307. YESUS DAN ISTRI SIMON SEPUPU-NYA.            


20 Oktober 1945  

Yesus bersama Simon Zelot dan Marjiam melintasi Nazaret menuju wilayah yang terbentang menuju Kana. Dan Dia menyusuri kota-Nya yang skeptis dan memusuhi-Nya, di sepanjang jalan-jalan utamanya, dan memotong secara diagonal menyeberangi alun-alun pasar, yang ramai di pagi hari. Banyak yang berbalik untuk melihat-Nya; sangat sedikit warga yang menyalami-Nya; para perempuan, terutama yang lanjut usia, tersenyum kepada-Nya, tetapi kecuali beberapa anak, tidak ada seorang pun yang datang kepada-Nya. Orang-orang berbisik setelah Dia lewat. Yesus pasti melihat semuanya, tapi berpura-pura tidak melihatnya. Dia berbicara kepada Simon atau kepada si bocah, yang berada di antara mereka, dan melanjutkan perjalanan-Nya.

Mereka sekarang berada di deretan rumah terakhir. Seorang perempuan, sekitar empatpuluh tahun, berada di ambang pintu salah satu rumah. Dia sepertinya sedang menunggu seseorang. Ketika dia melihat Yesus, dia membuat gerakan tubuh untuk bergerak, lalu terhenti, dan menundukkan wajahnya yang memerah.

"Dia adalah kerabat-Ku. Dia adalah istri Simon anak Alfeus," kata Yesus kepada sang rasul.

Perempuan itu tampak gelisah, diliputi oleh perasaan-perasaan yang saling bertentangan. Wajahnya memerah. Dia mengangkat dan menundukkan kepalanya. Ekspresi wajahnya menunjukkan keinginan yang kuat untuk berbicara, yang tertahan oleh suatu alasan.

"Damai sertamu, Salome," sapa Yesus ketika Dia tiba di dekatnya.

Perempuan itu menatap pada-Nya seolah-olah dia terkejut akan keramahan dalam suara Kerabat-nya dan dia menjawab, bahkan dengan wajah yang lebih memerah, "Damai ser..." Sesuatu di kerongkongannya menghalangi dia menyelesaikan kalimatnya. Dia menyembunyikan wajahnya di lengannya yang terlipat dan menangis dengan sedih, sementara bersandar pada tiang pintu.

"Mengapa kau menangis seperti itu, Salome? Adakah sesuatu yang bisa Aku lakukan untuk menghiburmu? Kemarilah, di tikungan itu, dan katakan pada-Ku apa masalahnya..." dan Dia meraih sikunya dan membimbingnya ke sebuah jalan kecil di antara rumahnya dan kebun sayur-mayur dan buah-buahan milik tetangganya.

Simon tetap di ujung jalan bersama Marjiam yang sangat tercengang.

"Ada apa, Salome? Kau tahu bahwa Aku selalu mengasihimu. Aku selalu mengasihi kamu semua. Dan Aku masih mengasihimu. Kau harus percaya itu dan percaya pada-Ku..."

Perempuan itu sesekali berhenti menangis, seolah-olah dia ingin mendengarkan perkataan itu dan memahami makna sebenarnya, lalu dia kembali menangis dengan terlebih keras, seraya mengucapkan kata-kata yang terpotong-potong, "Ya, Engkau... Kami Tapi bukan aku... Bahkan Simon pun tidak... Tapi dia lebih bodoh daripadaku. Aku katakan: 'Panggillah Yesus'... Tapi seluruh desa menentang kami... menentang-Mu aku... dan anakku..." Ketika dia tiba di titik tragis, tangisnya menjadi tragis juga. Dia menggeliat dan mengerang seolah-olah dia gila oleh kesedihan mendalam.

Yesus menggenggam tangannya sambil berkata, "Janganlah seperti itu. Aku di sini untuk menghiburmu. Bicaralah, dan Aku akan melakukan segalanya..."

Perempuan itu menatap-Nya dengan mata terbuka lebar karena heran dan sedih. Tetapi harapan memberinya energi untuk berbicara, dan berbicara secara teratur, "Maukah Engkau mengasihani aku, bahkan jika Simon bersalah? Maukah Engkau?... Oh! Yesus... Engkau menyelamatkan semua orang! Anakku! Alfeus, yang terakhir, sakit... dia sekarat!... Engkau mengasihi Alfeus. Engkau biasa mengukir mainan kayu untuknya... Engkau menjunjungnya supaya dia dapat memetik buah anggur dan ara dari pohon-pohon-Mu... dan sebelum Engkau pergi... untuk berkelana, Engkau biasa mengajarinya banyak hal baik... Sekarang Engkau tidak akan bisa... Dia sama saja seperti orang mati... Dia tidak akan pernah makan buah anggur atau ara lagi. Dia tidak akan pernah belajar apa pun..." dan dia menangis sejadi-jadinya.

"Salome, berlakulah baik. Katakan pada-Ku, ada apa dengannya?"

"Dia mengalami gangguan perut yang parah. Dia berteriak-teriak, menderita hebat dan mengigau selama berhari-hari. Sekarang dia tidak berbicara lagi. Dia seperti orang yang kepalanya dihantam. Dia mengerang tapi tidak menjawab. Dia nyaris tidak bisa mengerang. Dia pucat pasi dan tubuhnya menjadi semakin dingin. Selama berhari-hari aku memohon Simon untuk datang kepada-Mu. Tapi... Oh! Aku selalu mencintainya, tapi sekarang aku membencinya karena dia tolol dan untuk ide yang tolol dia membiarkan putraku mati. Tapi, jika anakku mati, aku akan pergi. Aku akan kembali ke rumahku. Bersama anak-anakku lainnya. Dia tidak mampu menjadi seorang bapa pada saat yang tepat. Dan aku mempertahankan anak-anakku. Aku akan pergi. Ya. Orang bisa mengatakan apa yang mereka suka. Tapi aku akan pergi."

"Janganlah berkata seperti itu. Buanglah pikiran balas dendammu."

"Keadilan. Aku memberontak melawan mereka semua. Lihat? Aku harus menunggu-Mu, sebab tidak ada seorang pun dari mereka yang akan berkata kepada-Mu: 'Mari.' Tapi aku melakukannya. Dan aku harus melakukannya seolah-olah itu adalah sesuatu yang salah. Dan aku tidak bisa mengatakan kepada-Mu, 'Masuklah,' karena kerabat Yosef ada di dalam rumah dan..."

"Itu tidak perlu. Maukah kau berjanji kepada-Ku bahwa kau akan memaafkan Simon? Bahwa kau akan selalu menjadi istri yang baik untuknya? Jika kau berjanji kepada-Ku, Aku akan berkata kepadamu, 'Pulanglah, putramu sembuh dan akan tersenyum ke padamu' - Bisakah kau percaya itu?"

"Aku percaya kepada-Mu. Dengan melawan seluruh dunia, aku sungguh percaya kepada-Mu."

"Dan bisakah kau memaafkan seperti kau percaya?"

"... Tapi... akankah Kau benar-benar menyembuhkannya?"

"Tidak hanya Aku akan menyembuhkannya. Tetapi Aku berjanji padamu bahwa Simon akan berhenti meragukan-Ku, dan si kecil Alfeus, anak-anakmu yang lain, kau dan suamimu semuanya akan kembali ke rumah-Ku. Maria begitu sering membicarakanmu..."

"Oh! Maria! Maria! Dia ada di sana ketika Alfeus lahir... Ya, Yesus. Aku akan memaafkan. Aku tidak akan mengatakan apa-apa kepadanya... Tidak. Aku akan berkata kepadanya, 'Beginilah bagaimana Yesus membalas perilakumu: mengembalikan putramu kepadamu.' Aku bisa mengatakan itu!"

"Ya, kau bisa melakukannya... Pergilah, Salome. Pergilah. Jangan menangis lagi. Selamat tinggal. Damai sertamu, Salome yang baik. Pergilah sekarang." Dia mengantarnya kembali ke pintu; Dia melihatnya masuk; Dia tersenyum melihat bahwa dalam antusiasmenya perempuan itu berlari sepanjang ruang depan bahkan tanpa menutup pintu; dan Dia merapatkannya, dengan perlahan, dan menutupnya.

Ia kemudian berbalik kepada kedua sahabat-Nya dan berkata, "Dan sekarang mari kita pergi ke tempat kita harus pergi..."

"Apa menurutmu Simon akan berbalik?" tanya Zelot.

"Dia bukan orang kafir. Dia hanya membiarkan orang-orang yang lebih kuat menguasainya."

"Baiklah kalau begitu! Lebih hebat daripada mukjizat!"

"Kau bisa lihat bahwa kau sudah menjawab sendiri... Aku senang Aku menyelamatkan anak itu. Aku melihatnya ketika umurnya baru beberapa jam, dan dia selalu sangat sayang kepada-Ku..."

"Seperti aku? Dan apakah dia akan menjadi murid?" tanya Marjiam dengan tajam dan dia terlihat agak ragu-ragu bahwa ada orang yang bisa mengasihi Yesus sepertinya.

"Kau mengasihi-Ku sebagai anak dan sebagai murid. Alfeus mengasihi-Ku hanya sebagai anak. Tapi kelak dia akan mengasihi-Ku juga sebagai murid. Tetapi untuk saat ini dia masih seorang anak kecil. Dia akan segera berusia delapan tahun. Kau akan bertemu dengannya."

"Jadi aku satu-satunya anak dan murid?"

"Ya, untuk saat ini. Kau adalah kepala dari para murid anak laki-laki. Ketika kau dewasa, ingatlah bahwa kau dulu adalah murid yang sebaik orang dewasa, dan jadi bukalah tanganmu kepada semua anak yang akan datang kepadamu untuk mencari-Ku dan berkata, 'Aku ingin menjadi murid Kristus.' Maukah kau melakukannya?"

"Ya," Marjiam berjanji dengan sungguh-sungguh...

Mereka sekarang berada di wilayah terbuka yang cerah dan mereka menjauh dariku di bawah sinar matahari yang cemerlang...
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama