336. PEREMPUAN BUNGKUK DARI KHORAZIM.             


21 November 1945  

Yesus berada di sinagoga di Khorazim yang perlahan-lahan menjadi penuh dengan orang-orang. Para tua-tua kota pastilah sudah mendesak Yesus untuk berbicara di sana pada hari Sabat ini. Aku menyimpulkan itu dari argumen mereka dan dari jawaban Yesus.

"Kami tidak lebih sombong daripada orang-orang Yudea atau orang-orang Dekapolis, kata mereka, "dan meski begitu Engkau pergi ke sana beberapa kali."

"Aku melakukan hal yang sama di sini. Aku telah mengajarimu baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, dan dengan diam maupun dengan tindakan."

"Tetapi jika kami lebih bebal dari yang lain, Engkau harus lebih bersikeras..."

"Baiklah."

"Tentu saja harus begitu! Kami mengizinkan-Mu menggunakan sinagoga kami sebagai tempat di mana Engkau bisa mengajar, karena kami pikir adalah benar untuk melakukannya. Oleh karena itu, terimalah undangan kami dan berbicaralah."

Yesus merentangkan kedua tangan-Nya, memberi isyarat kepada orang-orang yang hadir untuk tenang, dan Dia memulai khotbah-Nya dengan pendarasan khidmat dan lambat dalam nada mazmur, 'Arauna menjawab Daud: "Baiklah tuanku raja mengambil dan mempersembahkan apa yang dipandangnya baik; lihatlah, itu ada lembu-lembu untuk kurban bakaran, dan eretan-eretan pengirik dan alat perkakas lembu untuk kayu bakar. Arauna, ya raja, memberikan semuanya itu kepada raja." Arauna menambahkan: "Kiranya TUHAN, Allah-mu, berkenan menerima persembahanmu." Tetapi berkatalah raja: "Tidak boleh melakukan seperti yang kau kehendaki. Tidak. Aku akan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allah-ku, kurban bakaran dengan tidak membayar apa-apa."

Yesus menurunkan pandangan mata-Nya, sebab Dia tadi berbicara dengan muka-Nya terarah ke langit-langit, dan Dia menatap pada kepala sinagoga dan keempat tua-tua yang bersama-Nya dan bertanya, "Apakah kamu mengerti artinya?"

"Itu adalah kitab kedua Raja-Raja, ketika raja yang kudus itu membeli tempat pengirikan Arauna... Tapi kami tidak mengerti mengapa Engkau mendaraskannya. Tidak ada penyakit sampar di sini dan tidak ada kurban untuk dipersembahkan. Engkau bukan raja... Maksud kami: belum."

"Dengan sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu bahwa pikiranmu lambat dalam memahami simbol-simbol dan imanmu bimbang. Jika imanmu pasti, kau akan melihat bahwa Aku sudah seorang Raja, seperti yang Aku katakan, dan jika pemahamanmu cepat, kau akan tahu bahwa ada wabah di sini yang lebih serius daripada wabah yang membuat Daud khawatir. Kamu dijangkiti wabah ketidakpercayaan, yang menyebabkanmu binasa."

"Baiklah! Jika kami bodoh dan ragu, berilah kami inteligensi dan iman dan jelaskanlah kepada kami apa yang Engkau maksudkan."

"Aku katakan: Aku tidak mempersembahkan kurban bakaran paksaan kepada Allah, yakni yang dipersembahkan demi kepentingan jahat. Aku tidak setuju untuk berbicara, jika itu diberikan hanya kepada Dia Yang telah datang untuk berbicara. Itu adalah hak-Ku dan Aku menuntutnya. Di luar di bawah sinar matahari atau di dalam tembok-tembok tertutup, di atas gunung atau di bawah di lembah, di tepi laut atau dengan duduk di tepi Sungai Yordan, di mana pun adalah hak-Ku dan tugas-Ku untuk mengajar dan membeli melalui pekerjaan-Ku satu-satunya kurban bakaran yang berkenan bagi Allah: hati yang bertobat yang dijadikan setia oleh Sabda-Ku. Di sini, kamu orang-orang Khorazim, sudah mengizinkan Sabda untuk berbicara, bukan karena rasa hormat dan iman, melainkan karena dalam hatimu ada suara yang menyiksamu seperti cacing yang menggerogoti kayu: 'Hukuman yang menakutkan ini dikarenakan kekerasan hati kita.' Dan kamu ingin menebus kesalahan, demi kantongmu, bukan demi jiwamu. Oh! Khorazim kafir yang degil! Tetapi tidak semua orang di Khorazim seperti itu, dan Aku akan berbicara kepada mereka yang tidak demikian, melalui sebuah perumpamaan.

Dengarkanlah. Seorang laki-laki kaya yang bodoh membawa sebongkah bahan yang seindah madu terbaik kepada seorang pengrajin dan menyuruhnya untuk membuat amphora berhias darinya.

"Bahan ini tidak bagus untuk dikerjakan," kata si pengrajin kepada si orang kaya. "Lihat? Bahan ini lembek dan lentur. Bagaimana aku bisa mengukir dan membentuknya?"

"Apa? Tidak bagus? Ini adalah damar berharga dan seorang temanku memiliki amphora kecil yang dibuat darinya dan anggurnya menghasilkan rasa yang sangat enak di dalamnya. Aku membelinya semahal emas, untuk memiliki amphora yang lebih besar dan dengan demikian mempermalukan temanku, yang menyombongkan miliknya. Buatlah segera. Atau aku akan mengatakan kepada semua orang bahwa kau adalah pengrajin yang tidak becus."

"Tapi amphora temanmu pastilah dari pualam alabaster."

"Tidak. Amphora itu dibuat dengan bahan ini."

"Mungkin dibuat dari damar amber yang bagus."

"Tidak. Dari bahan yang sama dengan ini."

"Baiklah kita anggap bahwa amphora itu dibuat dari bahan ini, tetapi pastilah bahan ini menjadi padat dan keras oleh usia atau dengan mencampurkan bahan lain yang memadatkan. Tanyakanlah kepadanya, lalu datanglah dan beritahu aku bagaimana hal itu dilakukan."

"Tidak. Dia sendiri yang menjualnya kepadaku dan meyakinkanku bahwa bahan ini dikerjakan sebagaimana adanya."

"Kalau begitu, dia sudah menipumu untuk menghukummu karena iri pada amphoranya yang indah."

"Hati-hati dengan perkataanmu! Kerjakan atau aku akan merampas tokomu untuk menghukummu, bagaimanapun juga semua yang kau miliki tidak sebanding dengan apa yang sudah aku bayarkan untuk damar indah ini."

Pengrajin yang sedih itu mulai bekerja. Dia meremas-remasnya... Tapi pasta itu menempel di kedua tangannya. Dia mencoba memadatkan sebagian bahan itu dengan damar mastik dan bubuk... Tapi bahan itu kehilangan transparansi keemasannya. Dia menempatkannya dekat tungku yang berkobar-kobar dengan harapan panas akan mengeraskannya, tetapi seraya mengernyitkan kening dia harus mengambilnya, karena damar itu meleleh. Dia punya salju beku yang dibawa dari Gunung Hermon dan dia membenamkan damar itu ke dalamnya... Damar mengeras dan menjadi indah. Namun dia tidak bisa membentuknya. 'Aku akan mengukirnya dengan pahat,' katanya. Tetapi pada pahatan pertama, damar itu pecah berkeping-keping.

Pengrajin yang putus asa memutuskan untuk melakukan percobaan terakhir, meskipun dia sudah yakin bahwa mustahil mengerjakan bahan itu. Dia mengumpulkan semua potongan dan melelehkannya dengan panas tungku, lalu dia membekukannya dengan salju, tetapi tidak terlalu beku, dan dia mencoba mengerjakannya dengan pahat dan pisau lebar pada alas yang cukup lunak. Dan terbentuk! Namun, begitu dia melepaskan pahat dan pisau lebar, bahan itu kembali ke bentuk semula, yang serupa adonan yang mekar di wadah adonan.

Laki-laki itu menyerah. Dan untuk menghindari pembalasan dan kehancuran oleh orang kaya itu, pada malam hari dia menempatkan istri, anak-anak, perabotan, dan peralatan kerjanya ke kereta dan melarikan diri melintasi perbatasan, sesudah meninggalkan di tengah-tengah bengkelnya, yang sekarang benar-benar kosong, bahan damar indah dengan catatan di atasnya yang bertuliskan: 'Tidak bisa dikerjakan.'

Aku telah diutus untuk membentuk hati seturut Kebenaran dan Keselamatan. Di tangan-Ku ada hati yang terbuat dari besi, timah, kaleng, alabaster, marmer, perak, emas, yaspis, permata. Hati yang keras, liar, terlalu lembut, tidak stabil, hati yang dikeraskan oleh kesedihan, hati yang berharga, hati dari segala jenis. Aku bekerja di tiap-tiap hati. Dan Aku membentuk banyak hati seturut keinginan Dia Yang mengutus Aku. Sebagian menyakiti-Ku ketika Aku bekerja atas mereka, sebagian lebih suka pecah berkeping-keping daripada dikerjakan. Namun mereka akan selalu punya ingatan akan Aku, bahkan meski itu mungkin adalah hati yang membenci.

Tidaklah mungkin untuk bekerja atasmu. Tidak ada suatu pun yang berguna bagimu: kasih yang hangat, kesabaran dalam mengajarmu, celaan yang keras, kerja pahat. Begitu Aku menjauhkan tangan-Ku darimu, kamu kembali menjadi kamu yang semula. Hanya ada satu hal yang harus kamu lakukan untuk berubah: menyerahkan dirimu sepenuhnya kepada-Ku. Tapi kamu tidak melakukan itu. Dan kamu tidak akan pernah melakukannya. Sang Pekerja yang sedih meninggalkanmu pada nasibmu. Tetapi, sebagaimana adalah adil, Dia tidak meninggalkan semua orang dengan cara yang sama. Dalam kesedihan-Nya Dia masih bisa memilih mereka yang layak mendapatkan kasih-Nya dan Dia menghibur dan memberkati mereka. Perempuan, kemarilah!" Dia berkata seraya menunjuk seorang perempuan yang berada dekat tembok dan yang sangat bungkuk hingga dia kelihatan seperti tanda tanya.

Orang banyak melihat ke mana Yesus menunjuk, tetapi mereka tidak bisa melihat si perempuan, pun si perempuan dari posisinya tidak bisa melihat Yesus dan tangan-Nya. Beberapa orang berkata kepadanya, "Pergilah, Marta! Dia memanggilmu." Dan perempuan malang itu berjalan susah payah dengan tongkat bantu jalannya, dengan kepalanya hanya mencapai puncak tongkat.

Dia sekarang ada di hadapan Yesus, Yang berkata kepadanya, "Aku akan memberimu suvenir dari singgah-Ku di sini dan ganjaran untuk imanmu yang rendah hati. Sembuhlah dari cacatmu," Dia akhirnya berteriak, seraya menumpangkan kedua tangan-Nya pada kedua pundaknya.

Dan si perempuan serta-merta berdiri, setegak pohon palma, dan seraya mengangkat kedua tangannya dia berseru, "Hosana! Dia telah menyembuhkanku! Dia telah melihat hamba-Nya yang setia dan telah menolongnya. Terpujilah Juruselamat dan Raja Israel! Hosana bagi Anak Daud!"

Orang banyak memadahkan hosana mereka bersama si perempuan, yang sekarang berlutut di depan kaki Yesus, mencium ujung jubah-Nya, sementara Dia berkata kepadanya, "Pergilah dalam damai dan bertekunlah dalam Imanmu."

Kepala sinagoga, yang jelas-jelas masih dengki atas perkataan yang diucapkan Yesus sebelum perumpamaan, ingin membalas celaan Yesus dengan racun dan dia berteriak marah, sementara orang banyak membuka jalan untuk membiarkan perempuan yang disembuhkan itu lewat, "Ada enam hari untuk bekerja, enam hari untuk meminta dan memberi. Jadi datanglah selama enam hari itu, baik untuk meminta maupun untuk memberi. Datanglah dan disembuhkan selama hari-hari itu, tanpa melanggar hari Sabat, hai orang-orang berdosa dan orang-orang yang tidak percaya, yang rusak dan yang melanggar Hukum!" dan dia mencoba mendorong semua orang keluar dari sinagoga, seolah-olah dia tengah menghalau kecemaran keluar dari tempat ibadat.

Namun Yesus, Yang melihat bahwa dia dibantu oleh keempat tua-tua yang terlihat sebelumnya dan oleh orang-orang lain yang tersebar di antara orang banyak, yang tampaknya paling tersinggung dan... terguncang oleh perkataan-Nya, Dia dengan tangan terlipat di dada, menatap padanya dalam sikap keras berwibawa dan berteriak, "Orang-orang munafik! Siapakah di antaramu yang pada hari ini tidak melepaskan lembu atau keledainya dari kandang dan membawanya keluar untuk minum? Dan siapakah yang tidak mengambil berkas rumput untuk domba-dombanya dan memerah susunya? Jika kamu punya enam hari untuk melakukannya, mengapa kamu melakukannya juga hari ini, hanya untuk sedikit susu, atau karena takut lembu atau keledaimu bisa mati kehausan dan kamu akan merugi? Dan apakah seharusnya Aku tidak membebaskan perempuan ini dari belenggunya sesudah Setan mengikatnya selama delapanbelas tahun, hanya karena hari ini adalah hari Sabat? Enyah. Aku bisa membebaskannya dari kemalangan yang tidak dikehendakinya. Tapi Aku tidak akan pernah bisa membebaskanmu dari kemalanganmu, karena kamu menghendakinya, hai musuh Kebijaksanaan dan Kebenaran!"

Orang-orang baik, di antara banyak orang jahat di Khorazim, mengiyakan dan menyetujui, sementara yang lain-lainnya, merah padam karena amarah, bergegas pergi, meninggalkan pemimpin sinagoga yang murka.

Yesus juga meninggalkannya dan keluar dari sinagoga, dengan dikelilingi oleh orang-orang baik yang pergi bersama-Nya sampai sejauh pedesaan: di mana Dia memberkati mereka untuk terakhir kalinya. Dia kemudian mengambil jalan utama bersama kedua sepupu-Nya, Petrus dan Tomas...
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama