385. MENUJU TEPI BARAT SUNGAI YORDAN.
17 Februari 1946
Yesus sekali lagi sedang dalam perjalanan. Menghadap ke selatan Dia berjalan menyusuri sungai yang berkelok-kelok, mencari seseorang yang dapat menghantar-Nya ke seberang dengan perahu. Para rasul-Nya ada di sekeliling-Nya, sedang membicarakan kejadian-kejadian beberapa hari yang mereka lewatkan di dusun Salomo dan di rumahnya. Dari apa yang aku simpulkan, mereka tetap tinggal di sana sampai berita tentang keberadaan Yesus di sana tersebar ke daerah-daerah sekitar yang tidak bersahabat, dan ketika itu terjadi, mereka pergi, dengan mempercayakan kepada Ananias tua, yang sekarang tenang sebab sudah tidak lagi dalam kemiskinan yang papa, pemeliharaan rumah, yang baru saja tertata rapi kembali.
"Mari kita berharap agar suasana hati orang-orang di sini bisa bertahan lama," kata Bartolomeus.
"Jika kita sering kembali ke sini, seperti yang dikatakan Guru, kita dapat menjaga agar mereka tetap memiliki kerangka pikiran yang sama," Yudas Alfeus menanggapi.
"Dia menangis, jiwa tua yang malang! Dia menyayangi kita..." kata Andreas, yang juga sangat tersentuh hatinya.
"Dan aku suka perkataannya yang terakhir. Dia berbicara sebagai seorang bijak, bukan begitu Guru?" kata Yakobus Zebedeus.
"Dia berbicara sebagai seorang kudus, menurutku!" timpal Tomas.
"Ya. Dan Aku akan mengingat keinginannya," jawab Yesus.
"Apa tepatnya yang dia katakan? Waktu itu aku pergi bersama Yohanes untuk memberitahu ibu Mikhael agar ingat untuk melakukan apa yang telah dikatakan Guru kepadanya, jadi aku tidak tahu," kata Iskariot.
"Dia mengatakan, 'Tuhan, jika Engkau kebetulan melewati desa tempat menantu perempuanku, katakan kepadanya bahwa aku tidak menaruh dendam padanya dan aku sekarang bahagia karena aku tidak lagi terlantar, sebab dengan demikian penghakiman Allah tidak akan terlalu keras atasnya. Katakan padanya untuk membesarkan cucu-cucuku dalam iman kepada Mesias, supaya aku dapat memiliki mereka bersamaku di Surga, dan segera sesudah aku berada dalam damai Allah, aku akan berdoa untuk mereka dan untuk kesehatan mereka.' Dan Aku akan mengatakannya padanya. Aku akan mencari perempuan itu dan mengatakannya padanya karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Yesus.
"Tidak ada satu pun kata celaan! Sebaliknya dia berbahagia karena dosa perempuan itu tidak akan lagi begitu berat, sebab dia tidak mati kelaparan atau terlantar. Dia sungguh mengagumkan!" komentar Yakobus Alfeus.
"Tapi apakah kesalahan menantu ini akan benar-benar berkurang di mata Allah? Itulah yang ingin aku ketahui!" kata Yudas Alfeus.
Pendapat-pendapat saling bertentangan. Matius bertanya kepada Yesus, "Bagaimana pendapatmu, Guru? Akankah situasinya tetap seperti sebelumnya atau akan berubah?"
"Akan berubah..."
"Lihat... aku benar!" seru Tomas penuh kemenangan.
Namun Yesus memberi isyarat kepada mereka untuk membiarkan-Nya berbicara dan Dia berkata, "Ini akan berubah bagi si bapa tua, juga di Surga sebagaimana hal itu berubah di bumi karena kebaikannya yang murah hati. Tapi ini tidak akan berubah bagi si perempuan. Dosanya akan selalu berteriak di mata Tuhan. Hanya jika dia bertobat, penghakiman keras-Nya bisa berubah. Dan Aku akan memberitahu perempuan itu."
"Di mana dia tinggal?"
"Di Masada, bersama saudara-saudaranya."
"Dan apakah Engkau ingin pergi sejauh itu?"
"Tempat-tempat itu juga harus diinjili..."
"Dan bagaimana dengan Keriot?"
"Kita akan kembali ke Keriot dari Masada, dan kita akan pergi ke Yuta, Hebron, Bet-Zur, Bether, dan kita akan kembali ke Yerusalem untuk merayakan Pentakosta."
"Masada adalah salah satu tempat Herodes..."
"Apa masalahnya? Itu adalah sebuah benteng. Tapi dia tidak berada di sana. Dan bahkan andai dia di sana!... Keberadaan seseorang tidak akan menghalangi-Ku untuk menjadi Sang Juruselamat."
"Di mana kita akan menyeberangi sungai?"
"Dekat Gilgal. Dari sana kita akan menyusuri pantai dengan mengikuti pegunungan. Malam hari udara sejuk dan bulan baru Civ bersinar cemerlang di langit yang tenang."
"Jika kita melewati tempat-tempat itu, kenapa kita tidak pergi ke gunung tempat Engkau berpuasa? Adalah baik jika semua orang mengenalnya," kata Matius.
"Kita akan pergi ke sana juga. Tapi, itu ada perahu. Negosiasikan harganya supaya kita bisa menyeberang ke sisi yang lain."
|
|