363. DI BAIT ALLAH.
"BAPA KAMI" DAN PERUMPAMAAN TENTANG PUTRA-PUTRA SEJATI.            


1 Januari 1946, 6.35 pagi  

Yesus berkata:

"Bangunlah, Maria. Marilah kita menguduskan hari dengan halaman dari Injil. Karena SabdaKu adalah pengudusan. Lihatlah, Maria, karena melihat hari-hari Kristus di bumi adalah pengudusan. Tulislah, Maria, karena menulis tentang Kristus adalah pengudusan, karena mengulangi apa yang Yesus katakan adalah pengudusan, karena mewartakan Yesus adalah pengudusan, karena mengajar saudara-saudara kita adalah pengudusan. Ganjaran besar akan diberikan kepadamu untuk cinta kasih itu."  




Yesus telah meninggalkan Rama (penglihatan tanggal 17 Desember 1945) dan penglihatan sudah di Yerusalem. Dia berjalan, seperti yang Dia lakukan tahun lalu, sambil menyanyikan mazmur yang ditentukan. Banyak orang di jalanan yang ramai itu berbalik untuk melihat kelompok apostolik yang lewat. Sebagian menyambut mereka dengan hormat; sebagian hanya mencuri pandang lalu tersenyum dengan hormat, dan mereka itu sebagian besar perempuan; sebagian hanya menonton; sebagian tersenyum ironis dan mencemooh; dan yang terakhir, sebagian lewat dengan angkuh dan dengan niat jahat yang nyata. Yesus berjalan dengan tenang dalam balutan pakaian terbaik-Nya. Seperti semua orang lain, Dia sudah berganti pakaian untuk memasuki kota suci dengan pantas, dan akan aku katakan, dengan berpakaian elegan.

Marjiam juga sama keadaannya dalam pakaian barunya tahun ini dan dia berjalan di samping Yesus, menyanyi dengan suara lantang, yang, sebenarnya, agak parau, karena belum benar-benar dewasa. Namun nada sumbangnya tenggelam dalam paduan suara teman-temannya. Dan dia bahagia...

Selama jeda dalam menyanyi, sementara mereka sudah melihat Gerbang Damaskus - di sanalah mereka akan masuk untuk langsung menuju Bait Allah - mereka berhenti untuk memberi jalan sebuah caravan yang mengesankan lewat, sebab caravan itu mengambil seluruh badan jalan sehingga menghalangi lalu lintas. Sementara orang-orang bijak berhenti di pinggir jalan, Marjiam bertanya, "Tuhan-ku, maukah Engkau menceritakan perumpamaan indah lainnya untuk anak-Mu yang begitu jauh? Aku ingin menambahkannya pada apa yang sudah aku tulis, karena aku yakin bahwa di Betania kita akan bertemu dengan para utusannya dan mendapatkan kabarnya. Dan aku sangat ingin memberinya sukacita, yang aku janjikan kepadanya dan yang diinginkan baik oleh hatinya maupun hatiku..."

"Ya, Anak-Ku. Aku pasti akan menceritakanya padamu."

"Suatu perumpamaan yang benar-benar akan menghiburnya, yang akan membuatnya mengerti bahwa dia masih kekasih-Mu…"

"Aku akan melakukannya. Dan Aku akan bersukacita juga, karena itu akan menjadi kebenaran."

"Kapan Kau akan menceritakannya, Tuhan?"

"Secepatnya. Kita akan langsung menuju Bait Allah, sebagaimana kewajiban kita, dan Aku akan berbicara di sana sebelum mereka mencegah-Ku melakukannya."

"Dan akankah Kau berbicara untuknya?"

"Ya, Nak."

"Terimakasih, Tuhan! Pastilah sangat menyakitkan berpisah seperti itu…," kata Marjiam, matanya yang berwarna gelap mulai berkaca-kaca oleh airmata.

Yesus meletakkan tangan di atas kepalanya dan Dia berbalik untuk memberi isyarat kepada Keduabelas rasul untuk datang kepada-Nya dan berangkat lagi. Keduabelas rasul, sebenarnya, sudah berhenti untuk mendengarkan beberapa orang, aku tidak tahu apakah orang-orang itu percaya kepada Guru atau ingin mengenal-Nya, dan mereka sudah berhenti sebab alasan itu, dan karenanya memaksa Yesus dan para rasul-Nya berhenti di pinggir jalan.

"Kami datang, Guru. Kami mendengarkan orang-orang itu, yang di antaranya ada beberapa proselit yang datang dari jauh, dan mereka bertanya kepada kami di mana mereka bisa bertemu dengan-Mu," kata Petrus seraya berjalan maju ke arah-Nya.

"Kenapa mereka ingin bertemu dengan-Ku?"

Dan Petrus, yang sekarang berada di samping Yesus Yang telah berangkat kembali, berkata, "Mereka ingin mendengarkan-Mu berbicara dan disembuhkan dari beberapa penyakit. Lihat kereta miring itu, yang di belakang mereka? Ada beberapa proselit dari Diaspora di dalamnya, yang sudah datang melalui laut atau dari negeri-negeri yang jauh, terdorong untuk melakukan ziarah ini karena iman mereka kepada-Mu, di samping hormat mereka terhadap Hukum. Sebagian dari Efesus, sebagian dari Perga, sebagian dari Ikonium, dan ada seorang miskin dari Filadelfia, yang oleh mereka, sebab sebagian besar adalah saudagar kaya, diterima di kereta mereka karena iba, dan dengan demikian berharap untuk mendapatkan kemurahan Tuhan."

"Marjiam, pergilah dan beritahu mereka untuk mengikuti Aku ke Bait Allah. Dan mereka akan mendapatkan baik kesehatan untuk jiwa mereka melalui sabda-Ku dan kesehatan untuk tubuh mereka, jika mereka bisa memiliki iman."

Bocah itu pergi dengan cepat. Namun Keduabelas rasul mengumandangkan paduan suara ketidaksetujuan karena "ketidakbijaksanaan" Yesus, Yang hendak membuat Diri-Nya menarik perhatian orang di Bait Allah...

"Kita pergi ke sana khususnya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Aku tidak takut. Untuk membuktikan kepada mereka bahwa tidak ada ancaman yang dapat membuat-Ku melanggar perintah Hukum. Apakah kamu belum mengerti trik mereka? Semua ancaman mereka, semua nasihat mereka yang tampaknya bersahabat ditujukan hanya untuk membuat Aku melakukan dosa, sehingga mereka bisa benar-benar memiliki dakwaan terhadap Aku. Jangan kecut hati. Milikilah iman. Saat-Ku belum tiba."

"Tetapi kenapa Kau tidak pergi dan meyakinkan BundaMu terlebih dahulu? Dia menantikan-Mu..." kata Yudas Iskariot.

"Tidak. Aku akan pergi ke Bait Allah terlebih dahulu, yang, hingga saat yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Bapa Yang Kekal bagi era baru, adalah Rumah Allah. BundaKu akan berkurang penderitaan-Nya dalam menantikan-Ku dengan mengetahui bahwa Aku berkhotbah di Bait Allah. Dan dengan demikdian Aku menghormati Bapa dan BundaKu, dengan mendedikasikan saat pertama-Ku di Yerusalem untuk Yang Pertama, dan dengan memberikan ketenangan kepada Yang Kedua. Ayo kita pergi dan jangan takut. Mereka yang takut bisa pergi ke Getsemani dan merenungkan ketakutannya di antara para perempuan."

Para rasul, yang ditegur oleh perkataan terakhir ini, tidak lagi berbicara. Mereka berbaris bertiga, kecuali di garis depan, di mana Yesus berada, di mana mereka berempat, dan ketika Marjiam tiba mereka berlima, dan Tadeus dan Zelot mundur dan menempatkan diri mereka di belakang Yesus, membuat Dia di tengah-tengah di antara Petrus dan Marjiam.

Di Gerbang Damaskus mereka melihat Menahem. "Tuhan, aku pikir lebih baik aku datang dan menghilangkan segala keraguan tentang situasi ini. Aku bisa meyakinkan-Mu bahwa tidak ada bahaya bagi-Mu, kecuali niat buruk orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kau bisa pergi tanpa was-was."

"Aku tahu, Menahem. Tapi Aku berterima kasih padamu. Datanglah ke Bait Allah bersama-Ku. Jika itu tidak menjadi beban bagimu…"

"Beban? Aku akan menentang seluruh dunia demi Engkau! Aku akan melakukan apa pun!"

Iskariot menggumamkan sesuatu.

Menahem berbalik dengan berang. Dia berkata dengan suara tegas, "Tidak, sobat, itu bukan hanya perkataan 'basa-basi'. Aku akan minta Guru untuk membuktikan ketulusanku."

"Itu tidak perlu, Menahem. Ayo kita berangkat."

Mereka melanjutkan perjalanan di antara kerumunan ramai orang banyak dan ketika mereka tiba di rumah teman-teman, Yakobus, Yohanes dan Andreas atas nama semua orang meninggalkan tas-tas kain mereka di sebuah aula gelap yang panjang dan lalu menggabungkan diri dengan rekan-rekan mereka.

Mereka memasuki halaman Bait Allah dengan melewati Antonia. Para prajurit Romawi mengawasi, tetapi mereka tidak bergerak. Mereka berbicara dengan suara rendah di antara mereka sendiri. Yesus mengamati mereka untuk melihat apakah ada seseorang yang Dia kenal. Namun Dia tidak melihat Quintillian ataupun Alexander, si prajurit.

Mereka sekarang berada di Bait Allah, di kerumunan yang tidak terlalu suci di halaman pertama, di mana para pedagang dan para penukar uang berada. Yesus mengamati dan mendidih darah-Nya karena marah. Dia berubah pucat dan berjalan begitu penuh wibawa hingga perawakan-Nya tampak lebih tinggi.

Iskariot mencobai-Nya, "Mengapa Kau tidak mengulangi gerakan suci itu? Lihat? Mereka sudah lupa... dan sekali lagi ada pencemaran di Rumah Allah. Tidakkah Kau berduka karenanya? Tidakkah Kau bangkit melawan mereka?" Wajah tampan Yudas yang gelap, yang ironis dan munafik kendati segala daya upaya yang dilakukannya untuk mencegahnya terlihat demikian, bahkan terlebih licik, saat dia mengucapkan perkataan itu, dengan sedikit membungkuk, seolah-olah dia sedang memberikan penghormatan, dengan melihat-Nya dari atas ke bawah.

"Ini bukan saatnya. Tapi semua itu akan disucikan. Dan selamanya!..." kata Yesus tegas.

Yudas tersenyum kecil dan berkomentar, "'Selamanya' dari manusia!! Itu sangat berbahaya, Guru! Kau bisa lihat!..."

Yesus tidak menanggapinya, Dia serius sebab sedang menyalami dari jauh Yusuf Arimatea, yang lewat dengan berbalut jubah semarak, dengan diikuti oleh orang-orang lain.

Mereka mendaraskan doa-doa ritual dan lalu kembali ke Halaman Orang-orang non-Yahudi, di bawah serambi-serambi tempat banyak orang berkumpul.

Para proselit, yang sebelumnya bertemu di jalan, sudah mengikuti Yesus sepanjang waktu. Mereka membawa orang-orang sakitnya bersama mereka dan sekarang membaringkannya di bawah naungan serambi-serambi, dekat Yesus. Para perempuan mereka, yang menunggu mereka di sini, sekarang perlahan mendekat. Mereka semua berkerudung. Namun satu sudah duduk, mungkin karena dia sakit, dan teman-temannya membawanya dekat orang-orang sakit lainnya. Lebih banyak orang berkerumun di sekeliling Yesus. Aku bisa melihat bahwa ada keheranan dan kebingungan di antara kelompok para rabbi dan para imam sebab kedatangan terbuka dan khotbah Yesus.

"Damai sertamu, dengan masing-masing darimu mendengarkan-Ku! Paskah Suci membawa anak-anak yang taat kembali ke Rumah Bapa. Paskah terberkati kita ini seperti seorang ibu yang memikirkan kesejahteraan anak-anaknya dan memanggil mereka dengan suara lantang, supaya mereka bisa datang dari mana-mana dengan meninggalkan semua masalah demi suatu masalah yang lebih besar. Yakni satu-satunya yang agung dan penting: untuk menghormati Tuhan dan Bapa. Dari situ kita mengerti bahwa kita adalah saudara, perintah dan kepedulian untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri berasal juga dari sana, melalui kesaksian yang baik hati. Apakah kita belum pernah bertemu sebelumnya? Tidakkah kita saling mengenal satu sama lain? Tidak. Tetapi jika kita ada di sini, karena kita adalah anak-anak dari Satu Bapa Yang menghendaki kita di Rumah-Nya untuk Perjamuan Paskah, maka, kita merasa, jika bukan dengan perasaan jasmani kita, tetapi tentu dengan perasaan rohani kita, bahwa kita semua sama, semua saudara, yang berasal dari Yang Satu saja, dan dengan demikian kita saling mengasihi satu sama lain, seolah-olah kita sudah dibesarkan bersama. Dan persatuan kasih kita adalah antisipasi dari kasih lain yang lebih sempurna yang akan kita nikmati di Kerajaan Surga, di hadapan mata Allah, semua dipeluk oleh Kasih-Nya. Aku, Putra Allah dan Putra Manusia, bersamamu, anak-anak Allah. Aku, Yang Sulung, bersamamu, saudara-saudara yang terkasih melampaui segala ukuran manusia, hingga tahap Aku menjadi Anak Domba demi dosa-dosa manusia.

Tetapi sementara kita menikmati persatuan persaudaraan kita di Rumah Bapa, marilah kita memikirkan saudara-saudara kita yang jauh, tetapi tetap saudara-saudara kita: di dalam Tuhan atau melalui asal-usul mereka. Biarkan mereka ada di hati kita. Mari kita membawa saudara-saudara kita yang absen itu dalam hati kita ke altar suci. Mari kita berdoa untuk mereka, dengan mengumpulkan suara-suara mereka yang jauh dalam roh kita, bersama kerinduan mereka untuk berada di sini. Dan sementara kita mengumpulkan kerinduan yang disadari dari orang-orang Israel yang jauh, marilah kita mengumpulkan juga kerinduan jiwa-jiwa dari manusia, yang tidak sadar bahwa mereka memiliki jiwa dan adalah anak-anak dari Satu Bapa saja. Semua jiwa di dunia berseru kepada Yang Mahatinggi dari penjara tubuh mereka. Dalam penjara gelap mereka mengerang ke arah Terang. Marilah kita berbelas-kasihan kepada mereka, karena kita berada dalam terang Iman yang benar.

Marilah kita berdoa: Bapa kami, Yang ada di Surga, kiranya Nama-Mu dikuduskan oleh segenap umat manusia! Mengetahuinya berarti mulai menuju kekudusan. Biarlah orang-orang bukan Yahudi dan orang-orang yang tidak mengenal Allah menyadari keberadaan-Mu, ya Bapa Yang Kudus, dan biarkan mereka datang kepada-Mu, Bapa, seperti ketiga orang bijak di masa lalu, tetapi tidak dengan lembam, karena tidak ada suatu pun yang menyangkut kedatangan Penebusan dunia yang lembam, biarlah mereka datang kepada-Mu dengan dibimbing oleh Bintang Yakub, oleh Bintang Pagi, oleh Raja dan Penebus dari keturunan Daud, oleh PutraMu Yang Diurapi, Yang telah dipersembahkan dan dikonsekrasikan untuk menjadi Kurban bagi dosa-dosa dunia.

Biarlah Kerajaan-Mu datang di setiap tempat di bumi di mana Engkau dikenal dan dikasihi, dan di mana Engkau belum dikenal. Dan di atas segalanya biarlah Kerajaan-Mu datang kepada para pendosa tiga kali lipat, yang mengenal-Mu tetapi tidak mengasihi-Mu dalam karya-Mu dan manifestasi Terang, dan berusaha menolak dan mencekik Terang yang datang ke dunia, karena mereka adalah jiwa-jiwa kegelapan, yang lebih suka karya kegelapan dan mereka tidak tahu bahwa mencekik Terang dunia adalah berdosa melawan Engkau, karena Engkau adalah Terang Yang Mahakudus dan Bapa dari semua terang, dimulai dari Yang menjadi Daging dan Sabda untuk membawa Terang-Mu kepada semua orang yang berkehendak baik.

Kiranya Kehendak-Mu, Bapa Yang Mahakudus, diamalkan oleh setiap hati di dunia, yakni kiranya setiap hati diselamatkan, dan jangan biarkan seorang pun dibiarkan tanpa buah Pengorbanan dari Kurban Agung, karena itulah Kehendak-Mu: bahwa manusia diselamatkan dan dapat menikmati Engkau, Bapa Yang Kudus, sesudah pengampunan yang akan segera dianugerahkan.

Berilah kami pertolongan-Mu, ya Tuhan, pertolongan-Mu. Dan berikanlah itu kepada mereka yang tengah menantikannya, kepada mereka yang tidak tahu bahwa mereka tengah menantikannya, berikanlah itu kepada para pendosa dengan pertobatan yang menyelamatkan, berikanlah itu kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan daya panggilan-Mu yang membangkitkan, berikanlah itu kepada orang-orang yang malang, kepada para tawanan, kepada orang-orang buangan, kepada mereka yang tubuh atau jiwanya sakit, berikanlah itu kepada semua orang, karena Engkau adalah Segalanya, dan waktu Kerahiman telah tiba.

Ampunilah, ya Bapa Yang Baik, dosa anak-anak-Mu. Ampunilah dosa umat-Mu, yang paling berat, dosa dari mereka yang mau berdegil dalam kesesatan, sementara kecenderungan kasih-Mu memberikan Terang tepat kepada orang-orang ini. Dan ampunilah mereka yang dibrutalkan oleh kekafiran sesat yang mengajarkan kejahatan, dan tenggelam dalam penyembahan berhala dari kekafiran keji yang suram, padahal ada jiwa-jiwa yang berharga dalam diri mereka, yang Kau ciptakan dengan kasih. Kami mengampuni, aku yang pertama mengampuni, supaya Engkau mengampuni, dan kami mohon perlindungan-Mu atas kelemahan manusia, agar kiranya Engkau membebaskan makhluk-Mu dari Ilah Kejahatan, dari siapa semua kejahatan, penyembahan berhala, dosa, pencobaan dan kesesatan berasal. Bebaskan mereka, ya Tuhan, dari Pangeran yang mengerikan itu, supaya mereka bisa datang kepada Terang-Mu yang kekal."

Orang banyak mengikuti doa khusyuk ini dengan penuh perhatian. Para rabbi terkenal juga sudah menghampiri kelompok ini dan di antara mereka ada Gamaliel, yang memegang dagunya yang berjenggot seraya termenung... Sekelompok perempuan juga sudah datang mendekat, mereka mengenakan mantel dengan semacam tudung yang menutupi wajah mereka. Dan para rabbi sudah menyingkir dengan angkuh... Banyak murid yang setia bergegas ke sana setelah mendengar bahwa Guru telah datang; di antara mereka ada Hermas, Stefanus, Yohanes Imam, lalu Nikodemus dan Yusuf, dua orang yang tak terpisahkan, dan banyak teman mereka, yang sepertinya pernah aku lihat sebelumnya.

Dalam jeda sesudah doa, Tuhan, Yang menjadi tenggelam dalam pikiran-Nya, tampak sangat khidmat, Yusuf dari Arimatea terdengar berkata, "Nah, Gamaliel? Apakah kau masih berpikir bahwa ini bukan sabda Tuhan?"

"Yusuf, dikatakan padaku: 'Batu-batu ini akan berguncang saat mendengar sabda-Ku,'" jawab Gamaliel.

Tanpa berpikir panjang Stefanus berseru, "Lakukan mukjizat, ya Tuhan! Berikan perintah, dan batu-batu ini akan runtuh! Itu akan menjadi anugerah yang luar biasa, jika bangunan roboh dan tembok-tembok Iman-Mu berdiri dalam hati mereka! Lakukanlah itu untuk guruku!"

"Penghujat!" teriak sekelompok rabbi yang marah bersama sebagian murid mereka.

"Tidak," Gamaliel balas berteriak. "Muridku sudah mengucapkan perkataan yang diilhami. Tapi kita tidak bisa menerimanya karena Malaikat Allah belum menyucikan kita dari masa lalu kita dengan bara yang diambil dari Mezbah Allah... Dan mungkin, bahkan meski seruan suara-Nya" dan dia menunjuk pada Yesus "merontokkan engsel pintu-pintu ini, kami tidak akan percaya..." Dia mengangkat ujung mantel putih saljunya yang lebar dan menariknya ke atas kepalanya, nyaris menutupi wajahnya, dan beranjak pergi.

Yesus mengamatinya pergi ... Dia lalu kembali berbicara dan menjawab beberapa orang yang menggerutu di kalangan mereka sendiri dan tampak gempar dan mereka membuat kegemparan lebih jelas dengan menimpakan cercaan kepada Yudas Keriot, yang membiarkan mereka tanpa bereaksi, tapi mengangkat bahunya dengan wajah tidak puas.

Yesus berkata:

"Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa mereka yang tampaknya tidak sah adalah putra-putra sejati, dan mereka yang adalah putra-putra sejati menjadi tidak sah. Dengarkanlah perumpamaan ini.

Suatu ketika ada seorang laki-laki yang harus pergi dari rumah untuk waktu yang lama karena urusan bisnis, sementara putra-putranya masih sangat muda. Dari tempat dia berada, dia biasa menulis surat kepada putra-putranya yang lebih tua supaya mereka tetap menaruh hormat kepada ayah mereka yang jauh, dan untuk mengingatkan mereka akan ajarannya. Putra bungsu, yang dilahirkan sesudah ayahnya pergi, masih dalam asuhan seorang perempuan yang tinggal jauh dari sana, di negeri asal istri laki-laki itu, yang bukan dari rasnya. Istrinya meninggal ketika putranya itu masih bayi dan jauh dari rumah. Saudara-saudaranya berkata: 'Mari kita tinggalkan dia di mana dia berada, bersama kerabat ibu kita. Mungkin ayah kita akan melupakannya dan kita akan beroleh keuntungan dengan itu, karena akan berkurang satu orang dalam pembagian harta ketika ayah kita meninggal.' Dan mereka melakukannya. Dengan demikian, si bungsu dibesarkan oleh kerabat ibunya, dia tidak mengenal ajaran ayahnya, dia bahkan tidak tahu bahwa dia punya ayah dan saudara laki-laki dan, yang lebih buruk, dengan getir dia beranggapan: 'Mereka semua tidak mengakui aku seolah-olah aku ini anak tidak sah,' dan dia bahkan berpikir bahwa dia memang anak tidak sah, karena dia sangat terluka ditolak oleh ayahnya.

Ketika dia tumbuh dewasa, secara kebetulan, sebab getir hati karena pemikiran di atas dan dia juga memendam kebencian yang kuat terhadap keluarga ibunya, yang dia anggap bersalah atas perzinahan, dia pergi ke kota di mana ayahnya berada. Dan tanpa mengetahui siapa orang itu, dia mendekati ayahnya dan berkesempatan untuk mendengarkannya berbicara. Ayahnya adalah seorang yang bijaksana. Sebab dia sama sekali tidak puas dengan putra-putranya yang jauh - yang sekarang berperilaku sesuka hati dan sekedar berbasa-basi dengan ayah mereka yang jauh, semata-mata untuk mengingatkannya bahwa mereka adalah putra-putra'nya' dan oleh karena itu dia harus mengingatnya dalam wasiatnya - laki-laki tua itu mengabdikan diri dengan memberikan nasihat baik kepada orang-orang muda yang dia dekati di tanah di mana dia berada. Si putra bungsu tertarik dengan kebenaran yang begitu rupa, yang begitu kebapakan bagi banyak kaum muda dan dia tidak hanya mendekatinya tetapi juga mengambil manfaat dari setiap perkataan orang tua itu, dan dengan demikian menenangkan jiwanya yang getir. Laki-laki itu kemudian jatuh sakit dan harus memutuskan untuk kembali ke negerinya. Dan si bungsu berkata kepadanya: 'Tuan, kaulah satu-satunya orang yang berbicara kepadaku dengan kebenaran, dan membangkitkan semangatku. Izinkan aku mengikutimu sebagai pelayanmu. Aku tidak ingin jatuh kembali ke keadaanku sebelumnya yang jahat.' 'Ikutlah bersamaku. Kau akan mengambil tempat seorang putra, yang aku tidak pernah bisa mendapatkan kabarnya.' Dan mereka kembali ke rumah sang ayah bersama-sama.

Baik sang ayah, maupun saudara-saudaranya, pun pemuda itu sendiri tidak tahu bahwa Tuhan telah sekali lagi menyatukan orang-orang sedarah daging itu di bawah satu atap. Tetapi sang ayah harus meneteskan banyak airmata karena putra-putra yang dikenalnya, sebab dia mendapati bahwa mereka sudah melupakan ajarannya, sudah menjadi serakah dan keras hati, tanpa iman kepada Allah, tapi dengan banyak berhala dalam hati mereka: kesombongan, keserakahan dan nafsu berahi adalah ilah-ilah mereka dan mereka tidak mau mendengarkan apa pun yang tidak menguntungkan manusia. Putra yang asing itu, sebaliknya, semakin akrab dengan Tuhan, dan dia menjadi benar, baik hati, penuh kasih dan taat. Kakak-kakaknya membencinya, karena ayah mereka mengasihinya, meskipun dia orang asing. Tetapi dia mengampuni mereka dan mengasihi mereka, karena dia sudah mengerti bahwa damai ditemukan dalam kasih.

Suatu hari sang ayah, yang muak dengan perilaku putra-putranya, berkata: 'Kamu tidak peduli pada kerabat ibumu, dan bahkan pada saudaramu. Kamu mengingatkanku pada perilaku anak-anak Yakub pada Yusuf, saudaranya. Aku ingin pergi ke negeri itu untuk mencari tahu tentang dia. Mungkin aku bisa menemukannya dan dihibur olehnya.' Dan dia meninggalkan kedua putra yang dikenalnya dan si pemuda asing, yang dia beri sejumlah uang agar bisa kembali ke tempat asalnya dan memulai usaha kecil di sana.

Ketika dia tiba di negeri istrinya yang sudah meninggal, kerabatnya mengatakan bahwa anak yang ditinggalkan itu sudah mengubah nama aslinya Musa menjadi Manasye, karena dengan kelahirannya dia benar-benar sudah membuat ayahnya lupa bahwa dia adalah seorang benar, sebab dia sudah meninggalkan anaknya.

'Janganlah salah sangka terhadapku! Aku diberitahu bahwa semua jejak anak itu sudah hilang, dan aku bahkan tidak berharap bisa menemukan seorang pun darimu. Tapi katakan padaku. Seperti apa dia? Apakah dia tumbuh menjadi laki-laki yang kuat? Apakah dia seperti ibunya yang meninggal saat melahirkannya? Apakah dia baik hati? Apakah dia mengasihiku?'

'Da memang kuat, dan dia tampan sebab ibunya cantik, tetapi matanya gelap. Dan di bagian samping tubuhnya dia punya tanda lahir yang sama seperti ibunya. Dan dia sedikit cadel, sepertimu. Dia sudah tumbuh dewasa ketika pergi dari sini, diperburuk oleh nasibnya, sebab dia meragukan kemurnian ibunya dan dia berpikiran buruk tentangmu. Dia adalah seorang yang baik hati andai tidak ada pikiran buruk dalam jiwanya. Dia pergi melintasi gunung-gunung dan sungai-sungai hingga sejauh Trapetius untuk...'

"Apakah kau mengatakan Trapetius? Di Synopy? Katakan padaku! Aku ada di sana kala itu dan aku bertemu dengan seorang pemuda yang sedikit cadel, dia sebatang kara dan sedih, dan dia sangat baik hati meskipun tampaknya agak kasar. Apakah itu dia? Katakan padaku!'

'Mungkin. Carilah dia. Di sisi tangan kanannya dia memiliki tanda lahir berwarna gelap, seperti milik istrimu.'

Laki-laki itu segera berangkat, dengan harapan menemukan pemuda asing itu di rumahnya. Tapi si pemuda sudah pergi untuk kembali ke Synopy. Dan laki-laki itu menyusulnya... dan dia menemukannya. Dia menyuruh si pemuda untuk pergi ke rumahnya guna memeriksa sisi tubuhnya. Dia mengidentifikasinya. Dan dia jatuh berlutut seraya memuji Allah Yang telah mengembalikan putranya kepadanya, seorang putra yang jauh lebih baik daripada yang lain-lainnya yang sudah menjadi semakin biadab, sedangkan yang ini menjadi semakin kudus selama bulan-bulan terakhir. Dan dia berkata kepada putranya yang baik: 'Kau akan mendapatkan bagian milik saudara-saudaramu karena, tanpa dikasihi oleh siapa pun, kau sudah menjadi lebih benar daripada mereka.'

Apakah itu tidak adil? Adil. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa putra-putra sejati Allah adalah mereka yang, meski ditolak oleh dunia, dianggap rendah, dibenci, dihina, ditinggalkan seolah-olah mereka adalah anak-anak tidak sah, dianggap sebagai aib dan malapetaka, tahu bagaimana melampaui putra-putra yang dibesarkan di rumah tetapi memberontak terhadap hukumnya. Kenyataan bahwa seseorang berasal dari Israel tidak memberikan hak kepadanya untuk masuk ke Surga, demikian juga takdir tidak dijamin oleh kenyataan bahwa seseorang adalah seorang Farisi, ahli Taurat atau alim ulama. Adalah penting untuk memiliki kehendak baik dan mengikuti Doktrin kasih dengan murah hati, menjadi baru di dalamnya dan menjadi anak-anak Allah dalam roh dan kebenaran melaluinya.

Kamu, yang mendengarkan Aku, harus mencamkan dalam benak bahwa banyak orang yang merasa aman di Israel akan digantikan oleh mereka yang dianggap pemungut cukai, pelacur, bukan Yahudi, kafir dan budak galley. Kerajaan Surga adalah milik mereka yang bisa menempatkan semangat baru dan iman ke dalam hidup mereka dengan menerima Kebenaran dan Kasih."

Yesus berbalik dan pergi menuju kelompok proselit yang sakit. "Bisakah kamu percaya pada apa yang Aku katakan?" Dia bertanya dengan suara lantang.

"Ya, Tuhan!" jawab mereka serempak.

"Apakah kamu mau menerima Kebenaran dan Kasih?"

"Ya, Tuhan."

"Jika Aku tidak memberimu apa-apa selain dari itu, apakah kamu akan puas?"

"Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kami butuhkan. Berilah kami damai-Mu dan Hidup kekal di atas segalanya."

"Berdirilah dan pergi dan muliakan Tuhan! Kamu semua disembuhkan dalam Nama Allah yang kudus."

Dan Dia dengan cepat mengubah langkah-Nya menuju gerbang terdekat, berbaur dengan orang banyak yang memenuhi Yerusalem, sebelum kegembiraan dan ketakjuban di Halaman Orang-orang Kafir membuat orang banyak mencari-Nya.

Para rasul yang kebingungan kehilangan pandangan akan Dia. Hanya Marjiam, yang tidak pernah melepaskan pinggiran mantol-Nya, yang berlari gembira di samping-Nya dan berkata, "Terima kasih banyak, Guru! Terima kasih, atas nama Yohanes! Aku menuliskan semuanya sementara Engkau berbicara. Aku hanya perlu menambahkan mukjizatnya. Oh! Ini luar biasa! Hanya untuk dia! Ini akan membuatnya sangat bahagia!..."
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama