|
296. YESUS BERKHOTBAH DI AERA.
7 Oktober 1945
Yesus sedang berbicara di alun-alun utama di Aera:
"...Dan Aku tidak akan mengatakan kepadamu, seperti yang Aku katakan di tempat-tempat lain, hal-hal utama dan penting yang harus kamu ketahui dan lakukan untuk diselamatkan. Kamu mengenalnya dengan sangat baik, melalui karya Timoneus, seorang kepala sinagoga yang bijak dari Hukum yang lama, yang sekarang terlebih bijak, sebab dia memperbaruinya dalam terang Hukum yang baru. Namun Aku ingin memperingatkanmu terhadap bahaya yang tidak bisa kamu lihat dalam keadaan pikiranmu saat ini. Bahaya dialihkan oleh tekanan dan tuduhan tidak secara terang-terangan yang bertujuan untuk melepaskanmu dari iman yang kamu sekarang miliki kepada-Ku. Aku akan meninggalkan Timoneus bersamamu untuk beberapa waktu lamanya. Dan bersama murid-murid yang lain dia akan menjelaskan kepadamu sabda dari Kitab dalam terang baru Kebenaran-Ku yang telah dia peluk. Tetapi sebelum meninggalkanmu, dan setelah mengamati hatimu dan melihat bahwa hatimu terbuka, rendah hati dan tulus dalam kasih, Aku ingin menyampaikan komentar kepadamu tentang satu poin dari kitab keempat Raja-raja.
Ketika Hizkia, raja Yehuda, diserang oleh Sanherib, tiga orang besar dari raja musuh datang kepadanya untuk menerornya, dengan menunjukkan kepadanya aliansi yang sudah diputuskan dan pasukan yang sudah mengepungnya. Elyakim, Sebna dan Yoah menjawab perkataan para utusan yang berkuasa itu dengan mengatakan, 'Berbicaralah kepada kami sedemikian rupa supaya rakyat tidak bisa mengerti kamu,' sehingga rakyat yang terteror itu tidak meminta perdamaian. Namun itulah yang justru diinginkan oleh para utusan Sanherib, dan dengan suara lantang mereka berkata dalam bahasa Ibrani yang sempurna, 'Jangan biarkan Hizkia memperdayamu... Lakukan bersama kami apa yang berguna bagimu dan menyerahlah dan setiap orang darimu akan makan buah dari tanaman anggurnya sendiri dan dari pohon aranya sendiri dan minum air dari waduknya sendiri hingga kami datang dan membawamu ke suatu negeri yang seperti negerimu sendiri, suatu negeri dengan gandum dan anggur yang baik, suatu negeri yang berlimpah roti dan kebun anggurnya, suatu negeri dengan pepohonan zaitun, minyak dan madu, dan kamu akan hidup dan tidak akan mati...' Dan ada tertulis, 'Rakyat tidak menjawab, karena raja telah memerintahkan mereka untuk tidak menjawab.
Sekarang, karena belas kasihan kepada jiwamu yang dikepung oleh kekuatan-kekuatan yang bahkan terlebih ganas daripada kekuatan Sanherib - yang bisa melukai tubuh tetapi tidak bisa membinasakan jiwa - sementara perang dimaklumkan kepada jiwamu oleh pasukan musuh yang dipimpin oleh tiran yang paling ganas dan paling kejam yang ada dalam ciptaan, Aku berdoa kepada utusannya, yang, guna merusak-Ku melaluimu, berupaya untuk meneror baik Aku maupun kamu dengan ancaman hukuman yang mengerikan. Aku berdoa dengan mengatakan, 'Berbicaralah kepada-Ku saja. Tetapi biarkan dalam damai jiwa-jiwa yang sekarang dilahirkan ke dalam Terang. Sakiti Aku, siksa Aku, dakwa Aku, bunuh Aku, tapi jangan mengamuk terhadap anak-anak Terang ini. Mereka masih lemah. Suatu hari kelak mereka akan menjadi kuat. Namun sekarang mereka masih lemah. Janganlah tanpa ampun terhadap mereka. Janganlah tanpa ampun terhadap kebebasan jiwa untuk memilih jalannya sendiri. Janganlah tanpa belas kasihan terhadap hak Tuhan untuk memanggil kepada Diri-Nya mereka yang mencari-Nya dalam kasih mereka yang bersahaja.'
Namun bisakah orang yang membenci menyerah kepada doa orang yang dibencinya? Bisakah orang yang dikuasai kebencian mengenal apa itu kasih? Tidak. Jadi, dengan kekejaman dan kekejian yang terlebih ganas mereka akan datang dan berkata kepadamu, 'Jangan biarkan Kristus memperdayamu. Ikutlah dengan kami dan kamu akan mendapatkan semua hal baik.' Dan mereka akan berkata kepadamu, 'Celakalah kamu jika kamu mengikuti Dia. Kamu akan dianiaya.' Dan mereka akan mendesakmu dengan kebaikan yang tidak tulus, 'Selamatkan jiwamu. Dia adalah Setan.' Mereka akan mengatakan begitu banyak hal melawan Aku, guna membujukmu untuk meninggalkan Terang. Aku berkata kepadamu, 'Jawablah para penggoda itu dengan keheninganmu.' Ketika Kekuatan Tuhan turun ke dalam hati mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, Mesias dan Juruselamat, maka kamu akan bisa berbicara, karena kamu tidak akan berbicara, tetapi Roh Allah sendiri yang akan berbicara melalui bibirmu, dan jiwamu akan teguh dalam Rahmat, kuat dan tak terkalahkan dalam Iman.
Bertekunlah. Itu saja yang Aku minta darimu. Ingatlah bahwa Allah tidak setuju dengan sihir musuh-Nya. Biarlah orang-orangmu yang sakit, mereka yang sudah dihibur dan yang jiwanya sudah menerima damai, berbicara di antaramu, hanya melalui kehadiran mereka, yang dari Dia Yang datang di antaramu untuk mengatakan kepadamu, 'Bertekunlah dalam kasih-Ku dan dalam doktrin-Ku dan kamu akan menerima Kerajaan Surga.' Karya-Ku berbicara bahkan lebih lantang daripada sabda-Ku, dan meski merupakan berkat yang sempurna untuk dapat percaya tanpa butuh bukti apa pun, Aku mengijinkanmu melihat keajaiban-keajaiban Allah, supaya kamu bisa diperteguh dalam imanmu. Ketika inteligensimu dicobai oleh para musuh Terang, jawablah mereka dengan perkataan dari jiwamu, 'Aku percaya sebab aku telah melihat Allah dalam karya-karya-Nya.' Jawablah para musuh melalui sarana keheningan yang aktif. Dan dengan dua jawaban itu, majulah menuju Terang. Kiranya damai selalu sertamu."
Dan Dia membubarkan mereka dan lalu meninggalkan alun-alun.
"Mengapa Engkau berbicara begitu sedikit kepada mereka, Tuhan? Timoneus mungkin kecewa," kata Natanael.
"Dia tidak akan kecewa, karena dia orang benar dan dia mengerti bahwa untuk memperingatkan orang akan suatu bahaya adalah dengan mengasihinya dengan kasih yang lebih besar. Bahaya itu benar-benar ada."
"Selalu kaum Farisi, eh ?" tanya Matius.
"Mereka dan yang lain-lainnya."
"Apakah Engkau patah semangat, Tuhan?" tanya Yohanes cemas.
"Tidak. Tidak lebih dari biasanya..."
"Meski begitu Engkau lebih bahagia selama beberapa hari terakhir..."
"Mungkin sedih karena ketidakhadiran para murid. Tetapi mengapakah Engkau mengutus mereka pergi? Apakah mungkin Engkau ingin terus bepergian?" tanya Iskariot.
"Tidak. Ini adalah tempat terakhir. Dari sini kita akan pulang. Tetapi adalah tidak mungkin bagi para perempuan untuk melanjutkan perjalanan dalam cuaca seperti ini. Mereka telah berbuat banyak. Sudah cukup untuk mereka."
"Dan bagaimanakah dengan Yohanes?"
"Yohanes sakit, dan tinggal di rumah yang menampungnya, sepertimu dulu."
Yesus kemudian undur diri dari Timoneus dan murid-murid lainnya yang akan tinggal di daerah itu dan kepada siapa Dia tentunya telah memberikan petunjuk untuk masa mendatang, sebab Dia tidak memberikan nasihat lebih lanjut.
Mereka berada di depan pintu rumah Timoneus, karena Yesus hendak sekali lagi memberkati nyonya rumah. Orang banyak menatap pada-Nya penuh hormat dan mengikuti-Nya ketika Dia berangkat kembali menuju pinggiran kota, melintasi kebun-kebun sayur dan wilayah terbuka. Orang-orang yang lebih bertekun mengikuti-Nya sejenak, dalam suatu kelompok yang menjadi semakin menyusut jumlahnya, hingga hanya sembilan orang tersisa, lalu lima, tiga, akhirnya satu ... Dan yang terakhir pun, juga, berbalik dan kembali ke Aera, sementara Yesus berjalan ke arah barat, hanya bersama keduabelas rasul, karena Ermasteus tinggal bersama Timoneus.
Yesus bersabda:
"Dan perjalanan, perjalanan panjang apostolik yang kedua berakhir sudah. Kami sekarang kembali ke daerah pedesaan yang terkenal di Galilea.
Maria yang malang, kau lebih letih daripada Yohanes En-Dor. Aku mengizinkanmu mengabaikan deskripsi tempat. Kami telah memberikan begitu banyak kepada para pencari yang penuh rasa ingin tahu. Dan mereka akan selalu menjadi 'pencari yang penuh rasa ingin tahu.' Tidak ada yang lain. Itu sudah cukup sekarang. Kekuatanmu melemah. Peliharalah demi perkataan-Ku. Aku memperhatikan kesia-siaan dari begitu banyak kerja kerasmu, dengan semangat yang sama dengan mana Aku memperhatikan kesia-siaan dari begitu banyak kerja keras-Ku. Itulah mengapa Aku katakan kepadamu: 'Sayangi dirimu demi perkataan-Ku.' Kau adalah 'jurubicara'. Oh! orang harus benar-benar mengulangi untukmu pepatah: 'Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.' Kau hanya mengulangi perkataan-Ku saja, dan para alim ulama yang sulit dipuaskan itu memandang remeh. Kau menambahkan deskripsimu pada perkataan-Ku, dan mereka menemukan kesalahan-kesalahan dengannya. Dan mereka akan menemukan lebih banyak kesalahan untuk menolak. Dan kau kehabisan tenaga. Aku akan memberitahumu kapan kau akan menggambarkan perjalanan itu. Aku, dan bukan siapa pun lainnya.
Aku telah memukulmu selama hampir satu tahun. Namun sebelum tahun berakhir, apakah kau ingin beristirahat sekali lagi di Hati-Ku? Jadi, ayo martir kecil..."
|
|
|