303. YESUS BERSAMA YOHANES EN-DOR DAN SINTIKHE DI NAZARET.            


16 Oktober 1945  

"Guru! Guru! Guru!" Tiga teriakan Yohanes En-Dor, yang keluar dari kamarnya yang kecil untuk pergi ke sumber mata air dan membasuh diri, yang bertemu dengan Yesus yang datang dari situ, membangunkan Marjiam, yang berlari keluar dari kamar Maria hanya dengan mengenakan jubah pendek tanpa lengan, masih bertelanjang kaki, dengan mata dan mulut terbuka lebar untuk melihat dan berteriak, "Yesus di sini!" dan berlari sekencang-kencangnya untuk melompat ke dalam pelukan Yesus. Teriakan itu membangunkan juga Sintikhe yang tidur di bengkel lama Yosef, dan yang keluar beberapa saat kemudian, sudah berpakaian tetapi rambut hitamnya baru dikepang sebagian dan tergantung pada bahunya.

Yesus, dengan si bocah masih dalam pelukan-Nya, menyapa Yohanes dan Sintikhe dan mendesak mereka untuk kembali masuk ke dalam rumah karena angin utara bertiup sangat kencang. Dan Dia masuk lebih dulu, dengan membawa Marjiam yang setengah telanjang, yang giginya gemeletuk kendati antusiasmenya. Yesus menempatkan si bocah dekat perapian, yang sudah dinyalakan, dan di mana Maria sedang sibuk menghangatkan susu dan pakaian si bocah agar dia tidak masuk angin.

Kedua orang lainnya tidak berbicara, tetapi mereka terlihat seperti personifikasi sukacita ekstatis. Yesus, Yang  duduk dengan si bocah di pangkuan-Nya sementara Santa Perawan dengan cepat membalutnya dalam pakaian hangat, mendongak dan dengan tersenyum berkata kepada mereka, "Aku sudah berjanji kepadamu bahwa Aku akan datang. Dan Simon Zelot juga akan datang hari ini atau besok. Aku mengutusnya untuk suatu keperluan. Tapi dia akan segera berada di sini dan kita akan bersama selama berhari-hari."

Marjiam segera selesai berpakaian dan pipi mungilnya, yang sudah menjadi pucat karena dingin, sekali lagi memancarkan ronanya. Yesus menurunkannya dan pergi ke kamar sebelah dengan diikuti oleh semua orang. Maria masuk terakhir dengan menggandeng si bocah. Dan Dia  mencelanya dengan lembut, "Apa yang harus Aku lakukan kepadamu, sekarang? Kamu tidak taat. Aku katakan padamu: 'Tetap di tempat tidur sampai Aku kembali,' sebaliknya kamu malah datang sebelum..."

"Teriakan Yohanes membangunkanku..." jawab Marjiam dengan nada meminta maaf.

"Itulah tepat saatnya kau seharusnya taat. Tinggal di tempat tidur saat orang tidur bukanlah ketaatan dan tidak ada ganjaran dalam melakukannya. Kau seharusnya bisa melakukannya ketika ada ganjaran, karena itu membutuhkan kekuatan kehendakmu. Aku pasti akan membawa Yesus kepadamu. Dan kamu pasti akan mendapatkan-Nya sepenuhnya untuk dirimu sendiri, tanpa risiko masuk angin."

"Aku tidak tahu kalau di luar begitu dingin."

"Tapi Aku tahu. Sedih hati-Ku melihatmu tidak taat."

"Tidak, Bunda. Terlebih sedih hatiku melihat-Mu demikian... Jika bukan karena Yesus, aku tidak akan bangun bahkan jika Engkau telah melupakanku di tempat tidur tanpa makanan, Bunda-ku yang cantik!... Cium aku, Mama. Engkau tahu bahwa aku adalah anak yang malang!..."

Maria memeluknya dan menciumnya, dan dengan demikian menghentikan air mata yang mengalir menuruni pipinya, dan membuatnya tersenyum kembali dengan janji, "Aku tidak, tidak, tidak akan pernah lagi tidak menaati-Mu!"

Sementara itu Yesus berbicara kepada kedua murid. Dia bertanya tentang kemajuan mereka dalam Kebijaksanaan, dan ketika mereka menyatakan bahwa segala sesuatunya menjadi jelas bagi mereka melalui perkataan Maria, Dia berkata, "Aku tahu. Kebijaksanaan Allah yang terang adikodrati menjadi terang yang jelas juga bagi orang-orang yang paling keras hati, ketika dikatakan oleh-Nya. Tetapi kamu tidak keras hati, dan karenanya kamu mendapatkan manfaat sepenuhnya dari ajaran-Nya."

"Engkau sekarang di sini, Nak. Sang guru sekali lagi menjadi seorang murid."

"Oh! Tidak ! Engkau akan terus menjadi sang guru. Aku akan mendengarkan-Mu seperti yang mereka lakukan. Aku hanyalah 'Putra' sepanjang hari-hari ini. Bukan yang lain. Engkau akan menjadi Bunda dan Guru Umat Kristiani; bahkan sudah sekarang ini: Aku Anak Sulung dan murid pertama-Mu, dan mereka, dan Simon ketika dia datang, adalah yang lain-lainnya... Lihat, Bunda? Dunia di sini. Dunia masa mendatang dalam diri seorang anak Israel yang murni yang bahkan tidak akan sadar menjadi 'Kristen'; dunia, dunia lama Israel dalam diri Zelot; umat manusia dalam diri Yohanes; orang bukan Yahudi dalam diri Sintikhe. Dan mereka semua datang kepada-Mu, Bunda Tersuci Yang memberikan susu Kebijaksanaan dan Hidup kepada dunia dan abad. Betapa banyak mulut yang sudah rindu menyusu pada dada-Mu! Dan betapa banyak yang akan merindukannya di masa mendatang! Para Patriark dan para Nabi merindukan-Mu, karena Makanan manusia akan datang dari rahim-Mu yang subur. Dan 'para pengikut-Ku' akan mencari-Mu untuk diampuni, diajar, dibela, dikasihi, seperti begitu banyak Marjiam. Dan diberkatilah mereka yang akan melakukannya! Karena tidak akan mungkin untuk berkanjang dalam Kristus, terkecuali rakhmat diperkokoh oleh pertolongan-Mu, Bunda penuh Rahmat."

Maria tampak bagai sekuntum mawar dalam gaun warna gelap-Nya, sebab Dia begitu tersipu oleh pujian PutraNya. Bunga mawar mengagumkan dalam balutan gaun yang sangat sederhana, dari wol kasar cokelat tua...

Mereka mengetuk dan Maria Alfeus, Yakobus dan Yudas datang bersama; Yudas dengan membawa bejana-bejana air dan kayu bakar. Mereka bergembira bertemu kembali. Dan kegembiraan mereka bertambah ketika mengetahui bahwa Zelot akan segera datang. Bahwa putra-putra Alfeus menyayanginya itu sudah jelas, bahkan tanpa perkataan yang diucapkan Yudas sebagai jawab atas ucapan ibunya yang mengomentari kegembiraan mereka, "Ibu, tepat di rumah ini dan suatu malam yang sangat menyedihkan bagi kami, dia menunjukkan kepada kami kasih seorang bapa dan masih memiliki kasih itu untuk kami. Kami tidak bisa melupakannya. Dia adalah 'ayah' bagi kami. Kami adalah 'anak-anaknya' bagi dia. Anak manakah yang tidak bergembira bertemu dengan seorang bapa yang baik?"

Maria Alfeus termenung dan mendesah... Kemudian, sebab dia seorang yang sangat praktis bahkan dalam kesedihannya, dia bertanya, "Dan di mana kamu akan membiarkan dia tidur? Engkau tidak punya kamar. Bawalah dia ke rumahku."

"Tidak, Maria. Dia akan tinggal di rumah-Ku. Hal itu bisa segera diatasi. Sintikhe akan tidur dengan BundaKu, Aku dengan Marjiam, Simon di bengkel. Baiklah, sebaiknya kita segera mempersiapkannya. Mari kita pergi."

Para lelaki pergi keluar menuju kebun sayur-mayur dan buah-buahan, sementara kedua Maria pergi untuk melakukan pekerjaan mereka di dapur.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama