YESAYA
(YESus SAyang saYA)
Mei 2005
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12
HABEMUS PAPAM!
Paus Benediktus XVI
Tanggal 19 April 2005 pukul 5.50 sore waktu setempat, asap putih tampak membubung dari cerobong asap Kapel Sistine di Roma sebagai tanda pertama bahwa seorang paus baru telah terpilih oleh Dewan Kardinal. Sejenak kemudian, lonceng-lonceng Basilika St Petrus mulai berdentangan guna menegaskan isyarat pertama. Kardinal Joseph Ratzinger dari Jerman telah terpilih sebagai penerus Paus Yohanes Paulus II pada hari kedua conclave setelah dilakukan empat kali pemungutan suara. Suatu `kebetulan' tanggal 19 April adalah pesta St Leo IX, seorang paus Jerman yang adalah seorang kudus.
Paus yang baru muncul di hadapan publik satu jam setelah isyarat asap dan lonceng. Bapa Suci tampil di tengah balkon Basilika St Petrus dan menyapa dalam bahasa Italia kepada ribuan orang yang telah lama menanti.
|
Saudara dan saudari yang terkasih,
Setelah Paus Yohanes Paulus II yang agung, para kardinal telah memilih saya, seorang pekerja sederhana dan rendah di kebun anggur Tuhan.
Kenyataan bahwa Tuhan tahu bagaimana berkarya dan bertindak bahkan melalui alat-alat yang tak sempurna, sungguh melegakan saya. Di atas segalanya, saya mempercayakan diri saya pada doa-doa kalian semua.
Marilah kita melangkah maju dalam sukacita Kristus yang Bangkit, percaya akan pertolongan-Nya yang tak habis-habisnya. Kristus akan menolong kita dan Santa Perawan Maria, Bunda-Nya yang Terkudus, akan mendampingi kita. Terima kasih.
|
Paus Benediktus XVI dinobatkan secara resmi sebagai Imam Agung di Roma dalam Misa Penobatan Paus pada tanggal 24 April 2005, meskipun sesungguhnya, ia telah sah menjadi Paus dan Uskup Roma sejak saat ia menyatakan kesediannya untuk menerima tanggung jawab yang berat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.
Marilah mendukung Bapa Suci kita yang terkasih, Paus Benediktus XVI, dengan doa-doa kita!
|
“Di satu pihak, saya merasa lemah dan tak pantas menerima tanggung jawab ini. Namun, di pihak lain, saya merasakan campur tangan Tuhan yang selalu membimbing hamba-Nya dan tidak pernah meninggalkan mereka.”
~ Paus Benediktus XVI
|
TAHUKAH KALIAN?
|
Paus Benediktus XVI, yang dipilih menjadi paus dalam usianya yang ke-78, adalah paus tertua yang dipilih sejak Paus Klemens XII pada tahun 1730.
Paus Benediktus XVI adalah paus Jerman yang pertama sejak Paus Adrian VI (1522 - 1523) dan paus Jerman yang kedelapan. Paus Jerman yang pertama adalah Paus Gregorius V (996 - 999)
Paus Benediktus sebelumnya, yaitu Paus Benediktus XV, adalah seorang Italia yang menjabat sebagai Uskup Roma dari tahun 1914 hingga 1922, dengan demikian bertahta selama masa Perang Dunia I.
|
“Akulah gembala yang baik … Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” (Yoh 10:14)
 “Salah satu karakteristik dasar seorang gembala adalah bahwa ia harus mengasihi kawanan yang dipercayakan kepadanya, bahkan seperti ia mengasihi Kristus yang ia layani. “Gembalakanlah domba-domba-Ku,” kata Kristus kepada Petrus, dan sekarang, pada saat ini, Ia mengatakannya juga kepadaku. Menggembalakan berarti mengasihi, dan mengasihi berarti juga siap menderita. Mengasihi berarti memberikan kepada domba-domba apa yang sungguh baik, makanan dari kebenaran Allah, dari Sabda Allah, makanan dari kehadiran-Nya, yang Ia anugerahkan kepada kita dalam Sakramen Mahakudus.
Sahabat-sahabatku yang terkasih - pada saat ini aku hanya dapat mengatakan: berdoalah bagiku, agar aku dapat belajar mengasihi Tuhan lebih dan lebih lagi. Berdoalah bagiku, agar aku dapat belajar mengasihi kawanan-Nya lebih dan lebih lagi. Dengan kata lain, kalian, Gereja yang kudus, kalian masing-masing dan kalian semuanya, berdoalah bagiku, agar aku tidak lari ketakutan menghadapi serigala-serigala. Marilah kita saling mendoakan, agar Kristus menopang kita dan kita belajar untuk menopang satu sama lain.”
~ Bapa Suci Benediktus XVI,
Misa Penobatan Paus, 24 April 2005
DOA BAGI PAUS BENEDIKTUS XVI
Sumber:
“Prayer for Pope Benedict”; Daughters of St Paul; www.daughtersofstpaul.com
|
Ya Tuhan, Allah kami, Engkau-lah sumber segala kebajikan.
Pandanglah dengan penuh kasih hamba-Mu Benediktus, Bapa Suci kami. Engkau Sendiri telah menetapkannya sebagai penerus St Petrus, rasul, yang di atasnya Engkau telah membangun GerejaMu. Kiranya segala perkataan dan teladannya mengilhami serta membimbing Gereja. Kiranya Ia mewartakan kepada segenap umat manusia pesan-pesan kasih, kebenaran dan keselamatan-Mu.
Bimbinglah hamba-Mu Benediktus dan karuniakanlah kepadanya roh kebijaksanaan dan kasih. Karuniakanlah kepadanya hati seorang gembala yang baik. Kiranya mereka semua yang melihatnya, melihat pula Yesus Kristus. Sudilah menjadi penghiburan dan sukacitanya.
Melalui pelayanannya, bangunlah GerejaMu menjadi suatu sakramen persatuan, kasih dan perdamaian bagi segenap dunia. Kiranya segenap umat manusia semakin mengenal serta mengasihi-Mu. Kiranya mereka menanggapi kerinduan hati-Mu dan bersukacita bersama-Mu dalam keabadian. Semuanya ini kami mohon dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu, Tuhan dan Allah kami. Amin.
|

MENGAPA “BENEDIKTUS” DAN BUKAN “YOHANES PAULUS”?
 Pemilihan nama Benediktus menarik untuk disimak. Hari ulangtahun Paus Benediktus XVI adalah tanggal 16 April, yaitu pada Pesta St Benediktus Joseph Labre (26 Maret 1748 - 16 April 1783), yang dikenal sebagai Peziarah Kudus. Di samping itu, Paus Benediktus sebelumnya, Paus Benediktus XV, dianggap sebagai juru damai yang meredakan pertikaian antara kaum modern dan kaum tradisional dengan Gereja; pemilihan nama Benediktus dipandang sebagai isyarat bahwa Paus Benediktus XVI memiliki tujuan yang sama. Lagipula, menurut laporan berita Der Spiegel dalam wawancaranya dengan Kardinal Meisner, yang dikenal sebagai rekan dekat paus, menyatakan bahwa ia memilih nama Benediktus sebab Paus Benediktus XV “melakukan banyak demi perdamaian dunia.”
Tetapi, Profesor Theologi Susan Roll dari Universitas Ottawa dalam Globe and Mail memperkirakan bahwa Paus mengambil nama itu dari St Benediktus yang mendirikan Ordo Benediktin dan dihormati oleh umat Katolik karena jasanya dalam melestarikan peradaban Kristiani dalam Abad Pertengahan. St Benediktus juga merupakan salah satu santo pelindung Eropa. Bapa Suci Benediktus XVI senantiasa menyatakan keprihatinannya agar Eropa haruslah melakukan segala daya upaya agar tidak kehilangan warisan Kristiani mereka. Sebagian orang memperkirakan bahwa dengan memilih nama dari salah satu santo pelindung Eropa mengisyaratkan keinginannya untuk mengembalikan Eropa kepada Kristus.
Namun demikian, John Allen, penulis biografi paus dan juga seorang yang telah lama menjadi pengamat Vatican, mengatakan kepada CNN pada tanggal 20 April 2005 bahwa pemilihan nama tersebut tampaknya sengaja agar mengingatkan orang bahwa pemilik nama sebelumnya, Benediktus XV, memiliki masa pontifikat yang singkat. Sesungguhnya, Pastor Georg Ratzinger, kakak sulung paus, pernah mengungkapkan harapannya agar adiknya yang telah lanjut usia tidak terpilih sebagai paus, mengingat beratnya beban dan tanggung jawab jabatan tersebut dan kenyataan bahwa pada tahun 1991, bapa suci menderita pendarahan otak. Berdasarkan ini, Allen menyimpulkan, “Pada kenyataannya, Paus Benediktus XV, paus terakhir yang menggunakan nama tersebut, merupakan salah seorang paus dengan masa pontifikat tersingkat sepanjang abad 20. Jadi, saya pikir, Bapa Suci sadar betul bahwa masa pontifikatnya mungkin tak akan berlangsung lama, sementara begitu banyak yang harus dilakukan.”

|
“Saya juga berharap dalam masa pontifikat yang singkat ini, saya dapat menjadi manusia perdamaian.”
~ Paus Benediktus XVI,
kepada para kardinal sesaat setelah beliau terpilih.
|
APA KATA BAPA SUCI SENDIRI MENGENAI NAMANYA?
 Audiensi Umum
Rabu, 27 April 2005
Saudara dan Saudariku terkasih,
Dengan penuh sukacita saya menyambut kalian dan juga menyampaikan salam kepada mereka semua yang mengikuti audiensi ini melalui radio dan televisi. Setelah wafatnya pendahulu saya yang terkasih, Paus Yohanes Paulus II, saya berada di hadapan kalian pada hari ini untuk Audiensi Umum saya yang pertama. Dipenuhi rasa kagum dan syukur, saya hendak menyampaikan mengapa saya memilih nama Benediktus. Pertama-tama, saya terkenang akan Paus Benediktus XV, seorang nabi perdamaian yang gagah berani, yang membimbing Gereja melewati masa-masa perang yang penuh pergolakan. Dengan mengikuti jejak langkahnya saya menempatkan pelayanan saya demi perdamaian dan keharmonisan di antara segenap umat manusia. Di samping itu, saya terkenang akan St Benediktus dari Nursia, santo pelindung Eropa, yang sepanjang hidupnya menanamkan nilai-nilai Kristiani di Eropa. Saya mohon padanya untuk menolong kita semua agar berpegang teguh dalam menjadikan Kristus sebagai pusat dalam kehidupan Kristiani kita: Kiranya Kristus senantiasa mendapatkan prioritas utama dalam benak dan segala tindakan kita!
~ Paus Benediktus XVI
PAUS DENGAN MASA PONTIFIKAT TERPANJANG VS TERSINGKAT
Paus Yohanes Paulus I
|
Masa Pontifikat terpanjang:
1. St. Petrus (30-64 atau 67): 34 atau 37 tahun
2. Paus Pius IX (1846-1878): 31 tahun 7 bulan.
3. Paus Yohanes Paulus II (1978-2005): 26 tahun 5 bulan.
Masa Pontifikat tersingkat:
1. Paus Yohanes Paulus I: Dinobatkan 26 Agustus 1978, wafat 28 September 1978. Masa Pontifikat: 33 hari.
2. Stefanus II: Terpilih sebagai paus yang ke-92 pada tahun 752, namun wafat sebelum dinobatkan. Masa pontifikat: NIL!
|
Paus Yohanes Paulus II
|
APA ITU ANTI-PAUS?
Seorang “anti-paus” atau disebut juga “paus tandingan” adalah seorang yang dipilih menjadi paus sementara paus yang sah masih bertahta. Ada 34 “anti paus”. Di suatu masa dalam sejarah, malahan ada tiga orang berbeda yang semuanya mengaku sebagai paus! Peristiwa itu terjadi pada abad ke-14 ketika paus yang sah pindah ke Avignon, Perancis dari tahun 1309 hingga tahun 1377.
Pada mulanya, para pemimpin umat Kristiani di Roma dipilih berdasarkan suara terbanyak dalam masyarakat. Pada tahun 217, Hippolitus tidak puas atas terpilihnya Paus St Kalistus, yang dianggapnya lemah dalam mempertahankan doktrin Tritunggal Mahakudus. Ia menarik diri dari kelompok yang mendukung Paus Kalistus dan dipilih oleh orang-orang yang mendukungnya sebagai paus tandingan.
Jadi, Hippolitus menjadi seorang anti-paus yang pertama. Ia tetap menjadi seorang paus tandingan selama masa pemerintahan dua paus lainnya. Pada akhirnya, ia meletakkan jabatan dan kembali ke kawanan. Ia dan paus yang sah - Paus St Pontianus - mengundurkan diri agar orang ketiga, St Anterus - dapat menjadi paus. Keduanya, St Pontianus dan St Hipolitus wafat sebagai martir pada tahun 235. Walau keduanya berbeda pendapat dan berselisih paham dalam hidupnya, namun pada akhirnya kedua orang kudus kita ini wafat bersama sebagai sahabat dalam teladan kasih pengampunan. Gereja merayakan Pesta St Pontianus dan St Hipolitus pada tanggal yang sama, yaitu 13 Agustus.
PESAN BAPA SUCI KEPADA KAUM MUDA
|
“Jadi, pada hari ini, dengan segenap kekuatan dan keyakinan penuh berdasarkan pengalaman hidup pribadi yang panjang, aku katakan kepada kalian, kaum muda yang terkasih: Jangan takut kepada Kristus! Ia tidak merampas apa-apa darimu, malahan Ia melimpahimu dengan segala sesuatu. Apabila kita menyerahkan diri kepada-Nya, kita akan menerima seratus kali lipat sebagai balasannya. Ya, buka, bukalah lebar-lebar pintu hati kalian bagi Kristus - maka kalian akan menemukan hidup sejati. Amin.”
|
Kardinal Angelo Sodano dipilih sebagai Dekan Dewan Kardinal
 Pada tanggal 30 April 2005, Paus Benediktus XVI mengesahkan Kardinal Angelo Sodano, Sekretaris Negara Vatikan, sebagai Dekan Dewan Kardinal yang baru. Jabatan ini menjadi lowong pada tanggal 19 April, ketika dekan pada waktu itu, Kardinal Joseph Ratzinger, terpilih sebagai paus.
Kardinal Sodano, 77 tahun, telah mengabdi sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak akhir tahun 1990. Dalam upacara-upacara seputar penobatan paus yang baru lalu, Kardinal Sodano bertindak sebagai dekan, sebab waktu itu ia adalah Subdekan Dewan Kardinal.
Kardinal Roger Etchegaray, 82 tahun, mantan Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, dipilih sebagai Subdekan Dewan Kardinal menggantikan Kardinal Sodano yang kini menjadi dekan.
Lima hari sebelumnya, yaitu pada tanggal 25 April, Paus Benediktus XVI mengusulkan Kardinal Nigeria, Francis Arinze, Kepala Kongregasi Ibadat dan Tertib Sakramen untuk mengisi jabatan yang ditinggalkannya. Keenam para Kardinal Uskup kemudian bertemu pada tanggal 26 April guna memilih dekan dan subdekan dari antara mereka.
Selain Kardinal Sodano, Arinze dan Etchegaray, para kardinal uskup lainnya yang ikut ambil bagian dalam pemilihan tersebut adalah Kardinal Bernardin Gantin, mantan Kepala Kongregasi untuk Klerus, Kardinal Alfonso Lopez Trujillo, Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga; dan Kardinal Giovanni Battista Re, Kepala Kongregasi untuk Klerus.
Hukum Gereja menetapkan bahwa Dekan Dewan Kardinal harus tinggal di Vatikan; ia dianggap sebagai yang pertama di antara rekan-rekan sederajat dalam dewan dan menjalankan terutama tugas-tugas upacara, kecuali selama periode antara wafat seorang paus hingga terpilihnya seorang paus yang baru. Apabila Paus wafat, dekan memimpin rapat-rapat “kongregasi umum” harian di mana para kardinal mempersiapkan conclave. Dan apabila seorang paus baru telah terpilih, merupakan tanggung jawab Dekan Dewan Kardinal untuk menanyakan kesedian dia yang terpilih atas pemilihan kanonik atasnya.
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|