300. DI KANDANG DOMBA DI EN-DOR.           


13 Oktober 1945  

Yesus kembali tepat ke En-Dor. Dia berhenti di rumah pertama di desa itu, yang lebih merupakan sebuah kandang domba daripada sebuah rumah. Namun, justru karena itu, dengan kandang tertutup yang rendah dan penuh jerami, tempat itu bisa menampung ketigabelas peziarah. Tuan rumah, seorang laki-laki kasar tapi baik, bergegas datang membawa sebuah lampu dan seember kecil susu berbuih, serta beberapa ketul kecil roti yang berwarna sangat gelap. Dia lalu undur diri dengan diberkati oleh Yesus Yang tinggal hanya dengan keduabelas rasul.

Yesus memberkati dan membagikan roti, dan karena mereka tidak punya mangkuk atau cawan, tiap-tiap dari mereka mencelupkan rotinya ke dalam ember kecil itu dan minum darinya apabila haus. Yesus minum hanya sedikit susu. Dia serius dan diam... Sebegitu rupa, hingga sesudah makan, ketika mereka sudah memuaskan nafsu makan mereka, yang selalu sangat baik, mereka pada akhirnya menyadari kebisuan-Nya.

Andreas adalah yang pertama bertanya, "Ada apa dengan-Mu, Guru? Bagiku, Engkau kelihatan sedih atau letih..."

'Aku tidak menyangkalnya."

"Kenapa? Karena orang-orang Farisi itu? Engkau seharusnya sudah terbiasa dengan mereka sekarang... Aku sendiri sudah hampir terbiasa! Dan Engkau tahu bagaimana aku dulu biasanya bereaksi terhadap mereka. Mereka selalu menyanyikan lagu yang sama!... Faktanya, ular hanya bisa mendesis dan tidak ada seekor pun darinya yang akan bisa meniru nyanyian burung bulbul. Orang pada akhirnya tidak akan memperhatikan mereka," kata Petrus, dengan sungguh-sungguh demi menghibur Yesus.

"Dan begitulah orang kehilangan kendali diri dan jatuh ke dalam belitan mereka. Aku memintamu untuk tidak pernah terbiasa dengan suara Yang Jahat seolah-olah itu tidak berbahaya."

"Oh! Baiklah! Jika itu satu-satunya alasan mengapa Engkau sedih, maka Engkau salah. Engkau bisa melihat betapa dunia mengasihi-Mu," kata Matius.

"Tapi apakah itu satu-satunya alasan mengapa Engkau begitu sedih? Katakan padaku, Guru-ku yang baik. Atau apakah mereka sudah membohongi-Mu, atau melakukan sindiran fitnah atau sindiran kecurigaan, atau aku tidak tahu apa, tentang kami yang mengasihi-Mu?" tanya Iskariot dengan penuh perhatian dan sayang, seraya memeluk dengan satu tangannya Yesus, Yang duduk di sampingnya di atas jerami.

Yesus berbalik ke arah Yudas. Matanya berkilat bagai fosfor dalam cahaya kerlap-kerlip lampu yang diletakkan di atas tanah di tengah lingkaran para rasul yang duduk di atas jerami. Yesus menatap tajam pada Yudas Keriot dan bertanya kepadanya, "Dan apa kau mengenal-Ku sebagai begitu bodoh hingga menerima sindiran siapa pun sebagai kebenaran, sampai-sampai Aku bersedih karenanya? Adalah fakta-fakta yang nyata, Yudas anak Simon, yang menyedihkan-Ku," dan mata-Nya tidak sekejap pun berhenti menusuk, bagai sebuah bor, mata Yudas yang berwarna cokelat.

"Jadi, fakta-fakta nyata apa yang menyedihkan-Mu?" desak Iskariot dengan nada percaya diri.

"Yang Aku lihat di lubuk hati dan di dahi yang digulingkan." Yesus memberi penekanan pada kata itu.

Semuanya menjadi heboh, "Digulingkan? Kenapa? Apa maksud-Mu?"

"Seorang raja digulingkan ketika dia tidak layak untuk tetap berada di takhta, dan hal pertama yang mereka renggut darinya adalah mahkota, yang ada di dahinya, bagian paling mulia dari manusia, satu-satunya binatang yang dahinya tegak ke arah langit, karena dia adalah binatang dalam kaitannya dengan materi, tetapi adikodrati sebagai makhluk yang dikaruniai jiwa. Tetapi tidaklah perlu menjadi raja di atas takhta duniawi untuk digulingkan... Setiap orang adalah raja karena jiwanya, dan takhtanya ada di Surga. Tetapi ketika orang melacurkan jiwanya dan menjadi binatang dan setan, maka dia menggulingkan dirinya sendiri. Dunia ini penuh dengan dahi yang digulingkan, yang tidak lagi terangkat tegak ke arah Surga, tetapi membungkuk ke arah neraka (Abyss, jurang ngarai yang paling dalam), dengan dibebani oleh perkataan yang sudah diukir Setan pada mereka. Apa kamu ingin mengetahuinya? Yakni, yang Aku baca di dahi? Di sana tertulis: 'Dijual!' Dan supaya kamu tidak memiliki keraguan tentang siapa pembelinya, Aku katakan kepadamu bahwa itu adalah Setan, oleh dirinya sendiri atau melalui para hambanya di dunia."

"Aku sudah mengerti! Orang-orang Farisi itu, misalnya, adalah hamba-hamba dari seorang hamba yang lebih besar dari mereka dan yang adalah seorang hamba Setan," kata Petrus dengan sungguh-sungguh.

Yesus tidak menjawab.

"Tetapi… Tahukah Engkau, Guru, bahwa orang-orang Farisi itu, sesudah mendengar perkataan-Mu, menjadi heboh ketika mereka pergi? Mereka mengatakannya, saat mereka menabrakku sementara pergi keluar... Engkau sangat tegas," komentar Bartolomeus.

Dan Yesus menjawab, "Dan sangat benar. Ini bukan kesalahan-Ku, melainkan kesalahan mereka, jika hal-hal tertentu harus dikatakan. Dan itu adalah cinta kasih-Ku untuk mengatakannya kepada mereka. Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa Surgawi-Ku harus dicabut. Dan padang tak berguna yang penuh tumbuh-tumbuhan parasit yang berduri dan mencekik, yang menghancurkan benih Kebenaran suci, tidak ditanam oleh-Nya. Adalah cinta kasih untuk mencabut tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran yang mencekik Dekalog [Sepuluh Perintah Allah], menyalahartikannya, dan menjadikannya lembam dan mustahil ditaati. Adalah cinta kasih untuk melakukannya demi jiwa-jiwa yang jujur. Sejauh menyangkut orang-orang degil yang tak tahu adat itu, yang tuli terhadap setiap nasihat dan tindakan Kasih, biarkan mereka, dan biarkan mereka diikuti oleh orang-orang yang jiwa dan kecenderungannya seperti mereka. Mereka adalah orang buta yang memimpin orang buta. Jika seorang buta membimbing seorang buta lainnya, keduanya hanya bisa jatuh ke dalam lubang. Biarkan mereka memakan kenajisan mereka sendiri, yang mereka sebut 'ketahiran'. Hal itu tidak bisa  mencemari mereka lebih jauh, karena terletak pada matriks darimana ia berasal."

"Apa yang Engkau katakan sekarang berhubungan dengan apa yang Engkau katakan di rumah Daniel, bukan begitu? Bahwa bukan apa yang masuk ke dalam mulut orang yang membuatnya najis, melainkan apa yang keluar darinya," tanya Simon Zelot dengan serius.

"Ya," jawab Yesus singkat.

Setelah keheningan sejenak, sebab keseriusan Yesus membekukan bahkan karakter yang paling bersemangat, Petrus bertanya, "Guru, aku, dan aku bukan satu-satunya, belum mengerti perumpamaannya dengan baik. Mohon jelaskanlah kepada kami. Bagaimana itu bahwa apa yang masuk tidak membuat najis, tetapi apa yang keluar membuat najis? Jika aku mengambil amphora bersih dan aku menuangkan air kotor ke dalamnya, aku akan mengotorinya. Jadi, apa yang masuk ke dalam amphora membuatnya kotor. Tetapi jika dari amphora yang penuh berisi air bersih aku menuangkan sebagian darinya ke tanah, aku tidak akan membuat amphora kotor, karena air bersih yang keluar darinya. Jadi?"

Dan Yesus berkata, "Kita bukan amphora, Simon. Kita bukan amphora, sahabat-sahabat-Ku. Dan tidak semuanya bersih dalam diri manusia! Bahkan kamu tidak mengerti? Pikirkanlah perkara yang didakwakan orang-orang Farisi kepadamu. Mereka menyatakan bahwa kamu najis karena kamu memasukkan makanan ke dalam mulutmu dengan tangan yang berdebu dan berkeringat, yakni dengan tangan yang najis. Tapi ke mana perginya makanan itu? Dari mulutmu masuk ke perutmu, dari perutmu masuk ke ususmu dan dari ususmu masuk ke jamban. Karenanya, bisakah itu membuat seluruh tubuhmu najis, dan apa yang terkandung dalam tubuhmu, jika makanan itu hanya melalui bagian yang ditentukan untuk memenuhi tugas memelihara daging, dan daging saja, dan lalu berakhir di jamban, seperti yang seharusnya? Bukan itu yang membuat manusia najis. Yang membuat manusia najis adalah apa yang sepenuhnya dan secara eksklusif miliknya sendiri, yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh egonya. Yakni, apa yang ada dalam hatinya, dan dari hatinya naik ke bibir dan ke kepalanya, merusak pikiran dan perkataannya dan membuat manusia najis seluruhnya. Dari hati muncul niat-niat jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, hujat. Dari hati muncul ketamakan, berahi, kesombongan, iri hati, amarah, keinginan-keinginan yang melewati batas, dan kelembaman yang adalah dosa. Dari hati muncul dorongan untuk semua tindakan. Dan jika hatinya jahat, mereka akan sejahat hatinya. Semua tindakan: dari penyembahan berhala hingga sungut-sungut yang tidak tulus... Semua hal jahat ini, yang dari dalam keluar, yang membuat manusia najis, bukan dengan makan tanpa mencuci tangan. Ilmu pengetahuan tentang Allah bukanlah suatu hal yang hina, lumpur yang bisa diinjak-injak kaki siapa saja. Melainkan adalah sesuatu yang luhur mulia, yang tinggal di antara bintang-bintang, yang darinya turun bersama sinar-sinar terang untuk menyempurnakan orang-orang benar. Janganlah, setidaknya kamu, mengoyakkannya dari Surga untuk mengaibkannya dalam lumpur... Pergi dan beristirahatlah sekarang. Aku akan keluar untuk berdoa."
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama