268. PERSELISIHAN DENGAN KAUM FARISI DAN KEDATANGAN BUNDA DAN SAUDARA-SAUDARA YESUS.
2 September 1945
Adegannya sama seperti dalam penglihatan terakhir. Yesus berpamitan kepada si janda, dengan menggandeng tangan Yusuf kecil, dan Ia berkata kepada perempuan itu: "Tak ada seorang pun yang akan datang sebelum Aku kembali, terkecuali mereka orang bukan Yahudi. Tetapi, terimalah di sini hingga lusa siapa pun yang datang, katakan bahwa Aku pasti akan di sini."
"Akan kulakukan, Guru. Dan jika ada orang-orang sakit, aku akan memberi mereka tumpangan seperti yang Engkau ajarkan padaku."
"Jadi, selamat tinggal, dan damai sertamu. Ayo, Menahem."
Dari percakapan singkat ini aku mengerti bahwa orang-orang yang sakit dan malang biasa datang kepada sang Guru di Khorazim dan bahwa Yesus telah menginjili bukan hanya dengan bekerja melainkan juga melalui mukjizat-mukjizat. Dan jika Khorazim masih acuh tak acuh, sungguh berarti bahwa itu adalah tanah liar yang tak dapat diolah. Dan meski begitu, Yesus melintasinya dengan bertukar salam dengan mereka yang menyalami-Nya, seolah tak ada masalah dan lalu kembali melanjutkan percakapan-Nya dengan Menahem, yang bimbang apakah dia sebaiknya balik kembali ke Machaerus atau tinggal seminggu lebih lama…
… Sementara itu di rumah di Kapernaum, mereka mempersiapkan perayaan Sabat. Matius yang masih sedikit timpang menyambut rekan-rekannya, menawari mereka minum dan buah-buahan segar, sementara menanyakan misi mereka.
Petrus mengangkat hidungnya muak melihat beberapa orang Farisi sudah mondar-mandir dekat rumah: "Mereka ingin meracuni Sabat kita. Aku rasanya ingin pergi menemui Guru untuk mengatakan pada-Nya agar pergi ke Betsaida dan dengan begitu mengacaukan rencana mereka."
"Dan apa kau pikir bahwa Guru akan melakukannya?" tanya saudaranya.
"Maka, akan ada orang malang itu yang menantikan-Nya di ruangan di lantai bawah," komentar Matius.
"Kita dapat membawanya ke Betsaida naik perahu, dan aku, atau seorang lain, dapat pergi dan menemui Guru," kata Petrus.
"Bukan ide yang buruk…" kata Filipus, yang bersedia pergi ke Betsaida di mana keluarganya tinggal.
"Terlebih lagi, catat itu, perlindungan mereka sudah diperkuat dengan ahli-ahli Taurat. Marilah kita segera pergi. Kau yang membawa orang sakit itu, pergilah melalui kebun sayur-mayur dan buah-buahan dan berangkat melalui belakang rumah. Aku akan membawa perahu ke 'sumur ara' dan Yakobus juga. Simon Zelot dan saudara-saudara Yesus akan pergi menemui Guru."
"Aku tidak mau pergi bersama orang kerasukan itu," tegas Iskariot.
"Kenapa tidak? Apa kau takut roh jahatnya akan menempel padamu?"
"Jangan ganggu aku, Simon anak Yunus. Aku katakan bahwa aku tidak mau pergi dan aku tidak akan pergi."
"Pergilah bersama kedua sepupu-Nya menemui Yesus."
"Tidak."
"Huh! Ikut di perahu."
"Tidak."
"Baik, apa maumu? Kau selalu menjadi penghalang…"
"Aku mau tinggal di sini, di tempatku berada. Aku tidak takut pada siapa pun dan aku tidak akan lari. Bagaimanapun, Guru tidak akan suka dengan muslihat itu. Dan akan ada khotbah lainnya yang mencela kita, dan aku tidak mau mendapatkannya melalui kesalahanmu. Kau boleh pergi. Aku akan tinggal di sini untuk melaporkan…"
"Sama sekali tidak bisa! Entah semua orang pergi atau tidak seorang pun pergi," teriak Petrus.
"Maka, tidak seorang pun pergi, sebab Guru di sini. Ia datang," kata Zelot serius, seraya menatap ke arah jalan.
Petrus, yang jelas tidak puas, menggerutu lewat jenggotnya. Namun ia pergi menemui Yesus bersama yang lainnya. Sesudah menyalami-Nya, mereka memberitahukan pada-Nya mengenai seorang buta dan bisu yang kerasukan, yang sudah menantikan-Nya selama beberapa jam bersama para sanaknya.
Matius menjelaskan: "Dia seperti tubuh yang lembam. Dia mencampakkan diri ke karung-karung kosong dan tidak bergerak sesudahnya. Sanaknya berharap pada-Mu. Mari dan segarkan Diri-Mu dan Engkau akan menolongnya kemudian."
"Tidak. Aku mau segera menemuinya. Di mana dia?"
"Di ruangan di lantai bawah, dekat oven. Aku menempatkannya di sana bersama sanaknya, sebab ada banyak kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang kelihatannya menunggu kesempatan untuk menyerang…"
"Ya, dan lebih baik tidak membuat mereka gembira," gerutu Petrus.
"Apa Yudas anak Simon tidak di sini?" tanya Yesus.
"Dia tinggal di rumah. Dia harus melakukan yang berlawanan dengan apa yang dilakukan orang-orang lain," gerutu Petrus lagi.
Yesus menatapnya, namun tidak menegurnya. Ia bergegas menuju rumah, dengan mempercayakan si bocah pada Petrus, yang membelainya serta langsung mengeluarkan dari ikat pinggangnya yang lebar sebuah peluit, dan berkata: "Satu untukmu dan satu untuk putraku. Aku akan membawamu bertemu dengannya besok sore. Aku meminta seorang gembala membuatkannya untukku sesudah aku berbicara kepadanya mengenai Yesus."
Yesus memasuki rumah, Ia menyalami Yudas yang tampak sibuk memilah peralatan dapur, dan Ia lalu langsung pergi ke semacam gudang yang rendah dan gelap di samping oven.
"Bawa orang sakit itu keluar," perintah Yesus.
Seorang Farisi yang bukan dari Kapernaum, tetapi yang keangkuhannya bahkan melebihi kaum Farisi setempat, berkata: "Dia tidak sakit, dia kerasukan.'
"Itu masih suatu penyakit roh…"
"Tapi mata dan lidahnya terikat…"
"Adalah selalu suatu penyakit roh yang meluas ke lengan dan tungkai serta organ. Jika engkau membiarkan-Ku menyelesaikannya, kau akan menyadari bahwa itulah apa yang hendak Aku katakan. Demam ada dalam darah ketika orang sakit, tetapi sesudah darah, ia menyerang bagian tubuh yang ini atau itu."
Si Farisi tidak tahu bagaimana harus menjawab dengan pedas dan dia terdiam.
Orang yang kerasukan itu sudah dihantar ke hadapan Yesus. Dia tak bergerak. Matius memang benar. Geraknya dihalangi hebat oleh roh jahat.
Sementara itu orang banyak berkumpul. Sungguh mencengangkan bagaimana, teristimewa pada jam-jam yang aku sebut sebagai jam istirahat, orang-orang begitu cepat berkumpul di tempat di mana ada sesuatu untuk ditonton. Orang-orang terpandang dari Kapernaum sekarang ada di sana, dan di antara mereka ada empat orang Farisi. Yesus juga di sana, dan, di suatu pojok, dengan dalih perintah pengawasan, ada si Centurion Romawi, dan warga dari kota-kota lain yang bersamanya.
"Dalam nama Allah, enyah dari mata dan lidah orang ini! Aku menghendakinya! Bebaskan dia! Kau tidak lagi diijinkan merasukinya. Pergi!" seru Yesus seraya mengulurkan kedua tangan-Nya sementara memberi perintah.
Mukjizat dimulai dengan suatu lolongan murka dari si roh jahat dan berakhir dengan pekik sukacita dari orang yang disembuhkan yang berseru: "Putra Daud! Putra Daud! Kudus dan Raja!"
"Bagaimana orang ini tahu bahwa adalah Ia Yang menyembuhkannya?" tanya seorang ahli Taurat.
"Semua ini lelucon! Orang-orang ini dibayar untuk melakukannya!" kata seorang Farisi seraya angkat bahu.
"Oleh siapa? Jika kau tak keberatan aku bertanya padamu," kata Yairus.
"Oleh kau juga."
"Dan untuk tujuan apa?"
"Untuk menjadikan Kapernaum termashyur."
"Jangan merendahkan intelegensimu dengan berbicara omong kosong dan lidahmu dengan membuatnya kotor dengan dusta. Kau tahu bahwa itu tidak benar, dan kau seharusnya sadar bahwa kau bicara omong kosong. Apa yang sudah terjadi di sini sudah terjadi di banyak bagian Israel. Jadi, harus ada seseorang yang membayar di mana-mana? Aku sungguh tidak tahu bahwa rakyat jelata di Israel sungguh sangat kaya! Sebab kau, dan bersamamu semua yang berkuasa, jelas tidak membayar untuk itu. Jadi rakyat jelatalah yang membayar, sebab mereka satu-satunya yang mengasihi Guru."
"Engkau adalah kepala sinagoga dan kau mengasihi-Nya. Ada Menahem. Di Betania ada Lazarus anak Teofilus. Mereka bukan rakyat jelata."
"Tetapi mereka jujur, dan aku juga jujur. Dan kami tidak menipu siapa pun, dengan cara apa pun. Apalagi dalam masalah iman. Kami tidak lancang berbuat begitu, sebab kami takut akan Allah dan kami sudah mengerti apa yang menyenangkan Allah: kejujuran."
Kaum Farisi memberikan punggung mereka kepada Yairus dan mereka menyerang sanak dari orang yang disembuhkan: "Siapa yang memberitahumu untuk datang kemari?"
"Siapa? Banyak orang, yang sudah disembuhkan, atau sanak mereka."
"Tetapi, apa yang mereka berikan padamu?"
"Berikan? Kepastian bahwa Ia dapat menyembuhkannya."
"Apa dia sugguh sakit?"
"Oh! Pikiran licik! Apa kamu pikir semua ini pura-pura? Jika kamu tidak percaya, pergilah ke Gadara dan tanyakan mengenai kemalangan keluarga Anna anak Ismael."
Orang-orang Kapernaum yang mendongkol mulai gempar, sementara beberapa orang Galilea, yang sudah datang dari dekat Nazaret berkata: "Dan meski begitu, Ia adalah putra Yosef, si tukang kayu!"
Warga Kapernaum yang setia kepada Yesus berteriak: "Bukan. Ia adalah Siapa yang Ia katakan dan Siapa yang baru saja dikatakan oleh orang yang disembuhkan itu: 'Putra Allah dan Putra Daud.'"
"Jangan menambah keributan orang banyak dengan pernyataan-pernyataanmu!" kata seorang ahli Taurat meremehkan.
"Jadi, siapakah Ia menurutmu?"
"Beelzebul!"
"Huh! Lidah ular! Penghujat! Kamu kerasukan! Manusia yang tidak punya hati! Kamu adalah kehancuran kami. Kamu ingin menjauhkan kami juga dari sukacita Mesias? Lintah darat! Batu padas!" Sungguh suatu huru-hara!
Yesus, Yang sudah pergi ke dalam dapur untuk minum air, muncul di ambang pintu tepat pada waktunya untuk mendengar sekali lagi dakwaan tolol kaum Farisi: "Dia seorang Beelzebul sebab roh-roh jahat taat pada-Nya. Beelzebul besar, yang adalah bapa-Nya, membantu-Nya dan Ia mengusir roh-roh jahat hanya melalui bantuan dari Beelzebul, pangeran roh-roh jahat."
Yesus menuruni dua anak tangga kecil di ambang pintu dan maju ke depan. Ia berhenti tegak berdiri, serius dan tenang di hadapan kelompok ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi dan menatap mereka dengan mata tajam. Ia berkata kepada mereka:
"Juga di bumi kita melihat bahwa suatu kerajaan yang terpecah-pecah menjadi pihak-pihak yang saling bertentangan menjadi lemah secara internal dan dapat dengan mudah diserang dan dihancurluluhkan oleh negeri-negeri sekitarnya yang akan menjadikannya budak mereka. Juga di bumi kita melihat bahwa suatu kota yang terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang saling bersengketa tidak berkembang dan hal yang sama berlaku bagi sebuah keluarga, yang anggota-anggotanya terpecah-pecah oleh saling membenci. Ia akan runtuh berkeping-keping dan menjadi remah yang tak berguna, yang tak ada gunanya bagi siapa pun, dan menjadi bahan tertawaan sesama warga. Keharmonisan adalah kecerdikan di samping diperlukan. Sebab keharmonisan membuat orang mandiri, kuat dan pengasih. Para patriot, warga, sanak sepatutnya merenungkan itu ketika karena suatu gagasan sesaat yang terlintas demi suatu kepentingan pribadi, mereka dicobai untuk memisahkan diri atau melakukan pelanggaran, yang selalu berbahaya sebab itu tidak umum dalam kelompok dan itu membunuh kasih. Dan kecerdikan macam itu dipraktekkan oleh mereka yang adalah tuan-tuan dunia. Pikirkan Romawi dan kekuasaannya yang tak dapat disangkal, yang begitu menyakitkan bagi kita. Romawi menguasai dunia. Tetapi mereka bersatu dalam satu pikiran dan satu kemauan: 'menguasai'. Bahkan di antara mereka pasti ada perbedaan-perbedaan, kebencian, pemberontakan. Tetapi semua itu teredam di dasar. Di permukaannya mereka satu blok, tanpa keretakan atau kekacauan. Mereka semua menginginkan hal yang sama dan mereka berhasil karena itu. Dan mereka akan berhasil sepanjang mereka menginginkan hal yang sama.
Renungkan contoh itu dari kecerdikan bersatupadunya manusia dan katakan: jika anak-anak dunia ini seperti itu, akan seperti apa jadinya Setan? Bangsa Romawi adalah setan, sepanjang menyangkut kita. Tetapi setanisme mereka yang kafir tidak ada artinya dibandingkan setanisme sempurna dari Setan dan roh-roh jahatnya. Dalam kerajaan abadi mereka, yang tanpa waktu, tanpa akhir, tanpa batasan-batasan dalam kelicikan dan kejahatan, di mana mereka bersukaria menjadi perusak bagi Allah dan manusia, dan menjadi pencelaka adalah hidup mereka itu sendiri dan satu-satunya kesakitan keji adalah kesenangan mereka, mereka sudah mencapai dengan kesempurnaan yang terkutuk, perpaduan dari roh mereka dalam satu kemauan: 'menjadi pencelaka.' Sekarang jika, seperti yang kamu nyatakan, guna menimbulkan keraguan atas kuasa-Ku, Setan adalah dia yang membantu-Ku sebab Aku adalah Beelzebul yang lebih kecil, bukankah itu berarti bahwa Setan terpecah-pecah melawan dirinya sendiri dan roh-roh jahatnya, jika dia mengusir roh-roh jahat dari orang-orang yang dirasukinya? Dan jika dia tidak sejalan dengan para pengikutnya, dapatkah kerajaannya bertahan? Tidak, tidak demikian. Setan sangat cerdik dan tidak menghancurkan dirinya sendiri dalam hati manusia. Tujuan hidupnya adalah "merampas - merusak - berdusta - menyakiti - mengacau.' Merampas jiwa-jiwa dari Allah dan damai dari manusia. Merusak anak-anak Bapa dan mendukakan-Nya. Berdusta untuk menyesatkan. Menyakiti untuk bergembira ria. Mengacau sebab dia adalah ketidakteraturan dan tidak dapat berubah. Dia abadi dalam keberadaannya dan dalam metode-metodenya.
Tetapi jawablah pertanyaan ini: jika Aku mengusir roh-roh jahat dalam nama Beelzebul, dalam nama siapakah anak-anakmu mengusirnya? Apa kamu mau mengakui bahwa mereka adalah Beelzebul juga? Jika kamu katakan itu, mereka akan menganggap kamu pemfitnah. Dan jika kekudusan mereka sebegitu rupa hingga mereka tidak akan bereaksi terhadap dakwaanmu, kamu akan mengutuk dirimu sendiri dengan mengaku bahwa kamu berpikir bahwa kamu punya banyak roh jahat di Israel, dan Allah akan menghakimimu dalam nama anak-anak Israel yang kamu dakwa sebagai roh-roh jahat. Oleh karenanya, siapa pun yang mungkin memberikan penghakiman, sesungguhnya mereka akan menjadi hakim-hakimmu, di mana penghakiman tidak disogok oleh tekanan manusia. Jika, sebaliknya, seperti adalah benar, Aku mengusir roh-roh jahat melalui Roh Allah, maka itu akan menjadi bukti bahwa Kerajaan Allah dan Raja dari Kerajaan itu sudah datang kepadamu. Raja yang mana punya kuasa sebegitu rupa hingga tidak ada kekuatan jahat yang dapat melawan-Nya. Dengan demikian Aku mengikat dan memaksa para perampas kuasa dari anak-anak Kerajaan-Ku untuk pergi dari tempat yang mereka diami dan mengembalikan kepada-Ku mangsanya supaya Aku dapat memilikinya. Bukankah itu yang dilakukan oleh orang yang ingin memasuki sebuah rumah yang didiami oleh seorang yang berkuasa, guna mengambil hartanya, entah yang secara benar ataupun secara salah didapatkannya? Ya. Orang itu memasukinya dan mengikatnya, dan lalu orang itu dapat menjarah rumah. Aku mengikat malaikat kegelapan yang sudah mengambil apa yang adalah milik-Ku, dan aku membawa pergi darinya harta baik yang sudah dia curi dari-Ku. Dan Aku adalah satu-satunya yang dapat melakukannya, sebab Aku seorang yang adalah Yang Kuat, Bapa dari abad mendatang, Pangeran Damai."
"Jelaskan kepada kami apa yang Engkau maksud dengan berkata: 'Bapa dari abad mendatang.' Apakah Engkau pikir bahwa Engkau akan hidup hingga abad yang baru dan, yang lebih bodoh, apakah Engkau pikir bahwa Engkau, seorang manusia yang malang akan menciptakan waktu? Waktu adalah milik Allah," kata seorang ahli Taurat.
"Dan apakah engkau, seorang ahli Taurat, bertanya kepada-Ku? Tidak tahukah kau bahwa akan ada suatu abad yang akan memiliki awal namun tidak memiliki akhir dan bahwa itu akan menjadi milik-Ku? Aku akan menang di dalamnya dengan mengumpulkan sekeliling-Ku anak-anaknya dan mereka akan hidup selamanya seperti abad yang akan sudah Aku ciptakan dan Aku sudah sedang menciptakannya, dengan memberikan kepada roh nilainya yang sebenarnya yang melampaui daging, dunia, dan yang melampaui para malaikat neraka yang Aku usir sebab Aku dapat melakukan segalanya. Itulah sebabnya mengapa Aku katakan bahwa mereka yang tidak bersama-Ku melawan Aku, dan mereka yang tidak mengumpulkan bersama-Ku, mencerai-beraikan. Sebab Aku adalah Ia Yang adalah Aku. Dan dia yang tidak mempercayai itu, yang sudah dinubuatkan, berdosa melawan Roh Kudus, Yang sabda-Nya dimaklumkan oleh para nabi, dan itu tidak salah ataupun keliru, dan harus dipercayai tanpa perlawanan.
Dan Aku katakan kepadamu: manusia akan diampuni semuanya, segala dosa mereka dan hujat mereka. Sebab Allah tahu bahwa manusia bukan hanya roh, melainkan juga daging; dan dagingnya, ketika dicobai, tunduk pada kelemahan yang sekonyong-konyong. Tetapi hujat melawan Roh tidak akan diampuni. Dia yang sudah berbicara melawan Putra manusia akan masih diampuni, sebab beban dari daging yang melingkupi Pribadi-Ku dan manusia yang berbicara melawan Aku, dapat masih sesat. Tetapi dia yang sudah berbicara melawan Roh Kudus tidak akan diampuni, entah dalam kehidupan ini maupun mendatang, sebab Kebenaran adalah ini: jelas, kudus, tak tersangkal dan dimanifestasikan kepada roh dalam suatu cara begitu rupa hingga tidak dapat menyesatkan. Hanya mereka yang melakukan kesalahan secara disengaja yang ingin bersalah. Menyangkal Kebenaran yang diucapkan oleh Roh Kudus adalah menyangkal Sabda Allah dan Kasih yang dianugerahkan oleh sabda itu demi kepentingan manusia. Dan dosa melawan Kasih tidak diampuni.
Setiap pohon menghasilkan buahnya. Kamu menghasilkan buahmu, tetapi buahmu tidak baik. Jika kamu memberikan sebatang pohon yang baik untuk di tanam di kebun buah-buahan, ia akan memberikan buah yang baik; tetapi jika kamu memberikan sebatang pohon yang jelek, maka buah yang akan dihasilkannya akan jelek dan semua orang akan berkata: 'Ini bukan pohon yang baik.' Sebab pohon dikenal lewat buahnya. Dan bagaimana kamu dapat berpikir bahwa kamu dapat berbicara baik, sebab kamu jahat? Sebab mulut mengucapkan apa yang mengisi hatinya. Sebab adalah dari kelimpahan akan apa yang ada dalam diri kita, maka kita berbuat dan berkata. Seorang yang baik mengambil hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik; seorang yang jahat mengambil hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat dan dia berkata dan berperilaku seturut apa yang ada dalam dirinya.
Dengan sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu bahwa kemalasan itu dosa. Tetapi adalah lebih baik malas daripada melakukan perbuatan-perbuatan jahat. Dan Aku katakan juga kepadamu bahwa adalah lebih baik diam daripada berbicara ngawur dan jahat. Bahkan meski diam adalah malas, lakukan itu daripada berdosa dengan lidahmu. Aku yakinkan kamu bahwa pada hari Kiamat pertanggung-jawaban akan diminta untuk setiap kata yang diucapkan secara ngawur kepada manusia, dan bahwa manusia akan dibenarkan oleh perkataan yang sudah mereka ucapkan, dan oleh perkataan mereka akan dikutuk. Oleh sebab itu, berhati-hatilah, sebab kamu mengucapkan banyak perkataan yang lebih dari sekedar ngawur, sebab perkataan itu bukan saja ngawur, melainkan juga mencelakakan, dan diucapkan untuk menjauhkan hati dari Kebenaran yang berbicara kepadamu."
Kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat saling berunding satu sama lain dan sesudahnya, dengan berpura-pura baik, mereka berkata: "Guru, adalah lebih mudah untuk percaya pada apa yang dilihat. Karenanya, berilah kami suatu tanda supaya kami dapat percaya bahwa Engkau adalah siapa Engkau seperti yang Engkau katakan."
"Kamu bisa melihat bahwa ada dalam dirimu dosa melawan Roh Kudus, Yang beberapa kali sudah menunjukkan-Ku kepadamu sebagai Inkarnasi Sabda. Sabda dan Juruselamat, Yang telah datang pada waktu yang dinubuatkan, dengan didahului dan diikuti oleh tanda-tanda yang dinubuatkan, dan mengerjakan apa yang dikatakan Roh."
Mereka menjawab: "Kami percaya kepada Roh, tetapi bagaimana kami dapat percaya kepada-Mu terkecuali kami melihat suatu tanda dengan mata kami sendiri?"
"Bagaimana kamu dapat percaya kepada Roh yang perbuatan-perbuatannya rohani, jika kamu tidak percaya pada perbuatan-perbuatan-Ku yang dapat dilihat oleh matamu? Hidup-ku penuh dengan itu. Apakah itu belum cukup? Tidak, tidak cukup. Aku mengatakannya sendiri. Itu tidak cukup. Satu tanda saja akan diberikan kepada generasi jahat yang berzinah ini yang meminta suatu tanda: yakni tanda Nabi Yunus. Sesungguhnya, seperti Yunus berada dalam perut ikan paus selama tiga hari, demikianlah Putra manusia akan berada selama tiga hari dalam perut bumi. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa orang-orang Niniwe akan bangkit pada Hari Penghakiman seperti semua orang, dan mereka akan memberontak melawan angkatan ini dan mengutuknya. Sebab mereka melakukan penitensi mendengar khotbah Yunus, tetapi kamu tidak. Dan ada Seorang di sini yang lebih besar dari Yunus. Dan juga Ratu dari Selatan akan bangkit dan berdiri melawanmu dan akan mengutukmu, sebab dia datang dari ujung bumi untuk mendengarkan kebijaksanaan Salomo. Dan ada Seorang yang lebih besar dari Salomo di sini."
"Mengapa Engkau katakan bahwa generasi ini berzinah dan jahat? Generasi ini tidak lebih buruk dari yang lain-lainnya. Ada orang-orang kudus yang sama di dalamnya seperti di dalam yang lain-lainnya. Struktur Israel belum berubah. Engkau menghina kami."
"Kamu menghina dirimu sendiri dengan melukai jiwamu, sebab kamu menjauhkannya dari Kebenaran, dan karenanya dari Keselamatan. Tetapi Aku akan tetap menjawabmu. Generasi ini kudus hanya dalam pakaian dan tampilan luarnya saja, tidak kudus batinnya. Ada di Israel nama-nama yang sama yang berarti hal-hal yang sama. Tetapi tidak pada kenyataannya. Ada kesamaan kebiasaan, pakaian dan ritus. Tetapi rohnya hilang. Kamu para pezinah sebab kamu menolak perkawinan adikodrati dengan Hukum Ilahi dan kamu sudah menikahi, dalam suatu persatuan kedua yang zinah, hukum Setan. Kamu disunat hanya pada anggota tubuh yang rapuh. Hatimu tidak lagi bersunat. Dan kamu jahat sebab kamu sudah menjual dirimu sendiri kepada yang Jahat. Aku telah mengatakannya."
"Engkau menghina kami dengan sangat serius. Tetapi, jika demikian, mengapakah Engkau tidak membebaskan Israel dari roh-roh jahatnya sehingga ia dapat menjadi kudus?"
"Apa Israel mau melakukan itu? Tidak. Orang-orang malang itu yang datang kemari untuk dibebaskan dari roh-roh jahat, mereka mau, sebab mereka merasakannya sebagai suatu beban dan suatu aib. Tetapi kamu tidak merasakan itu. Dan kamu akan dibebaskan secara sia-sia belaka, sebab kamu tidak antusias untuk dilegakan, kamu akan segera ditangkap lagi dan dengan suatu cara yang terlebih kuat. Sebab ketika suatu roh najis keluar dari orang, dia mengembara melintasi negeri yang gersang mencari suatu tempat untuk beristirahat tetapi tidak dapat menemukannya. Negeri itu bukannya gersang secara materiil, ingat itu. Negeri itu gersang karena tidak bersahabat dengannya sebab tidak mau menerimanya, seperti tanah gersang tidak bersahabat dengan benih. Dia lalu berkata: 'Aku akan kembali ke rumah dari mana aku diusir secara paksa dan di luar kehendaknya. Dan aku yakin bahwa dia akan menyambutku dan membiarkanku beristirahat.' Sesungguhnya dia kembali ke orang yang dirasukinya, dan kerap kali mendapati orang itu mau menerimanya, sebab dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa manusia merasakan nostalgia lebih untuk Setan daripada untuk Allah dan jika Setan tidak menindas tubuhnya, dia tidak mengeluh dirasuki. Demikianlah si roh najis kembali dan mendapati rumah itu kosong, tersapu, rapi, berbau kemurnian. Dia lalu pergi dan mengumpulkan tujuh roh lainnya, sebab dia tidak ingin kehilangan rumah itu lagi, dan bersama ketujuh roh ini yang lebih jahat dari dirinya sendiri, dia memasuki rumah dan mereka semua tinggal di sana. Dan keadaan sekarang dari orang yang tadinya dipertobatkan dan lalu disesatkan untuk kedua kalinya, lebih buruk dari sebelumnya. Sebab roh jahat sekarang tahu dengan pasti seberapa banyak orang itu mencintai Setan dan mendurhaka kepada Allah dan juga sebab Allah tidak mau kembali ke tempat di mana mereka menginjak-nginjak kasih karunia-Nya, dan di mana orang-orang, sesudah pengalaman pertama kerasukan, membuka tangan mereka pada kerasukan yang lebih hebat. Kambuh dalam setanisme lebih buruk dari kambuh TBC mematikan yang pernah disembuhkan. Itu tidak dapat diperbaiki atau dipulihkan. Hal yang sama berlaku bagi generasi ini, yang meski dipertobatkan oleh Pembaptis, ingin kembali kepada dosa sebab ia mencintai yang Jahat dan tidak mencintai Aku."
Suatu bisik-bisik, yang bukan persetujuan ataupun protes, merebak di antara khalayak ramai yang sudah menjadi begitu besar hingga bukan hanya kebun sayur-mayur dan buah-buahan serta teras yang penuh, melainkan juga jalanan. Orang-orang duduk mengangkang di tembok rendah, banyak yang sudah memanjat pohon ara dan pepohonan di kebun-kebun buah-buahan sekitar, sebab semua orang ingin mendengarkan argumentasi antara Yesus dan para musuh-Nya. Bisikan, yang bagai suatu gelombang dari lautan terbuka tiba di pantai, yang dari mulut ke mulut, sampai kepada para rasul yang lebih dekat dengan Yesus: yakni Petrus, Yohanes, Zelot dan anak-anak Alfeus. Sebagian dari rasul-rasul lainnya ada di teras, sebagian di dapur, terkecuali Yudas yang ada di jalanan, di antara khalayak ramai.
Petrus, Yohanes, Zelot, anak-anak Alfeus menerima bisikan itu dan berkata kepada Yesus: "Guru, BundaMu di sini bersama saudara-sadara-Mu. Mereka di luar sana, di jalanan, dan mereka mencari-Mu sebab mereka ingin berbicara kepada-Mu. Katakan kepada orang banyak untuk minggir, supaya mereka dapat datang kepada-Mu, sebab pastilah suatu alasan serius yang sudah membawa mereka kemari untuk mencari-Mu."
Yesus menjulurkan kepala-Nya dan di ujung khalayak ramai Ia melihat wajah duka BundaNya, Yang berjuang untuk tidak menangis, sementara Yusuf Alfeus berbicara kepada-Nya dengan antusias, dan Ia melihat gerak tubuh tegas BundaNya yang berulang menyangkal kendati kengototan Yusuf. Ia melihat juga wajah malu Simon, yang jelas bersedih dan muak… Tetapi Ia tidak tersenyum, pun Ia tidak memberikan perintah. Ia meninggalkan Yang Berduka dalam dukacita-Nya dan para sepupu-Nya di mana mereka berada.
Ia menundukkan kepala-Nya dan menatap pada khalayak ramai, dan dengan menjawab para rasul di dekat-Nya, Ia menjawab juga mereka yang sangat jauh dan sedang berusaha menjadikan hubungan darah lebih utama dari kewajiban. "Siapakah BundaKu? Siapakah saudara-saudara-Ku?" Ia menatap sekeliling dengan wajah serius, sebab wajah-Nya menjadi pucat sebagai akibat hebatnya upaya yang harus dilakukan-Nya melawan Diri-Nya sendiri untuk menempatkan kewajiban di atas ikatan keluarga dan darah, dan untuk mengingkari ikatan-Nya dengan BundaNya demi melayani BapaNya, dan menunjuk dengan suatu gerak tubuh yang mencolok kepada khalayak ramai yang berhimpitan sekeliling-Nya dalam terang merah obor-obor menyala dan dalam terang keperakan bulan yang nyaris purnama, Ia berkata: "Inilah BundaKu dan inilah saudara-saudara-Ku. Mereka yang melakukan kehendak Allah adalah saudara-Ku laki-laki dan saudara-Ku perempuan, mereka adalah BundaKu. Aku tidak punya siapa pun yang lain. Dan sanak-Ku akan menjadi demikian, jika mereka pertama-tama melakukan kehendak Allah dengan kesempurnaan yang lebih besar dari siapa pun lainnya hingga ke tahap sepenuhnya mengorbankan segala kehendak lainnya ataupun hubungan darah ataupun hubungan kasih sayang."
Khalayak ramai berbisik dengan suara-suara yang lebih lantang, bagai suatu lautan yang mengganas oleh hembusan angin keras yang sekonyong-konyong.
Para ahli Taurat mulai undur diri dengan berkata: "Ia ini setan! Ia mengingkari darah-Nya sendiri!"
Sanak-Nya maju dengan berkata: "Ia gila! Ia menyiksa BundaNya sendiri!
Para rasul berkata: "Sabda-Nya sungguh penuh kegagahan!"
Khalayak ramai berkomentar: "Betapa Ia mengasihi kita!"
Maria, Yusuf dan Simon menerobos khalayak ramai dengan susah payah. Sementara Maria sungguh teramat lemah lembut, Yusuf sangat marah dan Simon sepenuhnya malu. Mereka tiba dekat Yesus.
Yusuf langsung menyerang-Nya: "Engkau gila! Engkau menghina semua orang. Engkau tidak menghormati bahkan BundaMu. Tetapi aku di sini sekarang dan aku akan menghentikan-Mu. Apakah benar bahwa Engkau berkeliaran sebagai tukang? Jika itu benar, mengapa Engkau tidak bekerja di bengkel-Mu sendiri, dan dengan demikian menyuplai BundaMu? Mengapa Engkau berbohong dengan mengatakan bahwa tugas-Mu adalah mewartakan, Engkau pengangguran yang tidak tahu berterima kasih, sementara Engkau bekerja demi uang dengan orang-orang lain? Aku pikir Engkau sungguh sudah dirasuki oleh roh jahat yang menyesatkan-Mu. Jawab aku!"
Yesus berbalik dan menggandeng tangan Yusuf kecil; Ia menariknya dekat dengan Diri-Nya dan dengan mengunjukkannya pada kedua ketiaknya, Ia berkata: "Aku bekerja guna menyuplai makanan untuk anak tak berdosa ini dan keluarganya dan meyakinkan mereka bahwa Allah itu baik. Itu adalah khotbah tentang kerendahan hati dan cinta kasih untuk Khorazim. Dan bukan hanya untuk Khorazim. Tetapi juga untukmu, Yusuf, saudara-Ku yang tidak adil. Tetapi Aku mengampunimu sebab Aku tahu bahwa kau sudah digigit oleh ular-ular. Dan Aku mengampunimu juga, Simon, yang begitu mudah berubah. Tidak ada apa pun pada-Ku yang harus Aku ampuni dari BundaKu ataupun yang harus diampuni oleh-Nya, sebab penilaian-Nya benar. Biarkan dunia melakukan apa yang dikehendakinya. Aku melakukan apa yang dikehendaki Allah. Dan dengan berkat dari Bapa dan BundaKu, Aku lebih bahagia daripada andai seluruh dunia mengelu-elukan-Ku raja seturut dunia. Mari, Bunda. Janganlah menangis. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Ampunilah mereka."
"Oh! Nak! Aku tahu. Engkau tahu. Tidak ada apa pun lagi yang harus dikatakan…"
"Tidak ada apa pun lagi yang harus dikatakan terkecuali mengatakan kepada orang banyak: 'Pergilah dalam damai.'"
Dan Yesus memberkati khalayak ramai, dan dengan menggandeng Maria pada tangan kanan-Nya dan Yusuf kecil pada tangan kiri-Nya, Ia pergi menuju tangga dan adalah yang pertama yang mendakinya.
|
|