370. KAMIS SEBELUM PASKAH.
SORE HARI.
27 Januari 1946
Para pengikut Yesus tentu saja tidak menonjol karena keberaniannya! Berita yang dibawa Yudas memiliki efek yang sama seperti penampakan seekor elang di atas tempat pengirikan yang penuh dengan anak-anak ayam atau sama seperti kedatangan seekor serigala di tepi tebing dekat kawanan domba! Wajah sebagian besar dari mereka, terutama yang laki-laki, menunjukkan tanda-tanda ketakutan atau setidaknya kecemasan. Aku pikir banyak dari mereka mendapat kesan bahwa sebilah pedang atau sebuah cambuk sudah ditekankan pada kulit mereka atau bahwa mereka akan dilemparkan ke dalam ruang tahanan bawah tanah untuk menunggu persidangan dan bahwa itu mungkin merupakan hukuman paling ringan yang bisa mereka bayangkan. Para perempuan tidak begitu heboh. Lebih dari segalanya, mereka mencemaskan putra atau suami mereka, yang mereka sarankan untuk pergi diam-diam dalam kelompok-kelompok kecil melintasi negeri.
Maria Magdala berontak melawan gelombang ketakutan yang berlebihan macam itu, "Oh! Betapa banyak penakut di Israel! Apakah kamu tidak malu gemetar seperti itu? Aku katakan bahwa di rumahku kamu akan lebih aman daripada di benteng. Jadi, ayo! Dan percaya kata-kataku, aku bisa pastikan bahwa tidak akan ada yang terjadi padamu. Di samping mereka yang disebutkan Yesus, jika ada orang-orang lain yang merasa bahwa mereka akan lebih aman di rumahku, biarlah mereka ikut. Ada cukup tempat tidur untuk seabad. Ayo, tetapkan keputusanmu, daripada pingsan ketakutan! Aku hanya minta Yohana untuk mengirimkan para pelayannya dengan bahan makanan sesudah keberangkatan kita. Karena tidak cukup bahan makanan di rumah untuk semua orang, dan sekarang sudah sore. Makanan yang sehat adalah obat terbaik untuk hati yang lemah." Dia tidak hanya tampil mengesankan dalam gaun putihnya, tetapi matanya yang indah juga ironis dan dia memandang ke bawah pada kelompok yang ketakutan yang berkerumun di aula Yohana.
"Aku akan segera mengirimkannya. Kau bisa pergi, Yonatan akan mengikutimu dengan para pelayan, dan aku akan datang juga, karena aku ingin menikmati kesenangan mengikuti Guru, tanpa takut, aku bisa pastikan padamu itu, sebegitu yakin, hingga aku akan membawa anak-anak bersamaku," kata Yohana. Dia undur diri untuk memberikan instruksi yang diperlukan sementara barisan depan dari pasukan yang ketakutan itu melihat dengan hati-hati ke luar pintu utama, dan ketika mereka melihat bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, mereka berani keluar ke jalan dan berangkat, dengan diikuti oleh yang lain-lainnya.
Kelompok perawan berada di tengah, segera sesudah Yesus, Yang berada di baris pertama. Para perempuan berada di belakang para perawan... dan kemudian mereka yang kurang berani, yang punggungnya dilindungi oleh Maria Lazarus, yang sudah menggabungkan diri dengan para perempuan Romawi, karena mereka memutuskan untuk tidak berpisah dari Guru begitu cepat. Lalu Maria Lazarus berlari mendahului untuk mengatakan sesuatu kepada saudara perempuannya dan ketujuh perempuan Romawi ditinggalkan bersama Sara dan Marcella, yang juga melindunginya atas perintah Maria, juga dengan maksud untuk membiarkan ketujuh perempuan Romawi itu lewat tanpa menarik perhatian.
Yohana tiba dengan cepat dengan menggandeng anak-anak, dan di belakangnya ada Yonatan dan beberapa pelayan yang sarat dengan beban tas-tas dan keranjang-keranjang. Mereka berada di barisan belakang, tetapi tidak ada seorang pun yang memperhatikan kelompok kecil itu, karena jalan-jalan penuh sesak dengan orang-orang yang pulang atau ke kamp mereka dan dalam cahaya temaram wajah-wajah tidak mudah dikenali. Maria Magdala sekarang berada di barisan pertama bersama Yohana, Anastasica dan Eliza, dan dia memimpin para tamu ke rumahnya melalui jalan-jalan kecil yang sempit.
Yonatan berjalan cukup dekat dengan para perempuan Romawi, kepada siapa dia berbicara seolah-olah para perempuan itu adalah pelayan dari murid-murid perempuan terkaya. Claudia memanfaatkan situasi dengan berkata kepadanya, "Sobat, tolong pergi dan panggil murid yang membawa berita itu. Katakan kepadanya untuk datang kemari. Tapi bicaralah kepadanya sedemikian rupa agar tidak menarik perhatian orang-orang lain. Pergilah!" Pakaiannya sederhana, tapi sikapnya tanpa disengaja penuh wibawa, tipikal orang yang biasa memberikan perintah. Yonatan membuka matanya lebar-lebar, mencoba melihat, melalui kerudung perempuan yang menutupi wajah, siapa perempuan yang berbicara kepadanya seperti itu. Tapi dia tidak bisa melihat sorot mata perempuan yang otoritatif itu. Sadar bahwa perempuan yang berbicara kepadanya bukanlah seorang pelayan, dia membungkuk kepadanya sebelum pergi.
Yonatan sampai ke Yudas Keriot yang sedang berbicara penuh semangat kepada Stefanus dan Timoteus, dan dia menarik lengan baju Yudas.
"Apa yang kau inginkan?"
"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."
"Katakanlah."
"Tidak. Ikutlah denganku. Kau diperlukan, untuk sedekah, aku pikir..."
Alasan itu bagus dan diterima dengan damai oleh rekan-rekan Yudas dan dengan antusias oleh Yudas sendiri, yang mundur ke belakang dengan cepat bersama Yonatan.
Dia sekarang berada di barisan belakang. "Perempuan, inilah orang yang kau inginkan," kata Yonatan kepada Claudia.
"Terima kasih sudah melayaniku," jawabnya dengan kerudung yang masih diturunkan. Dia kemudian berbicara kepada Yudas, "Tolong berhenti sebentar dan dengarkan aku."
Yudas, yang mendengar cara bicaranya yang halus dan melihat dua mata indah melalui kerudung tipisnya dan mungkin merasa ada harapan akan petualangan yang hebat, setuju tanpa keberatan.
Kelompok perempuan Romawi berpisah. Plautina dan Valeria tetap bersama Claudia, yang lain-lainnya melanjutkan perjalanan. Claudia melihat sekeliling. Dia melihat jalan kecil yang sepi di mana mereka berhenti, dan dengan tangannya yang indah dia melepaskan kerudungnya, menyingkapkan wajahnya.
Yudas mengenalinya dan sesudah beberapa saat tercengang, dia membungkuk menyalaminya dengan campuran gerakan Yahudi dan perkataan Romawi, "Domina [Lady]!"
"Ya, ini aku. Berdiri dan dengarkanlah. Kau mengasihi Orang Nazaret itu. Kau mengkhawatirkan keselamatan-Nya. Kau benar. Dia seorang saleh dan harus dilindungi. Kami menghormati Dia sebagai seorang benar yang hebat. Orang-orang Yahudi tidak menghormati Dia. Mereka membenci Dia. Aku tahu. Dengarkanlah. Pahami dengan benar apa yang aku katakan, ingatlah baik-baik dan bertindaklah sesuai dengan itu. Aku ingin melindungi Dia. Tidak seperti gadis cabul beberapa saat yang lalu, tapi dengan jujur dan saleh. Ketika kasih dan kearifanmu membuatmu mengerti bahwa ada bahaya bagi Dia, datang atau utuslah orang. Claudia mengatasi Pontius. Claudia akan memperolehkan perlindungan bagi Yang Benar. Apakah itu jelas?"
"Sangat jelas, Domina. Semoga Allah kami melindungimu. Jika memungkinkan, aku akan datang sendiri. Tapi bagaimana aku bisa menghubungimu?"
"Selalu minta pada Albula Domitilla. Itu adalah nama lain yang aku gunakan, tetapi tidak ada yang heran jika dia berbicara kepada orang-orang Yahudi, karena dia menjaga kebebasanku. Mereka akan mengira bahwa kau adalah seorang klien. Apakah itu akan mempermalukanmu?"
"Tidak, Domina. Merupakan suatu kehormatan untuk melayani Guru dan mendapatkan perlindunganmu."
"Ya, aku akan melindungimu. Aku seorang perempuan tetapi aku anggota keluarga Claudi. Aku lebih berkuasa daripada semua penguasa di Israel, karena Romawi ada di belakangku. Sementara itu terimalah ini. Ini adalah persembahan kami untuk orang-orang miskin Kristus. Tapi... Aku ingin tetap berada di antara para murid malam ini. Atur itu untukku dan kamu akan dilindungi oleh Claudia."
Perkataan si bangsawan memiliki efek ajaib pada orang seperti Iskariot. Dia ada di surga ketujuh!... Dia berani bertanya kepadanya, "Tapi akankah kau benar-benar membantu-Nya?"
"Ya. Kerajaan-Nya patut berdiri, sebab itu adalah kerajaan keutamaan. Patut disambut baik, untuk melawan gelombang-gelombang kotor yang menutupi kerajaan-kerajaan saat ini dan membuatku jijik. Romawi memang hebat, tetapi Sang Rabbi jauh lebih hebat daripada Romawi. Kami memiliki elang di panji-panji dan monogram kebanggaan kami. Tetapi Dia akan memiliki Genii dan Nama Kudus-Nya pada-Nya. Romawi dan Bumi akan benar-benar hebat ketika mereka menempatkan Nama itu di panji-panji mereka, dan tanda-Nya akan ada di panji-panji, bait-bait, bangunan-bangunan lengkung, dan tiang-tiang."
Yudas terpesona, gembira luar biasa, serasa di awang-awang. Dia menimang-nimang pundi-pundi yang berat yang diberikan kepadanya, dan melakukannya secara mekanis, dengan mengangguk-angguk setuju sepanjang waktu...
"Sekarang ayo kita pergi dan bergabung dengan mereka. Kita bersekutu, ya kan? Bersekutu untuk melindungi Guru-mu dan Raja dari jiwa-jiwa yang jujur."
Dia memasang kerudungnya kembali dan dengan lincah berlari untuk mengejar kelompok yang di depannya, dengan diikuti oleh perempuan-perempuan lain dan oleh Yudas, yang terengah-engah bukan karena upaya fisiknya tetapi karena apa yang sudah dia dengar. Murid-murid terakhir memasuki bangunan Lazarus ketika mereka tiba. Mereka masuk dengan cepat dan pintu besi yang berat ditutup dengan suara bising gerendel-gerendel yang digeser oleh penjaga rumah.
Satu-satunya lampu, yang dipegang oleh istri penjaga, nyaris tidak bisa menerangi aula persegi putih di rumah Lazarus. Rumah itu jelas tidak dihuni, meskipun terawat rapi. Maria dan Marta membawa para tamu masuk ke sebuah ruangan besar, yang pastinya digunakan untuk perjamuan, yang dindingnya diselimuti dengan kain-kain mahal dengan hiasan arabesque, sementara lampu-lampu gantung dinyalakan dan lampu-lampu diletakkan di samping, di atas peti-peti berharga yang ditempatkan di sekeliling dinding, atau di meja-meja, yang berada di satu sisi, siap digunakan, tetapi sudah lama tidak digunakan. Maria menginstruksikan supaya meja-meja itu dibawa ke tengah ruangan dan ditata untuk makan malam dengan bahan makanan yang dikeluarkan oleh para pelayan Yohana dari tas-tas dan keranjang-keranjang dan ditempatkan di samping.
Yudas membawa Petrus ke satu sisi dan membisikkan sesuatu di telinganya. Aku melihat Petrus membelalakkan mata dan menggosok-gosok tangannya seolah-olah jari-jarinya terbakar, seraya berseru, "Guntur halilintar! Apa yang kau katakan?"
"Ya, lihat. Bayangkan saja! Kita tidak perlu takut lagi! Tidak ada lagi alasan untuk menjadi begitu tertekan!"
"Tapi itu terlalu banyak! Tapi apa yang dia katakan tadi? Bahwa dia benar-benar akan melindungi kita? Semoga Allah memberkatinya! Tapi yang mana dia?"
"Yang tinggi ramping, mengenakan gaun cokelat tekukur. Dia melihat ke arah kita..." Petrus melihat ke arah perempuan jangkung, yang wajahnya biasa dan serius, dan yang matanya baik tapi berwibawa.
"Dan... bagaimana kau bisa berbicara dengannya? Tidakkah kau merasa..."
"Tidak, tidak sama sekali."
"Tapi kau benci berhubungan dengan mereka! Seperti aku, seperti semua orang..."
"Ya, tapi aku mengatasi perasaan itu demi Guru. Seperti aku mengatasi keinginanku saat berpisah di jalan masing-masing dengan teman-teman lamaku di Bait Allah... Oh! Semuanya demi Guru! Ibuku dan kamu semua berpikir bahwa aku berperangai buruk. Baru-baru ini kau menyalahkanku karena teman-temanku bergaul. Tetapi jika aku tidak memupuk persahabatan dengan mereka, yang sangat menyakitkan bagiku, aku tidak akan tahu banyak hal. Tidak ada gunanya menutup mata atau menulikan telinga supaya dunia tidak masuk ke dalam kita melalui mata atau telinga kita. Ketika seseorang berada dalam aktivitas seperti kita, mata dan telinga harus sama sekali terbuka dan waspada. Kita harus menjaga Dia, kekayaan-Nya, misi-Nya, dan fondasi kerajaan yang terberkati ini…"
Banyak dari para rasul dan sebagian murid yang sudah mendekati mereka dan mendengarkan, mengangguk setuju. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang bisa mengatakan bahwa Yudas salah dalam apa yang dia katakan!
Petrus, dengan jujur dan rendah hati, mengakuinya dan mengatakan, "Kau sungguh benar! Maafkan aku sudah mencelamu. Kau lebih berharga daripadaku dan kau tahu apa yang harus dilakukan. Oh! Ayolah kita pergi dan memberitahu Guru, BundaNya dan ibumu! Dia sangat khawatir!"
"Karena lidah-lidah jahat sudah mengisyaratkan... Tapi diamlah untuk sementara ini. Nanti... Lihat? Mereka duduk di meja dan Guru memberi kita isyarat untuk pergi..."
... Makan malam yang cepat. Juga para perempuan Romawi duduk di meja para perempuan dan berbaur dengan mereka, sehingga Claudia berada di antara Porphirea dan Dorkas. Mereka makan apa yang disajikan di depan mereka dalam diam. Mereka bertukar senyum misterius dan anggukan penuh arti dengan Yohana dan Maria Magdala. Mereka terlihat seperti anak-anak sekolah yang sedang berlibur.
Ketika makan malam selesai, Yesus meminta mereka membentuk persegi empat dengan tempat duduk mereka dan duduk mendengarkan-Nya. Dia menempatkan diri di tengah dan mulai berbicara di tengah wajah-wajah yang penuh perhatian, hanya mata mungil bayi Dorkas yang tak berdosa, yang terlelap di pangkuan ibunya, yang tertutup; sementara mata Maria, yang duduk di atas lutut Yohana, dan mata Matias, yang duduk di lutut Yonatan, menjadi berat karena kantuk.
"O para murid yang berkumpul di sini dalam Nama Tuhan, atau tertarik kemari oleh kerinduan akan Kebenaran, kerinduan yang tetap saja berasal dari Allah, Yang menghendaki terang dan kebenaran ada di semua hati, dengarkanlah.
Malam ini kita sudah diperkenankan berkumpul bersama, dan ini dikarenakan orang-orang jahat yang ingin kita tercerai-berai. Sebab keterbatasannya, manusia tidak bisa tahu betapa dalam dan luasnya persatuan ini, fajar sejati dari persatuan-persatuan di masa mendatang yang akan terjadi ketika Sang Guru tidak lagi ada di antaramu dalam tubuh-Nya, tetapi akan bersamamu dengan roh-Nya. Saat itulah kamu akan tahu bagaimana mengasihi, dan bagaimana mengamalkan doktrin-Ku. Untuk sementara ini kamu seperti bayi yang menyusu. Saat itu kamu akan menjadi seperti orang dewasa dan akan bisa menyantap semua jenis makanan tanpa membahayakanmu. Dan saat itu kamu akan bisa berkata, seperti Aku sekarang berkata, 'Datanglah kepada-Ku, kamu semua, karena kita semua adalah saudara dan karena Dia telah mengorbankan diri-Nya bagi kita semua.'
Ada terlalu banyak prasangka di Israel! Dan itu seperti anak-anak panah yang melukai cinta kasih. Aku berbicara secara terbuka kepadamu, para pengikut setia, karena tidak ada pengkhianat di antaramu atau orang-orang yang membahayakan, yang memisahkan atau membawa pada kesalahpahaman, kedegilan dan kebencian terhadap Aku, Yang menunjukkan kepadamu jalan-jalan dari masa mendatang. Aku tidak bisa berbicara dengan cara lain. Dan mulai sekarang Aku akan berbicara lebih sedikit, sebab Aku melihat bahwa perkataan tidak berguna atau hampir tidak berguna. Kamu sudah cukup mendengar untuk menjadi sepenuhnya kudus dan terpelajar. Tetapi kemajuanmu sedikit, kamu kaum laki-laki khususnya, karena kamu suka sabda-Ku tetapi kamu tidak mengamalkannya. Mulai sekarang, dengan cara yang terlebih mendesak, Aku akan membuatmu melakukan apa yang akan harus kamu lakukan ketika Sang Guru telah kembali ke Surga, darimana Dia datang. Aku akan membuatmu mengamati seperti apa Imam masa mendatang. Daripada perkataan-Ku, kamu harus memperhatikan perbuatan-perbuatan-Ku, mengulanginya, mempelajarinya, menambahkannya ke dalam ajaran-Ku. Dengan demikian, kamu akan menjadi murid yang sempurna.
Apa yang telah Sang Guru lakukan dan apa yang telah Dia buat supaya kamu lakukan dan amalkan hingga hari ini? Cinta kasih dalam beragam cara. Cinta kasih terhadap Allah. Bukan sekedar cinta kasih dari ritual doa vokal. Tetapi cinta kasih yang aktif, yang memperbaharuimu dalam Tuhan, yang merenggutmu dari roh duniawi dan dari bidaah kekafiran, yang bisa ditemukan tidak hanya di kalangan orang kafir, tetapi juga di Israel, dalam banyak praktek adat-istiadat yang sudah menggantikan Agama suci yang sejati, dengan mudah menganggap segala sesuatu berasal dari Allah. Bukan perbuatan yang baik atau yang kelihatannya baik yang harus dipuji manusia, melainkan perbuatan suci yang pantas beroleh pujian dari Allah.
Setiap manusia yang lahir akan mati. Kamu tahu itu. Tapi hidup tidak berakhir dengan kematian. Hidup berlanjut dalam bentuk yang berbeda dan berlangsung untuk selamanya dengan ganjaran bagi mereka yang benar dan hukuman bagi mereka yang jahat. Pengetahuan tentang pengadilan yang definitif janganlah melumpuhkanmu sepanjang hidupmu atau pada saat kematianmu. Itu harus menjadi pacu dan kekang, pacu yang mendorongmu untuk berbuat baik, kekang yang menjauhkanmu dari nafsu jahat. Jadilah kekasih sejati dari Allah yang benar, dengan selalu mengupayakan tujuan untuk menjadi layak mendapatkan Dia di kehidupan mendatang.
Kamu, yang mencintai kemuliaan, kemuliaan apakah yang lebih besar daripada menjadi anak-anak Allah? Dan kamu yang menjauhi penderitaan, adakah kepastian bebas dari penderitaan seperti yang menantikanmu di Surga? Jadilah kudus. Apakah kamu ingin membangun kerajaan di Bumi? Apakah kamu merasa bahwa jerat dipasang untukmu dan apakah kamu takut kamu tidak akan berhasil? Jika kamu berperilaku sebagai orang kudus, kamu akan berhasil. Karena penguasa yang berkuasa atas kita tidak akan bisa menghentikanmu, kendati segala kelompoknya, karena kamu akan meyakinkan kelompok-kelompok itu untuk mengikut doktrin suci-Ku seperti Aku, yang tanpa kekerasan, telah meyakinkan para perempuan Romawi bahwa Kebenaran ada di sini..."
"Tuhan!..." seru para perempuan Romawi mengetahui bahwa kehadiran mereka sudah disingkapkan.
"Ya, perempuan. Dengarkan dan ingatlah. Aku memberitahu para pengikut-Ku yang dari Israel dan Aku memberitahumu, yang bukan dari Israel tetapi yang jiwanya benar, apa ketetapan Kerajaan-Ku.
Tidak ada pemberontakan. Itu tidak berguna. Kita harus menguduskan para penguasa dengan mengilhami mereka dengan kekudusan kita. Ini akan menjadi karya yang panjang tapi membawa hasil. Dengan kelembutan dan kesabaran, tanpa ketergesaan yang bodoh atau penyimpangan manusia, dengan taat ketika ketaatan tidak membahayakan jiwamu sendiri, kamu akan berhasil mengubah para penguasa, yang sekarang memerintah kita dengan cara kafir, menjadi para penguasa Kristiani yang melindungi kita. Lakukan kewajibanmu sebagai warga terhadap para penguasa, seperti kamu melakukan kewajibanmu sebagai orang percaya terhadap Allah. Kamu harus menganggap setiap penguasa sebagai sarana peninggian, bukan penindasan, karena hal itu memberimu kesempatan untuk menguduskannya dan menguduskan dirimu sendiri, melalui teladan dan kegagah-beranian.
Dan karena kamu adalah orang beriman yang setia dan warga negara yang baik, jadilah juga suami dan istri yang baik; jadilah kudus, murni, taat, saling menyayangi satu sama lain, bersatu dalam membesarkan anak-anakmu dalam Tuhan. Bersikaplah kebapakan dan keibuan terhadap para pelayan dan budakmu, karena mereka juga puya tubuh dan jiwa, perasaan dan kasih sayang sepertimu. Jika kematian memisahkanmu dari suamimu atau istrimu, jika mungkin, jangan tergesa-gesa menikah lagi. Kasihilah anak yatim, juga atas nama pasanganmu yang sudah meninggal. Kamu, para hamba, tunduklah pada tuanmu, dan jika mereka bersalah, sucikan mereka melalui teladanmu sendiri. Maka kamu akan beroleh jasa besar di mata Tuhan. Di masa mendatang, dalam Nama-Ku, tidak akan ada lagi hamba dan tuan, tetapi saudara. Tidak akan ada perbedaan ras, tetapi saudara. Tidak akan ada lagi penindas dan tertindas, yang saling membenci satu sama lain, karena mereka yang tertindas akan menyebut penindasnya sebagai saudara.
Dan kamu, yang memiliki iman yang sama, saling mengasihilah satu sama lain, saling membantu satu sama lain, seperti Aku membuatmu melakukannya hari ini. Tetapi jangan membatasi bantuanmu kepada orang-orang miskin, kepada para peziarah, kepada orang-orang sakit dari rasmu sendiri. Bukalah tanganmu untuk semua orang, seperti Sang Kerahiman membuka tangan-Nya untukmu. Biarlah mereka yang mempunyai lebih, membantu mereka yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai sama sekali. Biarlah mereka yang lebih terpelajar mengajar mereka yang tidak tahu atau tahu sedikit, dan biarlah mereka mengajar dengan sabar dan rendah hati, dengan mengingat bahwa kamu benar-benar tidak tahu apa-apa sebelum Aku mengajarimu. Carilah Kebijaksanaan bukan untuk menambah harum namamu, melainkan untuk mendapatkan pertolongan dalam maju di jalan Tuhan.
Biarlah para perempuan yang sudah menikah mengasihi para perawan, dan para perawan mengasihi para perempuan yang sudah menikah, dan keduanya mengasihi para janda. Kamu semua berguna dalam Kerajaan Tuhan. Orang miskin janganlah iri pada orang kaya dan orang kaya janganlah menimbulkan kebencian melalui pameran kekayaan dan kekerasan hati. Rawatlah anak yatim piatu, orang sakit, dan tunawisma. Bukalah hatimu, sebelum kamu membuka dompet dan rumahmu, karena jika kamu memberikan bantuan dengan niat jahat, kamu tidak menghormati tetapi kamu menghina Allah, Yang ada dalam diri setiap orang yang malang.
Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa tidaklah sulit untuk melayani Tuhan. Cukup mengasihi Tuhan yang benar dan sesamamu, siapapun itu. Aku akan hadir setiap kali kamu menyembuhkan luka atau penyakit. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan untuk-Ku di masa mendatang, jika itu baik, akan dilakukan untuk-Ku; jika itu buruk, akan tetap dilakukan untuk-Ku. Apakah kamu mau membuat Aku menderita? Apakah kamu mau kehilangan Kerajaan damai, apakah kamu mau kehilangan kesempatan untuk menjadi anak-anak Allah, hanya karena tidak bersikap baik kepada sesama?
Tidak akan pernah lagi kita semua bersatu seperti sekarang ini. Paskah-paskah akan datang... tetapi tidak akan mungkin bagi kita untuk bersama karena berbagai alasan, pertama karena kewaspadaan yang sebagian suci dan sebagian berlebihan, dan semua yang berlebihan itu salah, sehingga kita harus terpisah; kedua karena Aku tidak akan ada bersamamu di Paskah-paskah mendatang... Tapi ingatlah hari ini. Di masa mendatang kamu harus melakukan, tidak hanya pada saat Paskah, tetapi selalu, apa yang telah Aku buat kamu melakukannya hari ini.
Aku tidak pernah mendustaimu dengan mengatakan bahwa adalah mudah menjadi milik-Ku. Menjadi milik-Ku tidak hanya berarti hidup dalam Terang dan Kebenaran, tetapi juga menyiratkan makan roti konflik dan penganiayaan. Tetapi semakin kuat kamu dalam kasih, semakin kuat kamu dalam pergumulan dan penganiayaan.
Percayalah Kepada-Ku, akan siapa Aku sebenarnya: Yesus Kristus, Juruselamat, Yang Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, Yang kedatangan-Nya berarti damai bagi orang-orang baik, Yang kepemilikan-Nya berarti pengetahuan dan Kepemilikan Allah, karena dia yang memiliki Aku dalam dirinya dan memiliki dirinya dalam Aku, ada dalam Allah, dan memiliki Allah dalam rohnya sekarang, dan akan memiliki Allah kelak dalam Kerajaan surga selamanya.
Hari sudah malam. Besok adalah Hari Persiapan. Pergilah. Sucikan dirimu, bermeditasilah, rayakan Paskah suci.
Dan kamu perempuan-perempuan dari ras yang berbeda, tetapi yang rohnya benar, pergilah. Semoga niat baikmu -yang dengannya kamu digerakkan- menjadi jalan bagimu untuk datang kepada Terang. Atas nama orang-orang miskin, sebab Aku sendiri miskin, Aku memberkatimu untuk amal kasihmu yang murah hati, dan Aku memberkatimu untuk niat baikmu bagi Manusia Yang telah datang untuk membawa kasih dan damai ke Bumi. Pergilah! Dan kau, Yohana, dan siapa pun yang tidak takut jerat, boleh pergi."
Bisik-bisik keheranan merebak dalam pertemuan sementara para perempuan Romawi, yang sekarang berenam karena Egla tinggal bersama Maria Magdala, memasukkan ke dalam sebuah tas perkamen-perkamen lilin yang ditulis oleh Flavia saat Yesus berbicara, dan pergi keluar sesudah bersama-sama mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang. Keheranan itu sebegitu rupa hingga tidak ada seorang pun yang bergerak, terkecuali Yohana, Yonatan, dan para pelayan Yohana, yang menggendong anak-anak yang sudah tertidur dalam dekapan mereka. Namun sesudah suara gemontang dari pintu utama yang ditutup memberitahu mereka yang masih tinggal bahwa para perempuan Romawi sudah pergi, bisik-bisik itu pecah menjadi kegemparan.
"Siapa mereka?"
"Kenapa mereka ada di sini?"
"Apa yang mereka lakukan?"
Dan terutama Yudas yang berteriak, "Tuhan, bagaimana Engkau tahu mengenai persembahan berlimpah yang mereka berikan kepadaku?"
Yesus menenangkan kegemparan dengan satu gerak isyarat dan Dia berkata, "Mereka adalah Claudia dan teman-temannya. Dan sementara perempuan-perempuan lainnya dari kalangan Israel, yang takut akan murka suami mereka, atau memiliki pikiran dan hati yang sama seperti suami mereka, tidak berani menjadi pengikut-Ku, perempuan-perempuan kafir yang dipandang rendah, dengan kearifan suci tahu bagaimana datang untuk belajar Doktrin yang, bahkan meski untuk saat ini diterima dengan cara manusia, masih dapat meninggikan... Dan gadis ini, yang tadinya seorang budak, tetapi dari keturunan Yahudi, adalah bunga yang dipersembahkan oleh Claudia kepada para pengikut Kristus, sebab gadis ini sudah dibebaskan dan dipercayakan kepada iman Kristus. Sehubungan dengan bagaimana Aku tahu mengenai persembahan mereka... Oh! Yudas! Semua orang terkecuali kau yang bisa mengajukan pertanyaan seperti itu kepada-Ku! Kau tahu bahwa Aku melihat ke dalam hati manusia."
"Jadi Engkau tahu bahwa aku berbicara benar ketika aku mengatakan bahwa mereka memasang jerat dan bahwa aku mencengangkan mereka ketika aku pergi untuk membuat... orang-orang yang bersalah berbicara?"
"Itu benar."
"Tolong katakan itu dengan suara lantang, supaya ibuku bisa mendengar... Ibu, aku belum matang, tapi aku bukan bajingan... Ibu, mari kita berdamai. Marilah kita saling mengasihi dan memahami satu sama lain, bersatu dalam melayani Yesus kita."
Dan Yudas pergi dengan rendah hati dan penuh kasih untuk memeluk ibunya, yang berkata, "Ya, nak! Ya, Yudasku. Bagus! Bagus! Jadilah selalu baik, anakku! Demi dirimu sendiri, demi Tuhan! Demi ibumu yang malang!"
Aula sekarang penuh kehebohan dan komentar, dan banyak yang mengatakan bahwa tidaklah bijaksana menerima para perempuan Romawi dan mereka mencela Yesus.
Yudas mendengarnya. Dia meninggalkan ibunya dan bergegas membela Guru-nya. Dia memberitahu mereka mengenai percakapannya dengan Claudia dan mengakhiri, "Bantuannya tidak bisa diabaikan. Kita telah dianiaya bahkan sebelum dia datang di antara kita. Biarkan dia melakukan apa yang dikehendakinya. Dan ingat, adalah lebih baik tidak mengatakan sepatah kata pun kepada siapa pun. Pertimbangkanlah bahwa jika bersahabat dengan orang-orang kafir berbahaya bagi Guru, maka berbahaya juga bagi kita. Bagaimanapun, Mahkamah Agama yang ditahan oleh rasa takut kepada Yesus kalau-kalau mereka mengangkat tangannya melawan Yang Diurapi Allah, tidak akan ragu barang sekejap pun untuk membunuh kita seperti anjing, karena kita adalah orang-orang biasa yang malang. Daripada memasang tampang heboh, ingatlah bahwa hanya beberapa saat yang lalu kamu seperti burung pipit yang ketakutan dan terpujilah Tuhan karena menolong kita melalui cara yang tidak terduga, bahkan meski kamu mungkin berpikir itu tidak sah. Namun, mereka cukup kuat untuk membangun Kerajaan Mesias. Kita akan bisa melakukan apa saja jika Romawi di pihak kita! Oh! Aku tidak lagi takut! Ini hari yang luar biasa! Lebih karena hal ini daripada karena hal lain... Ah! saat Engkau menjadi Kepala kami! Betapa kuasa yang lemah lembut, kuat, dan diberkati! Betapa damai! Betapa keadilan! Kerajaan ramah yang kuat dari Yang Benar! Dan dunia akan perlahan-lahan datang ke sana!... Nubuat akan digenapi! Orang banyak, bangsa-bangsa... dunia akan berada di kaki-Mu! Oh! Guru! Engkau akan menjadi Raja, dan kami akan menjadi para pelayan-Mu... Damai di Bumi, kemuliaan di Surga... Yesus Kristus dari Nazaret, Raja dari keturunan Daud, Mesias dan Juruselamat, aku menyalami-Mu dan menyembah-Mu!" dan Yudas, yang tampaknya tenggelam dalam keterpesonaan, mengakhiri perkataannya dengan prostratio, "Nama-Mu dikenal di Bumi, di Surga dan bahkan di Neraka. Kekuatan-Mu tiada terbatas. Kekuatan manakah yang bisa melawan-Mu, o Anak Domba dan Singa, Imam dan Raja, Kudus tiga kali lipat?" dan dia tetap prostratio di lantai aula, dan semuanya membisu karena takjub.
|
|