidup: apa yang akan kamu makan, atau minum dan bagaimana kamu akan membalut tubuhmu dengan pakaian. Hidup roh lebih berharga dari hidup tubuh dan tubuh lebih berharga dari pakaian, karena kamu hidup dengan tubuhmu dan bukan dengan pakaianmu dan melalui matiraga tubuhmu, kamu membantu jiwamu untuk mendapatkan hidup kekal. Allah tahu berapa lama Ia akan meninggalkan jiwamu di dalam tubuhmu, dan Ia akan memberimu apa yang dibutuhkan hingga saat itu. Ia memberikannya kepada burung-burung gagak, burung najis yang makan bangkai dan alasan keberadaannya hanyalah untuk menyingkirkan bangkai-bangkai yang membusuk. Dan tidakkah Ia akan memberimu apa yang dibutuhkan? Burung-burung gagak tidak memiliki baik tempat penyimpanan makanan maupun lumbung dan Allah toh memberi mereka makan. Kamu manusia, bukan burung gagak. Sekarang ini kamu adalah yang terbaik dari manusia sebab kamu adalah murid-murid sang Guru, para penginjil dunia, para pelayan Allah. Dan bagaimana mungkin kamu berpikir bahwa Allah dapat melalaikanmu, bahkan untuk apa yang menyangkut pakaianmu, karena Ia memelihara bunga-bunga lily dari lembah dan membuat mereka bertumbuh dan mengenakan padanya jubah nan indah hingga Salomo tidak pernah memiliki yang serupa, namun meski begitu mereka tidak bekerja selain menebarkan harum mewangi untuk menyembah Allah? Memang benar bahwa dari dirimu sendiri kamu tidak bisa menambahkan satu gigi pun pada mulut yang ompong, atau memanjangkan satu inci pun pada kaki yang menyusut, atau membuat mata suram menjadi bersinar. Dan jika kamu tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu, bagaimana mungkin kamu berpikir kamu mungkin bisa mengeyahkan kemalangan dan penyakit dan mengubah debu menjadi makanan? Kamu tidak bisa. Tapi janganlah kurang iman. Kamu akan selalu punya apa yang kamu butuhkan. Janganlah khawatir seperti orang-orang dari dunia yang berupaya untuk memuaskan kesenangan mereka. Kamu punya Bapa Yang tahu apa yang kamu butuhkan. Yang harus kamu cari, dan itu haruslah menjadi perhatian utamamu, adalah Kerajaan Allah dan keadilan-Nya, dan semua lainnya akan diberikan kepadamu juga.
Jangan takut, kawanan kecil-Ku. Bapa-Ku berkenan memanggilmu ke Kerajaan, supaya kamu dapat memiliki Kerajaan-Nya. Karenanya, kamu dapat berharap akan itu dan membantu Bapa melalui niat baik dan aktivitas sucimu. Jual harta milikmu dan berikan uangnya untuk amal kasih, jika kamu seorang diri. Berikan kepada sanakmu sarana penghidupan sebagai kompensasi atas kepergianmu dari rumah demi mengikuti-Ku, karena tidak adil membiarkan anak-anak dan istri tanpa makanan sehari-hari mereka. Dan jika kamu tidak bisa mengorbankan uang, korbankan harta kasih sayangmu. Itu adalah uang yang dinilai Allah sebagaimana adanya: emas yang lebih murni dari emas manapun; mutiara yang lebih berharga dari yang diambil dari laut, dan batu rubi yang lebih langka dari yang ditemukan dalam perut bumi. Sebab meninggalkan keluarga demi Aku adalah kasih yang terlebih sempurna dari emas yang paling murni, adalah mutiara yang terbuat dari airmata, ruby yang terbuat dari darah yang meratap dari luka hati orang, yang terkoyak oleh perpisahan dengan bapa dan ibu, istri dan anak-anak. Tetapi peti uang yang seperti itu tidak pernah usang, harta yang seperti itu tidak pernah sia-sia. Pencuri tidak bisa masuk ke Surga. Cacing-kayu tidak bisa memakan apa yang disimpan di sana. Dan milikilah Surga di hatimu dan hatimu di Surga dekat hartamu. Karena hati, entah baik atau jahat, ada bersama apa yang kamu anggap sebagai hartamu yang berharga. Jadi sebagaimana hati ada di mana hartanya berada (di Surga), demikian pula harta ada di mana hati berada (dalam dirimu), bukan, harta itu ada dalam hati dan beserta harta para kudus, dalam hati ada Surga para kudus.
Selalulah siap seperti mereka yang hendak berangkat atau sedang menantikan tuan mereka. Kamu adalah para pelayan dari Tuan-Allah. Ia dapat memanggilmu kemana Ia berada kapan saja, atau datang ke tempatmu. Karenanya, selalulah siap untuk pergi, atau untuk menyampaikan hormat kepada-Nya, dengan pekerjaan atau dengan pinggang berikat untuk perjalanan dan lampu menyala di tanganmu. Keluar dari perjamuan perkawinan bersama seorang yang sudah mendahuluimu di Surga dan dikonsekrasikan kepada Allah di bumi, Allah mungkin ingat bahwa kamu sedang menunggu dan mungkin berkata: 'Ayo kita pergi kepada Stefanus atau kepada Yohanes, atau kepada Yakobus dan kepada Petrus.' Dan Allah bersegera dalam kedatangan-Nya atau Ia berkata, 'Marilah.' Jadi bersiaplah untuk membuka pintu untuk-Nya ketika Ia datang atau pergi, seandainya Ia memanggilmu.
Diberkatilah para pelayan itu yang didapati sang Tuan dalam keadaan berjaga saat kedatangan-Nya. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa untuk mengganjari mereka atas penantian setia mereka, Ia akan mengikat pinggang-Nya, membuat mereka duduk di meja dan melayani mereka. Ia mungkin datang pada saat berjaga pertama, atau kedua atau ketiga. Kamu tidak tahu, jadi selalulah berjaga. Dan kamu akan berbahagia jika kamu dalam keadaan demikian dan sang Tuan mendapatimu demikian! Jangan menyanjung diri sendiri dengan berkata, 'Masih ada waktu. Ia tidak akan datang malam ini.' Yang jahat akan menimpamu. Kamu tidak tahu. Jika orang tahu kapan pencuri akan datang, dia tidak akan membiarkan rumah tanpa penjagaan sehingga perampok dapat mendobrak pintu dan mengambil peti harta. Berjagalah juga, sebab di waktu yang paling tidak kamu harapkan, Putra Manusia akan datang dan berkata, 'Ini saatnya.'
Petrus, yang bahkan lupa untuk menghabiskan makanannya demi mendengarkan Tuhan, ketika ia melihat bahwa Yesus terdiam, bertanya, "Yang Engkau katakan, apakah itu untuk kami atau untuk semua orang?"
"Itu untukmu dan untuk semua orang. Tetapi terutama untukmu, sebab kamu adalah seperti para bendahara yang ditempatkan oleh sang Tuan sebagai kepala para pelayan dan adalah tugasmu untuk berjaga dua kali lipat, baik sebagai bendahara maupun sebagai orang percaya yang sederhana. Harus seperti apakah seorang bendahara, begitu dia ditempatkan oleh tuannya sebagai kepala para pelayan, supaya dia dapat memberikan kepada masing-masing bagiannya yang adil pada saat yang tepat? Dia harus cerdik dan setia, untuk memenuhi kewajibannya sendiri dan membuat bawahannya memenuhi kewajiban mereka. Jika tidak, kepentingan tuannya akan menderita kerugian, padahal tuannya itu menggaji supaya si bendahara dapat bertindak atas namanya dan melindungi kepentingannya saat ia pergi.
Berbahagialah pelayan yang didapati tuannya bertindak dengan setia, rajin dan jujur, sekembalinya ia ke rumah. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa ia akan menunjuk bendaharanya itu untuk mengurus perbendaharaan-perbendaharaannya yang lain, atas semua harta miliknya, dan ia akan bersantai dan bersukacita dalam hatinya sebab pelayannya dapat diandalkan. Tetapi jika si pelayan berkata: 'Baiklah! Tuanku pergi sangat jauh dan sudah menulis kepadaku bahwa ia akan menunda kepulangannya. Jadi aku bisa melakukan apa yang aku suka dan aku akan melakukan apa yang perlu ketika aku pikir ia akan datang.' Dan dia mulai makan dan minum sampai mabuk dan memberikan perintah-perintah gila dan, sebab para pelayan yang baik yang ada di bawahnya menolak untuk melakukannya agar tidak merugikan tuan mereka, dia memukuli para pelayan laki-laki dan para pelayan perempuan hingga mereka jatuh sakit dan memburuk keadaannya. Dan berpikir bahwa dia bahagia, dia berkata: 'Akhirnya aku menikmati menjadi seorang tuan dan ditakuti oleh semua orang.' Tetapi, apakah yang akan terjadi padanya? Terjadilah bahwa tuannya datang pada saat yang paling tidak disangka-sangka, dan ia melihat sendiri perbuatan si pelayan yang mungkin sedang mengantongi uang atau menyuap beberapa pelayan yang paling tidak dapat diandalkan. Lalu, Aku katakan kepadamu, tuan itu akan mencampakkan si bendahara, mencopotnya dari posisinya, dan menolak menerimanya di antara para pelayannya, sebab adalah tidak benar menempatkan pengkhianat yang tidak setia di antara orang-orang benar. Dan semakin banyak tuannya itu dulu mengasihinya dan mengajarinya, semakin banyak dia akan dihukum.
Sebab, semakin orang tahu akan kehendak dan pikiran sang tuan, semakin orang wajib untuk melaksanakannya dengan seksama. Jika orang tidak berbuat seperti yang sudah dijelaskan oleh sang tuan dengan begitu terperinci hingga tak seorang lain pun pernah diberitahu dengan begitu jelas, dia akan didera dengan hebat, sedangkan seorang pelayan yang lebih rendah, yang tahu sedikit dan berbuat salah sementara dia berpikir bahwa dia melakukan yang benar, akan menerima hukuman yang tidak seberat itu. Banyak yang akan dituntut dari dia yang diberi banyak, dan dia yang punya banyak dalam tanggung jawabnya, akan harus mengembalikan banyak, sebab para bendahara-Ku akan diminta untuk memberikan pertanggung-jawaban juga atas jiwa seorang bayi yang baru berumur satu jam.
Pemilihan-Ku bukanlah suatu relaksasi yang mengasyikkan di hutan kecil penuh bunga. Aku datang untuk membawa api ke bumi; dan apakah yang dapat Aku harapkan selain api itu bisa menyala? Itulah sebabnya Aku meletihkan Diri-Ku Sendiri dan Aku ingin kamu meletihkan dirimu sendiri sampai kamu mati dan sampai seluruh bumi menjadi api unggun surgawi. Aku harus dibaptis dengan suatu baptisan. Dan betapa sedih hati-Ku sampai itu tergenapi! Tidakkah kamu bertanya mengapa? Sebab melaluinya Aku akan bisa menjadikanmu para pembawa-Api, para penggerak yang akan bertindak dalam setiap dan melawan setiap lapisan sosial, untuk menjadikannya satu hal saja: kawanan Kristus.
Apakah kamu pikir bahwa Aku telah datang untuk membawa damai ke bumi? Dan seturut cara berpikir bumi? Tidak. Sebaliknya, Aku datang untuk membawa pertentangan dan pemisahan. Karena mulai sekarang, dan sampai seluruh dunia menjadi satu kawanan saja, dari lima orang dalam satu rumah, dua akan melawan tiga, dan ayah akan melawan anak laki-lakinya, dan anak laki-laki melawan ayah, ibu melawan anak-anak perempuannya dan anak-anak perempuan melawan ibu dan ibu mertua dan menantu perempuan akan punya lebih banyak alasan untuk tidak saling mengerti satu sama lain, karena bahasa yang baru akan diucapkan oleh sebagian bibir, dan itu akan menjadi seperti Babel, sebab kekacauan dahsyat akan mengacaukan bertahtanya kasih sayang manusia dan di luar manusia. Maka saatnya akan tiba ketika semuanya akan dipersatukan dalam satu bahasa yang baru, yang diucapkan oleh semua orang yang telah diselamatkan oleh Sang Nazaret, dan perasaan-perasaan akan disaring seperti air, bagai sampah akan tenggelam ke dasar, sementara gelombang-gelombang jernih dari danau-danau surgawi akan bersinar di permukaan.
Sungguh, tidaklah tenang melayani-Ku, seturut arti yang dilekatkan manusia pada kata itu. Dituntut kegagah-beranian dan kerja yang tak kenal lelah. Tetapi Aku katakan kepadamu bahwa pada akhirnya adalah Yesus, masih dan selalu Yesus, Yang akan mengikat pinggang-Nya untuk melayanimu, dan akan duduk bersamamu di perjamuan abadi dan semua kerja dan kesusahan akan terlupakan.
Sekarang, karena belum ada yang mencari kita, mari kita pergi ke danau. Kita akan beristirahat di Magdala. Di kebun-kebun Maria adik Lazarus ada ruang untuk semua orang dan ia telah membuat rumahnya siap bagi Sang Peziarah dan sahabat-sahabat-Nya. Tidak perlu bagi-Ku untuk memberitahumu bahwa Maria dari Magdala sudah mati dengan dosanya dan ia telah bangkit kembali dari pertobatannya sebagai Maria dari Lazarus, murid perempuan Yesus-dari-Nazaret. Kamu sudah tahu itu sebab beritanya tersebar bagai badai angin di hutan. Tetapi akan Aku katakan padamu sesuatu yang tidak kamu ketahui: semua harta kekayaan pribadi Maria adalah untuk para abdi Allah dan kaum miskin pengikut Kristus. Marilah kita pergi...."
|
|