136. HARI RAYA PENTAHBISAN BAIT ALLAH DI RUMAH LAZARUS BERSAMA PARA GEMBALA   


22 Maret 1945

Rumah Lazarus yang megah tampak terang-benderang sore ini. Rumah itu seolah membara, melihat banyaknya sinar yang menyala di dalamnya. Dan sinar menyebar keluar, di senja hari ini, meluber dari aula-aula ke pintu masuk dan lalu ke serambi, bergerak lebih jauh untuk menyelimuti kerikil-kerikil di jalanan, rerumputan dan semak-semak di taman-taman bunga, bergulat dengan kemilau kuning sensual sinar bulan, dan kelihatan lebih cemerlang beberapa yard ke depan, sementara di tempat-tempat yang lebih jauh semuanya menjadi keperakan oleh sebab mantol perak murni yang ditebarkan bulan ke atasnya. Di samping itu keheningan yang meliputi taman nan indah, di mana hanya arpeggio pancaran air dari kolam ikan terdengar, seolah meningkatkan damai tenang surgawi di malam terang bulan itu, sementara dekat rumah, banyak suara riang-gembira dan kebisingan yang ditimbulkan oleh perabot dipindahkan dan piring-piring dibawa ke meja-meja, mengingatkan manusia bahwa dia masih seorang manusia dan bukan roh.

Marta bergerak hilir mudik dengan gesit dalam balutan gaun lebar sederhana yang indah berwarna merah-lembayung, dan dia tampak bagai sekuntum bunga, sekuntum bell-flower atau seekor kupu-kupu yang terbang kian kemari di antara tembok-tembok ungu pintu masuk aula atau tembok-tembok aula makan, yang didekorasi dengan desain-desain kecil dan tampak seperti karpet.

Yesus, sebaliknya, berjalan-jalan seorang diri dan termenung dekat kolam ikan dan Ia tampaknya terpesona silih berganti oleh bayangan gelap dari sebuah pohon salam yang tinggi, sungguh sebuah pohon raksasa, dan oleh sinar bulan yang bak fosfor yang menjadi semakin terang. Sungguh sangat terang hingga pancaran sumber mataair kelihatan bak sebuah roket perak yang terpecah menjadi keping-keping berlian, yang jatuh dan lenyap dalam air kolam yang keperakan. Yesus mengamati dan mendengarkan perkataan yang dibisikkan oleh air pada waktu malam. Bunyinya sungguh manis hingga membangunkan seekor burung bulbul di pohon salam yang lebat dan si burung menanggapi arpeggio lambat tetesan-tetesan air dengan nada tinggi sebuah seruling, dan lalu dia berhenti, seolah menanti, untuk diberi aba-aba nada dan dengan demikian dapat menyelaraskan diri dengan air, dan pada akhirnya, sebagai raja nyanyian, dia pun memulai madah sukacitanya yang lembut merdu sempurna.

Yesus berhenti berjalan seolah khawatir kalau-kalau berisik langkah-Nya akan merusakkan sukacita damai si burung bulbul, dan aku pikir, juga sukacita-Nya sendiri, sebab Ia tersenyum dengan kepala-Nya tertunduk, dengan seulas senyum sukacita yang murni. Ketika si burung bulbul berhenti bernyanyi sesudah suatu nada yang sangat jernih yang dikumandangkan dengan nada-nada naik, dan aku tidak mengerti bagaimana sebuah kerongkongan kecil seperti itu dapat melakukannya, Yesus berseru: "Terberkatilah Engkau, Bapa Yang Kudus, atas kesempurnaan yang begitu rupa dan atas sukacita yang telah Engkau berikan kepada-Ku!" dan Ia melanjutkan berjalan-jalan-Nya, penuh dengan, aku bertanya-tanya apa, permenungan yang mendalam.

Simon menghampirinya dan berkata: "Guru, Lazarus meminta-Mu untuk datang. Semuanya sudah siap."

"Marilah kita pergi. Dan dengan begitu semoga keraguan mereka yang terakhir, bahwa Aku menjadi kurang mengasihi mereka karena Maria, dapat dilenyapkan."

"Betapa banyak airmata, Guru! Hanya mukjizat rahasia-Mu yang telah melegakan derita mereka. Tidak tahukah Engkau bahwa Lazarus nyaris melarikan diri, ketika, sekembalinya mereka, Maria keluar dari rumah dengan mengatakan bahwa dia akan meninggalkan pekuburan mereka untuk pergi dan hidup bersenang-senang… dan perkataan-perkataan kasar lainnya? Marta dan aku memohon padanya untuk tidak melakukannya, juga karena… orang tidak pernah tahu reaksi hati. Andai ia menemukan saudarinya itu, aku pikir ia akan menghukumnya sekali untuk selamanya. Mereka ingin saudarinya itu setidaknya diam mengenai Engkau…"

"Dan mereka ingin Aku mengerjakan suatu mukjizat segera atas saudarinya itu. Dan Aku bisa saja melakukannya. Tapi Aku tak menghendaki kebangkitan hati yang dipaksakan. Aku akan memaksakan maut dan maut akan mengembalikan kurbannya kepada-Ku. Sebab Aku adalah Tuan atas maut dan hidup. Tapi Aku tak hendak memaksakan kebangkitan roh, sebab roh tidak dijadikan dari materia, yang tak bernyawa tanpa jiwa, sebaliknya roh adalah makhluk abadi yang dapat membangkitkan kehendaknya sendiri. Aku memberikan panggilan pertama dan pertolongan pertama, seperti orang yang membukakan sebuah makam di mana seorang yang masih hidup dikurung dan di mana dia akan mati jika dia harus tinggal untuk jangka waktu yang lama dalam kegelapan pengap itu, dan Aku membiarkan udara dan terang masuk … lalu Aku menanti. Jika roh antusias untuk keluar, dia akan keluar. Tetapi jika roh tidak ingin keluar, roh akan menjadi semakin gelap dan dia akan turun ke dunia bawah. Tapi jika roh keluar!... Oh! Jika roh keluar, dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa tak seorang pun akan lebih besar dari suatu roh yang bangkit. Hanya ketakberdosaan mutlak yang lebih besar dari seorang mati yang menjadi hidup kembali oleh kekuatan kasih dan bagi sukacita Allah… Kemenangan-Ku yang terbesar!

Pandanglah langit, Simon. Kau lihat di sana bintang-bintang, bintang-bintang kecil dan planet-planet dari berbagai ukuran. Mereka semua hidup dan bercahaya bagi Allah Yang menjadikan mereka dan bagi matahari yang menerangi mereka. Tapi mereka tidak sama cemerlang dan tidak sama ukurannya. Demikian pula dalam Surga-Ku. Segenap mereka yang ditebus akan memiliki hidup melalui Aku dan akan menerima kecemerlangan dari terang-Ku. Tapi mereka tidak akan sama cemerlang dan besarnya. Sebagian akan menjadi bintang-debu biasa, seperti debu yang membentuk gugusan bintang Galathea, dan akan ada mereka yang tak terhitung banyaknya, yang menerima dari Kristus, atau tepatnya, telah mengambil dari-Nya minimum vital yang dibutuhkan untuk tidak binasa, dan hanya melalui kerahiman ilahi yang tak terhingga, sesudah Purgatorium yang lama, akan datang ke Surga. Yang lain akan lebih cemerlang dan lebih baik bentuknya, orang-orang benar yang telah mempersatukan kehendaknya sendiri, perhatikan bahwa Aku mengatakan kehendak, bukan kehendak baik, dengan kehendak Kristus dan telah mentaati perkataan-Ku untuk tidak akan binasa. Kemudian akan ada planet-planet itu, orang-orang yang berkehendak baik, dan mereka akan menjadi yang paling cemerlang! Terang mereka akan menjadi bagai intan berlian murni atau permata warna-warni yang kemilau: merah delima, lembayung amethyst, emas ratna cempaka, putih mutiara: para kekasih yang setia sampai mati demi kasih, orang-orang yang bertobat demi kasih, orang-orang yang aktif demi kasih, orang-orang yang tak bercela demi kasih.

Dan akan ada sebagian dari planet-planet itu, dan mereka akan menjadi kemuliaan Sang Penebus, yang berkilau gilang gemilang bagai amethyst, delima, ratna cempaka dan mutiara, sebab mereka akan menjadi segalanya demi kasih. Mereka akan menjadi gagah berani hingga ke tahap mengampuni diri mereka sendiri sebab mereka tidak mengasihi sebelumnya, para pentobat yang penuh dengan silih sebagaimana Ester penuh dengan wewangian sebelum menghadirkan diri di hadapan Ahasyweros, tanpa kenal lelah berjerih-payah dalam waktu singkat, waktu singkat yang tersisa bagi mereka, demi apa yang tidak mereka lakukan selama tahun-tahun yang mereka lewatkan dalam dosa, begitu murni hingga ke tahap gagah berani dalam melupakan, juga dalam tubuh mereka, di samping dalam jiwa dan pikiran mereka, bahwa mereka memiliki perasaan. Mereka akan menjadi orang-orang yang melalui aneka ragam kecemerlangan mereka akan menarik mata orang-orang yang percaya, yang murni, yang bertobat, para martir, para pahlawan, para pertapa, para pendosa dan bagi masing-masing kategori itu kecemerlangan mereka akan menjadi suatu perkataan, suatu jawaban, suatu undangan, suatu kepastian…

Tapi, marilah kita pergi. Kita bercakap-cakap sementara mereka menantikan kita."

"Masalahnya adalah ketika Engkau berbicara, kami lupa bahwa kami ini hidup. Bolehkah aku mengatakan kepada Lazarus semuanya itu? Aku pikir perkataan itu mengandung suatu janji…"

"Kau harus mengatakannya padanya. Perkataan seorang sahabat dapat meringankan luka mereka dan mereka tidak akan memerah sebab malu di hadapan-Ku… Kami telah membuatmu menunggu, Marta. Tetapi Aku sedang berbicara kepada Simon mengenai bintang-bintang dan kami jadi lupa akan lampu-lampu ini. Rumahmu, sore ini, sungguh merupakan sebuah kubah surga…"

"Kami telah menyalakan lampu-lampu bukan hanya bagi diri kami sendiri dan para pelayan kami, melainkan juga bagi Engkau dan bagi sahabat-sahabat-Mu, yang adalah tamu-tamu kami. Terima kasih telah datang pada sore terakhir ini. Sekarang, sungguh suatu perayaan Pentahbisan Bait Allah…" Marta ingin berkata-kata lebih banyak, tapi merasa bahwa ia hendak meledak dalam tangis, ia pun diam.     

"Damai serta kalian semua," kata Yesus saat memasuki aula yang terang benderang dengan lusinan lampu perak, yang semuanya dinyalakan dan ditempatkan penuh sekelilingnya.

Lazarus maju ke depan dengan tersenyum: "Damai dan berkat bagi-Mu, Guru, dan tahun-tahun yang penuh bahagia kudus." Mereka saling mencium. "Beberapa dari teman kita menceritakan kepadaku bahwa Engkau dilahirkan ketika Betlehem sedang terang-benderang untuk Hari Raya Pentahbisan Bait Allah bertahun-tahun yang silam. Berdua, mereka dan kami, berbahagia ada bersama Engkau di sini sore ini. Tidakkah Engkau ingin tahu siapa mereka?"

"Aku tidak punya teman selain murid-murid-Ku, mereka yang terkasih di Betania dan para gembala. Jadi, mereka adalah para gembala. Apakah mereka datang? Dalam rangka apa?"

"Untuk menyembah Engkau, Mesias kami. Kami diberitahu oleh Yonatan dan kami datang. Dengan kawanan ternak kami yang sekarang ada di kandang-kandang Lazarus, dan dengan hati kami, kami sekarang dan selalu berada di kaki-Mu yang kudus." Ishak berbicara atas nama Elia, Lewi, Yusuf dan Yonatan, yang semuanya prostratio di depan kaki-Nya; Yonatan dalam balutan jubah halus bendahara yang disukai oleh tuannya; Ishak dalam balutan baju seorang peziarah yang tak kenal lelah, yakni sehelai jubah terbuat dari wool kasar berwarna coklat tua yang kedap air; Lewi, Yusuf dan Elia mengenakan pakaian bersih segar yang diberikan kepada mereka oleh Lazarus, supaya mereka dapat duduk sekeliling meja tanpa pakaian compang-camping mereka yang berbau domba.

"Itukah sebabnya mengapa kau meminta-Ku pergi ke taman? Semoga Allah memberkati kalian semua! Hanya BundaKu yang kurang guna menjadikan kebahagiaan-Ku sempurna. Bangkitlah. Ini adalah ulang tahun pertama-Ku jauh dari BundaKu. Tapi kehadiran kalian meringankan-Ku dari nostalgia kecupan-kecupan-Nya." Mereka semua masuk ke dalam ruang makan. Sebagian besar lampu di dalamnya dari emas dan logam itu berkilau oleh terang lidah-lidah api yang tampak lebih hidup dari pantulan begitu banyak emas. Meja telah ditata dengan bentuk U guna memberikan ruang bagi begitu banyak orang dan guna memfasilitasi pelayanan dari para pelayan. Di samping Lazarus, ada para rasul, para gembala, Maximinus dan pelayan tua Simon.

Marta melayani di tempat-tempat pelayanan di meja dan dia ingin tetap berdiri. Akan tetapi Yesus berkeberatan: "Hari ini kau bukan sang pelayan penginapan; kau adalah saudari dan kau akan duduk seolah kau sedarah-daging dengan Aku. Kita satu keluarga. Marilah kita mengesampingkan aturan-aturan guna membuat ruang bagi kasih. Aku ingin kau di sini, di samping-Ku, dan Yohanes dekatmu. Dan Lazarus bersama-Ku. Tapi, berilah Aku sebuah lampu. Sebuah lampu untuk berjaga di antara Marta dan Aku… suatu nyala api: untuk perempuan-perempuan yang absen dan meski begitu hadir, untuk perempuan-perempuan terkasih, yang kita rindukan, yang kita kasihi namun jauh. Untuk mereka semua. Nyala api yang menyampaikan perkataan-perkataan terang. Kasih menyampaikan perkataan keakraban dan perkataan-perkataan itu berkelana jauh, di atas gelombang-gelombang roh yang tanpa jasmani, yang selalu didapati di atas gunung-gunung dan samudera-samudera, dan mereka menghantarkan kecupan-kecupan dan berkat-berkat… Mereka menghantarkan semuanya. Bukankah demikian?"

Marta menempatkan lampu di tempat yang dikehendaki Yesus, di suatu tempat yang kosong… dan, sebab Marta memahaminya, ia membungkuk dan mencium tangan Yesus, Yang lalu menempatkan tangan-Nya di atas rambutnya yang gelap untuk memberkati dan menghibur.    

Perjamuan pun dimulai. Ketiga gembala pada mulanya agak malu-malu, sementara Ishak lebih percaya diri dan Yonatan tidak memperlihatkan rasa canggung. Ketiga gembala semakin berbesar hati sementara perjamuan berlangsung dan sesudah diam saja beberapa waktu lamanya, mereka mulai berbicara. Dan apakah yang harus mereka katakan, jika bukan kenangan-kenangan mereka?

"Kami belum lama kembali ke kandang kecil waktu itu," kata Lewi, "dan aku merasa sangat kedinginan hingga aku mencari kehangatan di antara domba-domba, menangis, sebab aku merindukan ibuku…"

"Aku, sebaliknya, sedang memikirkan ibu muda yang aku jumpai tak lama sebelumnya dan aku berkata kepada diriku sendiri: 'Akankah Ia mendapatkan sebuah tempat?' Andai aku tahu bahwa Ia ada dalam sebuah kandang! Aku akan membawa-Nya ke kandang kecil kita!... Tapi Ia begitu baik, sekuntum lily dari lembah kita, hingga aku pikir akan merupakan suatu penghinaan berkata kepada-Nya: 'Mari dan tinggallah bersama kami.' Tapi aku memikirkan-Nya… dan aku merasa bahkan lebih menggigil, saat memikirkan bagaimana Ia pastilah menderita. Ingatkah kau akan terang pada malam itu? Dan ketakutanmu?"

"Ya… tapi lalu… malaikat… Oh!..." Lewi, setengah tenggelam dalam lamunannya, tersenyum mengingat kenangannya.   

"Oh! dengarkan sebentar, teman-teman. Kami tahu sangat sedikit dan kami nyaris tak tahu apa-apa. Kami sudah mendengar mengenai para malaikat, palungan, kawanan ternak, Betlehem… Dan kami tahu bahwa Ia seorang Galilea dan seorang tukang kayu… Tidaklah adil jika kami tidak diberitahu! Aku bertanya kepada Guru di Air Jernih… tapi waktu itu kami berbicara mengenai sesuatu yang lain. Pemuda ini yang tahu malah tidak memberitahuku apa-apa… Ya, aku berbicara kepadamu, Yohanes Zebedeus. Begitukah caramu menghormati seniormu? Kau menyimpan semuanya untuk dirimu sendiri dan kau membiarkanku tetap menjadi seorang pengikut yang bodoh. Bukankah aku sudah bodoh dari diriku sendiri?" Mereka semua tertawa mendengar kedongkolan hati Petrus. Tapi ia berbicara kepada Gurunya: "Mereka tertawa. Tapi, aku benar," dan ia lalu berkata kepada Bartolomeus, Filipus, Matius, Tomas, Yakobus dan Andreas: "Ayo, kalian katakan kepada mereka juga, proteslah bersamaku! Kenapa kita tidak tahu apa-apa?"

"Sesungguhnya… Di manakah kau ketika Yunus di ambang ajal? Dan ketika kita di Libanon?"

"Kau benar. Tapi dalam perkara Yunus, aku pikir itu adalah igauan seorang yang di ambang ajal, setidaknya aku pikir begitu, dan di Libanon… aku letih dan mengantuk. Maafkan aku, Guru, tapi itulah kenyataannya."

"Dan itu akan menjadi kenyataan bagi banyak orang! Dunia mereka yang sudah dievangelisasi akan kerap menjawab kepada Pengadilan abadi, guna membenarkan keacuhan mereka kendati ajaran para rasul-Ku, seperti apa yang kau katakan: 'Aku pikir itu adalah igauan… aku letih dan mengantuk.' Dan mereka akan sering tidak mengakui kebenaran sebab mereka menyalahartikannya sebagai igauan, dan mereka tidak ingat akan kebenaran sebab mereka letih dan mengantuk sebagai akibat dari asyik dalam terlalu banyak perkara yang sia-sia, yang sementara dan bahkan yang penuh dosa. Satu hal saja yang perlu: mengenal Allah."

"Baiklah, sekarang sesudah Engkau mengatakan kepada kami apa yang pantas bagi kami, ceritakanlah kepada kami apa yang terjadi… Ceritakan kepada Petrus-mu. Maka aku akan menceritakannya kepada orang-orang. Jika tidak, sudah aku katakan kepada-Mu, apakah yang dapat aku katakan kepada mereka? Aku tidak tahu apa-apa mengenai masa lalu, aku sama sekali tidak pandai menjelaskan nubuat-nubuat dan Kitab, masa mendatang… oh! malangnya aku! Jadi, apakah yang harus aku evangelisasikan?"

"Ya, Guru. Biarkan kami tahu juga… Kami tahu bahwa Engkau adalah Mesias dan kami percaya itu. Tapi, setidaknya sejauh menyangkut aku, aku merasa sulit untuk mengakui bahwa sesuatu yang baik dapat datang dari Nazaret… Mengapakah Engkau tidak segera memperkenalkanku dengan masa lalu-Mu?" tanya Bartolomeus.

"Untuk menguji imanmu dan kecemerlangan rohmu. Tapi sekarang Aku akan berbicara kepada kalian, atau tepatnya, kami akan berbicara kepada kalian mengenai masa lalu-Ku. Aku akan menceritakan kepada kalian apa yang bahkan tidak diketahui para gembala, dan mereka akan menceritakan kepada kalian apa yang mereka lihat. Dan kalian akan tahu mengenai asal Kristus. Dengarkanlah:

Ketika saat Rahmat telah tiba, Allah mempersiapkan Perawan-Nya. Kalian pasti akan mengerti bahwa Allah tidak dapat tinggal di mana Setan telah menempatkan suatu tanda yang tak terhapuskan. Yang Kuasa, oleh karenanya, mengambil tindakan guna mempersiapkan tabernakel-Nya yang tak bernoda di masa mendatang. Dan Ia, Yang tanpa noda, dikandung oleh dua orang benar, dalam usia tua mereka, bertentangan dengan hukum prokreasi pada umumnya. Siapakah gerangan yang membawa jiwa itu ke dalam daging embrionik yang menghidupkan kembali rahim tua nenek-Ku, Anna anak Harun? Lewi, kau melihat sang Malaikat Agung dari segala pemakluman. Kau dapat katakan: adalah ia. Sebab Kekuatan Allah (1) adalah selalu sang malaikat agung jaya pembawa kabar sukacita kepada orang-orang kudus dan para nabi, ia adalah laskar tak terkalahkan yang meremukkan bahkan kuasa dahsyat Setan seolah hanyalah batang lumut yang layu, ia adalah roh inteligen yang dengan inteligensi cerdas dan cemerlang menangkis jerat roh inteligen lain yang jahat, dan dengan demikian melaksanakan perintah Allah dengan segera.

Sang Pemaklum, yang telah akrab dengan cara-cara dunia sementara ia turun untuk berbicara kepada para Nabi, dengan suatu seruan sukacita mengambil dari Api ilahi percikan yang adalah jiwa dari Sang Perawan Selamanya dan mendekapnya dalam lingkaran api malaikat dari kasih rohaninya, membawanya turun ke bumi, ke dalam sebuah rumah, ke dalam sebuah rahim. Dan dunia, sejak dari saat itu, memiliki Perawan Yang Menyembah; dan Allah, sejak dari saat itu, dapat melihat ke suatu titik di bumi tanpa merasa jijik. Dan suatu makhluk mungil dilahirkan: Kanak-kanak Yang Dikasihi oleh Allah dan para malaikat, Kanak-kanak Yang Dikonsekrasikan Bagi Allah, Putri yang dikasihi dengan saleh oleh orangtua-Nya. 'Dan Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kawanannya kepada Allah.' Oh! Sungguh kakek-nenek dari Habel abadi mempersembahkan kepada Allah buah pertama dari harta pusaka mereka, mereka mempersembahkan kepada-Nya segala harta mereka, dan mereka wafat sebab mereka telah mempersembahkan semuanya kembali kepada-Nya, Yang telah memberikannya kepada mereka!

BundaKu adalah Perawan dari Bait Allah dari usia-Nya yang ketiga hingga kelimabelas tahun dan Ia mempercepat kedatangan Kristus dengan kuasa kasih-Nya. Seorang perawan sebelum dikandung, seorang perawan dalam kegelapan sebuah rahim, seorang perawan dalam rengekan-Nya, seorang perawan dalam langkah-langkah pertama-Nya, sang Perawan itu dari Allah dan dari Allah saja, dan Ia [= Maria] memaklumkan hak-Nya, yang melampaui dektrit Hukum Israel, dan memperoleh persetujuan dari pasangan yang diberikan kepada-Nya oleh Allah, untuk tetap tak bercela sesudah perkawinan.   

Yosef dari Nazaret adalah seorang benar. Lily dari Allah hanya dapat diberikan kepadanya, dan dia satu-satunya yang akan mendapatkannya. Dan, sebagai malaikat baik dalam tubuhnya maupun jiwanya, ia mengasihi sebagaimana para malaikat Allah mengasihi. Kedalaman kasih yang kuat itu, yang menikmati segala kebahagiaan hidup perkawinan, tanpa melampaui batas api surgawi di mana Tabut Allah berada, hanya akan dapat dipahami oleh sedikit orang saja di bumi. Itu adalah bukti dari apa yang dapat dilakukan seorang benar, hanya jika ia menghendakinya, sebab juga jiwa, bahkan meski terluka oleh dosa asal, memiliki kekuatan dahsyat untuk naik, untuk ingat dan untuk kembali ke martabatnya sebagai Anak Allah, dan itu bekerja dalam suatu cara yang ilahi demi Bapa.

Maria masih berada di rumah-Nya, menanti untuk dinikahkan dengan pasangan-Nya, ketika Gabriel, malaikat dari pemakluman ilahi, datang kembali ke bumi dan meminta sang Perawan untuk menjadi seorang Bunda. Gabriel telah menjanjikan sang Perintis Jalan kepada Zakharia, yang tidak mempercayainya. Tapi sang Perawan percaya bahwa hal itu dapat terjadi oleh kehendak Allah, dan luhur mulia dalam ketidaktahuan-Nya, Ia hanya bertanya: 'Bagaimanakah itu dapat terjadi?' Dan Malaikat menjawab kepada-Nya: 'Engkau Penuh Rahmat, Maria. Janganlah takut, sebab Engkau telah memenangkan perkenanan Allah juga sehubungan dengan keperawanan-Mu. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putra dan Engkau akan menamai-Nya Yesus, sebab Ia adalah sang Juruselamat yang dijanjikan kepada Yakub dan kepada segenap Patriark dan Nabi Israel. Ia akan menjadi Putra agung dan sejati dari Yang Mahatinggi sebab Ia akan dikandung oleh kuasa Roh Kudus. BapaNya akan memberi-Nya tahta Daud, seperti dinubuatkan, dan Ia akan memerintah atas rumah Yakub untuk Pemerintahan-Nya yang sejati yang tidak akan berakhir. Sekarang Bapa, Putra dan Roh Kudus sedang menantikan ketaatan-Mu untuk menggenapi janji. Perintis Jalan Kristus sudah ada dalam rahim Elisabet, sepupu-Mu, dan jika Engkau setuju, Roh Kudus akan turun atas-Mu, dan dengan demikian Kanak-kanak yang dilahirkan oleh-Mu akan menjadi kudus dan akan menyandang nama sejati-Nya sebagai Putra Allah.'

Maria lalu menjawab: 'Aku adalah Hamba Allah. Terjadilah pada-Ku seturut perkataan-Nya.' Dan Roh Allah turun atas MempelaiNya dan dalam pelukan pertama Ia menganugerahkan atas Maria terang-Nya, yang secara luar biasa menyempurnakan keutamaan-keutaman-Nya: keheningan, kerendahan hati, kebijaksanaan dan cinta kasih, yang penuh dalam Diri-Nya, dan Ia satu dengan Kebijaksanaan dan tak lagi dapat terpisahkan dari Cinta Kasih, dan Yang Taat dan Murni tenggelam dalam samudera Ketaatan, yang adalah Aku, dan Ia mengenal sukacita menjadi seorang Bunda, tanpa kekhawatiran akan disentuh. Ia adalah salju yang menjadi sekuntum bunga dan mempersembahkan Diri-Nya kepada Allah…"

"Dan suami-Nya?" tanya Petrus tercengang.

"Meterai Allah mengatupkan bibir Maria. Dan Yosef menyadari perbuatan ajaib ini hanya ketika Maria telah kembali dari rumah sanaknya, Zakharia, dan tampak sebagai seorang ibu di mata pasangan-Nya."

"Dan apakah yang ia lakukan?"

"Ia menderita… dan Maria menderita."

"Andai itu aku…"

"Yosef adalah seorang kudus, Simon anak Yohanes. Allah tahu di mana harus menempatkan anugerah-Nya… Ia menderita hebat dan ia memutuskan untuk meninggalkan-Nya, dengan membebankan ke atas dirinya sendiri reputasi sebagai seorang laki-laki yang tidak adil. Akan tetapi, Malaikat turun dan berkata kepadanya: 'Janganlah takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang dikandung-Nya adalah Putra Allah dan Ia adalah Bunda oleh kuasa Allah. Dan ketika sang Putra dilahirkan, engkau akan menamai-Nya Yesus, sebab Ia adalah sang Juruselamat.'"

"Apakah Yosef seorang terpelajar?" tanya Bartolomeus.

"Layaknya seorang keturunan Daud."

"Maka ia akan segera menerima pencerahan dengan mengingat Nabi: 'Di sini, seorang perawan akan mengandung'…"

"Ya, dia memang menerimanya. Dan sukacita menyusul pencobaan…"

"Andai itu aku," kembali Petrus berkomentar, "maka itu tidak akan terjadi, sebab sebelum itu aku akan… Oh! Ya Allah, sungguh betapa baiknya itu bukan aku! Aku pasti akan mematahkan-Nya seperti tangkai bunga tanpa memberi-Nya kesempatan untuk berbicara. Dan sesudahnya, jika aku bukan seorang pembunuh, aku akan takut kepada-Nya… Takut akan Tabernakel, yang telah dimiliki Israel selama berabad-abad…"

"Juga Musa takut akan Allah, dan meski begitu ia ditolong dan tinggal bersama-Nya di atas gunung… Jadi Yosef pergi ke rumah pasangan-Nya yang kudus dan memastikan terpenuhinya segala kebutuhan sang Perawan dan sang Kanak-kanak yang Belum Dilahirkan. Dan ketika tiba saat pemakluman maklumat kepada semua orang, ia pergi bersama Maria ke tanah kelahiran leluhurnya, dan Bethlehem menolak mereka sebab hati manusia tertutup terhadap cinta kasih. Sekarang, kau lanjutkan."

"Menjelang sore aku bertemu dengan seorang perempuan muda yang tersenyum, yang menunggang seekor keledai kecil. Ada seorang laki-laki bersama-Nya. Si lelaki meminta sedikit susu dan informasi. Aku katakan kepadanya apa yang aku tahu… Malam pun tiba… dan suatu terang benderang… dan kami keluar… dan Lewi melihat seorang malaikat dekat kandang kecil. Dan Malaikat berkata: 'Juruselamat telah dilahirkan.' Waktu itu tengah malam. Dan langit penuh bintang. Tapi terang mereka pudar dalam terang sang Malaikat dan ribuan serta ribuan malaikat… (Elia masih mencucurkan airmata saat mengenangnya.) Dan sang Malaikat berkara kepada kami: 'Pergi dan sembahlah Dia. Ia ada dalam sebuah kandang kecil, dalam sebuah palungan, di antara dua ekor hewan… Kalian akan mendapati seorang Bayi mungil dibungkus dalam kain bedung sederhana…' Oh! Betapa cemerlangnya sang Malaikat saat ia mengucapkan kata-kata ini!... Ingatkah kau, Lewi, bagaimana sayap-sayapnya memancarkan api ketika, sesudah membungkuk dalam menyebutkan Juruselamat, ia berkata: '… Siapakah Kristus Tuhan?'"

"Oh! Aku ingat! Dan suara ribuan malaikat? Oh!... 'Kemuliaan bagi Allah di Surga Mahatinggi dan damai di bumi bagi manusia yang berkehendak baik!' Musik itu masih di sini, dalam diriku, dan membawaku ke Surga setiap kali aku mendengarnya," dan Lewi mengangkat wajah ekstatiknya yang berkilau airmata.

"Dan kami pun pergi," kata Ishak. "Dengan membawa barang-barang bawaan bagai hewan-hewan beban, sebahagia seperti ketika kami pergi ke sebuah perkawinan, dan lalu… kami tak mampu berbuat apa-apa ketika kami mendengar suara-Mu yang lemah dan suara BundaMu, dan kami mendorong Lewi, si kanak-kanak, maju supaya dia dapat melihat. Kami merasa seperti orang-orang kusta dekat kemurnian yang begitu rupa… Dan Lewi mendengarkan dan dia tersenyum sambil menitikkan airmata dan dia mengulangi bagi kami apa yang dia dengar, dengan suara yang seperti suara anak domba, hingga domba Ishak mengembik. Dan Yosef pun pergi menuju pintu dan mengijinkan kami masuk… Oh! Betapa mungil dan eloknya Engkau! Sekuntum mawar di atas jerami yang kasar… dan Engkau menangis… Lalu Engkau tersenyum sebab hangatnya kulit domba yang kami berikan kepada-Mu dan susu dengan mana kami menyusui Engkau… santapan pertama-Mu… Oh!... dan lalu… dan lalu kami mencium-Mu… Engkau harum bak almond dan melati… dan kami tak sanggup meninggalkan-Mu…"

"Sesungguhnya, kalian tidak pernah meninggalkan-Ku."

"Benar," kata Yonatan. "Wajah-Mu, suara-Mu dan senyum-Mu tinggal dalam diri kami… Dan Engkau tumbuh besar… semakin elok… dunia orang-orang baik datang untuk bersuka dalam Engkau… dan dunia orang-orang jahat tidak melihat Engkau… Anna… langkah-langkah pertama-Mu… Tiga orang Bijak… Bintang."

"Oh! Betapa terang, malam itu! Dunia seolah menyala dengan ribuan lampu. Malahan, pada malam kelahiran-Mu itu, terangnya kemilau dan tetap. Sekarang mereka adalah bintang-bintang yang menari, lalu adalah bintang-bintang yang menyembah. Dan dari puncak sebuah bukit kami melihat caravan itu lewat dan kami mengikutinya untuk melihat apakah caravan itu akan berhenti… Dan keesokan harinya seluruh Betlehem melihat adorasi Ketiga Orang Bijak. Dan lalu… Oh! Jangan biarkan kami menyebutkan horor itu! Janganlah kita membicarakannya!..." wajah Elia berubah pucat saat mengenangnya.

"Ya, jangan ceritakan. Kesunyian atas kedengkian…"

"Duka kami yang terhebat adalah kami tak lagi memiliki Engkau dan kami tidak tahu menahu mengenai Engkau. Bahkan Zakharia pun tidak tahu. Harapan terakhir kami… Dan tak ada apa-apa lagi."    

"Mengapakah, Tuhan, Engkau tidak menghibur hamba-hamba-Mu?"

"Kau bertanya mengapa, Filipus? Sebab bijaksana berbuat demikian. Kau dapat lihat bahwa juga Zakharia, yang pembentukan rohaninya sempurna sesudah saat itu, tak hendak menyingkapkan selubung. Zakharia…"

"Tapi Engkau katakan kepada kami bahwa dia yang mengurus para gembala. Jadi, mengapakah ia tidak memberitahu mereka terlebih dahulu, dan lalu Engkau, bahwa kalian saling mencari satu sama lain?"

"Zakharia adalah seorang benar, yang sepenuhnya manusia. Ia menjadi kurang manusiawi dan menjadi lebih benar selama sembilan bulan masa kebisuan, ia memperbaiki diri dalam bulan-bulan sesudah kelahiran Yohanes, tetapi ia menjadi roh benar ketika Allah membuktikan kesombongan manusiawinya. Sebelumnya ia berkata: 'Aku, seorang imam Allah, mengatakan bahwa Juruselamat harus tinggal di Betlehem' dan Allah telah menunjukkan kepadanya bahwa pertimbangan manusia, bahkan meski pertimbangan seorang imam, adalah pertimbangan yang lemah, jika tidak diterangi oleh Allah. Ngeri oleh pemikiran: 'Aku bisa menyebabkan Yesus dibunuh karena perkataanku' Zakharia menjadi orang benar, yang sekarang beristirahat menantikan Firdaus. Dan kebenaran mengajarkan kepadanya kebijaksanaan dan cinta kasih. Cinta kasih sehubungan dengan para gembala, kebijaksanaan sehubungan dengan dunia, bagi siapa Kristus hendaknya tidak dikenal. Ketika, dalam perjalanan kembali kami ke tanah air, kami mengarahkan langkah-langkah kami menuju Nazaret, dengan kebijaksanaan yang sama yang sekarang membimbing Zakharia, kami menghindari Hebron dan Betlehem, dan dengan menyisir pantai kami kembali ke Galilea. Bahkan sesudah Aku tumbuh besar, tidaklah mungkin bertemu dengan Zakharia, yang telah pergi sehari sebelumnya bersama putranya untuk upacara yang sama.

Allah mengawasi, Allah menguji, Allah menyelenggarakan, Allah menyempurnakan. Memiliki Allah menyiratkan pengendalian diri, bukan hanya sukacita. Dan bapa-Ku oleh kasih dan BundaKu oleh jiwa-Ku dan daging menderita akibat pengendalian diri. Mereka dilarang juga untuk melakukan apa yang sah, agar supaya misteri dapat melingkupi Kanak-kanak Mesias dengan suatu selubung. Dan itu hendaknya menjelaskan kepada banyak orang, yang tidak memahaminya, kedua alasan ganda mengenai kekhawatiran ketika Aku hilang selama tiga hari. Kasih seorang Bunda, kasih seorang bapa kepada Kanak-kanak yang hilang; ketakutan para pelindung Mesias Yang mungkin akan tersingkap sebelum saatnya; teror perasaan tidak melindungi dengan baik Kesehatan dunia dan karunia besar Allah. Itulah alasan dari seruan tak lazim: 'Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihatlah bapa-Mu dan Aku dengan cemas mencari Engkau!' Bapa-Mu, BundaMu… Suatu selubung ditempatkan di atas semarak Inkarnasi Ilahi. Dan jawaban yang meneguhkan: 'Mengapakah kalian mencari Aku? Tidak tahukah kalian bahwa Aku harus sibuk dengan perkara BapaKu?' Suatu jawaban yang diterima oleh Yang Penuh Rahmat dan dipahami apa maknanya. Yakni: 'Janganlah takut. Aku ini masih kecil, seorang Kanak-kanak. Tapi jika Aku tumbuh besar, seturut kodrat manusia-Ku, dalam postur, kebijaksanaan dan rahmat di mata manusia, Aku adalah Yang Sempurna sebab Aku adalah Putra Bapa dan dengan begitu Aku tahu bagaimana bertindak sempurna, melayani Bapa dengan menjadikan terang-Nya bersinar, melayani Allah dengan menjaga diri sebagai sang Juruselamat.' Dan itulah apa yang telah Aku lakukan hingga setahun yang lalu.

Saatnya sekarang telah tiba. Selubung telah disingkapkan. Dan Putra Yosef menampilkan Dirinya dalam kodrat-Nya yang sebenarnya: Mesias Kabar Gembira, Juruselamat, Penebus, dan Raja abad mendatang."         

"Dan Engkau tidak pernah bertemu Yohanes lagi?"

"Hanya di Yordan, Yohanes-Ku terkasih, ketika Aku ingin dibaptis."

"Jadi Engkau tidak tahu bahwa Zakharia sudah menolong para gembala?"

"Sudah Aku katakan kepadamu: sesudah pertumpahan darah kanak-kanak tak berdosa, orang-orang benar menjadi orang-orang kudus, dan manusia menjadi orang-orang benar. Hanya iblis tetap sebagaimana adanya. Zakharia belajar untuk menguduskan dirinya melalui kerendahan hati, cinta kasih, kebijaksanaan, keheningan."

"Aku ingin mengingat semua ini. Tapi mampukah aku?" tanya Petrus.

"Jangan khawatir, Petrus. Esok hari aku akan meminta para gembala untuk mengulangi lagi semuanya kepada-Ku, dengan tenang, di kebun buah-buahan. Satu kali, dua kali, tiga kali, jika perlu. Ingatanku bagus, aku mengasahnya di bangku cukai dan aku akan mengingatnya untuk semua orang. Apabila kau menghendakinya, aku akan dapat mengulang semuanya untukmu. Aku bahkan tidak membuat catatan di Kapernaum, dan meski begitu…"

"Oh! Kau tidak pernah salah barang sepeser pun!... Aku ingat… Bagus! Aku akan mengampuni masa lalumu, sepenuh hati, jika kau mengingat kisah ini… dan jika kau mengulanginya untukku sesering mungkin. Aku ingin kisah ini merasuki hatiku, seperti mereka, seperti Yunus… Oh! mati dengan mengucapkan Nama-Nya!..."

Yesus menatap Petrus dan tersenyum. Ia lalu bangkit dan mengecup rambut abu-abunya.

"Mengapa menciumku, Guru?"

"Sebab kau mengucapkan suatu nubuat. Kau akan mati dengan mengucapkan Nama-Ku. Aku mencium Roh yang berbicara dalam dirimu."

Kemudian Yesus menyanyikan sebuah madah dengan suara lantang dan semua, dengan berdiri, menggabungkan diri: "Bangkitlah dan berkatilah Tuhan Allah-mu, dari selamanya untuk selamanya. Terpujilah Nama-Nya yang kudus mulia dengan segala pujian dan berkat. Engkau-lah satu-satunya Tuhan. Engkau yang menjadikan Langit, dan Surga di Langit dengan segala semaraknya, bumi dan segala isinya dst. (ini adalah madah yang dinyanyikan oleh kaum Lewi pada Pesta Pentahiran Rakyat, Kitab II Ezra, Bab IX)" dan semuanya pun berakhir dengan madah panjang itu. Aku tidak tahu apakah itu bagian dari ritus kuno atau apakah Yesus mendaraskannya dari Diri-Nya Sendiri.    

(1)  Demikianlah, pada dasarnya, makna etimologi dari nama "Gabriel".  

                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 2                     Daftar Istilah                      Halaman Utama