306. SUATU SORE DI RUMAH NAZARET.            


19 Oktober 1945  

Alat tenun menganggur karena Maria dan Sintikhe sibuk menjahit kain yang dibawa oleh Zelot. Bahannya sudah dipotong-potong, dilipat dan ditumpuk rapi di atas meja, sesuai warna, dan sesekali kedua kedua perempuan itu mengambil satu potong dan menjelujurnya di atas meja, sehingga para lelaki harus mundur ke belakang ke sudut alat tenun yang menganggur; mereka dekat dengan kedua perempuan, tetapi tidak tertarik dengan pekerjaan mereka.

Rasul Yakobus dan Yudas anak Alfeus juga ada di sana. Mereka memperhatikan para perempuan yang sibuk, tanpa bertanya apa-apa, tapi bukannya tanpa rasa ingin tahu, aku pikir. Kedua sepupu-Nya itu berbicara tentang saudara-saudara mereka, dan khususnya Simon, yang sudah datang bersama mereka sejauh pintu rumah Yesus dan kemudian pergi "karena anaknya tidak sehat," kata Yakobus, untuk memperhalus berita sedih itu dan melindungi saudaranya. Tapi Yudas lebih keras dan berkata, "Itulah sebabnya mengapa dia seharusnya datang. Tapi dia juga kelihatannya sudah menjadi bebal. Bagaimanapun, dia seperti semua orang Nazaret, jika kita mengecualikan Alfeus dan kedua murid yang aku pertanyakan di mana keberadaannya. Jelas bahwa tidak ada suatu pun lainnya yang baik di Nazaret, dan apa yang baik semuanya sudah dimuntahkan, seolah-olah rasanya tidak enak bagi kota kita..."

"Jangan berkata seperti itu," Yesus memohon. "Jangan meracuni jiwamu. Itu bukan salah mereka..."

"Lalu, salah siapa?"

"Banyak hal... Jangan ingin tahu. Tidak semua orang di Nazaret bersikap memusuhi. Anak-anak..."

"Karena mereka anak-anak."

"Para perempuan..."

"Karena mereka perempuan. Tapi baik anak-anak maupun perempuan tidak akan meneguhkan Kerajaan-Mu."

"Kenapa tidak, Yudas? Kau salah. Anak-anak sekarang ini akan menjadi murid-murid masa mendatang dan akan menyebarkan Kerajaan ke seluruh dunia. Dan perempuan... Mengapa mereka tidak bisa melakukannya?"

"Engkau pasti tidak akan menetapkan perempuan sebagai rasul. Paling-paling mereka menjadi murid perempuan, yang akan membantu para murid, seperti yang Engkau katakan."

"Kau akan berubah pikiran tentang banyak hal di masa mendatang, Saudara-Ku terkasih. Tetapi Aku bahkan tidak akan berusaha untuk membuatmu mengubahnya. Aku akan bertentangan dengan mentalitas yang datang kepadamu sebagai akibat dari gagasan dan prasangka yang salah selama berabad-abad tentang perempuan. Aku hanya memintamu untuk mengamati dan mencatat perbedaan-perbedaan yang kau lihat antara para murid dan para murid perempuan dan mengamati bagaimana mereka menanggapi ajaran-Ku. Kau akan lihat, dimulai dari ibumu, yang bisa kita katakan adalah murid pertama dalam urutan waktu dan kegagah-beranian, dan dia masih demikian, sebab dia dengan gagah berani maju melawan seluruh kota yang mencibirnya karena dia setia kepada-Ku, dan dia bertahan terhadap suara darah dagingnya sendiri yang mengecamnya karena dia setia kepada-Ku, dan kau akan melihat bahwa para murid perempuan lebih baik daripadamu para murid."

"Aku akui, itu benar. Tapi, mana ada murid perempuan di Nazaret? Putri-putri Alfeus, ibu dari Ismael dan Aser serta saudari-saudarinya. Dan itu saja. Terlalu sedikit. Aku lebih suka tidak kembali ke Nazaret supaya tidak melihat itu semua itu."

"Ibu yang malang! Kau akan membuatnya sangat bersedih," kata Maria ikut serta dalam percakapan.

"Itu benar," kata Yakobus. "Dia sangat berharap untuk mendamaikan saudara-saudara kami dengan Yesus dan dengan kami. Aku pikir dia tidak menginginkan yang lain selain dari itu. Tapi kami pasti tidak akan melakukannya dengan menjauhkan diri. Sejauh ini, aku telah mendengarkan-Mu dengan berdiam diri. Tetapi mulai besok aku akan pergi keluar dan mendekati orang-orang... Karena jika kita harus menginjili bahkan orang-orang non-Yahudi, bukankah kita harus menginjili kota kita sendiri? Aku menolak untuk percaya bahwa orang-orang dari kota kita begitu jahat dan tidak bisa diubah."

Yudas Tadeus tidak menjawab tapi jelas dia kesal.

Simon Zelot yang sepanjang waktu diam saja, ikut berbicara, "Aku tidak ingin membangkitkan kecurigaan. Tapi izinkan aku mengajukan sebuah pertanyaan untuk menenangkan pikiranmu. Pertanyaanku adalah: apakah kau yakin bahwa dalam ketegaran Nazaret tidak ada kuasa asing yang terlibat, yang datang dari luar dan yang bekerja secara memuaskan di sini atas faktor yang, jika orang berpikir sesuai kebenaran, harusnya menjadi jaminan terbaik bahwa Guru adalah Manusia Kudus dari Allah? Pengetahuan tentang kehidupan Yesus yang sempurna, seorang warga Nazaret, seharusnya memudahkan orang Nazaret untuk menerima-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan. Aku, dan bersamaku banyak orang seusiaku di sini di Nazaret, telah mengetahui, lebih dari yang kau ketahui, beberapa orang yang dianggap sebagai Mesias, setidaknya karena reputasinya. Dan aku dapat meyakinkanmu bahwa kehidupan pribadi mereka mendiskreditkan pernyataan tegas mereka yang paling gigih sekalipun tentang Mesianisme mereka. Roma menganiaya mereka dengan kejam sebagai pemberontak. Namun terlepas dari gagasan-gagasan politik mereka, yang tidak dapat diizinkan oleh Romawi di mana ia memerintah, Mesias-Mesias palsu itu pantas dihukum karena banyak alasan pribadi. Kita antusias dan mendukung mereka karena mereka membantu memuaskan semangat pemberontakan kita terhadap Romawi. Kita menyokong mereka, sebab pikiran kita tumpul, kita pikir - hingga saat Guru tidak mengklarifikasi kebenarannya, dan sayangnya, sekalipun menjelaskannya, kita masih tidak percaya seperti yang seharusnya, yakni sepenuhnya kita pikir bahwa mereka adalah 'raja' yang dijanjikan. Mereka membuai jiwa kita yang merana dengan harapan kemerdekaan nasional dan rekonstruksi kerajaan Israel. Tapi, oh! betapa malang! Betapa akan cepat berlalu dan rusaknya kerajaan itu? Tidak, sesungguhnya menyebut Mesias-mesias palsu itu sebagai raja Israel dan pendiri Kerajaan yang dijanjikan, sama saja dengan sangat merendahkan gagasan Mesianik. Dalam diri Guru, kehidupan yang suci dipersatukan dengan doktrin yang mendalam. Dan Nazaret tahu itu, tidak seperti kota-kota lainnya. Aku juga tidak berpikir untuk menuduh orang Nazaret sebagai sesat dalam hal kelahiran supernatural-Nya, yang tidak dikenali oleh orang-orang Nazaret. Tetapi hidup-Nya!... Sekarang, begitu banyak kebencian, begitu banyak penolakan yang tidak bisa ditembus, bukan, begitu banyak peningkatan penolakan... tidak mungkinkah itu berasal dari manuver yang memusuhi? Kita tahu musuh-musuh Yesus. Kita tahu seperti apa mereka. Apa menurutmu mereka tidak aktif atau absen hanya di sini, ketika mereka telah mendahului kita, atau berjalan berdampingan dengan kita, atau mengikuti kita ke mana pun untuk menghancurkan karya Kristus? Jangan menuduh orang-orang Nazaret sebagai satu-satunya yang bersalah. Tapi menangislah untuknya, sebab ia telah disesatkan oleh para musuh Yesus."

"Apa yang kau katakan, Simon, sungguh benar. Menangislah untuknya..." kata Yesus. Dan Dia sangat sedih.

Yohanes En-Dor mengomentari, "Kau benar juga dalam menyatakan bahwa faktor yang menguntungkan berubah menjadi faktor yang tidak menguntungkan, karena pemikiran manusia jarang sesuai dengan kebenaran. Rintangan pertama di sini adalah kelahiran yang rendah hati, masa kanak-kanak yang rendah hati, masa kecil yang rendah hati, masa muda yang rendah hati dari Yesus kita. Manusia lupa bahwa nilai-nilai sejati tersembunyi di bawah penampilan rendah hati sedangkan orang yang tidak berkompeten berlagak sebagai orang-orang hebat untuk memaksakan diri agar orang banyak menerima mereka."

"Mungkin... Tapi tidak ada suatu pun yang akan mengubah pendapatku tentang sesama warga kotaku. Apa pun yang dikatakan kepada mereka, seharusnya mereka menilai Guru berdasarkan perbuatan nyata-Nya dan bukan berdasarkan perkataan orang yang tak dikenal."

Ada keheningan panjang, yang dipecahkan hanya oleh suara kain yang dibagi menjadi potongan-potongan oleh Perawan Terberkati untuk membuat pinggiran. Sintikhe tidak pernah berbicara, tetapi paling penuh perhatian. Sikapnya selalu adalah rasa hormat mendalam dan diam, dan tidak terlalu kaku hanya dengan Maria dan si bocah. Namun si bocah tertidur sementara duduk di sebuah bangku kecil tanpa sandaran dekat kaki Sintikhe, dengan kepalanya di atas lengannya yang terlipat bertumpu pada kaki Sintikhe. Sintikhe tidak bergerak dan menunggu Maria memberikan potongan-potongan kainnya.

"Tidur yang tanpa dosa... Dia tersenyum," komentar Maria sementara membungkuk di atas anak yang tertidur.

"Aku ingin tahu apa yang dimimpikannya," kata Simon seraya tersenyum.

"Dia adalah anak yang sangat pandai. Dia belajar dengan cepat dan dia menginginkan penjelasan yang jelas. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat cerdas dan menginginkan jawaban yang jelas tentang segala hal. Aku akui bahwa terkadang aku malu memberinya jawaban. Topik-topik tertentu di atas usianya dan terkadang di atas kemampuanku untuk menjelaskannya," kata Yohanes.

"Pasti! Seperti hari itu... Apakah kau ingat, Yohanes? Kau punya dua orang murid yang menyusahkan hari itu! Dan benar-benar bodoh," kata Sintikhe seraya tersenyum dan menatap si murid dengan pandangan mendalam.

Yohanes tersenyum juga dan berkata, "Ya. Dan kau punya seorang guru yang sangat payah, yang harus memanggil Guru yang sebenarnya untuk membantu... karena dalam buku-buku yang telah dibacanya, guru yang bodoh itu tidak menemukan jawaban untuk diberikan kepada si anak. Yang membuktikan bahwa aku masih seorang guru yang bodoh."

"Ilmu pengetahuan manusia masih merupakan kebodohan, Yohanes. Gurunya bukan tidak cakap, tetapi apa yang sudah mereka berikan kepadanya untuk menjadi seorang guru tidaklah cukup. Ilmu pengetahuan manusia yang buruk! Betapa tampak dimutilasi bagi-Ku! Itu membuat-Ku berpikir tentang seorang dewi yang dihormati di Yunani. Hanya materialisme kafir yang bisa percaya bahwa bangsa Yunani akan memiliki Dewi Victoria selamanya, karena dia tidak bersayap! Tidak hanya mereka mengudungi sayap Dewi Victoria, tapi mereka juga merampas kebebasan kita... Akan lebih baik jika dia memiliki sayapnya, dalam kepercayaan kita. Kita bisa percaya bahwa dia bisa terbang dan mencuri petir langit untuk menyerang musuh kita. Tetapi dalam keadaannya, dia tidak memberi kita harapan, melainkan hanya kesedihan dan patah hati. Aku tidak bisa melihatnya tanpa penderitaan... Dan dia kelihatan menderita dan tampak terhina oleh mutilasinya. Dia tampak sebagai simbol dukacita, bukan sukacita... Dan memang demikian. Dan manusia melakukan kepada Ilmu Pengetahuan sama seperti yang dilakukannya kepada Victoria. Manusia memotong sayapnya, yang bisa mencapai pengetahuan adikodrati dan dengan demikian memberinya kunci untuk menemukan banyak rahasia pengetahuan dan penciptaan. Mereka percaya dan percaya bahwa mereka bisa menahannya sebagai tawanan dengan memotong sayapnya... Dan dengan demikian menjadikannya tumpul dan cacat... Ilmu Pengetahuan yang Bersayap akan menjadi Kebijaksanaan. Sebagaimana adanya sekarang, ia  hanyalah pemahaman sebagian."

"Dan apakah BundaKu memberimu jawaban pada hari itu?"

"Ya, Dia melakukannya, dengan kejelasan yang sempurna dan perkataan yang murni, yang cocok didengarkan oleh seorang anak dan dua orang dewasa yang berbeda jenis kelamin, sehingga tidak seorang pun dari kami yang harus tersipu."

"Tentang apa itu?"

"Dosa asal, Guru. Aku menuliskan penjelasan BundaMu, sehingga aku bisa mengingatnya," kata Sintikhe, dan Yohanes En-Dor juga berkata, "Begitu juga aku. Aku pikir itu akan menjadi salah satu poin yang akan diminta orang kepada kami untuk dijelaskan, jika kami pergi di antara orang-orang bukan Yahudi suatu hari kelak. Tapi aku pikir aku tidak akan pergi karena..."

"Kenapa, Yohanes?"

"Karena aku tidak akan hidup lama."

"Tapi akankah kau pergi dengan rela hati?"

"Lebih dari kebanyakan orang di Israel, karena aku tidak berpihak. Dan juga... Ya, juga karena aku sudah memberikan contoh yang buruk di antara orang-orang bukan Yahudi di Cintium dan di Anatolia. Aku ingin melakukan sesuatu yang baik di mana aku sudah melakukan kesalahan. Hal baik yang perlu dilakukan: membawa sabda-Mu ke sana dan membuat-Mu dikenal... Tapi itu akan menjadi suatu kehormatan yang terlalu besar... Aku tidak pantas untuk itu."

Yesus menatap padanya seraya tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa pun sehubungan dengan hal itu. Dia bertanya, "Dan apa kamu tidak ada pertanyaan lain yang hendak ditanyakan?"

"Aku punya satu pertanyaan yang muncul sore lalu ketika Engkau berbicara kepada si bocah tentang menganggur. Aku berusaha keras untuk menemukan jawabannya, tetapi aku tidak berhasil. Aku bermaksud untuk menunggu sampai hari Sabat dan menanyakannya kepada-Mu, ketika tangan kami tidak aktif dan jiwa kami, dalam tangan-Mu, diangkat ke hadapan Allah," kata Sintikhe.

"Kau boleh menanyakannya kepada-Ku sekarang, sementara kita menunggu waktu tidur."

"Begini, Guru. Engkau mengatakan bahwa mereka yang menjadi kendur dalam pekerjaan rohani menjadi lemah dan rentan terkena penyakit rohani. Apakah itu benar?"

"Ya, perempuan."

"Sekarang, menurutku itu bertentangan dengan apa yang telah aku dengar dari-Mu dan dari Bunda-Mu tentang dosa asal, pengaruhnya pada kami, dan kenyataan bahwa kami akan dibebaskan darinya melalui Engkau. Engkau mengajarkan kepadaku bahwa Penebusan akan menghapuskan dosa asal. Aku pikir bahwa aku tidak salah jika aku mengatakan bahwa dosa asal tidak akan dihapuskan dalam diri semua orang, tetapi hanya dalam diri mereka yang percaya kepada-Mu."

"Itu adalah benar."

"Jadi aku tidak akan memperhitungkan orang-orang lain, tetapi hanya dia dari mereka yang sudah diselamatkan. Aku berpikir tentang dia sesudah efek Penebusan. Jiwanya tidak lagi ternoda oleh dosa asal. Oleh karena itu, dia sekali lagi dalam keadaan Rahmat seperti Leluhur Pertama kita. Jadi, apakah hal itu tidak memberi jiwanya kekuatan yang tidak tergoyahkan oleh kelemahan apa pun? Engkau katakan, 'Manusia melakukan dosa-dosa pribadi juga.' Aku setuju. Tapi dosa-dosa pribadi juga akan lenyap melalui Penebusan-Mu. Aku tidak akan bertanya bagaimana itu terjadi. Tetapi aku pikir Engkau akan meninggalkan suatu cara, suatu simbol... sebagai bukti bahwa Penebusan-Mu telah benar-benar terjadi; dan aku tidak tahu bagaimana itu akan terjadi, meskipun apa yang mengacu tentang-Mu dalam Kitab Suci membuat orang merasa ngeri, dan aku berharap itu akan menjadi suatu penderitaan simbolis, terbatas pada moral, walau dukacita moral bukanlah gagasan yang salah dan mungkin lebih mengerikan daripada sakit fisik. Engkau akan meninggalkan suatu cara, suatu simbol. Setiap agama memilikinya, dan terkadang, itu disebut misteri... Baptisan, yang saat ini terjadi di Israel, adalah salah satunya, bukan begitu?"

"Ya. Juga dalam Agama-Ku akan ada tanda-tanda Penebusan-Ku yang diberikan kepada jiwa-jiwa guna memurnikan, memperkuat, mencerahkan, menopang, memberi makan dan mengabsolusinya, tetapi dengan nama yang berbeda dari yang kau sebutkan."

"Jadi? Jika mereka mendapatkan absolusi juga atas dosa-dosa pribadi, mereka akan selalu dalam keadaan rahmat... Jadi bagaimana bisa mereka menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit rohani?"

"Aku akan membuat suatu perumpamaan untukmu. Mari kita ambil contoh seorang bayi yang baru lahir, yang sehat dan kuat dan lahir dari orangtua yang sangat sehat. Dia tidak punya cacat bawaan jasmani. Tubuhnya sempurna, baik dari segi kerangka maupun organ-organnya, dan darahnya sehat. Oleh karena itu, dia memiliki semua persyaratan yang diperlukan untuk tumbuh menjadi sehat dan kuat, juga karena ibunya punya berlimpah susu yang bergizi. Tetapi di hari-hari awal hidupnya, dia terjangkiti suatu penyakit yang sangat serius, yang tidak diketahui asalnya; suatu penyakit yang sungguh mematikan. Dia pulih dengan susah payah oleh kerahiman Allah, Yang memeliharanya tetap hidup ketika hidup hampir meninggalkan tubuh mungilnya. Nah, apakah menurutmu kelak anak itu akan sekuat seandainya dia tidak pernah terjangkiti penyakit itu? Tidak, dia akan menderita suatu keadaan lemah yang terus ada. Bahkan meski itu tidak nyata, tapi masih tetap ada di sana dan dia akan lebih rentan terhadap penyakit daripada jika dia tidak pernah sakit. Sebagian organnya tidak akan sesehat sebelumnya. Dan darahnya tidak akan sebegitu kuat dan murni seperti sebelumnya. Dan dengan demikian dia akan lebih mudah terserang penyakit. Dan penyakit yang demikian, setiap kali dia terjangkiti, akan menjadikannya lebih rentan untuk jatuh sakit. Hal yang sama berlaku dalam hal rohani. Dosa Asal akan dihapuskan dalam diri mereka yang percaya kepada-Ku. Tetapi jiwa mereka masih memiliki kecenderungan untuk berdosa, yang tidak akan mereka miliki, seandainya tidak ada Dosa Asal. Oleh karena itu, adalah perlu untuk terus-menerus berjaga dan memelihara jiwa orang, seperti yang dilakukan seorang ibu yang penuh peduli kepada anak kecilnya, yang menjadi lemah karena suatu penyakit di masa kanak-kanaknya. Jadi Engkau tidak boleh menganggur, tetapi selalu aktif untuk tumbuh lebih kuat dalam keutamaan. Jika orang jatuh ke dalam kelambanan atau suam-suam kuku, dia akan lebih mudah tergoda oleh Setan. Dan setiap dosa berat, yang adalah seperti kambuh yang payah, akan selalu menjadikan orang rentan terhadap penyakit dan kematian rohani. Tetapi jika Rahmat, yang dipulihkan oleh Penebusan, didukung oleh kehendak aktif yang tak kenal lelah, Rahmat akan tinggal. Bukan, Rahmat akan meningkat, karena itu akan berhubungan dengan keutamaan yang dicapai manusia. Kekudusan dan Rahmat! Yang adalah sayap-sayap aman untuk terbang kepada Allah! Apakah kau sudah mengerti?"

"Ya, Tuhan-ku. Engkau, Yang adalah Tritunggal Mahakudus, memberikan Sarana-sarana dasar bagi manusia. Manusia dengan pekerjaan dan pemeliharaannya janganlah merusakkannya. Aku mengerti. Setiap dosa besar merusakkan Rahmat, yaitu kesehatan roh. Tanda-tanda yang akan Engkau tinggalkan bagi kami, akan mengembalikan kesehatan, itu benar. Tetapi orang berdosa yang berdegil, yang tidak berjuang untuk menghindari dosa, akan menjadi semakin lemah setiap waktu, bahkan meski dia diampuni setiap waktu. Karena itu, orang harus waspada agar tidak binasa. Terima kasih, Guru... Marjiam terbangun. Sudah larut malam..."

"Ya. Mari kita semua berdoa bersama dan kemudian kita akan pergi beristirahat."

Yesus berdiri, dengan diikuti oleh semua orang, juga oleh si bocah yang masih setengah tidur. Dan "Bapa Kami" bergema nyaring dan harmonis di ruangan kecil itu.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama