|
361. DI SEBERANG.
YESUS BERTEMU BUNDANYA DAN PARA MURID PEREMPUAN.
16 Desember 1945
Mereka sekarang berada di seberang Sungai Yordan dan mereka berjalan cepat ke arah barat daya, menuju rangkaian bukit kedua, yang lebih tinggi dari yang pertama, yang di depannya terhampar dataran Yordan. Aku menyimpulkan dari percakapan mereka bahwa mereka datang dari dataran untuk menghindari lumpur yang sudah mereka tinggalkan di seberang dan mereka berpikir untuk pergi ke tujuan mereka melalui rute dalam, yang lebih nyaman dan lebih praktis untuk berjalan kaki, terutama di cuaca yang basah.
"Di mana kita?" tanya Matius yang merasa kesulitan.
"Tentunya kita berada di antara Silo dan Betel. Aku mengenali gunung-gunungnya," kata Tomas. "Kami lewat sini belum lama ini bersama Yudas, yang kala itu adalah tamu dari seorang Farisi di Betel."
"Kau bisa juga jadi tamunya, tetapi kau tidak mau datang. Baik dia maupun aku tidak mengatakan kepadaMu, 'Jangan datang.'"
"Aku tidak bilang bahwa kau mengatakan begitu. Aku hanya bilang bahwa aku lebih suka tinggal bersama para murid yang menginjili di sini."
Dan perdebatan berakhir. Andreas sebenarnya senang dan berkata, "Jika ada orang-orang Farisi yang bersahabat di Betel, kita tidak akan diserang."
"Tapi kita pergi ke arah lain, bukan ke Yerusalem," kata mereka kepadanya. "Bagaimanapun kita akan harus pergi ke sana untuk Paskah! Aku tidak tahu bagaimana kita akan menangani..."
"Tentu saja! Mengapa Dia mengatakan bahwa Dia akan kembali ke Kana? Para perempuan bisa saja sudah kembali dan kita bisa melakukan ziarah kita…"
"Sudah takdir istriku bahwa dia tidak bisa merayakan Paskah di Yerusalem!" seru Petrus.
Yohanes bertanya kepada Yesus Yang yang berbicara penuh semangat kepada Zelot, "Guru, bagaimana kita bisa pergi dan kembali pada waktunya?"
"Aku tidak tahu. Aku mengandalkan Allah. Jika kita terlambat, itu akan bukan salah-Ku."
"Kau benar dalam bersikap bijaksana," kata Zelot.
"Oh! Sejauh menyangkut Aku, Aku tentunya sudah pergi. Karena saat-Ku belum tiba. Aku bisa merasakan itu. Tapi bagaimana kamu semua akan bertahan dalam petualangan ini, mengingat untuk beberapa waktu lamanya kamu begitu... lelah?"
"Guru... Kau benar. Setan tampaknya meniupkan racun di antara kami. Kami sudah banyak berubah!"
"Manusia memang menjadi lelah. Dia menginginkan segalanya dengan cepat. Dan dia memimpikan hal-hal bodoh. Ketika dia tahu bahwa mimpinya berbeda dari kenyataan, dia menjadi kecewa dan, jika dia tidak punya niat baik, dia menyerah. Dia tidak ingat bahwa Yang Mahakuasa, Yang bisa menjadikan Semesta Alam dari Kekacauan dalam sekejap, membuatnya dalam tahap-tahap terpisah yang teratur dalam periode waktu yang disebut hari-hari. Dari Kekacauan rohani seluruh dunia Aku harus menjadikan Kerajaan Allah. Dan Aku akan melakukannya. Aku akan membangun fondasi-fondasinya, sekarang Aku sedang membangunnya, dan Aku harus memecahkan batu karang yang sangat keras untuk meletakkan fondasi-fondasinya supaya tidak akan runtuh. Kamu akan dengan perlahan-lahan membangun tembok-temboknya. Penerusmu akan melanjutkan karya ini, baik dalam tinggi maupun dalam lebarnya. Seperti Aku akan mati dalam karya ini, demikian juga kamu, dan akan lebih banyak lagi yang akan mati dengan atau tanpa mencurahkan darah, terkuras oleh karya ini yang membutuhkan semangat pengorbanan dan kemurahan hati, airmata, darah, dan kesabaran tanpa akhir..."
Petrus menyorongkan kepalanya yang beruban di antara Yesus dan Yohanes, "Apakah Kau keberatan memberitahuku apa yang sedang Kau bicarakan?"
"Oh! Simon! Kemarilah. Kami sedang membicarakan Gereja yang akan datang. Aku tadi menjelaskan bahwa, berlawanan dengan ketergesaanmu, kelelahanmu, keputusasaanmu dan sebagainya, Gereja yang akan datang menuntut ketenangan, ketekunan, pengerahan tenaga dan kepercayaan. Aku mengatakan bahwa pengorbanan setiap anggotanya diperlukan. Dimulai dari Aku, Sang Pendiri. Aku, sesungguhnya, adalah Kepala mistiknya, untukmu, untuk semua murid, untuk semua orang yang akan disebut Kristen dan akan menjadi bagian dari Gereja semesta. Dan sungguh dalam klasifikasi hierarki yang besar, orang-orang yang paling rendah hati, yang kelihatannya 'anggota' sederhana, akan menjadi orang-orang yang akan membuat Gereja benar-benar sangat penting. Sesungguhnya Aku akan sering harus mencari pengungsian dalam mereka, untuk terus memelihara iman dan kekuatan dari kolega apostolik yang terus-menerus diperbaharui, dan Aku akan harus membiarkan rasul-rasul itu dianiaya oleh Setan dan oleh orang-orang yang iri hati, congkak, tidak percaya. Dan kemartiran moral mereka tidak akan kurang menyakitkan dibandingkan kemartiran jasmani, karena mereka akan mendapati diri mereka di antara kehendak aktif Allah dan kehendak jahat manusia, yang akan bertindak sebagai alat Setan dan dengan segala daya dan upaya akan berusaha untuk membuat mereka tampak seperti orang-orang pendusta, gila, kerasukan, guna melumpuhkan karya-Ku dalam diri mereka dan buah-buah karya-Ku, yang merupakan pukulan kemenangan melawan Binatang itu."
"Dan apakah mereka akan bertahan?"
"Mereka akan bertahan, bahkan meski Aku tidak secara fisik bersama mereka. Mereka akan harus percaya bukan saja apa yang merupakan tugas mereka untuk percaya, tetapi juga dalam misi rahasia mereka, dan mereka akan harus percaya bahwa itu adalah suci dan berguna, dan bahwa itu berasal dari-Ku, sementara Setan akan mendesis di sekitar mereka untuk meneror mereka dan dunia akan berteriak untuk mengejek mereka dan para pelayan Allah yang tidak selalu cemerlang sempurna untuk mengutuk mereka. Itulah takdir dari suara-suara-Ku di masa yang akan datang. Namun Aku tidak akan memiliki cara lain untuk membangkitkan manusia dan membawa mereka kembali kepada Injil dan kepada Kristus! Tetapi untuk semua yang telah Aku minta dari mereka dan bebankan pada mereka dan terima dari mereka, oh! Aku akan menganugerahi mereka sukacita abadi, kemuliaan istimewa. Di Surga ada sebuah kitab yang tertutup. Allah saja yang bisa membacanya. Semua kebenaran termuat di dalamnya. Namun terkadang Allah membuka segel-segelnya dan menghidupkan kembali dalam benak, kebenaran yang telah diwahyukan kepada manusia, dengan memilih seseorang, yang dipilih untuk takdir itu, untuk mengetahui masa lalu, sekarang dan yang akan datang, sebagaimana termuat dalam kitab misterius itu. Pernahkah kamu melihat seorang anak, yang terbaik dalam keluarga, atau seorang anak sekolah, yang paling pintar di sekolah, dipanggil oleh ayah atau gurunya untuk membaca buku orang dewasa dan menjelaskannya kepadanya? Dia berdiri di samping ayah atau gurunya, dipeluk dengan satu tangan, sementara tangan yang lain dari ayah atau gurunya menunjuk pada baris-baris yang dia ingin dibaca dan dipahami oleh anak tersayangnya. Allah bersikap demikian pada mereka yang dikonsekrasikan untuk takdir macam itu. Dia menarik mereka dekat pada Diri-Nya dan memeluknya dengan tangan-Nya dan memaksa mereka untuk membaca apa yang Dia inginkan, dan untuk memahami maknanya dan untuk mengulanginya kelak dan menderita ejekan dan duka karenanya. Aku, Sang Manusia, adalah Pendiri keluarga dari mereka yang berbicara tentang Kebenaran dari kitab surgawi, dan karenanya Aku menderita cemooh, dukacita dan kematian. Tetapi Bapa sudah mempersiapkan Kemuliaan-Ku. Dan begitu Aku telah bangkit, Aku akan mempersiapkan kemuliaan orang-orang yang Aku paksa untuk membaca dari kitab tertutup apa yang Aku inginkan, dan di hadapan segenap Umat Manusia yang sudah bangkit dan paduan suara yang bak malaikat Aku akan menunjukkan kepada mereka seperti apa mereka dulunya, memanggil mereka di samping-Ku sementara Aku membuka segel-segel Kitab, yang tidak lagi perlu ditutup, dan mereka akan tersenyum melihat dan membaca sekali lagi kata-kata yang dulu dijelaskan kepada mereka ketika mereka menderita di bumi."
"Dan bagaimana dengan yang lain-lainnya?" tanya Yohanes yang memberikan perhatian besar pada pelajaran.
"Lain-lain yang mana?"
"Lain-lainnya, yang seperti aku belum membaca kitab itu di bumi, apakah mereka tidak akan pernah tahu apa isinya?"
"Segalanya akan diketahui oleh jiwa-jiwa yang diberkati di Surga. Sebab tenggelam dalam Kebijaksanaan Tak Terbatas, mereka akan tahu."
"Segera? Begitu mereka mati?"
"Begitu mereka memasuki Hidup."
"Lalu mengapa pada Hari Terakhir Kau akan membuat semua orang melihat bahwa Kau memanggil mereka untuk mengetahui Kitab?"
"Karena tidak hanya jiwa-jiwa yang diberkati yang akan berada di sana untuk melihatnya. Segenap Umat Manusia akan berada di sana. Dan di pihak jiwa-jiwa yang terkutuk, akan ada banyak yang menertawakan suara-suara Allah, seolah-olah itu suara orang gila atau orang kerasukan dan menyiksa mereka. Ini akan menjadi balas dendam yang lama dinantikan tetapi adil, yang dianugerahkan kepada para martir dari kejahatan dunia yang bebal."
"Betapa akan indahnya melihat semua itu!" seru Yohanes terpesona.
"Ya. Dan melihat semua orang Farisi menggemeretakkan gigi mereka, diliputi amarah," kata Petrus seraya menggosok-gosokkan tangannya.
"Oh! Aku pikir aku hanya akan melihat Yesus dan jiwa-jiwa yang diberkati membaca Kitab bersama-Nya..." jawab Yohanes, memimpikan saat itu, sementara matanya yang biru muda, yang tenggelam dalam penglihatan terang apa aku bertanya-tanya, dibuat lebih muda oleh airmata emosional, yang sudah menggenang di sana, dan seulas senyum polos muncul di bibirnya yang merah.
Zelot menatap padanya; Yesus juga menatap padanya. Namun Yesus tidak mengatakan apa-apa. Sebaliknya Zelot berkata, "Kalau begitu, kau akan melihat dirimu sendiri! Karena jika di antara kita ada seseorang yang akan menjadi 'suara Allah' di bumi dan akan dipilih untuk membaca bagian-bagian dari Kitab yang disegel, kaulah orang itu, Yohanes, murid favorit Yesus dan sahabat Allah."
"Oh! Jangan berkata begitu! Akulah yang paling bodoh di antaramu. Dan jika Yesus tidak mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah milik anak-anak, aku akan berpikir bahwa aku tidak akan pernah bisa masuk ke dalamnya, karena aku tidak berguna sama sekali. Benarkah, Guru, bahwa satu-satunya kebaikanku adalah bahwa aku seperti seorang anak?"
"Ya, kau bagian dari masa anak-anak yang diberkati. Dan kiranya kau diberkati karenanya!"
Mereka terus berjalan selama beberapa waktu lamanya, kemudian Petrus, yang menengok ke belakang di sepanjang jalur yang mereka lalui, berseru, "Penyelenggaraan Yang Maha Pengasih! Itu adalah kereta para perempuan!"
Mereka semua berbalik. Sesungguhnya, itu adalah kereta Yohana yang berat yang bergerak maju dengan ditarik oleh dua ekor kuda yang kuat. Mereka berhenti menantikannya. Karena penutup kulitnya diturunkan sepenuhnya, tidaklah mungkin melihat siapa yang ada dalam kereta. Yesus memberi isyarat kepada kusir untuk berhenti dan laki-laki itu melontarkan seruan sukacita ketika dia melihat Yesus berdiri di tepi jalan dengan tangan-Nya terangkat.
Sementara laki-laki itu menghentikan kedua kuda yang terengah-engah, wajah kurus Ishak muncul melalui celah di penutup, "Guru!" dia berteriak. "Bunda, bersukacitalah! Dia ada di sini!"
Orang bisa mendengar suara-suara perempuan dan langkah-langkah kaki di kereta, tetapi sebelum salah seorang pun dari mereka turun, Menahem, Marjiam dan Ishak sudah melompat turun dan menyembah Guru.
"Kau masih di sini, Menahem?"
"Aku tetap setia pada perintah, teristimewa sekarang, karena para perempuan ketakutan... Tetapi... Kami taat, karena adalah tugas kami untuk taat, tapi aku dapat meyakinkan-Mu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tahu pasti bahwa Pilatus sudah memanggil para pemberontak untuk memberi perintah, menyatakan bahwa siapa pun yang membangkitkan pemberontakan selama hari-hari perayaan akan dihukum berat. Aku pikir istri Pilatus dan terutama semua teman perempuannya ada hubungannya dengan perlindungan yang demikian. Di Istana kami tahu segalanya dan tidak tahu sama sekali. Tapi kami cukup tahu..." dan Menahem minggir ke satu sisi untuk memberi jalan bagi Maria, Yang telah turun dari kereta dan berjalan beberapa langkah ke arah mereka, dan jelas sangat antusias dan tersentuh hatinya.
Mereka saling mencium sementara semua murid perempuan menyembah Guru. Baik Maria maupun Marta saudari Lazarus tidak ada di sana.
Maria berbisik, "Betapa banyak dukacita sejak malam itu! Betapa semua orang membenci-Mu, Nak!" dan airmata mengalir menuruni galur garis merah yang samar-samar tergurat di wajah-Nya oleh sebab banyaknya airmata yang dicurahkan selama hari-hari sebelumnya.
"Tetapi Kau bisa lihat bahwa Bapa melihat segalanya. Jadi janganlah menangis! Aku menentang semua kebencian dunia dengan berani. Tapi sebutir saja airmata-Mu membuat-Ku tertekan. Bergembiralah, Bunda Tersuci!" dan Dia memeluk-Nya dengan satu tangan, sementara berbalik untuk menyambut para murid perempuan, dan khususnya Yohana, yang kembali untuk menemani Maria.
"Oh! Guru! Sama sekali tidak menyulitkan untuk tinggal bersama BundaMu. Maria tertahan di Betania karena Lazarus saudaranya sangat menderita. Jadi aku datang. Aku menitipkan anak-anak pada istri penjaga rumah, karena dia baik dan keibuan. Tapi ada juga Khuza yang merawat mereka, jadi bisa dibayangkan apakah Matias, yang adalah kesayangan suamiku, akan kekurangan suatu pun! Tapi Khuza juga memberitahuku bahwa tidak perlu pergi. Peringatan Gubernur Romawi sudah membuat Herodias juga menarik kembali cakar-cakarnya. Raja Wilayah juga gemetar ketakutan dan dia khawatir tentang satu hal saja: bahwa Herodias bisa menjatuhkannya di mata Romawi. Kematian Yohanes sudah menghancurkan banyak keadaan yang tadinya menguntungkan Herodias. Dan Herodes menyadari sepenuhnya bahwa orang-orang menentang dia karena pembunuhan Yohanes. Si rubah tua itu sadar bahwa hukuman terburuk baginya adalah kehilangan perlindungan pura-pura yang penuh kebencian dari Romawi. Orang-orang akan menyerangnya sekaligus. Jadi jangan khawatir! Dia tidak akan melakukan apa pun atas inisiatifnya sendiri!"
"Kalau begitu, ayo kita kembali ke Yerusalem! Kau bisa melanjutkan perjalanan tanpa khawatir akan keselamatanmu. Ayo kita pergi. Biarkan para perempuan naik kereta lagi, dan Matius dan siapa pun yang lelah akan ikut mereka. Kita akan beristirahat di Betel. Ayo kita pergi."
Para perempuan taat. Matius dan Bartolomeus ikut bersama mereka. Yang lain-lainnya lebih suka mengikuti kereta dengan berjalan kaki bersama dengan Menahem, Ishak dan Marjiam. Dan Menahem menceritakan kepada mereka bagaimana dia menyelidiki untuk mencari tahu berapa banyak kebenaran yang ada dalam bualan Herodian yang sudah menyebabkan begitu banyak kecemasan dalam pertemuan damai di Betania, dekat Lazarus "yang sangat menderita" kata Menahem.
"Apakah seorang perempuan datang ke Betania?"
"Tidak, Tuhan. Tapi kami sudah pergi tiga hari. Siapakah dia?"
"Seorang murid. Aku akan menyerahkannya kepada Eliza karena dia masih muda, sebatang kara dan tidak punya apa-apa."
"Eliza ada di rumah Yohana. Dia ingin ikut. Tapi dia demam parah. Dia sangat ingin bertemu dengan-Mu. Dia biasa mengatakan, 'Tetapi apakah kamu tidak mengerti bahwa melihat Dia memberiku damai?'"
"Aku juga akan memberinya sukacita melalui perempuan muda ini. Dan bagaimana denganmu, Marjiam? Tidakkah kau mengatakan sesuatu?"
"Aku mendengarkan, Guru."
"Anak itu mendengarkan dan menulis. Dia membuat yang ini dan itu mengulangi sabda-Mu dan dia menuliskannya. Tapi apakah kami sudah mengulanginya dengan benar?" tanya Ishak.
"Aku akan memeriksa pekerjaan murid-Ku dan menambahkan apa saja yang kurang," kata Yesus seraya mengelus pipi Marjiam yang kecoklatan terbakar matahari. Dan Dia bertanya. "Dan bagaimana dengan bapa tuamu? Sudahkah kau berjumpa dengannya?"
"Oh! ya! Dia tidak mengenaliku. Dia menangis bahagia. Tapi kita akan bertemu dengannya di Bait Allah, karena Ismael mengirim mereka. Dia bahkan memberi mereka lebih banyak hari tahun ini. Dia takut pada-Mu."
"Aku seharusnya berpikir begitu! Sesudah apa yang terjadi pada Hananya di bulan Syebat!" kata Petrus tertawa.
"Tapi takut akan Tuhan tidak membangun, tapi menghancurkan. Itu bukan persahabatan. Itu hanya harapan yang sering kali berubah menjadi kebencian. Tapi semua orang memberikan apa yang bisa..."
Mereka melanjutkan perjalanan dan aku kehilangan penglihatan akan mereka.
|
|
|