362. DI RUMAH TOMAS DI RAMA.
KELOMPOK MEREKA YANG TERPILIH.            


17 Desember 1945  

Tomas, yang berada di ujung belakang kelompok dan berbicara dengan Menahem dan Bartolomeus, meninggalkan rekan-rekannya dan mengejar Guru, Yang berada di depan bersama Marjiam dan Ishak. "Guru, kita akan segera berada dekat Rama. Maukah Kau datang dan memberkati bayi saudara perempuanku? Dia sangat ingin bertemu dengan-Mu! Kita bisa berhenti di sana. Ada kamar untuk semua orang. Buatlah aku bahagia, Tuhan!"

"Ya, dan dengan sangat senang hati! Kita akan memasuki Yerusalem besok dan kita akan beristirahat dengan baik."

"Oh! Aku akan pergi mendahului dan memberitahu mereka! Bolehkah aku pergi?"

"Ya, pergilah. Tapi ingat, bahwa Aku bukan teman duniawi. Jangan paksa sanakmu untuk menghabiskan banyak uang. Perlakukan Aku sebagai 'Guru'. Apakah itu jelas?"

"Ya, Tuhan-ku. Aku akan memberitahu sanakku. Apa kau mau ikut bersamaku, Marjiam ?"

"Jika Yesus mengizinkanku..."

"Kau boleh pergi, Nak."

Yang lain-lainnya, yang melihat Tomas dan Marjiam pergi menuju Rama, yang terletak di sisi kiri jalan, yang menurutku, menghantar orang dari Samaria ke Yerusalem, mempercepat langkah mereka untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Kita akan pergi ke rumah saudara perempuan Tom. Aku telah tinggal di semua rumah sanakmu. Adil jika Aku pergi ke rumahnya juga. Dan itulah sebabnya Aku mengutusnya pergi mendahului."

"Baiklah, jika Kau tidak keberatan, aku akan pergi juga. Aku ingin tahu apakah ada perkembangan baru. Jika kabar buruk, aku akan berada di Gerbang Damaskus ketika Kau tiba di sana. Jika tidak, aku akan bertemu dengan-Mu... Di mana, Tuhan?" tanya Menahem.

"Di Betania, Menahem. Aku akan segera pergi ke rumah Lazarus. Tetapi Aku akan meninggalkan para perempuan di Yerusalem. Aku akan pergi sendirian. Tidak, Aku akan memintamu untuk mengawal para perempuan ke rumah mereka sesudah istirahat hari ini."

"Seperti yang Kau kehendaki, Tuhan."

"Beritahu kusir untuk mengikuti kita ke Rama."

Kereta itu maju perlahan-lahan di belakang kelompok apostolik. Ishak dan Zelot berhenti menunggunya, sementara semua lainnya mengambil jalan samping, yang dengan tanjakan mulus menghantar ke bukit kecil yang sangat rendah di mana Rama dibangun.

Tomas, yang girang bukan kepalang dan tampak bahkan lebih kemerah-merahan karena wajahnya begitu berbinar-binar, sedang menunggu di pintu masuk desa. Dia berlari menyongsong Yesus, "Betapa bahagianya kami, Guru! Semua keluarga ada di sini! Ayahku sangat ingin bertemu dengan-Mu, ibuku, saudara-saudaraku!... Alangkah bahagianya aku!" Dan dia berjalan di samping Yesus dengan penuh rasa bangga melintasi desa bagai seorang penakluk dalam kemenangan.

Rumah saudara perempuan Tomas berada di sebuah persimpangan jalan di sisi timur kota. Rumahnya adalah rumah khas seorang Israel kaya, dengan sangat sedikit jendela, pintu besi dengan lubang intip, atap berteras dan tembok-tembok gelap tinggi mengelilingi kebun juga di bagian belakang rumah dengan pepohonan buah-buahan yang tinggi.

Hari ini si pelayan tidak harus mengintip melalui lubang intip. Pintu terbuka lebar dan semua penghuni rumah berbaris di aula di mana orang-orang dewasa sibuk menahan anak-anak lelaki dan perempuan, yang, bersemangat mendengar berita itu, tidak bisa diam dan terus bergegas maju ke depan, sehingga melanggar urutan hierarkis, sebab baris pertama, tempat kehormatan, adalah untuk orangtua Tomas, saudara perempuan dan suaminya.

Namun ketika Yesus muncul di pintu, tidak seorang pun yang bisa menahan anak-anak itu lagi. Mereka seperti anak-anak ayam yang keluar dari sarangnya sesudah istirahat malam. Dan Yesus menyambut dampak dari kelompok yang berceloteh yang menabrak lutut-Nya dan menghimpit-Nya, mendongakkan wajah-wajah mungil mereka untuk dicium, dan tidak mau menjauh meski ayah dan ibunya memanggil mereka dan Tom memberikan beberapa tamparan ringan untuk memulihkan urutan.

"Biarkan mereka! Biarkan mereka! Aku berharap seluruh dunia seperti itu!" seru Yesus Yang telah membungkuk untuk menyenangkan semua anak.

Akhirnya Yesus bisa masuk dan disambut dengan sapaan yang lebih penuh hormat dari orang-orang dewasa. Khususnya yang paling aku sukai adalah salam dari ayah Tomas, seorang tua khas Yahudi, yang berlutut dan dibangkitkan oleh Yesus, Yang ingin menciumnya "sebagai rasa terima kasih atas kemurahan hatinya dalam memberi-Nya seorang rasul."

"Oh! Allah telah mengasihi aku lebih dari Dia mengasihi semua orang lain di Israel, karena sementara setiap orang Yahudi memiliki satu anak laki-laki, yang sulung, yang dikonsekrasikan kepada Allah, aku memiliki dua: yang pertama dan yang terakhir; dan yang terakhir bahkan lebih suci, karena, meskipun dia bukan seorang Lewi ataupun seorang Imam, dia melakukan apa yang bahkan tidak dilakukan oleh Imam Besar: dia terus-menerus melihat Allah dan menerima perintah-perintah-Nya!" dia berkata dengan suara gemetar seorang lanjut usia, yang menjadi bahkan lebih gemetar karena emosi. Dan dia mengakhiri, "Katakan satu hal saja untuk membuat jiwaku bahagia. Karena Engkau tidak berbohong, katakan padaku: putraku ini, dengan cara dia mengikuti-Mu, apakah dia layak melayani-Mu dan layak mendapatkan Hidup kekal?"

"Engkau bisa beristirahat dengan damai, Bapa. Tom putramu memiliki kedudukan mulia di hati Allah karena perilakunya, dan dia akan mendapatkan tempat mulia di Surga sebab cara dia akan melayani Allah hingga napas terakhirnya."

Tomas megap-megap bagai ikan dikeluarkan dari air, sangat tersentuh dengan apa yang didengarnya. Orang tua itu mengangkat kedua tangannya yang bergetar, sementara airmata mengaliri kerut-merut dalam di wajahnya dan menghilang di jenggot patriarkalnya, dan dia berkata, "Semoga berkat Yakub turun atasmu; berkat patriark atas orang benar di antara putra-putranya: semoga Yang Mahakuasa memberkatimu dengan berkat dari Surga yang di atas, berkat dari yang di dasar di bawah, berkat payudara dan rahim. Semoga berkat-berkat ayahmu melebihi berkat-berkat leluhurnya dan hingga keriduan bukit-bukit abadi datang, semoga semuanya itu beristirahat di atas kepala Tomas, di atas kepala dia yang adalah nazir di antara saudara-saudaranya!"

Dan mereka semua menjawab, "Amin."

"Dan sekarang, Tuhanku, sudi berkatilah rumah ini dan terutama anak-anak kecil ini yang adalah darah dari darahku," kata laki-laki lanjut usia itu seraya menunjuk pada anak-anak.

Dan Yesus, dengan merentangkan kedua tangan-Nya, memadahkan berkat Musa dengan suara lantang dan Dia menambahkan, "Semoga Allah, Yang di hadapan-Nya nenek moyangmu berjalan, Allah Yang telah memelihara-Ku sejak masa kanak-kanak-Ku hingga hari ini, semoga malaikat yang telah membebaskan-Ku dari semua kejahatan, memberkati anak-anak ini; semoga mereka diinspirasi oleh-Ku dan oleh leluhur-Ku dan semoga mereka berkembang biak melimpah di bumi," dan Dia mengakhirinya dengan mengambil bayi yang terakhir lahir dari buaian ibunya untuk mencium kening bayi laki-laki itu seraya berkata, "Dan semoga keutamaan-keutamaan pilihan yang ada dalam Manusia yang benar, seturut siapa kau dinamai, turun atasmu bagai mentega dan madu, membuat namamu layak akan Surga dan berhias bagai pohon palem yang sarat dengan kurma emas dan pohon aras yang lebat dengan daun-daun kerajaan."

Semua orang tersentuh dan terpikat hatinya. Kemudian mereka semua melontarkan seruan sukacita ketika Yesus memasuki rumah dan mereka berhenti hanya ketika Dia berada di halaman, di mana Dia memperkenalkan BundaNya, para murid perempuan, para rasul dan para murid.  




Hari bukan lagi pagi, bukan juga siang. Berkas cahaya matahari yang lemah yang dengan susah payah menembus awan-awan tak beraturan sementara cuaca masih begitu tidak menentu, membuatku mengerti bahwa matahari akan segera terbenam dan senja akan tiba.

Para perempuan tidak lagi di sini. Begitu pula Ishak dan Menahem. Sebaliknya, Marjiam bersama Yesus, dan dia sangat senang berada bersama-Nya, sementara Dia pergi bersama para rasul dan semua sanak laki-laki Tomas untuk meninjau beberapa kebun anggur, yang tampaknya memiliki kualitas istimewa. Baik laki-laki lanjut usia itu maupun saudara ipar Tomas memperluas lahan kebun anggur dan varietas anggur langka, yang saat ini hanya memiliki sedikit daun yang lembut.

Yesus dengan ramah mendengarkan penjelasan yang menunjukkan minat besar dalam memangkas dan mencangkul, seolah-olah itu adalah hal yang paling berguna di bumi. Pada akhirnya Dia berkata kepada Tomas seraya tersenyum, "Haruskah Aku memberkati mahar saudara kembarmu ini?"

"Oh! Tuhan-ku! Aku bukan Doras ataupun Ismael. Aku tahu bahwa napas-Mu, kehadiran-Mu saja di suatu tempat sudah merupakan berkat. Tetapi jika Engkau ingin mengangkat tangan-Mu atas tanam-tanaman ini, lakukanlah, dan buahnya pasti akan suci."

"Dan bukannya berlimpah? Bagaimana menurutmu, Bapa?"

"Suci... sudah cukup. Dan aku akan memeras buah anggurnya dan akan mengirimkan anggurnya kepada-Mu untuk Paskah yang akan datang, supaya Engkau dapat menggunakannya dalam piala ritual."

"Sungguh baik. Aku akan menantikan itu. Paskah yang akan datang Aku ingin menggunakan anggur dari seorang Israel sejati."

Mereka meninggalkan kebun anggur untuk kembali ke desa.

Berita tentang kehadiran Yesus Nazaret di desa sudah menyebar dan semua penduduk Rama berada di jalan-jalan dan sangat antusias mendekati-Nya.

Yesus memperhatikannya dan berkata kepada Tomas, "Mengapa mereka tidak datang? Apakah mereka mungkin takut kepada-Ku? Katakan pada mereka bahwa Aku mengasihi mereka."

Oh! Tomas tidak menunggu untuk diberitahu dua kali! Dia berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain dengan begitu lincah hingga dia kelihatan bagai kupu-kupu besar yang terbang dari bunga ke bunga. Dan mereka yang mendengar undangan juga tidak menunggu untuk diberitahu dua kali. Mereka semua berlari, seraya menyebarkan berita, dan berkumpul di sekeliling Yesus, sehingga ketika mereka tiba di persimpangan jalan, di mana rumah Tomas berada, ada himpunan besar khalayak ramai yang berbicara penuh hormat kepada para rasul dan sanak Tomas dan mengajukan berbagai pertanyaan.

Aku tahu bahwa Tomas sudah bekerja keras selama bulan-bulan musim dingin dan sebagian besar Injil sudah dikenal di desa. Namun mereka ingin mendapatkan penjelasan lebih rinci dan orang yang sudah begitu tersentuh oleh berkat yang diberikan Yesus kepada anak-anak kecil di rumah tumpangan dan oleh apa yang dikatakan Guru tentang Tomas, bertanya, "Apakah dengan demikian mereka semua akan menjadi orang benar, karena berkat-Mu?"

"Bukan karena itu, melainkan karena perbuatan mereka. Aku memberi mereka kekuatan berkat- Ku untuk menguatkan mereka dalam perbuatan mereka. Tetapi merekalah yang harus melakukan perbuatan dan hanya perbuatan baik untuk mencapai Surga. Aku memberkati semua orang... tetapi tidak semua orang di Israel akan selamat."

