213. DI KERIOT, YESUS BERBICARA DI SINAGOGA.   


9 Juli 1945

Bagian dalam sinagoga Keriot, tempat tepat di mana mereka membaringkan di atas tanah Saul, yang meninggal sesudah melihat kemuliaan mendatang Kristus. Di tempat ini, dalam suatu himpunan khalayak ramai dari mana Yesus dan Yudas muncul - mereka adalah yang paling tinggi dan wajah keduanya bersinar, yang satu karena kasih, yang lain karena sukacita melihat bahwa kotanya selalu setia kepada Tuhan dan tampil beda dari yang lain dengan menyampaikan hormat khidmad kepada sang Guru - ada orang-orang terpandang Keriot dan sedikit lebih jauh dari Yesus adalah para penduduk, yang berdesakan bagai benih dalam karung. Sinagoga begitu penuh sesak hingga sulit untuk bernapas, meski pintu-pintu terbuka. Dan demi memberikan hormat kepada sang Guru dan mendengarkan-Nya, mereka berakhir dengan keonaran begitu rupa dan kebisingan begitu rupa hingga tidaklah mungkin untuk mendengarkan apa-apa.

Yesus menerima situasi itu tanpa mengeluh dan diam. Tetapi yang lain-lainnya menjadi tidak sabar, mereka mengangkat tangan dan berteriak: "Tenang!" Tetapi suara mereka lenyap ditelan hingar-bingar, bagai suatu seruan di pantai yang berbadai.

Yudas tidak membuang waktu. Dia memanjat sebuah bangku yang tinggi dan saling membenturkan lampu-lampu, yang tergantung berkelompok, satu dengan yang lainnya. Logam-logam cekung itu menggema dan rantai-rantainya bergemeretakan satu sama lainnya, bagai alat-alat musik. Orang banyak pun menjadi diam dan pada akhirnya adalah mungkin untuk mendengarkan Yesus berbicara.

Ia berkata kepada kepala sinagoga: "Berikanlah kepada-Ku gulungan kesepuluh dari rak itu." Dan begitu Ia mendapatkannya, Ia membukanya dan menyerahkannya kembali kepada kepala sinagoga dengan berkata: "Bacakanlah bab keempat dari kisah itu, Kitab Kedua Makabe."  

Kepala sinagoga taat dan mulai membaca. Dan perebutan jabatan dari Onias, kejahatan-kejahatan Yason, pengkhianatan Menelaus dan perampasan-perampasan disajikan sebagai permenungan dari mereka yang hadir. Bab usai. Kepala sinagoga menatap pada Yesus Yang mendengarkan dengan seksama.

Yesus mengangguk tanda bahwa itu cukup dan lalu berpaling kepada orang banyak: "Di kota murid-Ku yang paling terkasih ini, Aku tidak akan menyampaikan perkataan sebagaimana biasanya untuk mengajarmu. Kami akan tinggal di sini selama beberapa hari dan Aku ingin dia menyampaikannya kepadamu, sebab dari sinilah Aku ingin memulai kontak langsung, kontak terus-menerus antara para rasul dan orang banyak. Hal itu sudah diputuskan di Galilea atas, di mana berhasil gemilang untuk pertama kalinya. Tetapi kerendahan hati para murid-Ku menyebabkan mereka undur diri ke belakang layar, sebab mereka takut kalau-kalau mereka tidak mampu dan kalau-kalau mereka akan merampas tempat-Ku. Tidak. Mereka harus melakukannya, mereka akan melakukannya dengan baik dan membantu Guru mereka. Karena itu warta apostolik yang sebenarnya haruslah dimulai di sini, dengan menggabungkan dalam hanya satu kasih saja perbatasan-perbatasan Fenisia Galilea ke negeri-negeri Yudea, yang di selatan, yang berdampingan dengan negeri-negeri matahari dan pantai. Sebab sang Guru tidak lagi mencukupi bagi kebutuhan-kebutuhan orang banyak. Dan juga sebab adalah benar bahwa anak-anak elang harus meninggalkan sarang mereka dan melakukan penerbangan pertama mereka sementra Matahari masih bersama mereka dan sayap kuat-Nya dapat menopang mereka.       

Oleh sebab itu, sepanjang hari-hari ini, Aku akan menjadi sahabatmu dan penghiburmu. Merekalah yang akan menjadi sabda dan akan menebarkan benih yang telah Aku berikan kepada mereka. Karenanya Aku tidak akan mengajar di hadapan publik, tetapi Aku akan memberikan kepadamu suatu hak istimewa: suatu nubuat. Aku memintamu mengingatnya untuk masa mendatang ketika peristiwa yang paling mengerikan dari Umat Manusia akan menggelapkan matahari dan dalam kegelapan hatimu mungkin dihantar untuk menghakimi secara salah. Aku tidak ingin kamu dihantar pada kesesatan, sebab dari saat pertama kamu telah baik kepada-Ku. Aku tidak ingin dunia berada dalam posisi untuk mengatakan: 'Keriot adalah musuh Kristus.' Aku adil. Aku tidak dapat membiarkan kritikan, entah mendengki melawan Aku atau mengasihi Aku, untuk dapat mendakwamu bersalah melawan Aku, dengan didorong oleh perasaan-perasaannya. Seperti adalah tidak mungkin untuk mengharapkan kekudusan yang sama dalam diri anak-anak dari sebuah keluarga besar, demikianlah tidak mungkin mengharapkannya dalam sebuah kota yang besar. Tetapi adalah akan sungguh melawan cinta kasih mengatakan: 'Seluruh keluarga atau seluruh kota adalah terkutuk' karena satu anak yang jahat atau satu warga yang jahat.   

Karena itu dengarkanlah, lalu ingatlah, senantiasalah setia, dan seperti Aku begitu mengasihimu hingga ingin melindungimu dari suatu dakwaan yang tidak adil, demikianlah kamu harus mengasihi mereka yang tidak bersalah. Selalu. Siapa pun mereka itu. Apapun mungkin hubungannya dengan mereka yang bersalah.

Sekarang dengarkanlah. Saatnya akan tiba ketika di Israel akan ada pelapor-pelapor harta perbendaharaan dan negeri, yang dengan harapan menjalin persahabatan dengan orang-orang asing, akan berbicara jahat mengenai Imam Besar yang sesungguhnya, menuduhnya bersekongkol dengan musuh-musuh Israel dan dengan perbuatan-perbuatan jahat melawan anak-anak Allah. Dan demi mencapai tujuan mereka, mereka dapat melakukan kejahatan-kejahatan, dengan menimpakan tanggung jawabnya pada Yang Tak Bersalah. Dan saatnya akan tiba, masih di Israel, bahkan lebih dari masa Onias, ketika seorang yang tercela, dengan intrik untuk menjadi Pontiff, akan pergi kepada para penguasa di Israel dan akan merusakkan mereka dengan emas perkataan-perkataan dusta, yang bahkan lebih tercela, dan akan memutarbalikkan kebenaran fakta-fakta, dan dia tidak akan berbicara melawan kejahatan-kejahatan, sebaliknya, demi mengejar tujuan memalukannya, dia akan melakukan yang terbaik untuk merusakkan adat kebiasaan demi dapat mencengkeram dengan lebih kokoh jiwa-jiwa yang dijauhkan dari persahabatan dengan Allah: segalanya demi mencapai tujuannya. Dan dia akan berhasil. Tentu saja! Sebab jika di kediaman Gunung Moria itu sendiri tidak ada gelanggang-gelanggang olah raga dari Yason yang fasik, pada kenyataan sebenarnya gelanggang-gelanggang olah raga itu ada dalam hati penduduk gunung, yang demi kebebasan bersedia untuk menjual apa yang bernilai jauh lebih dari sebidang tanah, yakni, hati nurani mereka sendiri. Buah-buah dari kesesatan lama masih dapat terlihat, dan dia yang punya mata untuk melihat, dapat melihat apa yang sedang terjadi di sana, di mana seharusnya ada cinta kasih, kemurnian, keadilan, kebaikan dan agama kudus yang kuat. Tetapi jika buah-buah itu sudah menjadi penyebab kegentaran, maka buah-buah dari benih-benih mereka tidak hanya akan menyebabkan kegentaran, melainkan malapetaka dari Allah.

Dan inilah nubuat yang sebenarnya. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa dia yang secara licik mendapatkan kedudukan dan kepercayaan, melalui sarana tipu-daya, akan menyerahkan ke dalam tangan para musuh-Nya, sebagai ganti uang, sang Imam Besar, sang Imam Besar Sejati. Diperdayakan oleh pernyataan kasih dan dihantarkan kepada para algojo-Nya dengan suatu tindakan kasih, Ia, sang Imam Besar Sejati, akan dibunuh tanpa mengindahkan keadilan. Dakwaan-dakwaan apakah yang akan dibuat untuk melawan Kristus, sebab Aku tengah berbicara mengenai Diri-Ku sendiri, demi membenarkan hak untuk membunuh-Nya? Takdir apakah yang akan disediakan bagi mereka yang melakukannya? Takdir keadilan segera yang mengerikan. Bukan suatu takdir individual, melainkan suatu takdir bersama bagi kaki tangan si pengkhianat. Suatu takdir yang lebih jauh dan bahkan lebih mengerikan dari takdir orang itu yang sesal mendalamnya akan mendorongnya untuk memahkotai jiwa setaninya dengan melakukan suatu kejahatan final atas dirinya sendiri. Sebab yang itu akan berakhir dalam sekejab. Hukuman yang terakhir ini akan menjadi suatu hukuman yang panjang dan mengerikan. Kamu akan mendapatinya dalam kalimat '… dan murka-Nya bangkit dan Ia memerintahkan agar segera pakaian merah lembayung Andronikus ditanggalkan dan dia dibunuh tepat di tempat di mana dia sudah melakukan kefasikannya atas diri Onias.' Ya, bangsa imami akan dipukul dalam diri anak-anaknya pula dalam diri para algojo. Dan kamu dapat membaca takdir dari himpunan massa jahat yang bersekongkol dalam perkataan berikut: 'Suara dari darah ini berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau…'  Dan itu akan diucapkan oleh Allah kepada semua orang yang tidak menjaga rahmat dari Surga. Sebab jika benar bahwa Aku telah datang untuk menebus, celakalah mereka yang akan menjadi pembunuh-pembunuh, dan mereka tidak akan ditebus, di antara orang-orang ini yang penebusan pertamanya adalah Janji-Ku.

Aku telah mengatakannya kepadamu. Ingatlah itu. Dan ketika kamu mendengar mereka mengatakan bahwa Aku adalah seorang pelaku kejahatan, katakan: 'Tidak. Ia telah memperingatkan kami. Dan inilah tandanya, yang sedang digenapi dan Ia adalah Kurban yang dibunuh demi dosa-dosa dunia.'"

Orang banyak meninggalkan sinagoga dan dengan menggerak-gerakkan tangan mereka semua berbicara mengenai nubuat dan mengenai bagaimana Yesus memberikan penghargaan tinggi kepada Yudas. Penduduk Keriot amat bergembira atas kehormatan yang diberikan kepada mereka oleh Mesias dengan memilih kota dari seorang rasul, dan tepatnya seorang rasul dari Keriot yang akan memulai pengajaran apostolik, dan juga atas hadiah istimewa nubuat. Meski suatu nubuat yang menyedihkan, namun merupakan suatu kehormatan besar sudah menerimanya dengan perkataan-perkataan kasih yang mendahuluinya…    

Yesus dan kelompok para rasul adalah satu-satunya yang masih tinggal di sinagoga; mereka lalu pergi masuk ke dalam kebun kecil di antara sinagoga dan rumah si kepala sinagoga. Yudas duduk dan menangis.

"Kenapa kau menangis? Aku tidak melihat adanya alasan…" kata Yudas yang lain.

"Yah. Aku sendiri juga hampir ingin menangis. Apa kamu mendengar-Nya? Kita harus berbicara sekarang…" kata Petrus.

"Kita sudah melakukannya sedikit di atas di gunung. Dan, kita akan bertambah baik setiap kali. Kau dan Yohanes melakukannya dengan langsung berhasil," kata Yakobus Zebedeus menyemangati.

"Aku yang paling payah… tetapi Allah akan menolongku. Betul begitu, Guru?" tanya Andreas.

Yesus, Yang tengah mengamati beberapa gulungan perkamen yang Ia bawa bersama-Nya, berpaling dan berkata: "Apa yang kau katakan?"

"Bahwa Allah akan menolongku ketika aku harus berbicara. Aku akan berusaha dan mengulang perkataan-perkataan-Mu sebaik yang aku dapat. Saudaraku ketakutan dan Yudas menangis."

"Kau menangis? Kenapa?" tanya Yesus.

"Sebab aku sungguh berdosa. Andreas dan Tomas dapat mengatakannya pada-Mu. Aku sudah menjelek-jelekkan-Mu dan Engkau membalasku dengan menyebutku 'murid yang paling terkasih' dan memintaku untuk mengajar di sini… Betapa besar kasih!..."

"Tetapi tidak tahukah kau bahwa Aku mengasihimu?"

"Ya. Tapi… Terima kasih, Guru. Aku tidak akan pernah menggerutu lagi; aku adalah sungguh kegelapan dan Engkau adalah Terang."

Kepala sinagoga kembali dan mengundang mereka ke rumahnya, dan sementara menuju ke sana dia berkata: "Aku merenungkan perkataan-Mu. Jika aku memahami-Mu dengan baik, maka sebagaimana di Keriot Engkau mendapati seorang murid favorit, Yudas anak Simon kami, demikianlah Engkau menubuatkan bahwa Engkau akan mendapati seorang murid yang tidak layak. Aku bersedih karenanya. Untunglah, Yudas kami akan mengkompensasi murid yang lain itu…"

"Dengan seluruh keberadaanku," kata Yudas, yang sudah menenangkan diri.

Yesus tidak mengatakan apa-apa, tetapi Ia menatap pada lawan bicara-Nya dan membuat suatu gerakan merentangkan kedua tangan-Nya seolah Ia hendak mengatakan: "Demikianlah."  
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 3                 Daftar Istilah                    Halaman Utama