181. PERUMPAMAAN TENTANG LALANG.   

rumput liar
[Elytrigia repens]
lalang
[Lolium temulentum]
tanaman pembelit
[Fallopia convolvulus]
jelatang
[Urtica dioica]
tanaman parasit
[Cuscuta]

8 Juni 1945

Fajar yang jernih menyebabkan danau berkilau bagai mutiara-mutiara dan menyelimuti bukit-bukit dengan kabut setipis selubung muslin, melalui mana pepohonan zaitun dan walnut, rumah-rumah dan latar belakang pedesaan tampak lebih cantik dari biasanya. Perahu-perahu berlayar lancar tenang menuju Kapernaum. Sekonyong-konyong Petrus membanting kemudi, begitu tiba-tiba hingga perahu oleng ke satu sisi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Andreas.

"Ada perahu burung hantu (1). Dia sedang meninggalkan Kapernaum sekarang. Mataku awas dan sejak kemarin sore aku mencium bau orang jahat. Aku tidak ingin mereka melihat kita. Aku akan balik ke sungai. Kita akan pergi dengan berjalan kaki."

Juga perahu yang lain mengikuti manuver itu, tapi Yakobus, yang memegang kemudi, bertanya kepada Petrus: "Mengapa kau melakukan itu?"

"Akan aku katakan padamu nanti. Ikuti aku."

Yesus, Yang duduk di buritan, bangkit berdiri ketika mereka hampir bertolak dari Yordan. "Apa yang kau lakukan, Simon?"

"Kita turun di sini. Ada serigala berkeliaran. Tidaklah mungkin pergi ke Kapernaum hari ini. Aku akan pergi dan mencari tahu terlebih dahulu apa yang terjadi. Aku akan pergi bersama Simon dan Natanael. Tiga orang yang pantas melawan tiga orang yang tidak pantas… jika yang tidak pantas itu tidak lebih banyak."

"Kau jangan selalu melihat perangkap di mana-mana sekarang! Bukankah itu perahu Simon si Farisi?"

"Orang itu orang benar."

"Dia tidak ada saat penangkapan Yohanes."

"Aku tidak tahu."

"Dia selalu menunjukkan rasa hormat pada-Ku."

"Aku tidak tahu."

"Kau membuat Aku tampak seperti seorang pengecut."

"Aku tidak tahu."

Meski Yesus tidak merasa ingin tertawa, Ia tidak dapat tidak tersenyum atas kedegilan kudus Petrus. "Tapi, bagaimanapun, kita harus pergi ke Kapernaum. Jika tidak hari ini, sesudahnya…"

"Sudah aku katakan pada-Mu bahwa aku akan pergi dulu, untuk melihat… dan jika perlu… aku juga akan pergi… itu akan merupakan suatu pil yang pahit untuk ditelan… tapi aku akan melakukannya demi Engkau… aku akan pergi… kepada si centurion dan meminta perlindungannya…"

"Tidak! Itu tidak perlu!"

Perahu mendarat di sebuah pantai kecil seberang Betsaida. Mereka semua turun.

"Kalian berdua ikut aku. Kau juga, Filipus. Kalian yang lebih muda, tinggal di sini. Kami tidak akan lama."

Elia, si murid baru, memohon pada Yesus: "Sudi datanglah ke rumahku, Guru. Aku akan sangat gembira dapat memberi-Mu tumpangan…"

"Ya, Aku akan datang. Simon: kau akan menemui-Ku di rumah Elia. Selamat berpisah, Simon. Pergilah. Tapi jadilah baik, bijak dan murah hati. Kemarilah supaya Aku dapat menciummu dan memberkatimu."

Petrus tidak menjamin bahwa dia akan baik, sabar dan murah hati. Dia diam dan mencium Yesus sementara dicium oleh-Nya. Juga Zelot, Bartolomeus dan Filipus memberikan ciuman selamat berpisah pada Yesus dan kedua rombongan pergi ke arah yang berlawanan.

Mereka memasuki Khorazim ketika hari sudah terang. Segala batang tanaman berkelip-kelip dengan butiran-butiran embun. Burung-burung berkicau di mana-mana. Udara bersih dan sejuk, seolah tercium bau santan, susu nabati dan bukan susu hewani. Semerbak gandum yang menjadi bulir-bulir, semerbak hutan kecil almond yang sarat buah… adalah harum-haruman yang dapat aku cium di pagi hari yang dingin di ladang-ladang subur di Lembah Po.

