353. ROTI DARI SURGA.             


7 Desember 1945  

Penglihatan tentang mukjizat kedua roti diberikan pada tanggal 28 Mei 1944 dan dikte yang relevan harus diletakkan sebelum penglihatan pada tanggal 7 Desember.  




Pantai di Kapernaum penuh sesak dengan orang-orang yang turun dari suatu armada kecil kapal dari berbagai ukuran. Dan mereka yang pertama mendarat menyebar di antara orang banyak mencari sang Guru, atau seorang rasul, atau setidaknya seorang murid. Dan mereka menanyakan kabarnya...

Seorang laki-laki akhirnya menjawab, "Guru? Para rasul? Tidak, mereka tidak di sini. Mereka segera pergi sesudah hari Sabat dan belum kembali. Tetapi mereka akan kembali, karena sebagian murid ada di sini. Aku baru saja berbicara dengan salah seorang dari mereka. Dia pastilah seorang murid yang penting. Dia berbicara sebaik Yairus! Dia menyusuri pantai menuju rumah itu yang di ladang."

Laki-laki yang mengajukan pertanyaan, menyebarkan beritanya dan mereka semua bergegas menuju rumah itu. Namun sesudah sekitar dua ratus meter, di pantai mereka bertemu dengan sekelompok murid yang datang ke Kapernaum dengan memberi isyarat penuh semangat. Mereka menyapa dan bertanya, "Di mana Guru?"

Para murid menjawab, "Malam hari, sesudah mukjizat, Dia pergi bersama murid-murid-Nya naik perahu ke seberang laut. Kami melihat layar-layarnya di bawah sinar bulan menuju Dalmanuta."

"Ah! Kami tadinya mencari Dia di Magdala, di rumah Maria, tetapi Dia tidak di sana! Bagaimanapun... para nelayan Magdala seharusnya memberitahu kami!"

"Mereka mungkin tidak tahu. Dia mungkin naik ke pegunungan Arbela untuk berdoa. Dia telah ke sana sebelumnya, tahun lalu, sebelum Paskah. Aku bertemu dengan-Nya kala itu, oleh kasih karunia Tuhan yang besar kepada hamba-Nya yang malang," kata Stefanus.

"Tetapi tidakkah Dia akan kembali ke sini?"

"Dia pasti akan kembali. Dia harus memberi kami instruksi sebelum mengutus kami pergi. Tapi, apakah yang kamu inginkan?"

"Kami ingin mendengarkan-Nya lagi, mengikut-Nya dan menjadi murid-Nya."

"Dia akan pergi ke Yerusalem. Kamu akan menemukan-Nya di sana. Dan di Rumah Allah, Tuhan akan berbicara kepadamu dan kamu akan tahu apakah kamu sebaiknya mengikut Dia. Karena kamu harus tahu bahwa, meskipun Dia tidak menolak siapa pun, ada kecenderungan dalam diri kita yang menolak Terang. Sekarang, dia yang punya begitu banyak kecenderungan macam itu - yang bukanlah kejahatan besar - karena Dia adalah Terang dan ketika kita dengan tegas memutuskan untuk menjadi pengikut setia-Nya maka Terang-Nya akan menembusi kita dan menguasai kegelapan, tetapi dia masih tetap terikat erat pada kecenderungannya, seperti orang terikat pada tubuhnya sendiri, maka lebih baik baginya untuk tidak datang, kecuali jika dia siap untuk menghancurkan manusia lamanya dan membentuk manusia yang sama sekali baru. Oleh karena itu, pertimbangkanlah apakah kamu memiliki kekuatan untuk menerima semangat yang baru, cara berpikir dan kehendak yang baru. Berdoalah untuk melihat kebenaran mengenai panggilanmu. Kemudian datanglah, jika kamu memutuskan demikian. Dan semoga Yang Mahatinggi, Yang membimbing Israel di 'jalan', membimbingmu juga di 'Paskah' ini, sehingga kamu dapat mengikut Sang Anak Domba, dari padang gurun, menuju Bumi yang kekal, Kerajaan Allah," kata Stefanus, yang berbicara atas nama semua rekannya.

"Tidak, tidak! Sekarang! Sekarang juga! Tidak ada seorang pun yang melakukan apa yang Dia lakukan. Kami ingin mengikut Dia," teriak orang banyak dengan riuh.

Stefanus tersenyum penuh arti. Dia membuka tangannya dan berkata, "Apakah kamu ingin datang karena Dia memberimu banyak roti yang baik? Apakah kamu pikir bahwa di masa mendatang Dia hanya akan memberimu itu saja? Dia menjanjikan para pengikut-Nya apa yang menjadi bagian-Nya sendiri: dukacita, aniaya, kemartiran. Bukan mawar, melainkan duri; bukan belaian, melainkan tamparan; bukan roti, melainkan batu yang menanti para pengikut Kristus. Dan aku katakan demikian tanpa menjadi seorang penghujat, karena para pengikut-Nya yang sejati akan diurapi dengan minyak suci yang dijadikan oleh kasih karunia-Nya dan penderitaan-Nya; dan kita akan 'diurapi' untuk menjadi kurban di altar dan raja-raja di Surga."

"Jadi? Apakah mungkin kau cemburu? Jika kau di sana, kami juga ingin berada di sana. Guru adalah milik semua orang."

"Baiklah. Aku memberitahumu karena aku mengasihimu dan aku ingin kamu tahu apa artinya menjadi 'murid', supaya kamu tidak menjadi orang yang mangkir nantinya. Mari kita sekarang pergi bersama-sama dan menantikan-Nya di rumah-Nya. Matahari sudah terbenam dan hari Sabat akan segera dimulai. Dia akan datang untuk melewatkan hari Sabat di sini sebelum berangkat."

Dan mereka pergi menuju kota dengan bercakap-cakap. Dan banyak yang mengajukan pertanyaan kepada Stefanus dan Hermas, yang sudah menggabungkan diri dengan mereka, karena mereka berdua sangat terpandang di mata orang Israel, karena mereka adalah murid kesayangan Gamaliel. Banyak yang bertanya, "Tapi, apakah yang dikatakan Gamaliel tentang Dia?" dan sebagian bertanya, "Apakah dia mengutusmu?" dan sebagian lagi, "Apakah dia tidak menyesal kehilangan engkau?" atau "Apa kata Guru tentang rabi besar itu?"

Kedua murid itu menjawab dengan sabar, "Gamaliel berbicara mengenai Yesus dari Nazaret sebagai orang terbesar di Israel."

"Apa? Lebih besar dari Musa?" seru beberapa orang yang nyaris tersinggung.

"Dia mengatakan bahwa Musa adalah salah seorang dari banyak perintis jalan Kristus. Tapi dia hanyalah pelayan Kristus."

"Jadi, menurut Gamaliel, orang ini adalah Kristus? Itukah yang dia katakan? Jika Rabbi Gamaliel mengatakan itu, masalahnya selesai. Dia adalah Sang Kristus!"

"Dia tidak mengatakan itu. Dia masih belum bisa percaya itu, sungguh sayang baginya. Tetapi dia mengatakan bahwa Kristus ada di bumi, karena dia berbicara kepada-Nya bertahun-tahun yang lalu. Baik dia maupun Hilel yang bijaksana. Dan dia sedang menantikan tanda yang dijanjikan Kristus supaya dia bisa mengenali-Nya," kata Hermas.

"Tetapi bagaimana dia bisa percaya bahwa orang itu adalah Kristus? Apakah yang Dia lakukan? Aku setua Gamaliel, tetapi aku tidak pernah mendengar ada orang yang melakukan hal-hal yang dilakukan Guru. Jika dia tidak yakin dengan mukjizat-mukjizat ini, mukjizat apakah yang dia lihat dalam Kristus sehingga dia percaya kepada-Nya?"

"Dia melihat-Nya diurapi dengan Kebijaksanaan Allah. Begitulah katanya," balas Hermas sekali lagi.

"Baiklah, kalau begitu, siapakah Dia ini menurut Gamaliel?"

"Manusia terbesar, guru, dan perintis jalan di Israel. Jika dia bisa mengatakan: 'Dia adalah Kristus,' maka jiwa guru pertamaku yang bijak dan benar itu akan diselamatkan," kata Stefanus dan dia mengakhiri, "Dan aku berdoa agar itu bisa terjadi, bagaimanapun caranya."

"Tetapi jika dia tidak percaya bahwa Dia adalah Kristus, mengapa dia mengutusmu kepada-Nya?"

"Kami ingin datang. Dia membiarkan kami datang dengan mengatakan bahwa itu adalah hal yang baik."

"Mungkin dia ingin mengetahui sesuatu dan melaporkannya kepada Mahkamah Agama..." sindir seseorang.

"Sobat, apa yang kau katakan? Gamaliel seorang jujur. Dia tidak memata-matai untuk siapa pun, dan terutama untuk musuh dari seorang yang tidak bersalah!" bantah Stefanus dan dia begitu marah dan nyaris bernyala-nyala dengan amarah suci hingga dia tampak bagai malaikat.

"Tapi dia pastilah menyesal kehilangan engkau," kata seorang lain.

"Ya dan tidak. Sebagai orang yang menyayangi kami, ya. Sebagai roh yang sangat saleh, tidak. Karena dia mengatakan: Dia lebih besar dari aku dan lebih muda dari aku. Jadi aku akan bisa menghembuskan nafas terakhirku dalam damai, sejauh menyangkut masa depanmu, karena aku tahu bahwa kamu bersama dengan 'Guru dari para guru.'"

"Dan apakah yang dikatakan Yesus dari Nazaret mengenai rabbi besar itu?"

"Oh! Dia berbicara tak lain dari menyanjungnya tinggi!"

"Apakah Dia tidak iri padanya?"

"Allah tidak iri," jawab Hermas tajam.

"Jangan membuat anggapan sakrilegi."

"Jadi Dia adalah Allah menurutmu. Apakah kau yakin?"

Dan keduanya menjawab serentak, "Seyakin bahwa kami hidup sekarang ini." Dan Stefanus mengakhiri, "Dan kamu sendiri percayalah jika kamu ingin memiliki Hidup yang kekal."

Dari pantai mereka masuk ke alun-alun, yang mereka seberangi menuju rumah. Yesus ada di pintu sedang membelai beberapa anak.

Para murid dan beberapa orang yang penasaran berkerumun di sekeliling-Nya dan bertanya, "Guru, kapankah Engkau datang?"

"Beberapa menit yang lalu." Wajah Yesus masih seagung khidmat, seperti ekstase, seperti saat Dia tenggelam dalam doa yang panjang.

"Apakah Engkau baru saja berdoa, Guru?" tanya Stefanus dengan suara rendah karena rasa hormat, dan untuk alasan yang sama dia membungkuk.

"Ya. Apa yang membuatmu mengerti itu, Anak-Ku?" tanya Yesus seraya menempatkan tangan-Nya di atas rambut hitam si murid dengan belaian lembut.

"Wajah-Mu yang bak malaikat. Aku seorang yang malang, tetapi ekspresi wajah-Mu begitu jelas hingga orang dapat membaca di sana emosi dan perbuatan roh-Mu."

"Ekspresi wajahmu juga jelas. Kau adalah salah satu dari mereka yang tetap anak-anak..."

"Dan apa yang ada di wajahku, Tuhan?"

"Kemarilah dan Aku akan memberitahumu," dan Yesus meraih pergelangan tangannya dan membawanya ke suatu koridor yang gelap. "Cinta kasih, iman, kemurnian, kemurahan hati, kebijaksanaan; Allah memberikannya kepadamu dan kau telah meningkatkannya dan kau akan meningkatkannya bahkan lebih lagi di masa mendatang. Akhirnya, sesuai dengan namamu, kau memiliki mahkota: mahkota yang dari emas murni dengan permata besar yang berkilauan di depannya. Pada emas dan permata ada dua kata yang terukir: 'Predestinasi' dan 'Buah Awal'. Jadilah layak untuk takdirmu, Stefanus. Pergilah dalam damai dengan berkat-Ku." Dan sekali lagi Dia meletakkan tangan-Nya di rambut gelap Stefanus sementara dia berlutut dan membungkuk untuk mencium kaki-Nya.

Mereka kembali kepada yang lain-lainnya. "Orang-orang ini datang untuk mendengarkan-Mu..." kata Filipus. "Tidaklah mungkin berbicara di sini. Mari kita pergi ke sinagoga. Yairus akan senang."

Mereka pergi ke sinagoga Kapernaum yang indah: Yesus memimpin di depan dengan diikuti oleh arak-arakan semua yang lainnya. Yairus menyalami-Nya. Yesus masuk dan meminta agar semua pintu dibiarkan terbuka, sehingga mereka yang tidak bisa masuk bisa mendengarkan-Nya dari jalan dan alun-alun di samping sinagoga.

Yesus pergi ke tempat-Nya, di rumah ibadat yang ramah ini, di mana, untungnya, tidak ada orang Farisi hari ini. Mereka mungkin sudah pergi ke Yerusalem. Dan Dia mulai berbicara.

"Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu: Kamu mencari Aku tidak untuk mendengarkan Aku atau karena mukjizat yang sudah kamu lihat, tetapi karena roti yang Aku berikan kepadamu untuk kamu makan sampai kenyang dan tanpa bayar. Itulah sebabnya tiga perempat darimu mencari Aku, dan juga karena keingintahuan, dan itulah sebabnya kamu datang dari berbagai belahan Tanah Air kita. Jadi tidak ada roh yang rohani dalam pencarianmu, yang didominasi oleh roh manusiawi dengan keingintahuannya yang tidak sehat atau setidaknya dengan keingintahuan yang kekanak-kanakan, bukan karena polos seperti keingintahuan kanak-kanak, tetapi karena sakit seperti kecerdasan seorang yang tumpul pikirannya. Dan terkait dengan keingintahuan macam itu, ada sensualitas dan perasaan rusak. Sensualitas, yang tidak kentara seperti iblis yang memilikinya sebagai putrinya, bersembunyi di balik tampilan dan perbuatan-perbuatan yang tampaknya baik, dan perasaan rusak singkatnya adalah penyimpangan perasaan yang tidak sehat. Dan seperti segala sesuatu yang adalah 'penyakit' ia membutuhkan dan mendambakan obat-obatan, yang bukanlah makanan biasa, roti yang baik, air yang baik, minyak yang murni, susu pertama yang cukup untuk hidup dan hidup dengan baik. Perasaan rusak membutuhkan hal-hal yang luar biasa untuk dibangkitkan, untuk merasakan gairah kenikmatan, gairah tidak sehat dari orang-orang lumpuh yang membutuhkan obat-obatan untuk merasakan sensasi, yang memperdaya mereka untuk percaya bahwa mereka masih sehat dan jantan. Sensualitas yang ingin memuaskan kerakusan orang tanpa bekerja, dalam hal ini, dengan roti yang diperoleh tanpa bersusah payah, tetapi diberikan oleh kemurahan Allah.

Karunia Allah bukanlah hal-hal yang biasa, melainkan yang istimewa. Orang tidak bisa menuntutnya atau orang menjadi malas dan berkata, 'Allah akan memberikannya kepadaku.' Ada tertulis: 'Kamu akan makan roti yang dibasahi dengan keringat dari dahimu,' yaitu roti yang diperoleh dengan kerja keras. Jika Dia Yang Maharahim berkata, 'Aku merasa kasihan kepada orang-orang ini, yang sudah mengikuti Aku selama tiga hari dan tidak memiliki apa-apa lagi untuk dimakan dan bisa pingsan dalam perjalanan sebelum mereka mencapai Hippo di danau, atau Gamala, atau kota lain mana pun,' dan Dia segera menyediakannya, itu tidak berarti bahwa Dia harus diikut hanya karena itu. Aku harus diikut untuk alasan yang lebih dari sekadar roti kecil, yang menjadi kotoran sesudah dicerna. Aku harus diikut bukan karena makanan yang mengenyangkan perut, tetapi karena makanan yang memberi makan jiwa. Karena kamu bukan sekedar binatang, yang harus makan di sana sini dan memamah biak, atau makan ampas dan menjadi gemuk. Kamu adalah jiwa! Itulah kamu! Tubuhmu adalah pakaian, keberadaanmu adalah jiwa. Jiwalah yang bertahan. Tubuhmu, seperti semua pakaian, akan menjadi usang dan berakhir, dan tidak layak untuk diberi perhatian seolah-olah itu adalah sesuatu yang sempurna, yang layak untuk diberi segala perhatian.

Oleh karena itu, carilah apa yang benar untuk diperoleh, bukan yang tidak benar. Berusahalah untuk mendapatkan makanan yang tidak binasa, tetapi yang bertahan untuk hidup yang kekal. Putra Manusia akan selalu memberikannya kepadamu, kapan pun kamu menginginkannya. Karena Putra Manusia memiliki hak atas segala sesuatu yang berasal dari Allah, dan Dia bisa memberikannya; Dia adalah Tuan, Tuan yang murah hati atas harta pusaka Allah Bapa, Yang telah mencapkan meterai-Nya kepada Dia sehingga tidak ada mata jujur yang bingung. Dan jika kamu memiliki makanan yang tidak akan binasa, kamu akan bisa melakukan karya Allah, sesudah diberi makan dengan makanan Allah."

"Apa yang harus kami lakukan untuk melakukan pekerjaan Allah? Kami menuruti Hukum dan menghormati para Nabi. Jadi, kami sudah diberi makan dengan makanan Allah dan kami melakukan karya Allah."

"Itu benar. Kamu menuruti Hukum. Atau lebih tepatnya: kamu 'mengetahui' Hukum. Tetapi mengetahui bukan berarti mempraktikkan. Misalnya, kita mengetahui hukum Romawi, tetapi tidak ada orang Israel yang setia yang mempraktikkannya, kecuali dalam kasus-kasus tertentu ketika dia dipaksa untuk melakukannya sebagai warga. Jika tidak demikian, Aku mengacu kepada orang-orang Israel yang setia, kita tidak akan mempraktikkan adat istiadat kafir Romawi, meskipun kita mengetahuinya. Hukum yang kamu ketahui dan para Nabi seharusnya memberimu makan dengan Allah dan memampukanmu melakukan perbuatan-perbuatan Allah. Tetapi untuk melakukannya, Hukum itu seharusnya menyatu denganmu, seperti udara yang kamu hirup dan makanan yang kamu cerna, yang menjadi hidupmu dan darahmu. Namun sebaliknya, Hukum sudah menjadi seperti orang asing bagimu, meskipun ia milik rumahmu, seperti sebuah benda dalam rumah, yang dikenal dan berguna bagimu, tetapi tidak akan campur tangan dengan hidupmu jika hidupmu itu hilang. Tetapi cobalah untuk tidak bernapas selama beberapa menit, atau tidak makan selama beberapa hari... dan kamu akan melihat bahwa kamu tidak bisa hidup. Dan itulah yang seharusnya dirasakan egomu dalam malnutrisi [= kekurangan gizi] dan asfiksia [= sesak napas] akan Hukum dan para Nabi, yang kamu ketahui tetapi tidak kamu cerna dan dengan begitu sama sekali tidak menyatu denganmu. Inilah yang untuknya Aku telah datang untuk mengajarkannya kepadamu dan untuk memberikannya kepadamu: jus, udara Hukum dan para Nabi, untuk memberikan darah dan napas kembali kepada jiwamu yang sekarat karena lemas kurang makan dan asfiksia. Kamu seperti anak-anak yang dibuat oleh penyakitnya tidak bisa membedakan apa yang bisa memberi makan mereka. Ada banyak makanan di depanmu, tetapi kamu tidak tahu bahwa itu harus dimakan untuk diubah menjadi sesuatu yang vital, yaitu bahwa ia harus benar-benar menjadi bagian dari kita, melalui kesetiaan murni yang murah hati kepada Hukum Tuhan, Yang berbicara kepada Musa dan para Nabi atas namamu semua. Oleh karenanya, adalah kewajibanmu untuk datang kepada-Ku untuk menerima udara dan jus Hidup yang kekal. Tetapi kewajiban itu mensyaratkan iman dalam dirimu. Sebab jika orang tidak memiliki iman, dia tidak bisa percaya sabda-Ku, dan jika dia tidak percaya, dia tidak bisa datang kepada-Ku dan berkata, 'Berilah aku roti sejati.' Dan jika kamu tidak memiliki roti sejati, kamu tidak bisa melakukan perbuatan-perbuatan Allah, karena kamu tidak mampu melakukannya. Jadi untuk diberi makan oleh Allah dan untuk melakukan perbuatan-perbuatan Allah, kamu harus melakukan pekerjaan dasar, yaitu: percaya kepada Dia Yang diutus Allah."

"Tetapi mukjizat-mukjizat apakah yang Engkau kerjakan supaya kami bisa percaya bahwa Engkau telah diutus oleh Allah dan kami bisa melihat meterai Allah atas-Mu? Apakah yang Engkau lakukan, yang belum pernah dilakukan oleh para Nabi, meskipun dalam bentuk yang lebih sederhana? Tidak, Musa lebih unggul dari-Mu, karena dia memberi makan nenek moyang kita dengan makanan yang menakjubkan tidak hanya sekali, tetapi selama empatpuluh tahun. Sesungguhnya ada tertulis bahwa nenek moyang kita makan manna di padang gurun selama empatpuluh tahun, dan ada tertulis bahwa Musa memberi mereka roti dari surga untuk dimakan, karena dia mampu melakukannya."

"Kamu salah. Bukan Musa tetapi Tuhan yang mampu melakukannya. Dan dalam Kitab Keluaran kita membaca: 'Sekarang Aku akan menurunkan roti dari langit. Biarlah bangsa itu keluar dan mengumpulkan apa yang cukup untuk setiap harinya, supaya Aku bisa menguji apakah mereka mengikuti hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, mereka akan mengumpulkan dua kali lipat, demi menghormati hari ketujuh, yang adalah hari Sabat.' Dan orang-orang Ibrani setiap pagi melihat padang gurun diselimuti dengan 'sesuatu yang halus yang menyerupai apa yang ditumbuk dalam lesung dan seperti embun beku dan biji ketumbar dan memiliki rasa enak seperti tepung yang diremas dengan madu.' Jadi bukan Musa, tetapi Allah yang menyediakan manna. Allah bisa melakukan segalanya. Dia bisa menghukum dan memberkati. Dia bisa memberi dan mengambil. Dan Aku katakan kepadamu bahwa Dia selalu lebih suka memberkati dan memberi daripada menghukum dan mengambil.

Allah, sebagaimana dinyatakan Kitab Kebijaksanaan, karena kasih kepada Musa - yang, menurut Sirakh, 'dikasihi baik oleh Allah maupun oleh manusia, yang terberkati kenang-kenangannya, dan dijadikan oleh Allah setara dengan orang-orang kudus dalam kemuliaannya, dan dijadikan kuat untuk menakutkan para musuhnya, dan yang bisa mengerjakan mukjizat-mukjizat dan menghentikannya, dan dimuliakan di hadapan raja-raja, dan adalah pelayan-Nya di hadapan umat, dan yang melihat kemuliaan Allah dan mendengarkan suara Yang Mahatinggi, dan yang adalah pelindung perintah-perintah-Nya dan Taurat sumber kehidupan dan pengetahuan' - Allah, Aku katakan, karena kasih kepada Musa, memberi makan umat-Nya dengan roti para malaikat, dan dari surga tanpa kenal lelah mengirimi mereka roti yang telah dipersiapkan, roti yang berisi setiap kesukaan, yang memuaskan setiap selera. Dan ingatlah apa yang dikatakan Kebijaksanaan - sebab ia berasal dari Surga, dari Allah, dan menunjukkan kemanisan Allah kepada anak-anak-Nya, ia memiliki rasa seperti yang diinginkan orang yang memakannya dan menghasilkan rasa yang diinginkan tiap-tiap orang, dan dengan demikian bermanfaat bagi bayi-bayi yang perutnya masih lembut, dan bagi orang-orang dewasa yang menikmati nafsu makan yang baik dan pencernaan yang sehat, dan bagi gadis-gadis yang lembut dan bagi orang-orang tua yang renta. Dan guna membuktikan bahwa itu bukanlah pekerjaan manusia, ia menjungkir-balikkan hukum elemen, roti misterius, yang di saat matahari terbit meleleh bagai embun beku, yang tahan api. Atau tepatnya - masih sesuai perkataan Kebijaksanaan - api melupakan sifat alaminya sendiri demi menghormati karya Allah, Pencipta-nya, dan demi kebutuhan orang-orang benar Allah, supaya, ia yang membakar untuk menyiksa, dalam perkara ini menjadi lembut untuk membantu mereka yang percaya kepada Allah. Jadi dengan mengubah dirinya dalam banyak cara, ia melayani rahmat Tuhan, memberi makan setiap orang, sesuai kehendak mereka yang berdoa kepada Bapa Yang Kekal, sehingga anak-anak terkasih itu bisa belajar bahwa bukan reproduksi buah-buahan yang memberi makan manusia, melainkan sabda Tuhan-lah yang memelihara orang-orang yang percaya kepada Allah. Sesungguhnya ia tidak melalap manna manis, seperti yang bisa dilakukannya, tidak bahkan sementara ia berkobar, sedangkan sinar matahari pagi yang lembut bisa melelehkannya, supaya manusia sepatutnya belajar dan ingat bahwa karunia-karunia Allah harus dicari dari awal permulaan hari dan permulaan kehidupan, dan bahwa orang harus mengantisipasi Terang untuk menerimanya, dan bangun dan berdoa kepada Bapa Yang Kekal saat fajar menyingsing.

Itulah yang diajarkan manna kepada orang-orang Ibrani. Dan Aku mengingatkanmu karena kewajiban itu masih berlangsung dan akan berlangsung untuk selamanya. Carilah Tuhan dan karunia-karunia surgawi-Nya tanpa bermalas-malasan hingga larut malam hari atau kehidupan. Bangun dan pujilah Dia sebelum matahari terbit, dan makanlah sabda-Nya, yang menguduskan, memelihara dan menuntun ke kehidupan Sejati. Bukan Musa yang memberimu roti dari Surga, melainkan Allah Bapa, dan sekarang dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa BapaKu-lah Yang memberimu Roti sejati, Roti yang baru, Roti yang kekal, yang turun dari Surga, Roti Kerahiman, Roti Hidup, Roti yang memberi Hidup kepada dunia, Roti yang memuaskan setiap rasa lapar dan menghilangkan semua kelesuan, Roti yang memberi Hidup kekal dan sukacita kekal kepada mereka yang memakannya."

"Berilah kami roti itu, Tuhan, dan kami tidak akan mati."

"Kamu akan mati seperti semua orang mati, tetapi kamu akan bangkit untuk Hidup yang kekal jika kamu makan Roti itu dengan kudus, karena mereka yang memakannya menjadi Tidak Bisa Binasa. Sehubungan dengan memberikannya, roti itu akan diberikan kepada mereka yang memintanya kepada BapaKu dengan hati yang murni, niat yang tulus dan cinta yang suci. Itulah sebabnya Aku mengajarkan kepadamu untuk berkata: 'Berilah kami Roti hari ini.' Tetapi mereka yang memakannya dengan tidak layak, akan menjadi kawanan ulat neraka, seperti keranjang-keranjang manna yang disimpan, yang bertentangan dengan perintah yang diberikan. Dan Roti kesehatan dan kehidupan akan menjadi hukuman dan kematian bagi mereka. Karena sakrilegi terbesar dilakukan oleh mereka yang menempatkan Roti itu di meja rohani yang busuk dan rusak dan mencemarkannya dengan mencampurkannya dengan merosotnya akhlak mereka yang tak tersembuhkan. Akan lebih baik jika mereka tidak pernah memakannya!"

"Tapi di manakah Roti itu? Bagaimana orang bisa menemukannya? Apa namanya?"

"Aku-lah Roti Hidup. Kamu akan menemukannya dalam Aku. Namanya adalah Yesus. Dia yang datang kepada-Ku tidak akan pernah lapar lagi, dan dia yang percaya kepada-Ku tidak akan pernah haus lagi, karena sungai-sungai surgawi akan mengalir ke dalam dirinya memadamkan semua nafsu jasmani. Aku telah mengatakannya kepadamu. Dan kamu sudah mengenal-Ku sekarang. Dan meski begitu kamu tidak percaya kepada-Ku. Kamu tidak bisa percaya bahwa segala sesuatu ada dalam Aku. Akan tetapi demikianlah adanya. Semua harta pusaka Allah ada dalam Aku. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bumi telah diberikan kepada-Ku; dengan demikian Surga yang mulia dan bumi yang berjuang bersatu dalam Aku dan bahkan massa yang menyilih dan menanti dari mereka yang meninggal dalam rahmat Allah ada dalam Aku, karena semua kuasa telah diberikan kepada-Ku dan ada dalam Aku. Dan Aku berkata kepadamu: semua yang diberikan Bapa kepada-Ku, akan datang kepada-Ku. Dan Aku tidak akan menolak mereka yang datang kepada-Ku, karena Aku turun dari Surga tidak untuk melakukan kehendak-Ku, melainkan kehendak Dia Yang mengutus Aku. Dan inilah kehendak Bapa-Ku, Bapa Yang mengutus Aku: agar Aku tidak kehilangan bahkan satu pun dari mereka yang telah Dia berikan kepada-Ku, tetapi supaya Aku membangkitkan mereka dari kematian pada akhir zaman. Sekarang kehendak Bapa Yang mengutus Aku adalah barang siapa mengenal Putra dan percaya kepada-Nya, akan memiliki Hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkannya pada Akhir Zaman, melihat bahwa dia diberi makan dengan iman kepada-Ku dan ditandai dengan meterai-Ku."

Orang-orang mulai menggerutu baik di dalam maupun di luar sinagoga karena perkataan baru Yesus yang keras. Dan Sang Guru, sesudah menarik napas dalam, menatap dengan mata bersinar dalam ekstase ke arah orang-orang yang menggerutu semakin keras, yaitu ke arah kelompok-kelompok di mana terdapat orang-orang Yudea. Dia melanjutkan berbicara.

"Mengapa kamu menggerutu di antaramu sendiri? Ya, Aku adalah Putra Maria dari Nazaret, putri Yoakim dari keluarga Daud, seorang perawan yang dikonsekrasikan di Bait Allah dan kemudian menikah dengan Yosef anak Yakub, dari keluarga Daud. Banyak darimu sudah mengenal orangtua, yang adalah orang-orang benar, dari Yosef, seorang tukang kayu dari keturunan kerajaan, dan orangtua Maria, perawan ahli waris keturunan kerajaan. Dan dengan demikian kamu berkata, 'Bagaimana bisa Dia mengatakan bahwa Dia turun dari Surga?' dan kamu menjadi bimbang.

Aku mengingatkanmu akan para Nabi yang menubuatkan Inkarnasi Sabda. Dan Aku mengingatkanmu bahwa adalah dogma, lebih bagi kita bangsa Israel daripada bangsa lain mana pun, bahwa Dia, Yang namanya tidak berani kita sebutkan, tidak dapat menjadi Daging menurut hukum umat manusia, dan suatu umat manusia yang miskin dalam hal itu. Yang Paling Murni Yang Tidak Diciptakan, jika Dia menghinakan Diri-Nya dengan menjadi Manusia demi manusia, hanya dapat memilih rahim seorang Perawan yang lebih murni daripada bunga lily untuk memberi pakaian pada Keilahian-Nya dengan Daging. Roti yang turun dari Surga pada zaman Musa, ditempatkan dalam Tabut emas, yang menopang Takhta Kerahiman dan Dijaga oleh Kerubim, di balik tabir Tabernakel. Dan Sabda Allah ada bersama Roti itu. Dan benar bahwa seharusnya demikian, karena rasa hormat terdalam harus diberikan kepada karunia-karunia Allah dan kepada meja-meja Sabda-Nya yang Tersuci. Jadi apakah yang akan telah Allah persiapkan bagi Sabda-Nya sendiri dan bagi Roti sejati yang telah datang dari Surga? Bahtera yang lebih tanpa dosa dan lebih berharga daripada bahtera emas, untuk menopang Takhta Kerahiman yang berharga dari kehendak murni-Nya untuk mengorbankan Diri-Nya, dengan dijaga oleh kerubim Allah, diselubungi kemurnian perawan, kerendahan hati yang sempurna, cinta kasih yang luhur mulia, dan semua keutamaan yang paling suci.

Jadi? Belum mengertikah kamu bahwa garis keturunan dari BapaKu berasal dari Surga, dan bahwa, sebagai konsekuensinya, Aku datang dari sana? Ya, Aku turun dari Surga untuk menggenapi dekrit BapaKu, dekrit keselamatan manusia, sesuai dengan apa yang Dia janjikan pada saat yang sama dengan penghukuman, dan Dia mengulanginya kepada para Patriak dan para Nabi. Dan itulah iman. Dan iman diberikan oleh Allah kepada jiwa-jiwa yang berkehendak baik. Karena itu, tidak seorang pun bisa datang kepada-Ku, kecuali jika BapaKu menghantarnya kepada-Ku, sebab meski Dia melihat bahwa dia berada dalam kegelapan, Dia tahu bahwa dia merindukan terang. Ada tertulis dalam para Nabi: 'Mereka semua akan diajar oleh Allah.' Jadi, demikianlah diputuskan. Adalah Allah yang memerintahkan mereka ke mana harus pergi untuk diajar oleh Allah. Karena itu, barang siapa telah mendengar Allah berbicara di kedalaman jiwanya yang benar, telah belajar dari Bapa untuk datang kepada-Ku."

"Dan siapakah yang pernah mendengar Allah atau melihat Wajah-Nya?" tanya banyak orang yang mulai menunjukkan tanda-tanda kejengkelan dan kegemparan. Dan mereka menyimpulkan, "Engkau entah mengoceh atau Engkau mimpi di siang hari."

"Tidak ada seorang pun pernah melihat Allah selain Dia Yang datang dari Allah: Dia telah melihat Bapa. Dan Aku adalah Dia. Dan sekarang dengarkanlah Kredo Kehidupan mendatang, yang tanpanya tidak seorang pun bisa diselamatkan.

Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa dia yang percaya kepada-Ku memiliki Hidup yang kekal. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa Aku adalah Roti Hidup yang kekal.

Nenek moyangmu makan manna di padang gurun dan mereka mati. Karena manna adalah makanan yang kudus tetapi sementara dan memberi hidup sebagaimana yang diperlukan untuk tiba di Tanah yang Dijanjikan oleh Allah kepada umat-Nya. Tapi Manna yang adalah Aku, tidak akan memiliki batas waktu atau kuasa. Bukan saja surgawi, melainkan ilahi dan menghasilkan apa yang ilahi: ketidakrusakan dan kekekalan dari apa yang Allah ciptakan seturut gambar dan citra-Nya. Manna yang tidak akan bertahan selama empatpuluh hari, empatpuluh bulan, empatpuluh tahun, empatpuluh abad; tetapi akan bertahan hingga akhir Zaman dan akan diberikan kepada semua orang yang lapar akan apa yang kudus dan berkenan kepada Tuhan, Yang akan bersukacita memberikan Diri-Nya secara tak terungguli kepada manusia, untuk siapa Dia berinkarnasi, supaya mereka memiliki Hidup yang tidak mati.

Aku bisa memberikan Diri-Ku, Aku bisa melakukan transubstansiasi demi manusia, sehingga roti bisa menjadi Daging dan Daging bisa menjadi Roti, untuk lapar rohani manusia, yang tanpa Makanan itu akan mati karena kelaparan dan penyakit-penyakit rohani. Tetapi jika orang makan Roti ini dengan benar, dia akan hidup selamanya. Roti yang akan Aku berikan adalah Tubuh-Ku yang dikurbankan demi Hidup dunia, adalah Kasih-Ku yang tersebar di rumah-rumah Allah, supaya semua jiwa yang penuh kasih ataupun tidak bahagia bisa datang ke Meja Tuhan, dan menemukan penghiburan bagi kebutuhan mereka untuk bersatu dengan Allah dan kelegaan bagi penderitaan mereka."

"Tetapi bagaimana Engkau bisa memberikan daging-Mu untuk kami makan? Engkau pikir kami ini siapa? Binatang buas yang haus darah? Orang biadab? Pembunuh? Darah dan kejahatan membuat kami jijik."

"Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa manusia seringkali lebih kejam daripada binatang buas, bahwa dosa membuat manusia menjadi biadab, bahwa kesombongan membuat mereka menjadi pembunuh yang haus darah dan bahwa darah dan kejahatan tidak akan membuat jijik semua orang yang hadir di sini. Dan juga di masa mendatang manusia akan sama, karena Setan, sensualitas dan kesombongan membuatnya brutal. Oleh karena itu, manusia dengan kepedulian yang lebih seksama harus membebaskan dirinya dari kuman-kuman mengerikan itu melalui infusi Yang Kudus. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa jika kamu tidak makan Daging Putra Manusia dan kamu tidak minum Darah-Nya, kamu tidak akan memiliki Hidup dalam dirimu. Dia yang makan Daging-Ku dengan layak dan minum Darah-Ku, memiliki Hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkannya pada Akhir Zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar Makanan dan Darahku benar-benar Minuman. Dia yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku hidup dalam Aku, dan Aku hidup dalam dia. Sebagaimana Bapa Yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup untuk Bapa, demikian pula barang siapa makan Aku, dia akan hidup juga untuk Aku dan akan pergi ke mana Aku mengutus dia, dan akan melakukan apa yang Aku kehendaki, dan akan hidup dengan keras, sebagai manusia, dan dengan berkobar-kobar bagai Serafim, dan akan menjadi kudus, karena untuk bisa makan Daging-Ku dan Darah-Ku, dia akan menjauhkan diri dari dosa dan akan hidup naik dan menyelesaikan kenaikannya di kaki Bapa Yang Kekal."

"Dia gila! Siapa yang bisa hidup seperti itu? Dalam agama kita hanya imam yang harus disucikan untuk mempersembahkan kurban. Dia ingin menjadikan kita korban kegilaan-Nya. Doktrin-Nya terlalu menyakitkan dan bahasa-Nya terlalu keras! Siapakah yang bisa mendengarkan-Nya dan mempraktekkan apa yang Dia katakan?" bisik-bisik orang yang hadir dan banyak dari mereka juga yang dikenal sebagai murid.

Kerumunan orang banyak bubar dengan melontarkan komentar-komentar. Dan ketika Sang Guru sendirian di sinagoga bersama para pengikut-Nya yang paling setia, jumlah murid sudah berkurang secara drastis. Aku tidak bisa menghitungnya, tetapi akan aku katakan bahwa, kurang lebih, jumlahnya sekitar seratus orang. Jadi pastilah ada pembelotan yang luar biasa juga dalam kelompok murid-murid lama yang saat itu melayani Tuhan. Di antara mereka yang tinggal adalah para rasul, Yohanes sang imam, Yohanes ahli Taurat, Stefanus, Hermas, Timoneus, Ermasteus, Agapo, Yusuf, Salomo, Habel dari Betlehem di Galilea, dan Habel penderita kusta dari Khorazim, bersama temannya Samuel, Elia (yang tidak menguburkan ayahnya untuk mengikut Yesus), Filipus dari Arbela, Aser dan Ismael dari Nazaret, dan beberapa orang yang namanya tidak aku ketahui. Mereka berbicara satu sama lain dengan suara rendah mengomentari pembelotan yang lain-lainnya dan perkataan Yesus, Yang dengan tangan terlipat bersandar pada mimbar yang tinggi.

"Apakah kamu gempar dengan apa yang Aku katakan? Dan jika Aku mengatakan kepadamu bahwa suatu hari kamu akan melihat Putra Manusia naik ke Surga di mana Dia sebelumnya berada, dan duduk di samping BapaNya? Apa yang sudah kamu mengerti, cerna, dan percaya sejauh ini? Dan bagaimana kamu sudah mendengarkannya dan memahaminya? Hanya melalui kemanusiaanmu saja? Adalah roh yang memberi hidup dan penting. Daging tidak berguna. Sabda-Ku adalah roh dan hidup, dan harus didengarkan dan dipahami melalui roh untuk memiliki hidup. Tetapi banyak di antaramu yang rohnya mati karena mereka tidak beriman. Banyak di antaramu yang tidak benar-benar percaya. Dan mereka tinggal bersama-Ku dengan sia-sia. Mereka tidak akan menerima Hidup, tetapi Kematian. Karena mereka tinggal bersama-Ku, seperti yang tadi Aku katakan di awal, entah karena keingintahuan, atau untuk kesenangan manusiawi, atau lebih buruk lagi, untuk tujuan yang lebih tidak berguna. Mereka tidak dihantar kemari oleh BapaKu sebagai ganjaran atas niat baik mereka, tetapi oleh Setan. Tak seorang pun dapat benar-benar datang kepada-Ku, kecuali jika itu dianugerahkan kepadanya oleh BapaKu. Kamu boleh pergi, kamu yang merasa sulit untuk tetap di sini, karena kamu malu, dari sudut pandang manusia, untuk meninggalkan Aku, tetapi kamu akan lebih malu lagi untuk tetap melayani Dia Yang kelihatannya 'gila dan keras' bagimu. Pergilah. Lebih baik bagimu untuk berada jauh, daripada berada di sini dan menjadi gangguan."

Banyak dari para murid yang mengundurkan diri, di antaranya ada Yohanes si ahli Taurat, Markus si orang Gerasa yang kerasukan, yang disembuhkan oleh Yesus dan roh-roh jahat yang merasukinya memasuki babi-babi. Murid-murid yang baik saling berkonsultasi satu sama lain dan mengejar rekan-rekan mereka yang tidak beriman dalam upaya untuk menghentikan mereka.

Di sinagoga hanya ada Yesus dan kepala sinagoga dan para rasul...

Yesus berpaling ke arah keduabelas rasul, yang sangat malu dan berdiri di pojok, dan berkata kepada mereka, "Apakah kamu ingin pergi juga?" Dia mengatakannya tanpa nada kepahitan dan tanpa kesedihan, tetapi dengan sangat serius.

Petrus yang larut dalam perasaan kesedihan mendalam, menjawab, "Tuhan, ke manakah kami bisa pergi? Kepada siapa? Kau adalah hidup kami dan cinta kami. Engkau sajalah yang memiliki sabda Hidup yang kekal. Kami tahu bahwa Engkau adalah Kristus, Putra Allah. Jika Engkau mau, suruhlah kami pergi. Tapi kami tidak akan meninggalkan Engkau dengan kebebasan kami sendiri bahkan... bahkan jika Engkau tidak mengasihi kami lagi..." dan Petrus meneteskan butir-butir besar airmata dalam diam...

Andreas, Yohanes, kedua putra Alfeus juga terang-terangan mencucurkan airmata, dan yang lainnya, yang entah pucat pasi atau memerah karena emosi, tidak menangis, tetapi jelas menderita.

"Mengapa Aku harus menyuruhmu pergi? Bukankah Aku yang memilihmu berduabelas?..."

Yairus sudah dengan bijaksana undur diri untuk membiarkan Yesus bebas menghibur atau mencela para rasul-Nya. Yesus, Yang telah memperhatikan undur dirinya secara diam-diam, duduk; Dia lelah, muak, sedih dan tertekan, seolah-olah wahyu yang akan Dia singkapkan, membutuhkan upaya yang lebih besar daripada yang dapat Dia tanggung, dan Dia berkata, "Dan meski begitu, salah seorang dari antaramu adalah iblis."

Perkataannya drop perlahan, menakutkan, dalam sinagoga, di mana hanya cahaya-cahaya lampu yang tampak ceria... dan tidak ada seorang pun yang berani berbicara. Mereka saling berpandangan dengan rasa jijik yang menakutkan dan rasa ingin tahu yang menyakitkan dan masing-masing memeriksa dirinya sendiri dengan kesedihan yang bahkan lebih mendalam dan ketidakyakinan...

Untuk beberapa waktu, tidak ada seorang pun yang bergerak. Dan Yesus tetap sendirian, di tempat duduk-Nya, dengan kedua tangan disilangkan di atas lutut-Nya dan wajah tertunduk. Pada akhirnya Dia mendongak dan berkata, "Ayo. Aku bukan penderita kusta! Atau apa kamu pikir Aku begitu?..."

Yohanes lalu bergegas maju dan melingkarkan kedua lengannya sekeliling leher Yesus; dia berkata, "Maka, aku akan bersama-Mu, satu-satunya cintaku, dalam kusta-Mu. Aku akan bersama-Mu dalam sengsara-Mu, dalam kematian-Mu, jika itu adalah apa yang Engkau pikir sedang menantikan-Mu..."; dan Petrus merayap di kaki-Nya, memeluk kedua kaki-Nya itu dan menumpangkannya di bahunya; dia berkata seraya tersedu-sedan, "Jejakkan kaki-Mu di sini, injak aku! Tetapi jangan membuatku berpikir bahwa Engkau tidak mempercayai Simon-Mu."

Ketika yang lain-lainnya melihat Yesus membelai kedua rasul itu, mereka maju dan mencium jubah Yesus, tangan dan rambut-Nya... Hanya Iskariot yang berani mencium pipi-Nya.

Yesus bangkit berdiri dan gerakan-Nya begitu tiba-tiba hingga Dia kelihatan seperi menolaknya dengan kasar, dan Dia berkata, "Ayo kita pulang. Besok malam kita akan berangkat ke Hippo dengan perahu."
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama