262. LAKI-LAKI YANG MATI TANGANNYA.           


26 Agustus 1945

Yesus memasuki sinagoga di Kapernaum, yang perlahan menjadi padat dengan orang-orang percaya, sebab itu hari Sabat. Semua orang amat terkejut melihat-Nya. Mereka menunjuk-nunjuk pada-Nya dengan berbisik; sebagian orang menarik jubah rasul yang ini dan yang itu menanyakan bilamana mereka datang ke kota, sebab tak seorang pun tahu bahwa mereka sudah kembali.

"Kami tiba di 'sumur ara' dengan datang dari Betsaida, guna menghindari satu langkah lebih banyak dari yang ditetapkan, temanku," jawab Petrus kepada Uria, si Farisi, yang, sebab merasa tersinggung disebut "teman" oleh seorang nelayan, pergi dengan merasa terhina dan menggabungkan diri dengan rekan-rekannya di baris pertama.

"Jangan memperolok mereka, Simon!" Andreas memperingatkan.  

"Memperolok? Dia mengajukan suatu pertanyaan padaku dan aku menjawab dengan mengatakan juga bahwa kita menghindari berjalan demi menghormati Sabat."

"Mereka akan mengatakan bahwa kita bekerja di perahu…"

"Mereka pada akhirnya akan mengatakan bahwa kita bekerja sebab menarik napas! Bodoh! Adalah perahu, angin dan ombak yang bekerja, bukan kita yang berlayar dalam perahu."

Andreas menerima cercaan itu dan diam.        

Sesudah doa-doa persiapan, tiba saatnya untuk membaca suatu perikop dan menerangkannya. Kepala sinagoga meminta Yesus untuk melakukannya, namun Yesus menunjuk pada kaum Farisi dengan berkata: "Biarkan mereka melakukannya." Tetapi, sebab mereka tak hendak melakukannya, Ia dipaksa berbicara.

Yesus membaca suatu perikop dari Kitab Pertama Raja-raja yang menceritakan bagaimana Daud dikhianati oleh orang-orang Zif, yang memberitahu Saul bahwa dia berada di Gibea. Yesus menyerahkan kembali gulungan dan mulai berbicara.

"Adalah selalu jahat melanggar hukum cinta kasih, keramah-tamahan dan kejujuran. Tetapi manusia tidak ragu untuk melakukannya dengan sama sekali acuh tak acuh. Ada pada kita di sini episode ganda dari pelanggaran yang demikian dan konsekuensi hukuman dari Allah. Perilaku orang-orang Zif adalah tipu daya. Saul juga sama saja. Yang pertama jahat dalam niat mereka untuk masuk ke dalam pihak yang lebih kuat dari keduanya. Yang terakhir keji dalam niat untuk menyingkirkan dia yang diurapi Tuhan. Demikianlah mereka dipersatukan oleh egoisme mereka. Dan raja palsu Israel yang berdosa itu berani memberikan jawaban pada proposal hina itu dengan menyebut Tuhan: 'Diberkatilah kiranya kamu oleh Tuhan.'

Penghinaan terhadap Keadilan Allah! Penghinaan yang jadi kebiasaan! Terlalu sering Nama Tuhan dan berkat-Nya diserukan sebagai ganjaran atau jaminan bagi kejahatan manusia. Ada tertulis: 'Janganlah engkau menyebut Nama Tuhan dengan sia-sia.' Dan dapatkah ada yang lebih sia-sia, atau tepatnya, lebih jahat dari menyebutkannya untuk melakukan suatu kejahatan terhadap sesama? Dan kendati demikian, itu adalah dosa yang lebih sering dilakukan dari yang lainnya, dilakukan dengan acuh tak acuh juga oleh mereka yang selalu menjadi yang pertama dalam pertemuan-pertemuan Tuhan, dalam upacara-upacara dan pengajaran. Ingat bahwa adalah dosa untuk menyelidiki, mengamati dan mempersiapkan segala sesuatu demi mencelakai sesama. Adalah juga dosa untuk membuat orang lain menyelidiki, mengamati dan mempersiapkan segala sesuatu supaya orang lain itu dapat mencelakai sesama. Itu menyiratkan membujuk orang-orang lain untuk berdosa dengan mencobai mereka dengan imbalan atau mengancam mereka dengan pembalasan.

Aku ingatkan kamu bahwa itu adalah dosa. Aku ingatkan kamu bahwa perilaku yang demikian adalah egoisme dan kebencian. Dan kamu tahu bahwa kebencian dan egoisme adalah musuh kasih. Aku ingatkan kamu sebab Aku sangat peduli akan jiwamu. Sebab Aku mengasihimu. Sebab Aku tidak ingin kamu ada dalam dosa.

Sebab Aku tidak ingin kamu dihukum oleh Allah seperti yang terjadi pada Saul, yang negerinya dihancurkan oleh bangsa Filistin, sementara dia mengejar Daud untuk menangkapnya dan membunuhnya. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa itu akan selalu terjadi pada mereka yang mencelakai sesamanya. Kemenangan mereka akan bertahan seumur rumput di padang. Akan datang dengan cepat, namun akan segera kering dan diinjak-injak oleh kaki para pejalan kaki yang acuh tak acuh. Sementara perilaku baik dan hidup jujur tampaknya sulit bertumbuh dan menonjolkan diri. Tetapi begitu mereka disempurnakan sebagai habitus hidup, mereka menjadi pepohonan rimbun yang kokoh, yang tak dapat ditumbangkan oleh angin ribut ataupun panas terik. Sungguh, dia yang setia pada Hukum, yang sungguh setia, menjadi sebatang pohon yang kokoh, yang tidak tunduk oleh nafsu pun terbakar oleh api Setan.

Aku sudah selesai. Jika ada orang yang hendak mengatakan sesuatu, silakan."

"Kami bertanya kepada-Mu apakah Engkau tadi berbicara mengenai kami kaum Farisi."

"Apa sinagoga ini mungkin penuh dengan orang-orang Farisi? Kamu berempat, sementara ada beratus-ratus orang. Perkataan-Ku adalah untuk semua orang."

"Tetapi sindirannya jelas."

"Sungguh, tidak pernah terdengar bahwa orang mendakwa dirinya sendiri hanya karena kecurigaan diarahkan padanya oleh sebuah perumpamaan! Tapi itulah apa yang kamu lakukan. Mengapa kamu mendakwa dirimu sendiri jika Aku tidak mendakwamu? Apa kamu sadar sudah berperilaku seperti yang tadi Aku katakan? Bukan Aku mengatakan, tetapi jika kamu merasa demikian, maka perbaikilah jalanmu. Sebab manusia itu lemah dan dapat berdosa. Dan Allah mengampuninya jika dia dengan tulus bertobat dan tidak ingin berbuat dosa lagi. Tetapi berdegil dalam kejahatan adalah dosa ganda yang untuknya tidak ada pengampunan."

"Kami tidak melakukan dosa yang demikian."

"Baik, jadi jangan bersungut-sungut atas perkataan-Ku."

Argumentasi selesai. Dan nyanyian madah memenuhi sinagoga. Pertemuan tampaknya pada tahap usai tanpa insiden lebih lanjut, ketika Yoakim, si Farisi, melihat seorang laki-laki di tengah orang banyak dan memintanya untuk maju ke baris pertama. Laki-laki itu sekitar limapuluh tahun umurnya dan punya satu tangan yang menderita atrofi [penyusutan atau pengecilan ukuran suatu sel, jaringan, organ] dan sebab atrofi sudah merusakkan otot-ototnya, juga tangannya terkenai dampak dan menjadi lebih kecil dari yang satunya.

Yesus melihatnya. Dan Ia mengamati kesibukan orang untuk menarik perhatian-Nya pada si sakit. Ada sekilas, namun suatu tanda yang sangat jelas akan rasa muak dan iba pada wajah-Nya. Tetapi Ia tidak menghindar dari tantangan itu. Sebaliknya, Ia menghadapi situasinya dengan ketetapan hati.

"Kemarilah, di tengah," Ia memberikan perintah pada laki-laki itu. Dan ketika dia di hadapan-Nya, Yesus berbalik kepada kaum Farisi dan berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bukankah Aku baru saja selesai berbicara mengenai perangkap dan kebencian? Dan bukankah baru saja kamu katakan: 'Tidak ada pada kami dosa macam itu'? Tidakkah kamu menjawab-Ku? Jawablah setidaknya ini: Apakah sah menurut hukum untuk melakukan yang baik pada hari Sabat? Apakah sah untuk menyelamatkan nyawa atau membunuh? Tidakkah kamu menjawab? Aku akan menjawab untukmu dan di hadapan semua orang, yang akan bisa menilai terlebih baik darimu, sebab mereka sederhana dan bebas dari kebencian dan kesombongan. Adalah tidak sah menurut hukum untuk melakukan pekerjaan apa pun pada hari Sabat. Tetapi, sebab adalah sah untuk berdoa, maka adalah sah untuk melakukan yang baik, sebab kebaikan adalah bahkan doa yang terlebih besar dibandingkan madah dan mazmur yang kita nyanyikan. Akan tetapi, baik pada hari Sabat maupun pada hari lain mana pun adalah tidak sah untuk melakukan yang jahat. Dan kamu baru saja melakukannya dengan tipu daya menghadirkan di sini orang ini yang bahkan bukan dari Kapernaum dan dibawa kemari dua hari yang lalu, sebab kamu tahu bahwa Aku berada di Betsaida dan kamu sudah menduga bahwa Aku akan datang ke kota-Ku. Dan kamu melakukan itu untuk melihat kalau-kalau kamu dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk melawan-Ku. Dan dengan demikian kamu melakukan juga dosa membunuh jiwamu dan bukannya menyelamatkannya. Tetapi, sepanjang menyangkut Aku, Aku mengampunimu dan Aku tidak akan mengecewakan iman orang ini, yang kepadanya kamu suruh untuk datang dengan mengatakan bahwa Aku akan menyembuhkannya, padahal kamu ingin menempatkan suatu perangkap untuk-Ku. Dia tidak berdosa sebab dia datang kemari tidak dengan tujuan lain selain dari untuk disembuhkan. Dan terjadilah demikian. Sobat, ulurkanlah tanganmu dan pergilah dalam damai."

Laki-laki itu taat dan tangannya pun sembuh dan menjadi seperti yang satunya. Dia langsung mempergunakan tangan itu untuk meraih pinggiran mantol Yesus guna menciumnya dengan berkata: "Engkau tahu bahwa aku tidak tahu tentang niat mereka yang sebenarnya. Andai aku tahu, aku tidak akan datang, sebab aku lebih suka membiarkan tanganku mati daripada melawan Engkau. Jadi, janganlah menyimpan amarah terhadapku."

"Pergilah dalam damai, sobat. Aku tahu kebenarannya dan sehubungan denganmu Aku pastikan padamu kehendak baik-Ku."

Khalayak ramai keluar sembari menyampaikan komentar-komentar, dan Yesus keluar terakhir bersama kesebelas rasul-Nya.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 4                 Daftar Istilah                    Halaman Utama