Mereka segera tiba di rumah Elia. Banyak orang di Khorazim sudah tahu bahwa sang Guru telah tiba, dan sementara Yesus hendak memasuki rumah, seorang ibu bergegas menghampiri-Nya seraya berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah putriku!" Dia membopong dalam gendongannya seorang gadis kecil, sekitar sepuluh tahun, yang sangat kurus dan putih seperti lilin, atau lebih tepat kekuningan daripada seperti lilin.  

"Kenapa putrimu?"

"Dia demam. Dia terjangkit suatu penyakit di padang-padang rumput sepanjang Yordan. Sebab kami adalah para gembala dari seorang kaya. Ayahnya memanggilku ketika dia sakit dan sudah kembali ke pegunungan. Tapi Engkau tahu bahwa dengan penyakit macam ini orang tidak dapat tinggal di tempat-tempat tinggi. Tapi bagaimana aku dapat tinggal di sini? Majikan kami sudah memberiku ijin selama ini. Tapi aku mengurus wool dan bayi-bayi domba. Sekarang adalah musim sibuk bagi para gembala. Jika aku tinggal di sini kami akan dipecat atau tinggal terpisah. Dan jika aku kembali ke Hermon aku akan melihat putriku mati."

"Apakah kau percaya bahwa Aku dapat menyembuhkannya?"

"Aku berbicara kepada Daniel, gembala Elisa. Dia berkata padaku: 'Putra kami menyembuhkan segala penyakit. Pergilah kepada Mesias.' Aku datang dari luar Merom dengan membopongnya dalam gendonganku dan mencari Engkau. Aku akan terus berjalan hingga aku menemukan Engkau…"

"Kau tidak perlu berjalan lebih jauh, pulanglah ke rumah, ke pekerjaanmu yang damai. Putrimu sudah sembuh sebab itulah apa yang Aku kehendaki. Pergilah dalam damai."

Perempuan itu menatap putrinya dan menatap Yesus. Dia mungkin berharap melihat putrinya langsung menjadi gemuk dan kemerahan. Juga si gadis kecil menatap Yesus dengan mata sayunya terbuka lebar dan tersenyum.

"Jangan takut, perempuan. Aku tidak sedang membohongimu. Demamnya sudah hilang untuk selamanya. Dari hari ke hari dia akan menjadi seorang gadis yang sehat. Turunkan dia. Dia tidak lagi akan terhuyung-huyung ataupun akan merasa capek."     

Si ibu menurunkan anaknya dan si anak berdiri tegak. Dia menjadi semakin ceria dan akhirnya dia memekik dengan suara emasnya: "Terpujilah Tuhan, ibu! Aku sembuh! Aku bisa merasakannya," dan dengan kepolosan seorang gadis gembala kecil, dia melingkarkan tangannya sekeliling leher Yesus dan mencium-Nya. Ibunya, yang mengendalikan diri seperti dituntut usianya, prostratio dan mencium jubah-Nya seraya memuji Tuhan.

"Pergilah. Ingatlah akan karunia Allah dan jadilah baik. Damai sertamu."

Orang banyak berkumpul di kebun kecil sayur-mayur dan buah-buahan Elia dan meminta Yesus untuk berbicara kepada mereka. Dan kendati Ia tidak dalam suasana hati untuk melakukannya, sebab Ia berduka karena penangkapan Pembaptis dan bagaimana itu terjadi, Ia menyerah dan mulai berbicara di bawah naungan pepohonan.

"Sementara kita masih dalam masa yang indah ini ketika tanam-tanaman gandum memunculkan bulir-bulir, Aku ingin menceritakan kepada kalian sebuah perumpamaan tentang gandum. Dengarkanlah.

Kerajaan Surga dapat diumpakan dengan seorang yang menaburkan benih-benih baik di ladangnya. Tapi ketika dia dan para hambanya tidur, datanglah musuhnya dan menaburkan benih-benih lalang di antara gandum dan pergi. Pada mulanya tak seorang pun memperhatikan. Musim dingin datang bersama hujan dan embun beku, penghujung bulan Tebet tiba dan tanam-tanaman gandum bertunas. Daun-daun hijau kecil yang baru saja bermunculan, tampak semuanya sama pada hari-hari awal yang tanpa masalah. Bulan-bulan Syebat dan Adar tiba dan tanam-tanaman tumbuh dan berkas-berkasnya mulai berbulir. Pada waktu itulah mereka melihat bahwa tidak semuanya gandum, dan bahwa ada juga lalang, membelit dengan tanaman pembelitnya yang kuat halus sekeliling batang-batang gandum.

Para hamba itu pergi ke rumah majikan mereka dan berkata: 'Tuan, benih apakah yang tuan taburkan? Bukankah benih-benih pilihan, yang bebas dari segala benih lain?'

'Tentu saja demikian. Akulah yang mengambil semua biji-bijian itu dan semuanya dari kualitas yang sama. Aku pasti akan tahu apabila ada benih lain.'

'Jika demikian, mengapakah ada begitu banyak lalang tumbuh di antara gandummu?'

Si tuan tanah termenung dan berkata: 'Musuh telah melakukannya untuk mencelakai aku.'

Para hamba lalu bertanya: 'Apakah tuan ingin kami pergi ke ladang dan membersihkan gandum dari lalang, dengan mencabuti lalang dengan sabar? Katakanlah pada kami dan kami akan melakukannya.'

Tetapi si tuan berkata: 'Tidak. Sebab kalian akan dapat secara tak sengaja mencabut juga gandumnya dan hampir pasti kalian akan merusakkan berkas-berkasnya yang masih muda. Biarkan keduanya tumbuh hingga musim panen. Kemudian aku akan berkata kepada para penuai: 'Potonglah semuanya bersama, tapi sebelum mengikat berkas-berkas, sebab tanaman pembelit lalang tipis dan rapuh, sementara berkas-berkas bulir gandum lebih kuat dan lebih keras, pungutlah lalang dari gandum dan ikatlah dalam berkas-berkas terpisah. Kalian akan membakar lalang-lalang itu dan lalang-lalang itu akan menyuburkan tanah. Sebaliknya, bawalah gandum yang baik ke dalam lumbung-lumbung dan gandum itu akan digunakan untuk membuat roti yang lezat, guna mempermalukan musuhku yang akan hanya beroleh menjadi tercela di hadapan Allah sebab kejahatannya yang penuh dengki.'

Pikirkanlah sekarang betapa sering dan betapa banyak Musuh menabur dalam hatimu. Dan kamu harus mengerti bahwa adalah perlu untuk mengamati dengan sabar dan tekun demi memastikan bahwa lalang kecil itu bercampur dengan gandum pilihan. Takdir lalang adalah untuk dibakar. Apakah kamu ingin dibakar atau menjadi warga Kerajaan? Kamu katakan bahwa kamu ingin menjadi warga Kerajaan. Baiklah, jadi berupayalah untuk menjadi demikian. Allah yang baik memberikan kepada kalian Sabda. Musuh bersiaga untuk menjadikannya membahayakan, sebab tepung gandum apabila tercampur dengan tepung lalang akan menghasilkan roti yang pahit, yang berbahaya bagi perut. Apabila ada lalang dalam jiwamu, pungutlah dengan kehendak baik dan buanglah, supaya kamu tidak menjadi tidak layak bagi Allah. Pergilah, anak-anak-Ku. Damai sertamu."

Orang banyak perlahan-lahan bubar. Kedelapan rasul, Elia, saudara laki-laki dan ibunya, Ishak tua, yang jiwanya bersukacita melihat Juruselamat-nya, tetap tinggal di kebun sayur-mayur dan buah-buahan.

"Berkumpullah sekeliling-Ku dan dengarkanlah. Aku akan menerangkan makna sepenuhnya dari perumpamaan pada kalian, sebab perumpamaan itu mengandung dua makna lagi, di samping apa yang telah Aku sampaikan kepada orang banyak.

Dalam makna universal, makna dari perumpamaan adalah sebagai berikut: ladang adalah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan Allah yang ditaburkan oleh Allah ke dunia, sementara benih-benih itu menanti untuk mencapai akhir mereka dan dituai oleh Penuai dan dibawa kepada Tuan pemilik dunia Yang akan menyimpannya dalam lumbung-lumbung-Nya. Anak-anak yang Jahat adalah lalang, yang juga sudah disebarkan di ladang Allah dengan tujuan menimbulkan dukacita bagi Tuan pemilik dunia dan merusakkan gandum Allah. Musuh Allah sudah menaburkannya dengan sengaja, melalui sihir, sebab iblis sungguh menyesatkan kodrat manusia dengan menjadikannya suatu makhluk miliknya sendiri dan lalu menaburkannya guna menyesatkan orang-orang lain yang, jika tidak demikian, tidak dapat diperbudak olehnya. Masa panen, yakni mengikat berkas-berkas dan membawanya ke lumbung-lumbung, adalah akhir dunia dan itu dilaksanakan oleh para malaikat. Kepada mereka diberikan perintah untuk mengumpulkan bersama-sama semua makhluk yang telah dituai, untuk memisahkan gandum dari lalang, dan seperti dalam perumpamaan lalang dibakar, demikianlah mereka yang terkutuk akan dibakar dalam api abadi, pada waktu Pengadilan Terakhir.

Putra Manusia akan memerintahkan agar segenap pemfitnah dan pelaku kejahatan dienyahkan dari Kerajaan-Nya. Sebab pada waktu itu Kerajaan akan ada di bumi dan di Surga dan banyak anak-anak Musuh akan bercampur dengan warga Kerajaan. Dan, seperti dinubuatkan juga oleh para Nabi, mereka akan mencapai kepenuhan skandal dan kejijikan dalam setiap pelayanan di dunia dan akan menjadi gangguan besar bagi anak-anak roh. Yang rusak akan sudah dienyahkan dari Kerajaan Allah di Surga, sebab tidak ada kerusakan akan masuk dalam Kerajaan. Dan sekarang para malaikat Allah, dengan mengayunkan sabit mereka di tengah kelompok panenan terakhir, akan menuai dan memisahkan gandum dari lalang dan akan mencampakkan lalang ke dalam perapian yang bernyala-nyala, di mana akan ada ratap tangis dan kertak gigi. Yang benar, sebaliknya, benih-benih pilihan, akan dibawa ke Yerusalem abadi, di mana mereka akan bersinar bagai matahari di Kerajaan BapaKu dan Bapa-mu.

Itu adalah makna universalnya. Tapi ada makna lainnya, yang adalah merupakan jawaban atas pertanyaan yang selama ini kalian ajukan berulang kali pada diri kalian sendiri dan khususnya sejak kemarin sore. Pertanyaan kalian adalah: 'Dapatkah ada pengkhianat-pengkhianat dalam himpunan besar para murid?' dan hati kalian gemetar dengan kengerian dan kegentaran. Ya, akan ada sebagian. Pasti ada sebagian.    

Penabur menaburkan benih yang baik. Dalam hal ini, bukannya menabur, kita dapat katakan bahwa Ia 'mengambil'. Sebab si tuan, entah itu Aku atau Pembaptis, memilih para muridnya. Bagaimanakah mereka, karenanya, menjadi sesat? Tidak, Aku tidak menggunakan kata yang tepat dengan mengatakan bahwa para murid adalah 'benih'. Kalian dapat salah mengerti. Aku akan menyebut para murid sebagai 'ladang'. Sebanyak murid-murid sebanyak ladang-ladang, yang dipilih oleh sang tuan untuk membentuk wilayah Kerjaaan Allah, kekayaan Allah. Sang tuan bersusah-payah mengolahnya supaya mereka dapat menghasilkan seratus persen. Ia merawat semuanya dengan sabar, kasih, bijak, kerja keras dan tekun. Ia juga melihat kecenderungan-kecenderungan jahat mereka, kegersangan dan ketamakan mereka, kedegilan dan kelemahan mereka. Tapi ia berharap sepanjang waktu, dengan meneguhkan harapannya melalui doa dan penitensi, sebab ia berharap untuk memimpin mereka pada kesempurnaan.

Tapi ladang-ladang itu terbuka. Ladang bukanlah kebun yang dilingkupi dalam tempok-tembok perlindungan, di mana satu-satunya pemilik adalah si tuan, yang adalah satu-satunya orang yang dapat masuk. Melainkan, ladang-ladang itu terbuka. Sebab ladang-ladang itu berada di pusat dunia, di antara dunia, siapa pun dapat mendekatinya dan masuk ke dalamnya. Semua orang dan semua yang lainnya. Oh! lalang bukanlah satu-satunya benih jelek yang ditaburkan! Lalang dapat menjadi simbol dari kesembronoan pahit dari roh duniawi. Tetapi segala benih lainnya, yang ditebarkan oleh Musuh, muncul dalam mereka. Benih-benih itu adalah jelatang, rumput liar, tanaman parasit, tanaman pembelit, dan akhirnya cemara beracun dan tanam-tanaman beracun. Mengapa? Apakah itu?

Jelatang: roh yang tak dapat dijinakkan yang menyengat, yang menyakiti melalui racunnya yang dahsyat dan mengakibatkan banyak masalah. Rumput liar: parasit yang meletihkan si tuan sebab hanya dapat merambat dan dan menghisap, mengambil keuntungan dari pekerjaan si tuan dan melukai mereka yang berkehendak baik, yang dapat menghasilkan jauh lebih banyak keuntungan jika si tuan tidak jengkel dan teralih perhatiannya dengan menghamburkan perhatian untuk menangani rumput liar. Tanaman pembelit yang malas muncul dari tanah hanya dengan mempergunakan daya upaya orang-orang lain. Tanaman parasit: merupakan suatu siksaan pada jalan si tuan yang sudah menyakitkan dan suatu aniaya bagi murid-murid setia yang mengikutinya. Mereka membelit, menusuk, mengoyakkan hingga berkeping-keping, mencakar, membangkitkan ketidakpercayaan dan sakit. Tanaman-tanaman beracun: para murid kriminal, yang bertindak hingga sejauh mengkhianati dan membunuh seperti yang dilakukan cemara beracun dan tumbuh-tumbuhan beracun lainnya. Apakah kalian memperhatikan bagaimana eloknya tumbuh-tumbuhan beracun itu dengan bunga-bungaan mungil yang kemudian menjadi buah-buah berry putih, merah dan biru-lembayung? Siapakah yang akan mengatakan bahwa helai-helai bunganya yang berbentuk bintang berwarna putih atau bersemu merah muda, dengan bagian tengahnya yang mungil keemasan, atau buah-buahannya yang beraneka warna, yang sungguh begitu serupa dengan buah-buahan kecil lainnya yang menjadi kesukaan burung-burung dan anak-anak, dapat mengakibatkan kematian, begitu buah-buah itu masak? Tak seorang pun. Dan mereka yang tak berdosa jatuh ke dalam perangkap. Mereka percaya bahwa semua orang adalah sebaik diri mereka… mereka memungutnya dan mati.

Mereka percaya bahwa semua orang adalah sebaik diri mereka! Oh! Kebenaran yang membuat si tuan murka dan mengutuk pengkhianatnya! Jadi bagaimana? Tidakkah kebaikan melucuti kejahatan? Tidakkah kebaikan menjadikannya tidak berbahaya. Tidak. Tidak, sebab manusia yang sudah jatuh menjadi mangsa si Musuh acuh tak acuh terhadap apa yang superior. Dan apa yang superior mengubah aspek, sejauh manusia peduli. Kebaikan menjadi kelemahan di mana adalah sah untuk menginjak-injak dan itu menstimuslasinya seperti bau darah menstimulasi seekor binatang buas untuk membantai.

Juga si tuan selalu tidak berdosa… dan dia membiarkan pengkhianatnya meracuninya, sebab dia tidak mungkin dapat percaya bahwa seorang manusia dapat membunuh seorang yang tidak bersalah.  

Para musuh masuk ke dalam ladang-ladang si Guru, yakni pada murid-murid-Nya. Jumlah mereka banyak dan Setan adalah yang utama. Yang lainnya adalah para pelayannya, yakni, orang-orang, hasrat nafsu, dunia dan daging. Para murid yang lebih mudah diserang oleh mereka adalah dia yang tidak sepenuhnya dekat pada sang Guru, melainkan berada antara Guru dan dunia. Dia tidak dapat dan tidak mau berpisah sepenuhnya dengan dunia, daging, hasrat nafsu dan roh-roh jahat, untuk menjadi sepenuhnya milik Ia Yang ingin membawanya kepada Allah. Dan dunia, daging, hasrat nafsu dan roh-roh jahat menebarkan benih mereka dalam dirinya: emas, kuasa, perempuan, kesombongan, takut akan pendapat kurang menyenangkan dari dunia, roh utilitarianisme: 'Mereka yang hebat adalah yang paling kuat. Aku akan melayani mereka supaya mereka bersahabat denganku.' Dan mereka menjadi kriminal dan dikutuk untuk hal-hal menyedihkan macam itu!...     

Mengapakah Guru, Yang melihat ketidaksempurnaan dari seorang murid, tidak mengeluarkannya segera, bahkan meski Ia tidak siap untuk menyerah pada pemikiran: 'Dia akan menjadi pembunuh-Ku?' Itulah apa yang kalian tanyakan pada diri kalian sendiri. Sebab adalah sia-sia melakukannya. Andai Ia melakukannya, Ia tidak akan terhindar dari memilikinya sebagai seorang musuh, musuh yang duakali lipat dan terlebih berbahaya, sebab karena murkanya dan sedihnya oleh sebab diketahui atau oleh sebab diusir pergi. Ya, karena kesedihannya. Sebab terkadang seorang murid yang buruk tidak menyadari bahwa dia demikian. Tindakan setan begitu nyaris tak kentara hingga si murid tidak menyadarinya. Dia menjadi jahat bahkan tanpa curiga bahwa dia tunduk pada tindakan macam itu. Dan juga kerena murkanya. Dia murka sebab diketahui seperti apa dia adanya, ketika dia sadar akan karya Setan dan karya para pengikutnya: mereka yang mencobai orang-orang yang lemah dalam titik kelemahannya, guna mengenyahkan dari dunia ini seorang kudus yang menghinakan mereka, sebab mereka jahat, ketika dibandingkan dengan kebaikannya. Si orang kudus lalu berdoa dan mengandalkan Allah. 'Biarkan apa yang Engkau ijinkan, terjadilah' katanya. Dia hanya menambahkan perkataan: 'asalkan itu berguna bagi tujuan-Mu.' Si orang kudus tahu bahwa saatnya akan datang ketika lalang yang jahat akan dibuang dari panenan. Oleh siapa? Oleh Allah sendiri Yang tidak membiarkan lebih dari apa yang berguna bagi kemenangan kehendak kasih-Nya."

"Jika Engkau berpegang bahwa Setan dan para pengikutnya yang harus selalu dipersalahkan… tampak bagiku bahwa tanggung-jawab murid berkurang," kata Matius.

"Jangan percaya itu. Jika ada Yang Baik ada juga Yang Jahat dan manusia dianugerahi pembedaan roh dan kebebasan."

"Engkau katakan bahwa Allah tidak membiarkan lebih dari apa yang berguna bagi kemenangan kehendak kasih-Nya. Oleh karenanya juga kesesatan macam itu berguna, jika Ia membiarkannya, dan itu berguna bagi kemenanan kehendak ilahi," kata Iskariot.

"Dan kau berpendapat, seperti Matius, bahwa itu membenarkan kejahatan si murid. Allah menciptakan singa tanpa kebuasan dan ular tanpa racun, sekarang singa buas dan ular beracun. Itulah sebabnya mengapa Allah memisahkannya dari manusia. Renungkanlah itu dan tariklah kesimpulan. Marilah kita pergi ke rumah. Matahari sudah terlalu terik. Kelihatan seperti akan ada badai. Dan kalian letih sebab kurang tidur semalam."

"Kamar-kamar di rumah itu tinggi, luas dan sejuk. Kalian akan dapat beristirahat," kata Elia.

Mereka mendaki tangga luar. Namun hanya para rasul yang berbaring di atas tikar-tikar untuk beristirahat. Yesus pergi ke luar ke teras yang sudutnya dinaungi sebuah pohon oak yang sangat tinggi, dan menjadi tenggelam dalam pemikiran.

(1) Burung hantu dianggap sebagai burung yang membawa pertanda buruk.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 3                    Daftar Istilah                        Halaman Utama