"Sebaliknya, hanya sangat sedikit yang akan selamat, jika mereka terus berperilaku seperti sekarang," gerutu Tomas.

"Apa yang kau katakan?"

"Kebenaran. Mereka yang menganiaya Kristus dan memfitnah-Nya, mereka yang tidak mengamalkan apa yang Dia ajarkan, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan-Nya," kata Tomas dengan suaranya yang dalam.

Seseorang menarik lengan bajunya dan bertanya, "Apakah Dia sangat keras?" seraya menunjuk pada Yesus.

"Tidak. Tidak, Dia terlalu baik."

"Bagaimana menurutmu, apakah aku akan selamat? Aku bukan salah satu murid. Tapi kau tahu seperti apa aku dan bahwa aku selalu percaya pada apa yang kau katakan. Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selain dari itu. Apa tepatnya yang harus aku lakukan supaya selamat, selain apa yang sudah aku lakukan?"

"Tanyakan pada-Nya. Penilaian-Nya akan lebih benar dan murah hati daripada penilaianku."

Laki-laki itu maju. Dia berkata, "Guru, aku menaati Hukum, dan sebab Tomas mengulangi sabda-Mu kepadaku, aku mencoba untuk semakin taat. Tapi aku tidak terlalu murah hati. Aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku menjauhkan diri dari melakukan apa yang tidak benar untuk dilakukan, karena aku takut Neraka. Tetapi aku sangat suka kehidupan yang nyaman dan, aku akui, aku berusaha untuk melakukan hal-hal sedemikian rupa sehingga sementara aku tidak berbuat dosa, aku juga tidak terlalu menyusahkan diriku sendiri. Apakah aku akan selamat dengan berperilaku seperti itu?"

"Ya. Tetapi mengapa bersikap serakah kepada Allah yang baik Yang begitu murah hati kepadamu? Mengapa kau mengharapkan hanya selamat, dan dengan kesulitan, dan kau tidak berharap mencapai kekudusan yang mulia, yang sekaligus memberikan damai abadi? Ayolah, sobat! Bermurah hatilah dengan jiwamu!"

Laki-laki itu berkata dengan rendah hati, "Aku akan memikirkannya, Tuhan-ku. Aku rasa Kau benar dan bahwa aku menganiaya jiwaku dengan memaksanya melalui masa pemurnian yang lama sebelum beroleh damai."

"Sungguh baik. Pikiranmu sudah merupakan awal kesempurnaan."

Seorang laki-laki lain dari Rama bertanya, "Tuhan, apakah hanya sedikit orang yang selamat?"

"Jika manusia tahu bagaimana bersikap dengan hormat kepada dirinya sendiri dan dengan kasih penuh hormat kepada Allah, maka semua manusia akan selamat, seperti yang Allah kehendaki. Tetapi manusia tidak bersikap demikian. Dan seperti orang bodoh, dia bermain-main dengan perada [= tinsel/slinger, dekorasi yang terbuat dari perak, aluminium, atau tembaga], dan bukannya mengambil emas murni. Bermurah-hatilah dalam mengharapkan Yang Baik. Apakah itu menyakitkanmu? Di situlah letak jasanya. Berusahalah melewati pintu yang sempit. Yang satunya, pintu yang lebar dan berhias, adalah daya pikat Setan untuk menyesatkanmu. Gerbang Surga itu sempit, rendah, tandus dan kasar. Untuk memasukinya orang harus lincah, ringan, tanpa kemegahan dan tanpa materialisme. Orang harus rohani untuk bisa melakukannya. Jika tidak, ketika saat kematianmu tiba, kau tidak akan bisa melewatinya. Dan banyak yang akan benar-benar terlihat mencoba untuk melewatinya tanpa hasil, karena mereka begitu dibebani materialisme, begitu berdandan dengan kemegahan duniawi, begitu dikeraskan oleh kerak dosa, tidak mampu membungkuk karena kesombongan mereka, yang bertindak sebagai kerangka. Dan Empunya Kerajaan kemudian akan datang untuk menutup gerbang, dan mereka yang berada di luar, mereka yang belum bisa masuk pada saat yang tepat, akan mengetuk pintu sambil berteriak: 'Tuhan, bukakan gerbangnya untuk kami. Kami juga ada di sini.' Tetapi Dia akan menjawab: 'Aku benar-benar tidak mengenalmu, Aku juga tidak tahu dari mana kamu berasal.' Dan mereka akan berkata: 'Apa? Tidakkah Kau ingat kami? Kami makan dan minum bersama-Mu dan kami mendengarkan-Mu ketika Kau berkhotbah di alun-alun kami.' Tetapi Dia akan menjawab: 'Aku benar-benar tidak mengenalmu. Semakin Aku melihatmu, semakin kamu tampaknya kenyang dengan apa yang Aku nyatakan sebagai makanan yang najis. Semakin Aku mengamatimu, semakin Aku melihat bahwa kamu bukan bagian dari keluarga-Ku. Sekarang, Aku sungguh-sungguh melihat putra dan warga siapa kamu: Yang Satunya. Setan adalah ayahmu, Daging adalah ibumu, Kesombongan adalah inangmu, Kebencian adalah pelayanmu, dosa adalah hartamu, keburukan-keburukan adalah permatamu. Di hatimu tertulis: 'Keegoisan'. Tanganmu kotor dengan perampokan yang dilakukan terhadap saudara-saudaramu. Enyah dari sini! Enyah dari-Ku, kamu semua, pelaku kejahatan.' Kemudian, sementara Abraham, Ishak, Yakub dan segenap nabi dan orang-orang benar dari Kerajaan Allah datang dari kemuliaan Surga bersinarkan kemuliaan, mereka yang tidak mengasihi tetapi egois, yang tidak berkorban diri tetapi hidup di pangkuan kemewahan, akan diusir dan dikurung di tempat di mana ada tangisan kekal dan tidak ada yang lain selain teror. Dan mereka yang telah bangkit dengan mulia dan telah datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, akan berkumpul di sekeliling meja perkawinan Anak Domba, Raja Kerajaan Allah. Dan kemudian orang akan melihat bahwa banyak orang yang tampaknya 'paling kecil' dalam khalayak bumi, akan menjadi yang pertama di kota Kerajaan. Dan orang juga akan melihat bahwa tidak semua orang yang berkuasa di Israel juga berkuasa di Surga, dan tidak semua mereka yang dipilih Kristus untuk menjadi abdi-Nya layak untuk dipilih ke meja perkawinan. Sebaliknya orang akan melihat bahwa banyak orang, yang dianggap sebagai 'yang pertama' tidak hanya akan menjadi yang terakhir, tetapi bahkan bukan yang terakhir. Karena banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang bisa mengubah pemilihannya menjadi kemuliaan sejati."

Sementara Yesus berbicara, beberapa orang Farisi tiba dengan suatu ziarah dalam perjalanannya ke Yerusalem, atau datang dari Yerusalem untuk mencari penginapan; sebab Kota Suci sudah penuh sesak. Mereka melihat kerumunan orang banyak dan menghampirinya untuk melihat. Mereka segera melihat kepala Yesus yang berambut pirang bercahaya dengan latar belakang tembok gelap rumah Tomas.

"Biarkan kami lewat, karena kami ingin berbicara dengan Orang Nazaret itu," mereka berteriak dengan pongah.

Kerumunan orang banyak membuka tanpa gairah dan para rasul melihat kelompok Farisi datang menghampiri mereka.

"Damai serta-Mu, Guru!"

"Damai sertamu. Apa yang kamu inginkan?"

"Apakah Engkau akan pergi ke Yerusalem?"

"Seperti semua orang Israel yang taat."

"Jangan pergi! Bahaya serius mengancam-Mu di sana. Kami tahu karena kami datang dari Yerusalem untuk bertemu keluarga kami. Dan kami datang untuk memperingatkan-Mu karena kami mendengar bahwa Engkau berada di Rama."

"Siapa yang memberitahumu, jika kau tidak keberatan aku bertanya kepadamu?" tanya Petrus yang sudah mulai curiga dan siap memulai perdebatan.

"Itu bukan urusanmu, sobat. Yang perlu kamu ketahui, sebab kamu menyebut kami ular, adalah bahwa ada banyak ular dekat Sang Guru dan bahwa kamu harus mencurigai para murid yang terlalu banyak dan terlalu berkuasa."

"Hai! Kau tidak menyindir bahwa Menahem atau..."

"Diamlah, Petrus. Dan kamu, Farisi, kamu harus tahu bahwa tidak ada bahaya yang bisa menghalangi seorang percaya yang taat untuk memenuhi kewajibannya. Jika orang kehilangan nyawanya, itu bukan apa-apa. Yang merupakan bahaya serius adalah kehilangan jiwa dengan melanggar Hukum. Tapi kamu tahu. Dan kamu tahu bahwa Aku tahu. Jadi mengapa kamu mencobai Aku? Apakah mungkin kamu tidak tahu bahwa Aku tahu mengapa kamu melakukannya?"

"Aku tidak mencobai-Mu. Ini kebenaran. Banyak di antara kami yang memusuhi-Mu. Tapi tidak semua orang. Kami tidak membenci-Mu. Kami tahu bahwa Herodes sedang mencari-Mu dan kami berkata kepada-Mu: pergilah. Pergi dari sini, karena jika Herodes menangkap-Mu, dia pasti akan membunuh-Mu. Itulah yang dia inginkan."

"Itulah yang dia inginkan, tetapi dia tidak akan melakukannya. Aku tahu itu dengan pasti. Bagaimanapun, kamu bisa pergi dan memberitahu si rubah tua itu bahwa Dia, Yang dicarinya, ada di Yerusalem. Sesungguhnya, Aku datang mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang tanpa menyembunyikan Diri. Dan Aku melakukannya dan akan melakukannya hari ini, besok dan lusa, hingga waktu-Ku berakhir. Tapi Aku harus terus lanjut sampai Aku mencapai akhir. Dan Aku harus memasuki Yerusalem hari ini dan kemudian sekali lagi, dan sekali lagi dan sekali lagi, karena tidak mungkin bagi-Ku untuk berhenti sebelum itu. Dan itu harus digenapi dengan kebenaran, yaitu di Yerusalem."

"Pembaptis mati di tempat lain."

"Dia mati dalam kekudusan, dan kekudusan berarti: Yerusalem.' Jika Yerusalem sekarang berarti 'Dosa,' itu hanya karena apa yang sekedar duniawi, dan akan segera tidak lagi demikian. Tetapi Aku berbicara tentang apa yang kekal dan rohani, yaitu Yerusalem Surgawi. Segenap orang benar dan para nabi mati di dalamnya, dalam kekudusannya. Dan Aku akan mati di dalamnya dan sia-sialah kamu mencoba untuk membawa Aku ke dalam dosa. Dan Aku akan mati juga di antara bukit-bukit Yerusalem tetapi bukan oleh tangan Herodes, melainkan oleh kehendak dia yang membenci Aku dengan lebih tak kentara dibandingkan Herodes, karena dia melihat dalam Diri-Ku pengambil alih kuasa Imamat yang lama dinantikan dan Pemurni Israel dari semua penyakit menular yang mencemarinya. Jadi, jangan limpahkan kepada Herodes semua keantusiasan untuk membunuh, tetapi masing-masing darimu ikut ambil bagian bersamanya, karena, sungguh, Sang Anak Domba berada di gunung yang dipanjat oleh serigala-serigala dan jakal-jakal dari setiap sisinya untuk membantainya dan..."

Badai kebenaran yang membakar membuat orang-orang Farisi itu melarikan diri.

Yesus mengamati mereka melarikan diri. Dia kemudian menatap ke arah selatan, ke kecemerlangan yang lebih cerah, yang mungkin menunjukkan wilayah Yerusalem dan Dia dengan sedih berkata, "Yerusalem, Yerusalem, kamu yang membunuh nabi-nabimu dan melempari mereka yang diutus kepadamu dengan batu, betapa sering Aku rindu untuk mengumpulkan anak-anakmu, seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, dan kamu menolak! Jadi, terjadilah! Rumahmu akan ditinggalkan untukmu tanpa Guru sejatinya. Dia akan datang, Dia akan bertindak, seperti ditentukan oleh ritus, sebagaimana putra pertama dan terakhir Israel harus bertindak, dan kemudian Dia akan pergi. Dia tidak akan lagi tinggal dalam tembok-tembokmu untuk menyucikanmu melalui kehadiran-Nya. Dan Aku meyakinkanmu bahwa kamu dan pendudukmu tidak akan lagi melihat Aku, dalam figur-Ku yang sebenarnya, sampai saatnya tiba ketika kamu berkata, 'Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan'… Dan kamu orang-orang Rama, ingatlah sabda ini dan beritahu yang lain-lainnya supaya kamu jangan ikut serta dalam penghukuman Allah. Jadilah taat... Pergilah. Damai sertamu."

Dan Yesus undur diri ke rumah Tomas bersama semua sanaknya dan para rasul.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama