"Kamu Telah Menerima dengan Cuma-Cuma, maka Berikan Juga dengan Cuma-Cuma!", Sabda Yesus
oleh: P. Gregorius Kaha, SVD
Ada Situasi Paradoks dalam Kehidupan Kita:
Kitab Suci mengatakan Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya untuk semua manusia; tetapi nampak hanya sebagian orang yang sukses atau berhasil. Ada orang-orang kaya yang hidup berfoya-foya menghamburkan uang demi kenikmatan dan keinginan dirinya atau membuang kelebihan makanan sesuka hatinya di tempat sampah; tetapi ada banyak orang yang melarat dan tanpa makanan. Mengapa orang-orang sulit menyekolahkan anak karena biaya, padahal ada banyak yang menghabiskan uang untuk liburan yang panjang dan mewah atas nama rekreasi? Dan masih ada banyak situasi lain yang menggambarkan memang ada paradoks / situasi berlawanan dalam kehidupan kita.
Sampai kapan situasi ini berlangsung? Pinjam kata-kata seorang filsuf, sampai kapan pun “orang miskin dan orang kaya' akan tetap ada, tidak akan bisa dihapus. Walau demikian dunia bisa akan menjadi lebih baik kalau manusia memiliki sikap “mau berkorban” untuk yang lain. Jadi akar dari situasi dunia yang kacau ini juga karena orang tidak mau berkorban.
Memang problem besar di zaman modern ini, yakni tumbuh dan berkembangnya mental individual yang berakibat manusia modern tampil sebagai orang cuek, tidak peduli, cenderung urusi dirinya sendiri dan tidak mau terlibat dalam kehidupan orang lain dengan pelbagai alasan apalagi kalau keterlibatan itu membutuhkan sedikit pengorbanan. Berkorban demi orang lain, adalah sesuatu yang mahal pada zaman ini.
Tergerak Hati oleh Belas Kasihan:
Yesus Orang Nazareth itu mengundang setiap orang untuk mengambil bagian dalam perutusan-Nya yakni memberi diri bagi keselamatan sesama. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan karena melihat umat Israel seperti tanpa gembala. Mereka haus akan bimbingan, mereka rindu memiliki pemimpin yang berbudi, pemimpin yang mau berkorban untuk kepentingan banyak orang. Situasi bersama mereka sangat memprihatinkan dan Yesus menangkap kerinduan mereka, maka dia MEMILIH dan MEMBERI TUGAS kepada para murid-Nya untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-setan.
Kata kuncinya “memilih dan memberi tugas”, artinya para murid dipanggil untuk keluar dari dirinya dan menjadi berkat bagi orang lain. Ada banyak orang sakit; ada yang sakit fisik tetapi ada juga yang sakit batin. Ada banyak yang mati karena kecewa dan putus asa. Lain lagi buta karena tenggelam dalam kegelapan dunia, bahkan ada yang hidup dengan pengaruh-pengaruh setan. Dan para murid yang dipanggil untuk tugas dan karya ini dalam dirinya harus mengalir semangat untuk BERKORBAN. Analogkan saja dengan lilin, ia baru menjadi berguna kalau memberi diri dibakar; lonceng, ia baru berbunyi kalau dipukul; kasih, ia baru berfaedah kalau diamalkan.
Saudara-saudari, sesungguhnya dunia tidak berkekurangan, dunia ini berkelimpahan; hanya saja manusia tidak memahami kehendak dan rencana Tuhan untuk kehidupan manusia. Yesus mengajak setiap orang untuk keluar dari dirinya dan rela berkorban bagi orang lain. Keyakinan ini bisa menjadi pesan bagi kita semua: yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan yang harus kita bagikan. “Kamu telah menerimanya dengan cuma-cuma, maka berikan pula dengan cuma-cuma!”
|