333. BERTEMU YUDAS ISKARIOT DAN TOMAS.             


19 November 1945  

Kendati matahari bersinar di langit yang cerah, udara dingin menggigit di Lembah Kison, yang dihembus oleh angin sedingin es yang bertiup melintasi bukit-bukit di utara dan merusakkan tumbuh-tumbuhan lembut, yang menggigil dan roboh, tak mampu bertahan, ditakdirkan mati dengan tunas-tunas hijaunya.

"Apakah udara dingin ini akan berlangsung lama?" tanya Matius yang membungkus dirinya dalam mantel tebal, melalui mana hanya sedikit bagian wajahnya bisa terlihat, yakni hidung dan matanya.

Bartolomeus menjawab dengan suara tertahan oleh mantel besar yang menutupi mulutnya, "Mungkin sampai akhir bulan ini."

"Kalau begitu, kita harus siap untuk itu! Tapi tak apa! Untunglah kita akan tinggal di rumah-rumah yang menerima kita di Nazaret... Dan sementara itu dingin akan berakhir."

"Ya, Matius. Sejauh menyangkut aku, dingin sudah berakhir, sekarang sesudah aku melihat bahwa Yesus tidak sebegitu sedih. Tidakkah menurutmu Dia lebih ceria?" tanya Andreas.

"Ya. Tapi aku... yah, bagiku tidak mungkin Dia begitu terpuruk hanya karena apa yang kita ketahui. Apakah benar-benar tidak ada yang lain, sejauh yang kau tahu?" tanya Filipus.

"Tidak. Tidak ada. Sebaliknya aku bisa mengatakan kepadamu bahwa di perbatasan Siro-Fenisia orang-orang percaya di sana membuat-Nya sangat bahagia dan Dia mengerjakan mukjizat-mukjizat itu yang sudah kami ceritakan kepadamu," jawab Yakobus Alfeus meyakinkannya.

"Ia sangat dekat dengan Simon Yunus hari-hari belakangan ini. Dan Simon sudah banyak berubah... Tentu saja, kamu semua sudah berubah. Aku tidak tahu... Kau kelihatannya... lebih serius, menurutku," kata Filipus.

"Itu hanya kesanmu!... Sebenarnya kita adalah kita yang dulu. Tentu saja, tidak menyenangkan melihat Guru begitu sedih karena begitu banyak alasan, dan mendengar betapa kejam mereka terhadap-Nya... Tapi kita akan membela-Nya. Oh! Mereka tidak akan menyakiti-Nya jika kita bersama-Nya. Tadi malam, sesudah aku mendengar apa yang dikatakan Hermas, dan dia serius dan dapat diandalkan, aku berkata kepada-Nya, 'Engkau tidak boleh lagi sendirian. Kau sekarang punya murid-murid yang, seperti Kau lihat, aktif dan baik-baik saja, dan terus bertambah jumlahnya. Jadi kami akan tinggal bersama-Mu. Aku tidak bermaksud bahwa Engkau harus melakukan segalanya. Sudah waktunya bagi-Mu untuk bergembira, Saudara-ku terkasih. Kau akan tinggal bersama kami, di antara kami, seperti Musa di gunung, dan kami akan berjuang untuk-Mu, dan akan siap, jika perlu, untuk membela-Mu juga secara fisik. Apa yang terjadi pada Yohanes Pembaptis tidak boleh terjadi pada-Mu.' Karena, bagaimanapun, jika murid-murid Pembaptis tidak menyusut hingga dua atau tiga orang yang ciut hati, dia pasti tidak akan tertangkap. Dan kita ada duabelas dan aku ingin membujuk beberapa murid yang paling setia dan bersemangat untuk bergabung bersama kita atau, setidaknya, berada dekat kita. Misalnya, mereka yang bersama Yohanes di Machaerus. Mereka adalah orang-orang pemberani dan setia: Yohanes, Matias dan juga Yusuf. Tahukah kau bahwa dia adalah seorang pemuda yang bisa diharapkan?" kata Tadeus.

"Ya. Ishak adalah malaikat, tetapi kekuatannya sepenuhnya rohani. Yusuf kuat juga secara fisik. Dia hampir seumuran dengan kita."

"Dan dia belajar dengan cepat. Apakah kau mendengar apa yang dikatakan Hermas? 'Andai dia belajar, dia akan menjadi seorang rabbi selain seorang benar.' Dan Hermas tahu apa yang dia katakan."

"Aku, bagaimanapun... akan mendekatkan kepada kita juga Stefanus dan Hermas, dan Yohanes, sang imam. Karena pengetahuan mereka tentang Hukum dan Bait Allah. Tahukah kau apa arti kehadiran mereka bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Standar, kontrol... Dan bagi orang-orang yang bimbang itu berarti, 'Juga orang-orang terbaik di Israel bersama Sang Rabbi sebagai murid dan pelayan-Nya!'" kata Yakobus Alfeus.

"Kau benar. Mari kita beritahu Guru. Kau mendengar apa yang Dia katakan kemarin, 'Kamu harus taat, tetapi adalah juga kewajibanmu untuk membuka pikiranmu kepada-Ku dan mengatakan apa yang kau pikir benar, sehingga kamu bisa belajar bagaimana mengajar orang kelak. Dan, jika aku melihat bahwa apa yang kamu katakan adalah benar, aku akan menerima ide-idemu,'" kata Zelot.

"Mungkin Dia melakukan itu untuk menunjukkan bahwa Dia mengasihi kita, melihat bahwa kita semua kurang lebih yakin bahwa kita adalah penyebab penderitaan-Nya," kata Bartolomeus.

"Atau Dia benar-benar letih karena harus melihat segalanya dan menjadi satu-satunya yang mengambil keputusan dan tanggung jawab. Mungkin Dia juga menyadari bahwa kekudusan sempurna-Nya adalah... Akan aku katakan nyaris suatu ketidaksempurnaan, mengingat apa yang ada di hadapan-Nya: dunia yang tidak kudus. Kita ini bukan orang-orang kudus yang sempurna. Hanya saja bukan penjahat buruk seperti orang-orang lain... dan karena itu lebih mampu menjawab mereka yang benar seperti kita," kata Simon Zelot.

"Dan untuk mengenal mereka, harus kau katakan demikian!" tambah Matius.

"Oh! sejauh menyangkut itu, aku yakin Dia juga mengenal mereka. Tidak, Dia mengenal mereka lebih baik daripada kita, karena Dia dapat membaca hati orang. Aku yakin dan pasti akan hal itu seyakin dan sepasti bahwa aku hidup," kata Yakobus Zebedeus.

"Baik, kalau begitu, mengapa kadang-kadang Dia bersikap seperti yang Dia lakukan, membiarkan Diri-Nya menghadapi masalah dan bahaya?" tanya Andreas sedih.

"Siapa yang tahu? Aku tidak bisa memberitahumu," kata Tadeus seraya mengangkat bahu. Dan yang lain-lainnya sependapat dengannya.

Yohanes diam. Saudaranya menggodanya, "Karena kau selalu tahu segalanya tentang Yesus - kadang-kadang kamu tampak sangat dekat satu sama lain - pernahkah Dia memberitahumu mengapa Dia bersikap seperti itu?"

"Ya. Aku bertanya juga kepada-Nya baru-baru ini. Dia selalu menjawab, 'Karena Aku harus. Aku harus bertindak seolah-olah seluruh dunia adalah orang-orang yang bebal tetapi baik. Aku mengajarkan kepada semua orang doktrin yang sama dan dengan demikian anak-anak Kebenaran akan dipisahkan dari anak-anak Dusta.' Dia juga mengatakan kepadaku. 'Lihat, Yohanes? Ini seperti pengadilan pertama, bukan pengadilan universal atau kolektif, melainkan pengadilan tunggal. Menurut tindakan iman, kasih dan kebenaran mereka, anak-anak domba akan dipisahkan dari anak-anak kambing. Dan itu akan berlangsung juga sesudahnya, ketika Aku tidak akan ada lagi di sini, tetapi akan ada Gereja-Ku, selama-lamanya, hingga akhir dunia. Pengadilan pertama dari massa manusia akan terjadi di dunia, di mana manusia bertindak secara bebas, di hadapan Yang Baik dan Yang Jahat, Kebenaran dan Dusta. Seperti pengadilan pertama terjadi di Firdaus Duniawi, di depan pohon Yang Baik dan Yang Jahat, yang dilanggar oleh mereka yang tidak taat kepada Allah. Kemudian di saat kematian setiap individu, pengadilan yang sudah tertulis dalam kitab tindakan manusia akan disahkan oleh Pikiran yang tidak bercela. Pengadilan yang Agung, yang Mengerikan akan menjadi pengadilan yang terakhir, ketika massa manusia akan diadili lagi. Dari Adam sampai ke manusia terakhir. Mereka akan diadili atas apa yang secara bebas mereka inginkan bagi diri mereka sendiri di bumi. Sekarang, jika Aku sendiri yang harus memilih mereka yang layak akan Sabda Allah, Mukjizat, Kasih dan mereka yang tidak - dan Aku bisa melakukannya dengan hak dan kemampuan ilahi terhadap mereka yang dikecualikan, bahkan meski mereka adalah setan-setan, pada hari pengadilan individu, mereka akan berteriak lantang: 'SabdaMu adalah yang bersalah karena Dia tidak mau mengajar kami'. Tapi mereka tidak akan bisa mengatakan itu... atau lebih tepatnya, mereka akan mengatakannya, dengan sekali lagi berbohong. Dan karenanya mereka akan diadili.'"

"Jadi, menolak doktrin-Nya berarti menjadi orang terkutuk?" tanya Matius.

"Aku tidak tahu mengenai itu, apakah semua orang yang tidak percaya akan menjadi orang-orang terkutuk. Jika kau ingat, ketika berbicara dengan Sintikhe, Dia membuat kita mengerti bahwa mereka yang bertindak jujur dalam hidup bukanlah orang-orang terkutuk, bahkan jika mereka percaya pada agama-agama lain. Tapi kita bisa bertanya kepada-Nya. Israel, yang tahu akan Mesias dan sekarang percaya kepada-Nya setengah-setengah dan dengan buruk, atau menolak-Nya, pasti akan diadili dengan keras."

"Guru berbicara banyak kepadamu, dan kau tahu banyak hal yang kami tidak tahu," kata Yakobus saudaranya.

"Itu salahmu dan salah kamu semua. Aku bertanya kepada-Nya dengan kepolosan. Kadang-kadang aku mengajukan pertanyaan kepada-Nya yang pastilah membuat Yohanes-Nya tampak seperti seorang yang sangat bodoh di mata-Nya. Tapi aku tidak masalah. Yang aku inginkan hanyalah mengetahui apa yang Dia pikirkan dan menyimpan itu dalam diriku untuk menjadikannya milikku. Kamu harus melakukan hal yang sama. Tapi kamu selalu takut! Karena apa? Karena tampak bodoh? Dangkal? Dungu? Kamu seharusnya hanya takut karena belum siap ketika Dia pergi. Dia selalu mengatakannya... dan aku selalu mengulanginya untuk diriku sendiri untuk siap menghadapi perpisahan... Tapi aku merasa itu akan sangat menyedihkan..."

"Jangan membuatku memikirkannya!" seru Andreas. Dan yang lain-lainnya menggemakan kata-katanya dengan mendesah.

"Tapi kapankah itu akan terjadi? Dia selalu mengatakan: 'Segera'. Tapi itu bisa berarti satu bulan atau beberapa tahun. Dia begitu muda dan waktu berlalu begitu cepat... Ada apa, saudaraku? Kau berubah menjadi sangat pucat..." Tadeus bertanya kepada Yakobus.

"Tidak apa-apa! Aku sedang berpikir..." jawab sontak Yakobus Alfeus dengan kepala tertunduk.

Dan Tadeus membungkuk untuk melihat wajahnya... "Ada airmata di matamu! Ada apa?..."

"Tidak lebih dari yang kau miliki... Aku memikirkan saat ketika kita akan sendirian."

"Oh! Ada apa dengan Simon Yunus yang berlari mendahului sambil berteriak-teriak seperti itik di hari berbadai?" tanya Yakobus Zebedeus, menunjuk pada Petrus yang sudah meninggalkan Yesus sendirian dan berlari seraya meneriakkan perkataan yang, karena angin, tak dapat didengar teman-temannya.

Mereka mempercepat langkah mereka dan melihat bahwa Petrus mengambil jalan kecil yang datang dari Seforis, yang sekarang sudah dekat (sehingga para rasul berkata, bertanya satu sama lain apakah Yesus telah memerintahkannya untuk pergi ke Seforis melalui jalan pintas itu). Tetapi, dengan memperhatikan seksama mereka melihat bahwa Tomas dan Yudas adalah dua orang pengelana semata yang datang dari kota menuju jalan utama.

"Lihat itu! Di sini? Tepat di sini? Oh! Apa yang mereka lakukan di sini? Jika mereka harus pergi ke mana pun, dari Nazaret mereka harus pergi ke Kana dan lalu ke Tiberias…" komentar banyak dari mereka.

"Mungkin mereka datang ke sini untuk mencari para murid. Itu adalah misi mereka," kata bijak Zelot, yang merasa kecurigaan muncul di hati banyak mereka seperti ular yang terbangun.

"Ayo kita percepat langkah kita. Yesus sendirian dan Dia sepertinya menunggu kita…" saran Matius. Mereka bergegas dan mencapai Yesus pada waktu yang bersamaan dengan Petrus, Yudas dan Tomas.

Yesus sangat pucat, sebegitu rupa hingga Yohanes bertanya kepada-Nya, "Apakah Engkau tidak enak badan?" Yesus tersenyum dan membuat gerakan menyangkal sementara Dia menyapa kedua rasul yang kembali sesudah absen sekian lama.

Ia memeluk Tomas terlebih dahulu; dia semakmur dan seceria biasanya, tetapi berubah menjadi serius ketika dia melihat Guru yang begitu berubah dan dia dengan sopan bertanya, "Apakah Engkau sakit?"

"Tidak, Tom. Aku baik-baik saja. Dan apa kau selalu baik dan gembira?"

"Ya, Tuhan. Aku selalu baik dan selalu gembira. Aku merindukan-Mu, andai Engkau di sana hatiku akan sungguh sangat bahagia. Bapa dan ibuku bersyukur kepada-Mu karena mengirimku pulang untuk sementara waktu. Bapaku tidak terlalu sehat, jadi aku bekerja untuknya. Aku pergi ke saudari kembarku dan melihat keponakan kecilku dan aku memberinya nama seperti yang Kau sarankan. Kemudian Yudas datang dan dia membuatku berputar-putar seperti merpati kecil yang sedang jatuh cinta, kian kemari, ke mana pun ada murid-murid. Dia sudah banyak berkeliling seorang diri. Tapi dia akan menceritakannya pada-Mu sekarang, sebab dia melakukan pekerjaan sepuluh orang dan pantas untuk didengarkan oleh-Mu."

Yesus membiarkannya pergi dan sekarang giliran Yudas, yang sudah menunggu dengan sabar dan sekarang maju dengan blak-blakan, santai, penuh kemenangan. Yesus menatapnya tajam dengan mata safir-Nya. Tapi Dia menciumnya dan dicium olehnya, persis seperti yang Dia lakukan kepada Tomas. Dan perkataan selanjutnya penuh kasih, "Apakah ibumu senang bertemu denganmu, Yudas? Apakah perempuan kudus itu baik-baik saja?"

"Ya, Guru, dan dia memberkati Engkau karena mengirim Yudasnya kepadanya. Dia ingin mengirimi-Mu beberapa pemberian. Tetapi bagaimana aku bisa membawanya, karena aku harus pergi kesana kemari, melintasi gunung dan lembah. Engkau tidak perlu khawatir, Guru. Semua kelompok murid yang aku kunjungi bekerja secara kudus. Beritanya semakin menyebar. Aku ingin memeriksa secara pribadi konsekuensinya dengan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi yang paling berkuasa. Aku berkenalan dengan banyak orang dan aku bertemu lebih banyak orang sekarang, demi Engkau. Aku mendekati kaum Saduki dan kaum Herodian... Oh! Aku dapat meyakinkan-Mu bahwa martabatku sama sekali hancur!... Tapi itu demi Engkau! Aku siap melakukan itu dan bahkan lebih banyak lagi. Aku menerima jawaban yang menghina dan kutukan. Tapi aku juga mampu memunculkan pemahaman apresiatif pada orang-orang yang berprasangka terhadap-Mu. Aku tidak ingin dipuji oleh-Mu. Cukuplah bagiku bahwa aku melakukan kewajibanku dan aku bersyukur kepada Bapa Yang Kekal sebab telah menolongku sepanjang waktu. Dalam beberapa perkara aku harus menggunakan mukjizat. Dan aku menyesal, karena mereka pantas mendapatkan petir, bukan berkat. Tetapi Engkau berkata bahwa kita harus mengasihi dan bersabar... Aku bersikap demikian demi kehormatan dan kemuliaan Allah dan demi sukacita-Mu. Aku berharap banyak rintangan sudah disingkirkan untuk selamanya, juga karena aku menjamin demi kehormatanku bahwa mereka berdua, yang mendatangkan bayangan begitu suram ke atas kita, tidak lagi bersama-Mu. Belakangan aku mengalami skrupel mengenai menyatakan apa yang tidak aku ketahui dengan pasti. Jadi aku memutuskan untuk memeriksa guna melakukan apa yang mungkin diperlukan, karena aku tidak ingin mereka mendapati bahwa aku sudah berbohong, yang akan membuat mereka yang akan bertobat mencurigaiku selamanya. Bayangkan! Aku juga mendekati Hanas dan Kayafas!... Oh! Mereka ingin menghabisiku dengan kecaman mereka... Tapi aku begitu rendah hati dan persuasif, hingga akhirnya mereka berkata kepadaku, 'Yah, jika situasinya benar-benar seperti itu... Apa yang diberitahukan kepada kami berbeda. Majelis Besar Mahkamah Agama, yang ada dalam posisi mengetahuinya, memberitahu kami yang sebaliknya dan...'"

"Kau tidak akan mengatakan bahwa Yusuf dan Nikodemus adalah pembohong," sela Zelot, yang sudah mengendalikan dirinya sejauh ini, tetapi tidak bisa lagi melakukannya, dan wajahnya merah padam karena upayanya.

"Siapa bilang begitu? Sebaliknya, Yusuf melihatku ketika aku keluar dari rumah Hanas dan dia berkata kepadaku, 'Mengapa kau begitu marah?' Aku menceritakan semuanya kepadanya, dan bagaimana, seturut nasihatnya dan nasihat Nikodemus, Engkau, Guru, sudah mengusir budak galley dan perempuan Yunani itu. Karena Engkau telah menyuruh mereka pergi, bukan?' kata Yudas menatap Yesus dengan mata hitam pekatnya, yang berkilat-kilat hingga bagai berpendar. Dia tampaknya ingin menembusi Yesus dengan matanya untuk membaca apa yang telah Dia lakukan.

Yesus, Yang masih di depannya dan sangat dekat, berkata tenang, "Lanjutkan, Aku sangat tertarik dengan apa yang kau katakan. Ini adalah laporan yang akurat dan bisa sangat berguna."

"Ah! jadi aku mengatakan bahwa Hanas dan Kayafas sudah berubah pikiran. Itu sangat berarti bagi kita, ya kan? Dan kemudian!... Oh! Aku akan membuat-Mu tertawa sekarang! Tahukah Kau bahwa aku terjebak di antara dua pihak para rabbi yang memeriksaku seperti anak di bawah umur yang baru menjadi dewasa? Dan betapa dahsyat pengujian itu! Baiklah. Aku meyakinkan mereka dan mereka membiarkanku pergi. Kemudian aku menjadi curiga dan aku takut aku sudah mengatakan sesuatu yang tidak benar. Jadi aku memutuskan untuk membawa Tomas dan pergi sekali lagi ke tempat para murid, atau di mana orang dapat menduga di mana Yohanes dan perempuan Yunani itu berlindung. Aku pergi ke Lazarus, ke Menahem, ke istana Khuza, ke Eliza di Bet-Zur, ke kebun Yohana di Bether, ke Getsemani, ke rumah kecil Salomo di seberang sungai Yordan, ke Air Jernih, ke Nikodemus, ke Yusuf…"

"Tapi, tidakkah kau menemuinya?"

"Ya. Dan dia meyakinkanku bahwa dia tidak melihat mereka berdua lagi. Tapi Kau tahu... Aku ingin memastikan... Singkatnya: Aku memeriksa setiap tempat di mana aku pikir dia mungkin berada... Dan jangan berpikir bahwa aku menderita karena tidak menemukannya. Kau akan salah menilaiku. Setiap kali - dan Tomas bisa menegaskan ini - setiap kali aku keluar dari suatu tempat tanpa menemukannya dan tanpa jejaknya, aku akan berkata, 'Terpujilah Tuhan!' dan aku katakan, 'O Bapa Yang Kekal, aku mohon agar jangan pernah aku menemukannya!' Sungguh! Itu adalah kerinduan jiwaku... Esdraelon adalah tempat terakhir... Ah! Omong-omong! Ismael ben Fabi, yang berada di rumah pedesaannya di Megido, ingin menyambut-Mu sebagai tamunya... Tetapi jika aku adalah Engkau, aku tidak akan pergi..."

"Kenapa tidak? Aku pasti akan pergi. Aku juga antusias bertemu dengannya. Tidak, kita akan pergi ke sana segera. Daripada pergi ke Seforis, kita akan pergi ke Esdraelon, lalu ke Megido lusanya, yang adalah malam Sabat, dan dari sana ke rumah Ismael."

"Tidak, Tuhan! Kenapa? Apakah Engkau pikir dia menyukai-Mu?"

"Tetapi jika kamu sudah mendekatinya dan mengubahnya demi Aku, mengapa kau tidak ingin Aku pergi?"

"Aku tidak mendekatinya... Dia berada di ladang dan dia mengenaliku. Tapi aku - benar begitu, Tomas? - aku ingin melarikan diri ketika aku melihatnya. Tapi aku tidak bisa, karena dia memanggilku dengan namaku. Aku hanya bisa menasihati-Mu untuk tidak pernah pergi ke orang Farisi, atau ahli Taurat, atau sejenisnya. Tidak akan ada gunanya bagi-Mu. Mari kita berada di kalangan kita sendiri, sendirian saja, dengan orang-orang, dan tidak ada yang lain. Termasuk Lazarus, Nikodemus dan Yusuf... Itu akan merupakan suatu pengorbanan... Tapi lebih baik melakukannya, untuk menghindari kecemburuan, kebencian... dan mengekspos diri terhadap kecaman... Kau berbicara... dan mereka mencurangi perkataan-Mu. Tapi mari kita kembali ke Yohanes... Tadinya aku akan pergi ke Sicaminon, meskipun Ishak, yang aku jumpai di perbatasan Samaria, bersumpah kepadaku bahwa dia tidak melihatnya sejak Oktober."

"Dan Ishak bersumpah yang sebenarnya. Tetapi apa yang kau sarankan, mengenai kontak dengan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi, bertentangan dengan apa yang kau katakan sebelumnya. Kau membela-Ku... Itu yang kau lakukan, bukan? Kau katakan, 'Aku telah menghancurkan banyak prasangka terhadap-Mu.' Kau berkata begitu, bukan?"

"Ya, Guru, benar."

"Nah, kalau begitu, kenapa Aku tidak bisa menyelesaikan pembelaan-Ku sendiri? Jadi kita akan pergi ke Ismael. Dan sekarang kau akan kembali dan memberitahunya. Andreas, Simon Zelot dan Bartolomeus akan ikut bersamamu. Kami akan pergi kepada para petani dan beristirahat bersama mereka. Sejauh menyangkut Sicaminon, kami baru saja datang dari sana. Dan kami bersebelas. Kami pastikan kepadamu bahwa Yohanes tidak ada di sana. Dia juga tidak ada di Kapernaum atau Betsaida, di Tiberias, Magdala, Nazaret, Korazim, Betlehem di Galilea, dan seterusnya untuk semua tempat lain yang mungkin ingin kau kunjungi... demi memastikan bahwa Yohanes tidak ada di antara para rasul atau di rumah-rumah sahabat."

Yesus berbicara dengan tenang, dengan nada yang alami... Namun pasti ada sesuatu dalam Dia yang membuat kesal Yudas, rona wajahnya berubah untuk sesaat. Yesus memeluknya seolah-olah Dia ingin menciumnya... Dan sementara pipi-Nya menempel pada pipi Yudas, Dia berbisik kepadanya dengan suara pelan, "Kau orang celaka! Apa yang sudah kau lakukan terhadap jiwamu?"

"Guru... aku..."

"Pergilah! Kau berbau neraka lebih dari Setan sendiri! Diamlah!... Dan bertobatlah, jika kau bisa."

Yudas... aku pikir akan melarikan diri sekencang-kencangnya. Tetapi tidak. Dengan kurang ajar dia berkata dengan suara lantang, "Terima kasih, Guru. Tetapi aku mohon kepada-Mu, sebelum aku pergi, bolehkah aku berbicara dengan-Mu secara pribadi sebentar?"

Semua yang lain bergerak menjauh. "Mengapa, Tuhan, Engkau mengucapkan perkataan itu kepadaku? Kau membuatku berduka..."

"Karena itu adalah kebenaran. Siapa yang berurusan dengan Setan, berbau seperti Setan."

"Ah! apakah karena sihir? Oh! Kau menakutiku! Itu lelucon! Bukan apa-apa selain lelucon anak yang penasaran. Dan itu membantuku untuk mendekati beberapa orang Saduki dan kehilangan semua keinginan untuk bertemu mereka lagi. Jadi Kau bisa lihat bahwa Kau bisa mengabsolusiku tanpa khawatir. Itu adalah hal-hal yang tidak penting ketika orang memiliki kuasa-Mu. Kau benar. Ayo, Guru! Kesalahanku adalah kesalahan yang sangat ringan!... Besarlah kebijaksanaan-Mu. Tapi siapakah yang mengatakannya kepada-Mu?"

Yesus menatapnya dengan tajam tetapi tidak menjawab.

"Tetapi apakah Engkau benar-benar melihat dosa itu dalam hatiku?" tanya Yudas agak ketakutan.

"Dan itu membuat-Ku jijik. Pergilah! Dan jangan berkata-kata lagi." Dan Dia berbalik membelakanginya dan kembali kepada para murid, yang Dia perintahkan untuk mengubah rute, sesudah mengucapkan selamat tinggal kepada Bartolomeus, Simon dan Andreas, yang bergabung dengan Yudas dan pergi dengan segera, sementara mereka yang tinggal, berangkat dengan perlahan-lahan, tanpa menyadari kebenaran, yang hanya diketahui oleh Yesus.

Mereka sama sekali tidak menyadarinya hingga mereka memuji Yudas karena aktivitas dan kecerdikannya. Dan Petrus yang jujur dengan tulus mendakwa dirinya sendiri atas penilaian gegabah hatinya terhadap sesama rasul...

Yesus tersenyum... senyum yang samar, agak letih, seolah-olah Dia larut dalam pikiran-Nya dan hanya bisa mendengar celoteh para sahabat-Nya, yang mengetahui peristiwa-peristiwa hanya seperti yang diizinkan oleh kodrat manusia mereka untuk diketahui.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama