351. YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SURGA.
BENYAMIN KECIL DARI KAPERNAUM.             


6 Desember 1945  

Dan tepat ketika langit dan danau tampak seolah terbakar dalam nyala matahari terbenam, mereka kembali ke Kapernaum. Mereka bergembira. Mereka berbicara satu sama lain. Yesus berbicara sangat sedikit, tetapi Dia tersenyum. Mereka mengatakan bahwa andai utusan itu memberikan informasi yang lebih tepat, mereka bisa mempersingkat perjalanan. Namun mereka juga mengatakan bahwa kesulitannya sepadan dengan hasilnya, karena sekelompok anak kecil ayahnya disembuhkan ketika kematian sudah begitu dekat, ketika tubuh orang itu sudah menjadi dingin, dan juga karena mereka sekarang tidak lagi tanpa uang.

"Sudah Aku katakan kepadamu bahwa Bapa akan menyelenggarakan segalanya," kata Yesus.

"Dan apakah dia kekasih lama Maria dari Magdala?" tanya Filipus.

"Rupanya... Menurut apa yang mereka katakan kepada kita..." jawab Tomas.

"Apa yang dikatakan orang itu kepada-Mu, Tuhan?" tanya Yudas Alfeus.

Yesus tersenyum mengelak.

"Aku melihat Maria Magdala bersamanya beberapa kali, ketika aku biasa pergi ke Tiberias bersama teman-teman. Aku tahu dengan pasti," kata Matius.

"Ya, Saudara-ku, katakan kepada kami... Apakah laki-laki itu minta kepada-Mu untuk disembuhkan saja atau juga untuk diampuni?" tanya Yakobus Alfeus.

"Pertanyaan yang tidak masuk akal! Kapan Tuhan menganugerahkan rahmat tanpa menuntut pertobatan?" kata Iskariot agak berang kepada Yakobus Alfeus.

"Saudaraku tidak bicara ngawur. Yesus menyembuhkan atau mengusir setan dan kemudian Dia berkata: 'Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi,'" jawab Tadeus.

"Karena Dia telah melihat pertobatan dalam hati mereka," Iskariot bersikukuh.

"Pada orang-orang yang kerasukan tidak ada pertobatan ataupun keinginan untuk dibebaskan. Tak seorang pun dari mereka yang pernah menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Jika kau mengamati setiap kasus, kau akan melihat bahwa mereka entah melarikan diri, atau mereka menyerang kita, atau mereka berusaha melakukan keduanya, dan mereka tidak berhasil hanya karena kerabat mereka menahan mereka," jawab Tadeus.

"Dan kuasa Yesus, juga," tegas Zelot.

"Jadi Yesus memperhitungkan kehendak kerabat yang mewakili kehendak orang yang kerasukan, yang ingin dibebaskan andai dia tidak dihalangi oleh setan."

"Betapa rumit! Dan bagaimana dengan orang-orang berdosa? Aku pikir Dia menggunakan kata-kata yang sama, bahkan ketika mereka tidak kerasukan," kata Yakobus Zebedeus.

"Ia berkata kepadaku: 'Ikutlah Aku' dan aku tidak mengatakan sepatah kata pun kepada-Nya, tentang situasiku," kata Matius.

"Tapi Dia membaca hatimu," kata Iskariot, yang selalu ingin benar, bagaimanapun caranya.

"Baiklah! Tapi orang itu, yang menurut pendapat umum adalah seorang pendosa cabul besar, meskipun tidak kerasukan, dengan semua dosanya pastilah dia punya setan sebagai guru jika bukan sebagai tuannya, dan dia sedang sekarat, dan sebagainya. Apakah yang dia minta? Aku pikir ini semua omong kosong... Ayo kita kembali ke pertanyaan pertama," kata Petrus.

Yesus memuaskannya dengan menjawab, "Orang itu ingin sendirian saja dengan-Ku, untuk bisa berbicara bebas. Dia tidak langsung berbicara tentang kesehatannya... tetapi tentang jiwanya. Dia berkata: 'Aku akan segera mati, tetapi sesungguhnya aku tidak sebegitu parah. Aku membuat orang-orang percaya demikian supaya Engkau cepat datang kemari. Aku perlu diampuni oleh-Mu untuk disembuhkan. Tapi hanya itu yang aku butuhkan. Jika Engkau tidak mau menyembuhkanku, aku akan mundur. Aku pantas untuk itu. Tapi selamatkanlah jiwaku,' dan dia mengakukan dosanya yang begitu banyak. Rantai dosa yang memuakkan…," kata Yesus, tetapi wajah-Nya bersinar dengan sukacita.

"Dan Kau tersenyum, Guru! Aku terkejut!" komentar Bartolomeus.

"Ya, Bartolomeus. Aku tersenyum karena dosa-dosa itu sudah tidak ada lagi, dan karena dengan dosa-dosanya Aku juga tahu nama penebusnya. Dalam hal ini, rasulnya adalah seorang perempuan."

"BundaMu!" komentar banyak dari mereka. Ada yang mengatakan, "Yohana Khuza! Karena orang itu sering pergi ke Tiberias, mungkin dia mengenalnya." Yesus menggelengkan kepala-Nya. Jadi mereka bertanya kepada-Nya, "Kalau begitu, siapa?"

"Maria saudari Lazarus," jawab Yesus.

"Apakah Maria datang kemari? Kenapa dia tidak datang menemui salah seorang pun dari kita?"

"Dia tidak datang. Dia menulis kepada rekan lamanya dalam dosa. Aku membaca surat-suratnya. Semua isinya memohon satu hal: untuk mendengarkan Maria, untuk menebus dirinya seperti Maria sudah menebus dirinya, untuk mengikuti Maria dalam Keutamaan, seperti dia sudah mengikuti Maria dalam dosa, dan dengan kata-kata yang menyayat hati memohon kepadanya untuk membebaskan jiwa Maria dari penyesalan sebab sudah merayu jiwanya. Dan Maria mempertobatkannya. Sebegitu rupa hingga orang itu pensiun ke pedesaan demi mengatasi godaan kota. Penyakitnya, yang lebih merupakan penyesalan jiwanya daripada masalah fisik, melengkapi persiapannya untuk Rahmat. Itulah semuanya. Apa kamu senang sekarang? Apa kamu mengerti sekarang mengapa Aku tersenyum?"

"Ya, Guru," mereka semua menjawab. Dan ketika mereka melihat bahwa Yesus mempercepat langkah-Nya untuk menyendiri, mereka mulai berbisik satu sama lain...

Mereka sudah di depan Kapernaum, ketika di persimpangan jalan mereka dengan jalan yang terhampar di sepanjang danau dari Magdala, mereka bertemu dengan para murid, yang datang dari menginjili di Tiberias dengan berjalan kaki. Mereka semua ada di sana, kecuali Marjiam, para gembala dan Menahem, yang pergi dari Nazaret menuju Yerusalem bersama para perempuan. Murid-murid sebenarnya lebih banyak jumlahnya karena bersama mereka bergabung juga rekan-rekan murid lainnya yang sudah kembali dari misi mereka bersama para proselit baru dari doktrin Kristen.

Yesus menyapa mereka dengan ramah, tetapi Dia segera menyendiri lagi, tenggelam dalam meditasi dan doa, beberapa langkah di depan yang lain-lainnya. Sebaliknya, para rasul berbaur dengan para murid, terutama dengan yang lebih berpengaruh, yaitu Stefanus, Hermas, Yohanes sang imam, Yohanes ahli Taurat, Timoneus, Yusuf dari Emaus, Ermasteus (yang, menurut pemahamanku, mengalami kemajuan besar di jalan kesempurnaan), Habel dari Betlehem di Galilea, yang ibunya berada di belakang orang banyak bersama para perempuan lain.

Para murid dan para rasul mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan informasi tentang apa yang sudah terjadi sejak mereka berpisah. Dengan demikian mereka berbicara tentang penyembuhan dan pertobatan hari ini, dan tentang mukjizat uang koin dalam mulut ikan... Dan karena keadaan yang menyebabkan mukjizat ini, hal itu membangkitkan minat banyak dari mereka dan diskusi menyebar dari satu barisan ke barisan berikutnya bagai api membakar jerami...  




Yesus berkata: "Kau akan menempatkan di sini penglihatan tanggal 7 Maret 1944: 'Benyamin Kecil dari Kapernaum,' tanpa komentar. Dan kau akan melanjutkan dengan sisa pengajaran dan penglihatan. Lakukanlah."

Jadi aku menghilangkan kalimat terakhir: "Penglihatan berakhir di sini, dstnya." Itu akan menjadi tidak pada tempatnya sebab penglihatan berlanjut.  



7 Maret 1944

Aku melihat Yesus berjalan di sepanjang jalan pedesaan dengan dikelilingi dan diikuti oleh para rasul dan para murid-Nya.

Danau Galilea yang biru tenang, yang tidak jauh, bercahaya di bawah sinar matahari musim semi atau musim gugur yang indah, karena matahari tidak seterik pada musim panas. Tetapi aku akan mengatakan bahwa itu adalah musim semi, karena pedesaan sangat segar, tanpa rona letih keemasan khas musim gugur.

Karena hari mulai gelap, Yesus tampaknya hendak beristirahat di rumah tumpangan, dan karenanya, Dia berbalik langkah menuju desa, yang sudah di depan mata. Seperti yang sering dilakukan-Nya, Yesus berjalan beberapa langkah di depan para murid. Hanya dua atau tiga langkah di depan, tidak lebih, supaya bisa sendirian dengan pikiran-Nya, karena Dia membutuhkan ketenangan setelah menginjili sehari penuh. Dia tenggelam dalam pikiran sementara berjalan, dengan memegang di tangan-Nya sebuah ranting hijau, yang pastilah Dia cabut dari semak-semak, dan dengan lembut Dia memukul-mukul rumput di tepi jalan dengannya; Dia larut dalam pikiran-Nya.

Di belakang Yesus, sebaliknya, para murid asyik dalam diskusi yang penuh semangat. Mereka mengingat kembali kejadian-kejadian hari itu dan mereka agak keras dalam menilai kesalahan dan kekurangan orang lain. Mereka semua sedikit banyak mengkritik dengan keras fakta bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pengumpulan pajak Bait Allah menuntut pembayaran dari Yesus.

Petrus, yang selalu impulsif, menyatakan bahwa itu adalah sakrilegi karena Mesias tidak wajib membayar pajak, "Itu berarti meminta Allah untuk membayar bagi Diri-Nya sendiri," katanya. "Dan itu tidak benar. Dan jika mereka tidak percaya bahwa Dia adalah Mesias, itu menjadi sakrilegi."

Yesus berbalik sejenak dan berkata, "Simon, Simon, akan ada banyak orang yang tidak percaya kepada-Ku! Juga di antara mereka yang berpikir bahwa iman mereka kepada-Ku aman dan tak tergoyahkan. Jangan menghakimi saudaramu, Simon. Selalu hakimi dirimu sendiri terlebih dahulu."

Yudas dengan tersenyum ironis berkata kepada Petrus, yang merasa malu dan menundukkan kepalanya, "Itu untukmu. Hanya karena kau yang paling tua, kau selalu ingin berperan sebagai dokter. Tidak benar bahwa jasa orang dinilai berdasarkan usianya. Di antara kita ada beberapa orang yang di atasmu dalam hal pengetahuan dan kuasa sosial."

Demikianlah mereka masuk dalam diskusi tentang jasa mereka masing-masing. Dan sebagian menyombongkan diri menjadi salah seorang di antara murid-murid pertama, sebagian mendasarkan argumen preferensial mereka pada posisi berpengaruh yang mereka tinggalkan demi mengikuti Yesus, dan ada yang mengatakan bahwa tidak seorang pun yang punya hak istimewa sepertinya karena tidak seorang pun yang sudah berubah begitu drastis dari seorang pemungut cukai menjadi seorang murid. Diskusi berlangsung lama dan jika aku tidak takut menyinggung para rasul, aku akan mengatakan bahwa nadanya sudah seperti pertengkaran sesungguhnya.

Yesus tidak memperhatikan mereka. Dia sepertinya tidak mendengar mereka. Sementara itu mereka sudah tiba di rumah-rumah pertama di desa, yang aku tahu adalah Kapernaum. Yesus melanjutkan langkah-Nya, yang lain-lainnya mengikuti-Nya sambil berdiskusi sepanjang waktu.

Seorang anak laki-laki berusia tujuh atau delapan tahun berlari gesit mengejar Yesus. Dia menyalip kelompok para rasul yang ribut dan mencapai-Nya.

Dia seorang anak yang menawan dengan rambut pendek coklat gelap yang keriting. Matanya yang berwarna gelap bersinar cerdas di wajah mungilnya yang berwarna gelap. Dia memanggil Guru dengan mantap seolah-olah dia sangat akrab dengan-Nya. Dia berkata, "Yesus, bolehkah aku ikut dengan-Mu sampai ke rumah-Mu?"

"Apakah ibumu tahu?" tanya Yesus seraya tersenyum ramah kepadanya.

"Ya."

"Apa benar?" meskipun tersenyum, Yesus mengarahkan tatapan tajam kepadanya.

"Ya, Yesus, itu benar."

"Kalau begitu, ayo."

Anak laki-laki itu melompat kegirangan dan meraih tangan kiri Yesus Yang mengulurkannya kepadanya. Betapa dengan penuh kasih dan kepercayaan anak itu menempatkan tangan mungilnya yang hitam ke dalam tangan Yesus yang panjang! Aku berharap aku sendiri bisa melakukan hal yang sama!

"Ceritakan sebuah perumpamaan yang indah, Yesus," kata anak laki-laki itu seraya melompat-lompat di samping Yesus dan mendongak kepada-Nya, wajahnya bersinar penuh sukacita.

Yesus juga menatap kepadanya dengan senyum ceria, yang membuka bibir-Nya yang dihiasi kumis dan jenggot emas kemerahan-Nya, yang bersinar bagai emas di bawah sinar matahari. Mata biru safir gelap-Nya berbinar sukacita saat Dia memandang si bocah.

"Apa yang mau kau buat dengan perumpamaan? Itu bukan permainan."

"Malahan lebih baik daripada permainan. Ketika aku pergi tidur, aku memikirkannya, lalu aku memimpikannya dan keesokan harinya aku mengingatnya dan aku mengulanginya untuk diriku sendiri untuk menjadi baik. Itu membuatku baik."

"Apa kau mengingatnya?"

"Ya. Apakah perlu aku ulangi untuk-Mu semua perumpamaan yang sudah Kau ceritakan kepadaku?"

"Kau pintar, Benyamin, lebih pintar dari orang-orang dewasa, yang lupa. Sebagai hadiah, Aku akan menceritakan kepadamu sebuah perumpamaan."

Bocah itu tidak lagi melompat-lompat. Dia berjalan dengan serius, dan seserius orang dewasa, dia tidak melewatkan satu kata pun atau satu nada suara pun dari Yesus, Yang dia amati dengan seksama, bahkan tanpa khawatir di mana dia menjejakkan kakinya.

"Seorang gembala yang sangat baik mendapati bahwa di suatu tempat tertentu banyak domba yang sudah ditinggalkan oleh para gembala yang buruk. Domba-domba itu berada dalam bahaya besar di sepanjang jalanan yang tidak rata dan di padang-padang rumput yang membahayakan, dan berkeliaran semakin dekat ke jurang-jurang yang gelap. Jadi dia pergi ke tempat itu dan mengorbankan semua yang dia miliki untuk membeli domba-domba dan anak-anak domba itu. Dia ingin membawa mereka ke kerajaannya sendiri, karena gembala itu juga seorang raja, seperti banyak raja di Israel. Di kerajaannya, domba-domba dan anak-anak domba itu akan menemukan padang-padang rumput yang sehat, air yang sejuk, jalan-jalan yang aman, dan naungan yang terlindung dari para pencuri dan serigala-serigala liar. Maka gembala itu mengumpulkan semua domba dan anak dombanya dan berkata kepada mereka, 'Aku sudah datang untuk menyelamatkanmu, untuk membawamu ke tempat di mana kamu tidak akan lagi menderita dan di mana kamu tidak akan mendapati jerat. Kasihilah aku, ikutilah aku, karena aku sangat mengasihimu dan aku sudah mengorbankan semuanya demi menyelamatkanmu. Tapi jika kau mengasihiku, aku tidak akan menyesali pengorbananku. Ikutlah aku dan marilah kita pergi.' Dan mereka berangkat menuju kerajaan bahagia, si gembala di depan, dan domba-domba di belakangnya. Gembala itu berbalik setiap saat untuk memastikan bahwa domba-domba mengikutinya, untuk mendorong yang letih, untuk menyemangati yang putus asa, untuk menolong yang sakit, dan untuk membelai anak-anak domba kecil. Betapa dia sangat mengasihi mereka! Dia biasa memberi mereka roti dan garamnya, dan dia selalu mencicipi air dari sumber-sumber air terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa airnya baik, dan dia memberkatinya untuk membuatnya suci. Tapi domba-domba - apa kau percaya, Benjamin? - domba-domba itu menjadi lelah. Pertama satu, lalu dua, lalu sepuluh, lalu seratus tinggal di belakang merumput dan mengisi perut mereka dengan begitu banyak rumput hingga mereka tidak bisa lagi bergerak, dan mereka berbaring di debu dan lumpur ketika mereka lelah dan kenyang. Sebagian pergi dekat tepi-tepi jurang, meskipun si gembala berkata kepada mereka: 'Jangan lakukan itu'; dan ketika dia berdiri dekat tempat-tempat paling berbahaya untuk mencegah mereka pergi ke sana, beberapa menabraknya mencoba membuatnya jatuh ke dalam jurang, dan mereka melakukannya beberapa kali. Dan dengan demikian banyak yang jatuh ke dalam jurang dan mati mengenaskan. Sebagian saling menanduk dan membunuh satu sama lain. Hanya satu anak domba kecil yang tidak pernah menyeleweng. Ia berlari kian kemari seraya mengembik seolah-olah mengatakan kepada si gembala: 'Aku mengasihimu'; ia selalu berlari di belakang gembala yang baik dan ketika mereka tiba di gerbang-gerbang kerajaannya, hanya tinggal mereka berdua: si gembala dan anak domba kecil yang setia. Kemudian si gembala tidak mengatakan: 'masuklah', tetapi dia berkata: 'ayo' dan dia menggendongnya, dekat di dadanya, dan dia membawanya ke dalam seraya memanggil semua rakyatnya dan berkata kepada mereka: 'Ini. Anak domba kecil ini mengasihiku. Aku ingin ia bersamaku selamanya. Dan kamu harus mengasihinya karena ia adalah peliharaan hatiku.' Dan itulah akhir dari perumpamaan, Benyamin. Sekarang bisakah kau memberitahu-Ku: siapakah gembala yang baik itu?"

"Itu Engkau, Yesus."

"Dan siapakah anak domba kecil itu?"

"Itu aku, Yesus."

"Tapi Aku akan pergi sekarang. Kau akan melupakan-Ku."

"Tidak, Yesus. Aku tidak akan melupakan-Mu karena aku mengasihimu."

"Kasihmu akan berakhir ketika kau tidak lagi melihat-Ku."

"Aku akan mengulangi untuk diriku sendiri kata-kata yang Kau ucapkan kepadaku dan itu akan sama dengan seolah-olah Kau hadir. Aku akan mengasihi-Mu dan menaati-Mu seperti itu. Dan katakan padaku, Yesus: Maukah Kau mengingat Benyamin?"

"Selalu."

"Dan bagaimana Kau akan mengingatnya?"

"Aku akan mengatakan kepada Diri-Ku sendiri bahwa kau berjanji untuk mengasihi dan menaati-Ku dan dengan demikian Aku akan mengingatmu."

"Dan akankah Kau memberikan Kerajaan-Mu padaku?"

"Ya, jika kau baik."

"Aku akan baik."

"Apa yang akan kau lakukan? Hidup itu panjang."

"Tapi kata-kata-Mu juga sangat indah. Jika aku mengulanginya untuk diriku sendiri dan aku melakukan apa yang dikatakan harus aku lakukan, aku akan menjadi baik sepanjang hidupku. Dan aku akan melakukannya karena aku mengasihi-Mu. Ketika orang mengasihi, tidak sulit untuk menjadi baik. Aku tidak merasa sulit untuk menaati ibuku, karena aku mengasihinya. Dan tidak akan sulit bagiku untuk menaati-Mu, karena aku mengasihi-Mu."

Yesus berhenti dan menatap wajah mungil itu, yang diterangi lebih oleh kasih daripada oleh matahari. Sukacita Yesus begitu berkobar hingga suatu matahari lain seolah membara dalam jiwa-Nya dan bersinar melalui mata-Nya. Dia membungkuk dan mencium kening anak itu.

Yesus berhenti dekat sebuah rumah sederhana dengan sebuah sumur di depannya. Yesus duduk dekat sumur di mana para murid bergabung dengan-Nya. Mereka masih berdebat tentang hak istimewa mereka.

Yesus melihat mereka. Kemudian Dia memanggil: "Kemarilah, di sekeliling-Ku dan dengarkan pelajaran terakhir hari ini, kamu yang sudah berkoar-koar membanggakan jasa-jasamu sendiri dan percaya bahwa kamu akan mendapatkan posisi sesuai dengan itu. Lihat anak ini? Dia berada dalam kebenaran lebih darimu. Kepolosannya memberinya kunci untuk membuka gerbang-gerbang Kerajaan-Ku. Dalam kesederhanaannya sebagai seorang anak, dia sudah memahami bahwa kekuatan yang diperlukan untuk menjadi besar terletak pada kasih dan bahwa ketaatan yang diamalkan dengan kasih diperlukan untuk memasuki Kerajaan-Ku. Jadilah sederhana dan rendah hati, kasihilah bukan hanya Aku, tetapi satu sama lain, taati sabda-Ku, semuanya, juga yang Aku katakan kepadamu sekarang ini, jika kamu ingin mencapai tempat di mana jiwa-jiwa tak berdosa ini akan masuk. Belajarlah dari mereka yang kecil. Bapa menyingkapkan kebenaran kepada mereka, tetapi Dia tidak menyingkapkannya kepada yang bijak."

Yesus berbicara sembari memangku Benyamin di lutut-Nya, dengan kedua tangan-Nya pada bahu anak itu. Wajah Yesus sangat agung. Dia serius, tidak marah, tapi bersungguh-sungguh.  Kepalanya yang berambut pirang adalah nyala terang di bawah sinar matahari terakhir.

Penglihatan berakhir di sini, meninggalkanku dengan penuh kebahagiaan manis kendati kesedihanku.



[penglihatan tanggal 6 Desember 1945 dilanjutkan].

Jadi, para murid belum bisa masuk ke dalam rumah. Ini wajar karena jumlah mereka dan karena rasa hormat. Mereka tidak pernah masuk kecuali mereka semua diundang, atau satu orang secara khusus diundang oleh Guru. Aku melihat dalam diri mereka rasa hormat yang besar dan sikap jaga jarak, kendati kebaikan Guru dan sikap-Nya yang selalu akrab. Bahkan Ishak, yang bisa aku katakan adalah murid pertama, tidak pernah berani menghampiri Yesus kecuali dia dipanggil oleh Guru, setidaknya dengan senyuman.

Agak berbeda bukan? dengan sikap bergegas yang nyaris menggelikan yang diambil banyak orang ketika berurusan dengan apa yang adikodrati... Ini adalah komentarku dan aku merasa itu benar, karena aku tidak bisa membiarkan orang memperlakukan apa yang di atas kita dengan sikap yang tidak akan kita gunakan untuk orang-orang seperti diri kita sendiri, jika mereka hanya sedikit lebih baik dari kita... Baiklah!... Dan mari kita lanjutkan...

Para murid tersebar di tepi danau untuk membeli ikan dan roti dan apa pun yang diperlukan untuk makan malam. Yakobus Zebedeus kembali dan memanggil Guru, Yang duduk di teras bersama Yohanes yang meringkuk di kaki-Nya dalam percakapan penuh kasih... Yesus berdiri dan bersandar di tembok pembatas.

Yakobus berkata, "Betapa banyak ikan, Guru! Bapaku mengatakan bahwa Engkau memberkati jala dengan datang ke sini. Lihat: ini untuk kita," dan dia menunjukkan sekeranjang penuh ikan keperakan.

"Kiranya Allah menganugerahinya rahmat atas kemurahan hatinya ini. Persiapkanlah, karena sesudah makan malam kita akan pergi ke pantai bersama para murid."

Mereka melakukannya. Danau kelihatan hitam di malam hari, menantikan bulan yang terbit lambat. Dan alih-alih melihatnya, orang bisa mendengarnya menggelegak dan mendesir di tepi danau. Hanya bintang-bintang yang sangat terang dari belahan timur yang tercermin di air yang tenang. Mereka duduk melingkar sekeliling perahu yang dibalik di mana Yesus duduk. Dan lampu-lampu kecil perahu yang ditempatkan di tengah lingkaran hampir tidak bisa menerangi wajah-wajah yang lebih dekat dengan mereka. Wajah Yesus diterangi dari bawah oleh sebuah lentera yang diletakkan dekat kaki-Nya, dan dengan demikian setiap orang bisa melihat-Nya dengan baik, sementara Dia berbicara kepada si ini atau si itu. Pada awalnya itu adalah seperti percakapan rumah yang biasa saja. Namun, segera berganti nada pengajaran. Yesus mengatakannya dengan terbuka, "Mari dan dengarkanlah. Kita akan segera berpisah dan Aku ingin memberikan pengajaran kepadamu untuk menyempurnakanmu lebih jauh.

Aku mendengarmu berselisih hari ini, dan tidak selalu penuh kasih. Aku telah memberikan pengajaran kepada mereka yang senior di antaramu, tetapi Aku ingin memberikannya kepadamu juga, dan tidak ada salahnya bagi yang senior untuk mendengarkannya lagi. Benyamin kecil tidak ada lagi di sini, duduk di atas lutut-Ku. Dia tidur di ranjangnya dan memimpikan mimpi-mimpi tanpa dosanya. Tapi mungkin jiwanya yang tanpa dosa ada di sini juga di antara kita. Tapi bayangkan dia, atau anak laki-laki lain, ada di sini, sebagai contoh bagimu.

Masing-masing darimu punya ini dalam hatinya: gagasan yang mantap, rasa ingin tahu, bahaya. Yakni: untuk menjadi yang pertama dalam Kerajaan Surga; untuk mengetahui siapa yang akan menjadi yang pertama; dan akhirnya bahaya: keinginan yang masih manusiawi untuk mendengar jawaban: 'Kamu adalah yang pertama dalam Kerajaan Surga' yang diucapkan oleh rekan-rekanmu yang baik hati atau oleh Guru, terutama oleh Guru, Yang kebenaran dan pengetahuan-Nya tentang masa depan kamu ketahui. Bukankah begitu? Pertanyaan-pertanyaan itu bergetar di bibirmu dan tinggal di lubuk hatimu.

Guru-mu, demi kebaikanmu sendiri, menyerah pada keingintahuan itu, meskipun Dia benci memberikan persetujuan pada keingintahuan manusia. Guru-mu bukanlah seorang dukun yang bisa ditanyai orang dengan membayar beberapa koin di tengah hingar-bingar pasar. Pun Dia tidak kerasukan roh Python [dalam mitologi Yunani adalah ular yang tinggal di pusat bumi], yang membantu-Nya menghasilkan uang dengan meramal, dengan menuruti kepicikan manusia yang ingin mengetahui masa depan untuk memutuskan bagaimana 'bertindak'. Manusia tidak dapat bertindak bijaksana dari dirinya sendiri. Allah akan membantunya jika dia beriman kepada-Nya! Dan adalah sia-sia saja mengetahui masa depan, atau berpikir bahwa dia mengetahuinya, jika dia tidak memiliki sarana untuk mencegah masa depan yang diramalkan. Hanya ada satu sarana saja: berdoa kepada Bapa dan Tuhan agar kerahiman-Nya menolong kita. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa doa yang penuh percaya bisa mengubah hukuman menjadi berkat. Tetapi dia yang meminta pertolongan kepada manusia untuk mencegah masa depan, sebagai manusia dan dengan sarana manusia, tidak bisa berdoa sama sekali, atau berdoa dengan sangat buruk. Karena keingintahuan ini bisa memberimu suatu pelajaran yang baik, Aku akan menjawabnya untuk sekali ini, meskipun Aku benci pertanyaan yang penuh rasa ingin tahu dan lancang.

Kamu bertanya: "Siapakah di antara kita yang akan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"

Aku mengabaikan batasan 'kita' dan Aku memperluasnya ke keseluruhan dunia sekarang dan mendatang, dan Aku menjawab: 'Dia yang terbesar dalam Kerajaan Surga adalah dia yang terkecil di antara manusia.' Yaitu: dia yang dianggap 'terkecil' oleh manusia: yang sederhana, yang rendah hati, yang percaya, yang tak berdosa. Yakni seorang anak, atau dia yang bisa membuat jiwanya seperti jiwa seorang anak kembali. Baik ilmu pengetahuan, kekuasaan, kekayaan, maupun upaya, bahkan upaya yang bagus, tidak akan menjadikanmu 'yang terbesar' dalam Kerajaan terberkati. Adalah perlu untuk menjadi seperti anak-anak sehubungan dengan kebaikan penuh kasih, kerendahan hati, kesederhanaan, iman.

Perhatikanlah bagaimana anak-anak mengasihi Aku, dan tirulah mereka. Bagaimana mereka percaya kepada-Ku, dan tirulah mereka. Bagaimana mereka ingat apa yang Aku katakan, dan tirulah mereka. Bagaimana mereka melakukan apa yang Aku ajarkan kepada mereka, dan tirulah mereka. Bagaimana mereka tidak membanggakan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan tirulah mereka. Betapa mereka tidak iri kepada-Ku dan kepada teman-teman mereka, dan tirulah mereka. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa jika kamu tidak mengubah caramu berpikir, caramu bertindak, dan caramu mengasihi, dan kamu tidak membentuknya kembali seperti pola anak-anak, kamu tidak akan masuk Kerajaan Surga. Mereka mengetahui elemen-elemen penting dari doktrin-Ku, seperti kamu juga tahu, tetapi betapa berbedanya mereka mempraktekkan apa yang Aku ajarkan! Untuk setiap tindakan baik yang kamu lakukan, kamu mengatakan: 'Aku melakukan itu.' Seorang anak mengatakan kepada-Ku: 'Aku mengingat-Mu hari ini, aku taat karena-Mu, aku mengasihi, aku menahan diri dari pertengkaran… dan aku bahagia, karena aku tahu bahwa Engkau tahu saat aku baik, dan Engkau senang.' Dan perhatikan anak-anak ketika mereka bersalah. Betapa rendah hatinya mereka mengakui: 'Hari ini aku nakal. Dan aku minta maaf karena aku sudah menyedihkan-Mu.' Dan mereka tidak mencari-cari alasan. Mereka tahu bahwa Aku tahu. Mereka percaya. Mereka sedih karena Aku sedih.

Oh! Betapa anak-anak adalah kesayangan hati-Ku: tidak ada kesombongan, tidak ada kepalsuan, tidak ada hawa nafsu dalam diri mereka! Aku katakan kepadamu sekali lagi: jadilah seperti anak-anak jika kamu ingin masuk Kerajaan-Ku. Cintai anak-anak, karena mereka adalah teladan bak malaikat yang siap membantumu. Karena kamu harus menjadi seperti malaikat. Sebagai alasan, kamu mungkin berkata: 'Kami tidak melihat malaikat.' Tetapi Allah memberimu anak-anak sebagai teladan, dan ada anak-anak di antaramu. Dan jika kamu melihat seorang anak yang secara fisik atau secara moral menyedihkan dan yang mungkin binasa, sambutlah dia dalam Nama-Ku, karena mereka sangat dikasihi oleh Allah. Dan dia yang menyambut seorang anak dalam Nama-Ku, menyambut-Ku, karena Aku ada dalam jiwa tak berdosa anak-anak. Dan dia yang menyambut-Ku, menyambut Dia yang mengutus-Ku, Yang Mahatinggi.

Dan berhati-hatilah, jangan sampai kamu menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil ini, yang matanya melihat Allah. Jangan pernah menyesatkan siapa pun. Tetapi celakalah tiga kali lipat mereka yang mencemari kemurnian tanpa dosa anak-anak! Biarkan anak-anak menjadi seperti malaikat selama mungkin. Dunia dan daging terlalu menjijikkan bagi jiwa-jiwa yang datang dari Surga! Dan seorang anak, melalui ketakberdosaannya, masih sepenuhnya suatu jiwa. Hormatilah jiwa seorang anak dan tubuhnya seperti kamu menghormati suatu tempat suci. Dan seorang anak juga suci karena dia memiliki Allah dalam dirinya. Bait Roh ada dalam setiap tubuh. Tapi bait seorang anak adalah yang paling suci dan akrab, di balik Tabir ganda. Jangan biarkan angin hawa nafsumu menggoncangkan tirai ketidaksadaran mereka akan nafsu jasmani.

Aku ingin seorang anak dalam setiap keluarga, dalam setiap pertemuan orang-orang, untuk memeriksa hawa nafsu orang-orang. Seorang anak menyucikan, membawa penghiburan dan kesegaran melalui tatapan polos dari matanya yang tak berdosa. Tetapi celakalah mereka yang merenggut anak-anak dari kesucian mereka melalui perilaku aib mereka! Celakalah mereka yang mengajarkan kejahatan kepada anak-anak melalui kebejatan mereka! Celakalah mereka yang melalui perkataan dan ironi mereka melukai iman yang dimiliki anak-anak kepada-Ku! Akan lebih baik jika sebuah batu kilangan diikatkan pada leher mereka masing-masing dan mereka dicampakkan ke dalam laut supaya tenggelam bersama skandal mereka. Celakalah dunia yang menyesatkan jiwa-jiwa tak berdosa macam itu! Memang penyesatan harus ada, tapi celakalah orang yang mengadakannya.

Tidak seorang pun berhak melakukan kekerasan terhadap tubuhnya atau hidupnya. Karena hidup dan tubuh diberikan kepada kita oleh Allah dan hanya Dia yang berhak mengambilnya seluruhnya atau sebagian. [Tetapi] Aku berkata kepadamu bahwa jika tanganmu membuatmu berdosa, lebih baik kamu memenggalnya, dan jika kakimu membuatmu mengadakan penyesatan, lebih baik jika kamu memenggalnya. Lebih baik bagimu masuk ke dalam Hidup dalam keadaan kudung atau timpang, daripada dicampakkan ke dalam api yang kekal dengan kedua tangan dan kedua kaki. Dan jika tidak cukup dengan satu tangan atau satu kaki terpenggal, penggallah juga tangan atau kaki lainnya, supaya kamu tidak lagi menyesatkan, tetapi kamu mungkin punya waktu untuk bertobat sebelum dicampakkan ke dalam api yang tak terpadamkan, yang menyiksa seperti cacing selamanya. Dan jika matamu membuatmu berdosa, cungkillah dan buanglah. Lebih baik bermata satu, daripada berada di neraka dengan kedua mata. Dengan satu mata atau tanpa mata kamu bisa melihat Cahaya di Surga, sedangkan dengan kedua mata yang menyesatkan kamu akan melihat kegelapan dan kengerian belaka di neraka. Dan tidak ada lagi yang lain.

Ingatlah itu. Jangan menganggap rendah anak-anak kecil, jangan meremehkan mereka, jangan mencemooh mereka. Mereka lebih berharga daripadamu, karena malaikat mereka selalu melihat Allah, Yang menyatakan kebenaran kepada mereka untuk disingkapkan kepada anak-anak dan kepada mereka yang hatinya seperti hati anak-anak. Dan kasihilah satu sama lain seperti anak-anak, tanpa perselisihan dan tanpa kesombongan. Dan berdamailah satu sama lain. Berwawasan damai terhadap semua orang. Kamu adalah saudara, dalam nama Tuhan, bukan musuh. Jangan ada permusuhan di antara para murid Yesus. Satu-satunya Musuh adalah Setan. Jadilah musuh sengitnya dan bergabunglah dalam pertempuran melawannya dan melawan dosa-dosa yang ditanamkan Setan dalam hati manusia.

Jangan kenal lelah dalam melawan Kejahatan, apa pun bentuknya. Dan bersabarlah. Tidak ada batasan dalam aktivitas seorang rasul, karena tidak ada batasan dalam aktivitas Kejahatan. Setan tidak pernah mengatakan: 'Sudah cukup. Aku lelah sekarang dan aku akan beristirahat.' Dia tidak kenal lelah. Dia berpindah dari satu orang ke orang lainnya secepat sebersit pikiran, dan bahkan lebih cepat, dan dia menggoda dan merenggut, dia merayu dan menyiksa, dan tidak memberikan damai. Dia menyerang dengan licik dan menghancurkan, jika orang tidak lebih dari waspada. Ada kalanya dia menempatkan dirinya sebagai penakluk, didorong oleh kelemahan orang yang diserangnya, ada kalanya dia menempatkan dirinya sebagai teman, karena mangsa yang diincarnya sudah hidup sebagai sekutu sang Musuh. Terkadang, ketika dia diusir dari seseorang, dia berkeliaran dan menyerang mangsa yang lebih baik untuk membalas dendam atas penghinaan yang diderita di tangan Allah atau di tangan abdi Allah. Tetapi kamu harus mengatakan apa yang dia katakan: 'Aku tidak akan beristirahat.' Dia tidak beristirahat untuk membawa orang-orang ke neraka. Kamu jangan beristirahat untuk membawa orang-orang ke Firdaus. Jangan beri dia ampun. Aku memberitahumu sebelumnya bahwa semakin kamu melawannya semakin dia akan membuatmu menderita. Tapi kamu jangan khawatir tentang itu. Dia bisa berkeliaran di bumi, tapi dia tidak bisa memasuki Surga. Jadi dia tidak akan bisa menyusahkanmu di sana dan semua orang yang sudah melawannya akan berada di Surga…"

Yesus sekonyong-konyong berhenti dan bertanya: "Mengapa kau cemas Yohanes? Apa yang mereka inginkan darimu?"

Yohanes memerah wajahnya sementara Bartolomeus, Tomas, dan Iskariot menundukkan kepala mengetahui bahwa mereka ketahuan.

"Ya?" tanya Yesus tegas.

"Guru, rekan-rekanku ingin aku mengatakan sesuatu kepada-Mu."

"Jadi, katakanlah."

"Hari ini, ketika Engkau sedang bersama orang sakit itu, dan kami berkeliling desa, seperti yang Kau perintahkan kepada kami, kami melihat seorang laki-laki, yang bukan murid-Mu, dan yang belum pernah kami lihat di antara mereka yang mendengarkan khotbah-Mu, dia mengusir setan demi nama-Mu, dalam suatu kelompok peziarah yang pergi ke Yerusalem. Dan dia berhasil. Dia menyembuhkan seorang laki-laki yang gemetar hebat hingga tidak dapat bekerja, dan dia memulihkan kemampuan bicara yang hilang dari seorang gadis karena diserang di hutan oleh setan berwujud anjing, yang mengikat lidahnya. Dia berkata: 'Pergilah, setan terkutuk, dalam nama Tuhan Yesus, Kristus, Raja dari keturunan Daud, Raja Israel. Dia adalah Juruselamat dan Pemenang. Enyahlah di hadapan Nama-Nya!' dan setan itu benar-benar melarikan diri. Kami tidak suka itu dan kami katakan kepadanya bahwa dia tidak diperbolehkan berbuat demikian. Dia berkata kepada kami: 'Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Aku menghormati Kristus dengan membersihkan jalan-Nya dari setan-setan yang tidak layak melihat-Nya.' Kami menjawab: 'Kau bukan pengusir setan menurut Israel dan kau bukan murid Kristus. Kau tidak diperbolehkan melakukan itu.' Dia berkata: 'Orang selalu diperbolehkan untuk melakukan hal-hal baik' dan dia melawan perintah kami dengan mengatakan: 'Dan aku akan terus melakukan apa yang aku lakukan.' Itulah yang mereka ingin aku sampaikan kepada-Mu, terutama karena Kau baru saja mengatakan bahwa semua orang yang melawan Iblis akan berada di Surga."

"Baiklah. Orang itu akan menjadi salah satunya. Dia benar dan kamu salah. Jalan Tuhan tidak terbatas dan tidak benar bahwa hanya mereka yang mengambil jalan lurus yang tiba di Surga. Di mana-mana, setiap saat, dengan berbagai cara yang tak terhitung banyaknya, akan ada orang-orang yang datang kepada-Ku, bahkan melalui jalan yang awalnya salah. Tetapi Allah akan melihat niat baik mereka dan akan menghantar mereka ke jalan yang benar. Demikian juga akan ada sebagian orang yang melalui mabuk hawa nafsu yang tiga kali lipat akan meninggalkan jalan yang baik untuk mengambil jalan yang akan membawa mereka jauh dan menyesatkan mereka. Jadi jangan pernah menghakimi sesamamu. Allah saja yang melihat. Berusahalah untuk tidak pernah meninggalkan jalan yang benar, di mana kehendak Allah lebih diutamakan daripada kehendakmu sendiri. Dan jika kamu melihat orang yang percaya dan bertindak dalam Nama-Ku, jangan menyebutnya orang asing, musuh, atau mengatakan bahwa dia melakukan sakrilegi. Dia adalah warga-Ku yang setia dan bersahabat, karena dia percaya secara spontan dalam Nama-Ku, dan dia lebih percaya daripada banyak orang di antaramu. Itulah sebabnya Nama-Ku di bibirnya melakukan mukjizat seperti mukjizatmu, dan mungkin lebih besar dari mukjizatmu. Allah mengasihinya karena dia mengasihi-Ku dan akan berakhir dengan membawanya ke Surga. Tidak seorang pun yang melakukan mukjizat dalam nama-Ku dapat menjadi musuh-Ku atau berbicara buruk tentang Aku. Sebaliknya, dia menghormati Kristus dan memberikan kesaksian iman. Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa percaya pada Nama-Ku saja sudah cukup untuk menyelamatkan jiwamu. Karena Nama-Ku adalah Keselamatan. Jadi Aku berkata kepadamu: jika kamu melihatnya lagi, jangan halangi dia. Tapi sebut dia 'saudara,' karena dia memang saudara, meskipun dia masih di luar kandang Kawanan-Ku. Barangsiapa tidak melawan Aku, dia bersama Aku. Dia yang tidak melawanmu, dia bersamamu."

"Apakah kami sudah berdosa, Tuhan?" tanya Yohanes sedih.

"Tidak. Kau bertindak demikian karena tidak tahu, tetapi tanpa niat jahat. Jadi tidak ada dosa. Tapi, karena sekarang kamu sudah tahu, tindakan yang demikian akan menjadi dosa di kemudian hari. Sekarang mari kita pulang. Damai sertamu."



Dikte sesudah penglihatan tentang Benyamin kecil (7.3.44) bisa diletakkan di sini di akhir penglihatan hari ini. Sesuai keinginanmu.



[dikte pada tanggal 7 Maret 1944]

Yesus kemudian berkata:

"Aku akan mengatakan kepadamu juga, apa yang Aku katakan kepada murid kecil-Ku. Kerajaan adalah milik domba-domba setia yang mengasihi dan mengikuti Aku tanpa tersesat dalam godaan. Mereka mengasihi-Ku hingga akhir.

Dan Aku katakan kepadamu apa yang Aku katakan kepada murid-murid senior-Ku: 'Belajarlah dari mereka yang kecil.' Fakta bahwa kamu terpelajar, kaya, gagah, tidak akan membuatmu menaklukkan Kerajaan Surga. Tidak, jika kamu demikian dari sudut pandang manusia. Tetapi kamu akan menaklukkannya, jika kamu terpelajar, kaya, dan gagah secara rohani melalui pengetahuan dan praktik kasih. Betapa kasih sungguh mencerahkan orang untuk memahami Kebenaran! Betapa kasih membuat orang menjadi kaya untuk menaklukkannya! Betapa gagah kasih membuat orang untuk menaklukkannya! Betapa kepercayaan dan kepastian yang diilhaminya!

Bersikaplah seperti Benyamin kecil, bunga kecil-Ku yang mengharumkan hati-Ku malam itu dan menyanyikan musik malaikat, yang mengatasi aroma kemanusiaan yang mendidih dalam diri para murid, dan kebisingan pertengkaran manusia.

Dan apakah kau ingin tahu apa yang terjadi kemudian pada Benyamin? Dia tetap adalah domba kecil Kristus, dan ketika dia kehilangan Gembala Agung-nya, Yang telah kembali ke Surga, dia menjadi murid dari dia yang lebih serupa dengan Aku, yang olehnya dia dibaptis dengan nama Stefanus, martir pertama-Ku. Dia setia sampai mati dan begitu pula para kerabatnya, yang takluk pada Iman oleh rasul kecil mereka. Tidakkah dia dikenal? Banyak orang yang dikenal oleh-Ku di Kerajaan-Ku, tetapi mereka tidak dikenal manusia. Dan mereka senang untuk itu. Kemashyuran duniawi tidak menambahkan bahkan sepercik kecil pada kemuliaan jiwa-jiwa terberkati.

Yohanes kecil, berjalanlah selalu dengan tanganmu dalam tangan-Ku. Kau akan maju dengan aman dan ketika kau tiba di Kerajaan, Aku tidak akan berkata kepadamu: 'Masuklah' tetapi 'Ayo' dan aku akan menggendongmu untuk menempatkanmu di mana kasih-Ku telah mempersiapkan tempat bagimu dan yang pantas bagi kasihmu.

Pergilah dalam damai. Aku memberkatimu."
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama