341. DI KEDESH. TANDA-TANDA ZAMAN.            


26 November 1945  

Kota Kedesh dibangun di atas sebuah gunung kecil, tidak jauh dari rangkaian panjang pegunungan, di sisi timurnya, yang terbentang dari utara ke selatan. Suatu rangkaian perbukitan yang paralel terbentang juga dari utara ke selatan di sisi baratnya. Namun, kedua garis paralel menekuk ke dalam di bagian tengahnya membentuk 'X' kasar. Di bagian tersempit, sedikit lebih dekat ke rangkaian timur, ada gunung di lereng-lerengnya di mana Kedesh dibangun. Kota ini terbentang dari atas ke bawah hingga ke lereng-lereng yang hampir datar dan mendominasi lembah hijau asri, yang sangat sempit di timur dan lebih lebar di barat.

Kedesh adalah kota bertembok yang menawan, dengan rumah-rumah indah dan sebuah sinagoga yang megah; ada juga sebuah air terjun yang mengagumkan dengan banyak pancuran yang mencurahkan berlimpah air sejuk ke dalam sebuah baskom, dari mana aliran-aliran kecil air mengalir menuju air-air terjun lainnya atau, mungkin, untuk menyirami kebun-kebun. Aku tidak tahu.

Yesus memasuki kota itu pada hari pasar. Tangan-Nya tidak lagi diperban, tetapi masih ada keropeng gelap dan memar besar di punggungnya. Yakobus Alfeus juga punya keropeng kemerahan gelap kecil di pelipisnya dan memar besar di sekelilingnya. Andreas dan Yakobus Zebedeus, yang tidak terluka parah, tidak menunjukkan tanda-tanda insiden kali lalu dan mereka berjalan cepat, dengan melihat sekeliling, dan khususnya di sisi dan di belakang mereka, karena para rasul sudah membentuk kelompok-kelompok kecil di sekitar Guru. Aku mendapat kesan bahwa mereka telah berhenti selama dua atau tiga hari di tempat yang aku gambarkan kemarin atau di dekatnya, mungkin untuk beristirahat atau untuk menjaga jarak aman dari para rabbi, kalau-kalau para rabbi merambah kota-kota utama, berharap untuk mendapati mereka berbuat salah dan melukai mereka lagi. Setidaknya itulah apa yang aku simpulkan dari percakapan mereka.

"Tapi ini adalah kota perlindungan!" kata Andreas.

"Dan apa kau berharap mereka menghormati perlindungan dan kesucian tempat mana pun! Betapa polosnya kau, saudaraku!" jawab Petrus kepadanya.

Yesus berjalan di antara kedua Yudas. Yakobus dan Yohanes berada di depan-Nya, di barisan depan, dan di belakang mereka ada Yakobus yang lain bersama Filipus dan Matius. Petrus, Andreas dan Tomas berada di belakang Guru. Simon Zelot dan Bartolomeus adalah dua yang terakhir.

Semuanya berjalan baik hingga pintu masuk ke alun-alun yang indah, di mana ada air terjun dan sinagoga, tempat banyak orang memperbincangkan bisnis. Pasar, sebaliknya, lebih jauh ke bawah, ke barat daya kota, di mana dua jalan bergabung: jalan utama dari selatan, dan jalan di mana Yesus datang, dari barat; kedua jalan itu bertemu di sudut kanan dan membentuk satu jalan saja yang masuk melalui gerbang dan melebar menjadi alun-alun persegi panjang, di mana ada keledai, tikar, pedagang, pembeli dan teriakan-teriakan bising seperti biasanya...

Namun ketika mereka tiba di alun-alun yang paling indah - jantung kota, aku pikir, bukan karena jaraknya yang sama jauhnya dari batas tembok-tembok, tetapi karena kehidupan spiritual dan komersial Kedesh tumbuh subur di sini, seperti yang tampak juga dari posisi tingginya yang mendominasi, di atas sebagian besar kota, yang cocok untuk dipertahankan seperti benteng - masalah dimulai. Bagai anjing-anjing menggeram yang menunggu untuk menyerang anak anjing yang tak berdaya, atau lebih tepatnya, seperti anjing pemburu yang sedang berburu binatang buruan yang mereka cium baunya dari angin, sejumlah besar kaum Farisi dan kaum Saduki tampak bersandar pada pintu gerbang lebar sinagoga, yang dihiasi pahatan dan dekorasi. Berbaur dengan mereka, untuk meracuni mereka sepenuhnya, ada segelintir rabbi yang kita lihat di Giscala, dan di antara mereka ada Uzziel. Mereka segera saling menunjuk Yesus dan para rasul kepada satu sama lain.

"Aduh! Tuhan! Mereka juga ada di sini!" seru Yohanes, yang jelas ketakutan, seraya berbalik untuk berbicara kepada Yesus.

"Jangan takut. Berjalanlah terus tanpa takut. Tetapi jika ada di antaramu yang tidak ingin menghadapi para berandal itu, biarlah dia kembali ke penginapan. Aku pasti ingin berbicara di sini, di kota perlindungan Lewi ini."

Mereka semua protes, "Bisakah Engkau percaya bahwa kami akan meninggalkan-Mu sendirian?! Biarlah mereka membunuh kita semua, jika mereka mau. Kami akan berbagi bagian dengan-Mu."

Yesus lewat di depan kelompok musuh dan berhenti dekat tembok sebuah kebun di mana sebuah pohon pir tampak sarat dengan bunga-bunga putihnya. Tembok yang gelap dan awan yang putih melatarbelakangi Kristus dengan kedua belas rasul di depan-Nya.

Yesus mulai berbicara, "Datanglah dan dengarkan Injil, kamu semua yang berkumpul di sini, karena penaklukan Kerajaan Surga lebih penting daripada perdagangan dan uang..." Suara lantang-Nya yang indah memenuhi alun-alun dan membuat orang-orang berbalik ke arah-Nya.

"Oh! Itu Sang Rabbi Galilea!" kata seseorang. "Ayo, kita pergi dan mendengarkan-Nya. Mungkin Dia akan mengerjakan mukjizat."

Dan yang lain menambahkan, "Aku melihat-Nya mengerjakan mukjizat di Bethginna. Betapa fasih Dia berbicara! Tidak seperti elang-elang pemangsa dan ular-ular cerdik itu."

Yesus segera dikelilingi oleh khalayak ramai. Dan Dia melanjutkan berbicara kepada para pendengar yang penuh perhatian.

"Dari jantung kota Lewi ini Aku tidak ingin mengingatkanmu tentang Hukum. Aku tahu bahwa itu ada dalam hatimu, seperti di beberapa kota di Israel, seperti terbukti dari keteraturan yang telah Aku perhatikan di sini, dengan kejujuran yang Aku temukan pada para pedagangmu dari siapa Aku membeli makanan untuk Diri-Ku dan kawanan kecil-Ku, dan dengan sinagoga ini, yang berhias sesuai dengan tempat di mana Allah disembah. Tetapi dalam dirimu masing-masing ada juga tempat di mana Allah dihormati, tempat di mana ada kerinduan yang paling suci, di mana kata-kata harapan yang paling manis bergema dengan doa-doa yang paling tekun agar harapanmu bisa menjadi kenyataan. Jiwamu. Tempat suci yang unik yang berbicara tentang Allah dan kepada Allah, sementara menantikan Janji digenapi. Dan Janji itu sudah digenapi. Israel mempunyai Mesias-nya, Yang membawakanmu kabar dan kepastian bahwa saat Rahmat telah tiba, bahwa Penebusan sudah dekat, bahwa Juruselamat ada di antaramu, dan Kerajaan yang tak terkalahkan telah dimulai. Berapa kali kamu sudah mendengar Habakuk! Dan orang-orang yang lebih meditatif di antaramu berbisik, 'Aku juga bisa mengatakan: "Berapa lama, ya Tuhan, aku harus menangis minta tolong, sementara Engkau tidak mendengarkan?"' Israel telah meratap seperti itu selama berabad-abad. Tetapi Juruselamat sekarang telah datang. Perampokan besar, masalah yang tak berkesudahan, kekacauan dan ketidakadilan yang dibawa oleh Iblis akan segera runtuh, karena utusan Allah akan segera memulihkan manusia ke martabatnya sebagai anak Allah dan pewaris Kerajaan Allah. Marilah kita melihat nubuat Habakuk dengan mata yang baru dan kita akan melihat bahwa nubuat itu memberikan kesaksian tentang Aku, dan nubuat itu sudah berbicara dalam bahasa Injil, yang Aku bawa kepada anak-anak Israel. Tapi sekarang Aku-lah yang harus meratap: 'Hukuman telah dijatuhkan, tetapi penentang yang menang.' Dan Aku mengerang begitu pedih. Bukan demi Aku sendiri, karena Aku berada di atas penghakiman manusia, tetapi karena mereka yang menentang dan dengan demikian mengutuk diri mereka sendiri, dan karena mereka yang disesatkan oleh para penentang. Apakah kamu terkejut dengan apa yang Aku katakan? Di antaramu ada para pedagang dari wilayah-wilayah lain Israel. Mereka dapat menegaskan bahwa Aku tidak berdusta. Aku tidak berdusta dengan menempuh hidup yang berlawanan dengan apa yang Aku ajarkan, yakni dengan tidak melakukan apa yang diharapkan orang akan dilakukan oleh Juruselamat, pun Aku tidak berdusta dengan menyatakan bahwa penentangan manusia memposisikan diri melawan penghakiman Allah, Yang mengutus Aku, dan melawan penghakiman orang banyak yang tulus dan rendah hati yang sudah mendengarkan Aku dan menghakimi Aku sebagaimana Aku adanya."

Beberapa orang di antara orang banyak berbisik, "Itu benar! Itu sungguh benar! Kita ini rakyat dan kita menginginkan Dia dan kita tahu bahwa Dia kudus. Tetapi mereka (dan mereka menunjuk kepada orang-orang Farisi dan rekan-rekannya) memusuhi-Nya."

Yesus melanjutkan, "Dan karena penentangan itu Hukum tercabik-cabik, dan akan semakin tercabik-cabik, hingga akan dihapuskan, demi melakukan suatu yang sama sekali salah, yang, bagaimanapun, tidak akan bertahan lama. Dan berbahagialah mereka, yang selama jeda singkat yang menakutkan itu, ketika penentang akan kelihatan sudah menang atas Aku, terus percaya kepada Yesus dari Nazaret, kepada Putra Allah, kepada Putra manusia, yang dinubuatkan oleh para Nabi. Sesungguhnya Aku bisa menggenapi penghakiman Allah hingga titik akhir, dengan menyelamatkan semua anak Israel. Tetapi Aku tidak akan bisa karena orang-orang fasik akan menang melawan diri mereka sendiri, melawan bagian mereka yang lebih baik, dan seperti mereka menginjak-injak hak-Ku dan menindas orang-orang yang percaya kepada-Ku, demikianlah mereka akan menginjak-injak hak jiwa mereka, yang membutuhkan Aku agar dapat diselamatkan dan yang malahan dipersembahkan kepada Iblis demi menyangkal Aku."

Orang-orang Farisi mulai menggerutu. Tetapi seorang laki-laki tua yang berwibawa baru saja mendekati tempat di mana Yesus berada, dan sekarang, dalam jeda khotbah-Nya, dia berkata, "Mari, datanglah ke sinagoga dan ajari kami di sana. Tidak ada yang lebih berhak melakukannya daripada Engkau. Aku Matias, kepala sinagoga. Datanglah, dan semoga Sabda Allah ada di rumahku seperti ia ada di bibir-Mu."

"Terima kasih, oh orang Israel yang benar. Damai-Ku selalu sertamu."

Dan Yesus, melewati kerumunan orang banyak yang membuka untuk memberi-Nya jalan dan lalu menutup kembali bagai gelombang dan mengikuti-Nya, menyeberangi alun-alun dan memasuki sinagoga, sesudah lewat di hadapan orang-orang Farisi yang menggeram. Namun orang-orang Farisi memasuki sinagoga juga, dengan sombong menyodok dengan sikut mereka untuk membuka jalan. Orang-orang memandang mereka dengan tidak senang dan berkata, "Dari mana kamu? Pergi dan nantikan Sang Rabbi di sinagogamu sendiri. Ini rumah kami dan kami tidak ingin ada orang-orang asing di sini." Dan para rabbi, kaum Saduki dan kaum Farisi harus menyerah pada keadaan dan tinggal diam dekat pintu masuk agar jangan diusir oleh warga Kedesh.

Yesus berada dekat kepala sinagoga dan orang-orang lain dari rumah ibadat; aku tidak tahu apakah mereka putra-putra atau para asistennya. Yesus melanjutkan berbicara, "Habakuk mengatakan: - dan betapa dengan penuh kasih dia mengundangmu untuk bermeditasi! - "Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan." Bahkan saat ini kita punya musuh fisik di Israel. Tetapi marilah kita mengabaikan detail kecil dari nubuat dan hanya memikirkan nubuat besar yang terkandung di dalamnya. Karena nubuat selalu punya makna rohani, bahkan meski tampaknya punya referensi material. Jadi peristiwa yang sudah terjadi - dan peristiwa itu sebegitu rupa hingga tidak seorang pun yang akan menerimanya kecuali orang yakin akan kebaikan tak terbatas dari Allah Yang Benar - adalah bahwa Dia telah mengutus Sabda-Nya demi menyelamatkan dan menebus Dunia. Allah Yang memisahkan diri dari Allah demi menyelamatkan makhluk yang berdosa. Dan Aku telah diutus untuk itu. Dan tidak ada satu pun kekuatan di dunia ini yang akan mampu menahan daya Kemenangan-Ku atas para raja dan para tiran, atas dosa dan kebodohan. Aku akan menang karena Aku adalah Sang Pemenang."

Suatu tawa cemooh terdengar bersamaan dengan suatu teriakan dari ujung sinagoga. Orang-orang memprotes dan kepala sinagoga, yang matanya terpejam, karena dia begitu tenggelam dalam mendengarkan Yesus, berdiri dan memerintahkan untuk tenang, dengan mengancam akan mengusir para pengacau.

"Biarkan mereka bicara. Undang mereka untuk menjelaskan keberatan mereka," kata Yesus dengan suara lantang.

"Oh! Bagus! Sangat bagus! Biarlah kami datang dekat-Mu. Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada-Mu," teriak para penentang dengan ironis.

"Mari. Penduduk Kedesh, biarkan mereka lewat."

Dan orang banyak, dengan tatapan memusuhi dan menyeringai - dengan beberapa julukan ejekan juga - membiarkan mereka lewat.

"Apa yang ingin kamu ketahui?" Yesus bertanya dengan keras.

"Jadi Engkau mengatakan bahwa Kau adalah Mesias? Apa Kau benar-benar yakin?"

Yesus, berdiri dengan tangan terlipat, menatap pada orang yang sudah berbicara itu dengan otoritas penuh wibawa, hingga ironinya segera lenyap dan dia terdiam.

Namun yang lain melanjutkan berbicara, "Kau tidak bisa mengharapkan kami untuk percaya pada perkataan-Mu. Siapa pun bisa berbohong, bahkan dengan itikad baik. Orang perlu bukti untuk percaya. Jadi buktikan kepada kami bahwa Kau benar-benar apa yang Kau katakan."

"Israel penuh dengan bukti-bukti-Ku," jawab Yesus tajam.

"Oh! itu!... Hal-hal sepele yang bisa dilakukan oleh orang kudus mana pun. Itu sudah dilakukan dan akan dilakukan lagi oleh orang-orang benar di Israel!" kata seorang Farisi.

Yang lain menambahkan, "Juga tidak pasti bahwa Engkau melakukannya melalui kekudusan dan pertolongan Allah! Sesungguhnya, mereka mengatakan, dan ini benar-benar dapat dipercaya, bahwa Kau dibantu oleh Setan. Kami ingin bukti lain. Dari tingkat yang superior. Yang tidak bisa diberikan oleh Setan."

"Tentu saja! Kemenangan atas maut..." kata yang lain.

"Sudah ada padamu," jawab Yesus.

"Itu adalah kasus-kasus katalepsi. Tunjukkan pada kami tubuh yang sudah membusuk yang dihidupkan kembali dan dipulihkan seutuhnya, misalnya. Supaya kami bisa yakin bahwa Allah serta-Mu. Allah: Satu-satunya Yang bisa menghidupkan kembali lumpur yang sudah menjadi debu kembali."

"Tidak seorang pun pernah minta hal itu kepada Nabi supaya percaya kepadanya."

Seorang Saduki berteriak, "Kau lebih besar dari Nabi. Kau adalah Putra Allah, setidaknya begitulah yang Kau katakan!... Ah! Ah! Jadi mengapa Kau tidak bertindak seperti Allah? Ayo! Beri kami tanda!"

"Ya! Suatu tanda dari Surga yang membuktikan bahwa Engkau adalah Anak Allah, maka kami akan menyembah-Mu," teriak seorang Farisi.

"Tentu! Kau benar, Simon! Kita tidak mau melakukan dosa Harun lagi. Kita tidak akan menyembah berhala, anak lembu emas. Tapi kita bisa menyembah Anak Domba Allah! Bukankah itu Kau? Asalkan Surga membuktikan bahwa Engkau benar-benar Anak Domba Allah," kata yang bernama Uzziel, yang kali lalu ada di Giscala, tertawa sinis.

Yang lain berteriak, "Biarkan aku berbicara, karena aku Zadok, ahli Taurat emas. Dengarkan aku, Kristus. Kau telah didahului oleh terlalu banyak Kristus palsu. Kami sudah cukup banyak ditipu. Kami ingin suatu tanda bahwa Engkau benar-benar Kristus. Dan jika Allah serta-Mu, Dia tidak akan dapat menyangkal-Mu. Dan kami akan percaya kepada-Mu dan membantu-Mu. Jika tidak, Kau tahu apa yang akan terjadi pada-Mu, menurut Perintah Allah."

Yesus mengangkat tangan-Nya yang terluka dan menunjukkannya kepada lawan bicara-Nya. "Apa kamu melihat tanda ini? Kamu yang melakukannya. Kamu sudah menunjukkan suatu tanda lebih lanjut. Dan ketika kamu melihatnya tergores pada daging Anak Domba, kamu akan bersukacita. Lihatlah! Bisakah kamu melihatnya? Kamu akan melihatnya juga di Surga, ketika kamu muncul untuk mempertanggung-jawabkan cara hidupmu. Karena Aku akan menjadi Hakim-mu, dan Aku akan ada di sana dengan Tubuh-Ku yang Dimuliakan, dengan tanda-tanda pelayanan-Ku dan tanda darimu, tanda kasih-Ku dan tanda kebencianmu. Dan kamu akan melihatnya juga, Uzziel, dan kamu, Simon, dan Kayafas dan Hanas akan melihatnya, dan banyak lagi, pada Hari Terakhir itu, hari murka, hari yang mengerikan, dan kemudian kamu akan lebih suka berada di jurang maut, karena tanda di tangan-Ku yang terluka akan menyiksamu lebih dari api Neraka."

"Oh! itu adalah kata-kata hujat! Kau akan berada di Surga dengan tubuh-Mu?! Penghujat! Kau akan menjadi hakim menggantikan Allah?! Terkutuklah Kau! Kau menghina Imam Besar! Kau pantas dirajam," teriak orang-orang Farisi, Saduki dan alim ulama bersahut-sahutan.

Kepala sinagoga berdiri kembali; dia tampak patriarkal dan berwibawa di usia tuanya, seperti Musa, dan dia berteriak, "Kedesh adalah kota perlindungan dan kota Lewi. Hormatilah..."

"Itu cerita lama! Sudah tidak lagi masuk hitungan!"

"Oh! Lidah-lidah yang menghujat! Kamu adalah orang-orang berdosa, bukan Dia, dan aku akan membela-Nya. Dia tidak mengatakan suatu pun yang salah. Dia sedang menjelaskan para Nabi dan telah membawakan bagi kami Janji Baik, dan kamu menginterupsi, memprovokasi, dan menghina-Nya. Aku tidak akan membiarkan itu. Dia berada di bawah perlindungan Matias tua dari keturunan Lewi dari pihak ayah dan dari keturunan Harun dari pihak ibu. Pergilah dan biarkan Dia mengajar masa tuaku dan masa muda anak-anakku." Dan dia menempatkan tangannya yang keriput pada lengan bawah Yesus, sebagai tanda perlindungan.

"Biarkan Dia memberi kami tanda yang nyata dan kami akan yakin dan pergi," teriak kelompok yang memusuhi itu.

"Jangan marah, Matias. Aku akan berbicara," kata Yesus menenangkan kepala sinagoga. Dan kepada orang-orang Farisi, Saduki dan alim ulama, Dia berkata, "Di malam hari kamu mencermati langit, dan jika langit merah saat matahari terbenam, kamu mengatakan, menurut pepatah lama: 'Cuaca akan baik besok, karena matahari terbenam telah memerahkan langit.' Demikian juga saat fajar, ketika udara lembab berkabut tebal menghalangi matahari bersinar seterang emas, kamu mengatakan: 'Akan ada badai sebelum hari berakhir.' Jadi kamu bisa mengetahui hari mendatang melalui perubahan tanda-tanda langit dan melalui tanda-tanda angin yang bahkan lebih tidak konstan. Dan kamu tidak bisa mengetahui tanda-tanda zaman? Itu tidak membawa kehormatan bagi pikiranmu dan pengetahuanmu, dan membawa sama sekali aib bagi jiwamu dan yang kau sebut kebijaksanaanmu. Kamu adalah angkatan pezinah yang jahat, yang lahir di Israel dari pernikahan orang yang berzina dengan Yang Jahat. Kamu adalah ahli waris mereka dan kamu meningkatkan kejahatan dan perzinahanmu dengan mengulangi dosa nenek moyang dari kesalahan itu. Baiklah, dengarkan, Matias, dan kamu, penduduk Kedesh, dan siapa pun yang hadir di sini baik sebagai seorang percaya atau sebagai musuh, dengarkanlah! Inilah nubuat yang Aku buat, nubuat-Ku sendiri, sebagai ganti nubuat Habakuk, yang ingin Aku jelaskan kepadamu: angkatan yang jahat dan berzinah ini, yang meminta suatu tanda, tidak akan diberi tanda lain selain dari tanda Yunus... Marilah kita pergi. Damai sertamu, semua orang yang berkehendak baik." Dan melalui pintu samping yang terbuka di jalan yang sepi di antara kebun-kebun dan rumah-rumah, Yesus pergi bersama para murid-Nya.

Tetapi orang-orang Kedesh tidak menyerah. Sebagian orang mengikuti-Nya, dan ketika mereka melihat-Nya memasuki sebuah penginapan kecil di pinggiran timur kota, mereka memberitahu kepala sinagoga dan sesama warga. Dan Yesus masih makan ketika halaman penginapan yang bermandikan cahaya matahari menjadi penuh sesak dengan orang-orang dan kepala sinagoga dan tua-tua Kedesh lainnya yang menuju pintu ruangan di mana Yesus berada. Kepala sinagoga yang lanjut usia itu, dengan membungkuk, memohon, "Guru, kerinduan untuk mendengarkan sabda-Mu masih ada dalam hati kami. Nubuat Habakuk begitu indah, sementara Engkau menjelaskannya! Apakah mereka yang mengasihi-Mu dan percaya akan Kebenaran-Mu dibiarkan tanpa pengetahuan tentang Engkau, hanya karena ada beberapa orang yang membenci-Mu?"

"Tidak, bapa. Tidaklah adil menghukum mereka yang baik karena mereka yang jahat. Baiklah, dengarkan…" (dan Yesus berhenti makan dan pergi ke pintu untuk berbicara kepada mereka yang sudah berkerumun di halaman yang tenang).

"Perkataan kepala sinagogamu menggemakan perkataan Habakuk. Atas namanya sendiri dan atas namamu, dia menyatakan dan mengakui bahwa Aku adalah Kebenaran. Habakuk menyatakan dan mengakui: 'Bukankah Engkau, ya Tuhan, dari dahulu Allah-ku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami.' Dan itu akan terjadi. Barang siapa percaya kepada-Ku tidak akan binasa. Nabi menggambarkan Aku sebagai Dia Yang Allah tetapkan untuk menghakimi, sebagai Dia Yang Allah jadikan kuat untuk menghukum, sebagai Dia yang mata-Nya terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Yang tidak dapat memandang kelaliman. Tetapi meskipun benar bahwa dosa membuat Aku jijik, kamu bisa melihat bahwa, karena Aku adalah Juruselamat, Aku membuka tangan-Ku kepada mereka yang telah bertobat dari dosa-dosanya. Dengan demikian Aku mengarahkan pandangan-Ku kepada orang yang bersalah dan Aku mengundang orang fasik untuk bertobat...

Orang-orang dari kota Lewi Kedesh, kota yang disucikan oleh pemakluman cinta kasih kepada mereka yang bersalah atas kejahatan - dan setiap orang bersalah terhadap Allah, jiwanya, dan sesamanya - datanglah kepada-Ku, Perlindungan orang-orang berdosa. Di sini, dalam kasih-Ku, bahkan kutukan Allah tidak akan menimpamu, karena tatapan permohonan-Ku akan mengubah kutukan Allah menjadi berkat pengampunan bagimu.

Dengarkanlah! Tuliskan janji ini dalam hatimu saperti Habakuk menuliskan nubuat pastinya pada loh-loh. Ada tertulis di sana: 'Apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.' Sekarang: Dia Yang dinubuatkan untuk datang, telah datang: itulah Aku.

"Dia yang tidak percaya, tidak memiliki jiwa yang benar," kata Nabi dan perkataannya mengutuk mereka yang memprovokasi dan yang menghina Aku. Aku tidak mengutuk mereka. Tetapi Nabi, yang sudah melihat-Ku terlebih dulu dan percaya kepada-Ku, mengutuk mereka. Sebagaimana dia menggambarkan-Ku, Sang Pemenang, demikianlah dia menggambarkan seorang yang sombong, dengan mengatakan bahwa dia tidak terhormat, sebab dia membuka jiwanya pada keserakahan dan ketidakpuasaan, sebab neraka itu serakah dan tidak pernah terpuaskan. Dan dia mengancam: 'Masalah akan datang kepada orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya dan memuati dirinya dengan lumpur tebal.' Perbuatan jahat melawan Anak Manusia adalah lumpur itu, dan keinginan untuk merampas kekudusan dari-Nya supaya kekudusan itu tidak menyuramkan dirinya, adalah keserakahan.

Nabi mengatakan: 'Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka!' Dia yang melakukan itu mengaibkan dirinya sendiri dan membunuh jiwanya sendiri. 'Celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadlian.' Benar-benar terlalu banyak orang di Israel yang membangun istana ketamakan mereka di atas airmata dan darah, dan tengah menantikan darah terakhir untuk membuat campuran yang lebih kaya. Tapi apa yang bisa dilakukan benteng terhadap anak-anak panah Allah? Dan apa yang bisa dilakukan segelintir orang melawan keadilan seluruh dunia yang berteriak ngeri atas kejahatan yang tiada bandingnya?

Oh! Betapa baiknya Habakuk berkata! 'Apakah gunanya patung pahatan?' Dan kekudusan palsu Israel tidak lain adalah patung berhala. Hanya Allah yang ada di Bait Suci-Nya dan hanya kepada-Nya bumi akan tunduk dan gemetar dengan pemujaan dan takut, sementara tanda yang dijanjikan akan diberikan untuk pertama kalinya dan kedua kalinya dan Bait Suci sejati di mana Allah bersemayam akan naik dengan mulia untuk mengatakan di Surga: 'Sudah terlaksana!' sebab Dia akan membisikkannya ke bumi untuk menyucikannya melalui pemakluman-Nya.

'Fiat!' kata Yang Mahatinggi. Dan dunia diciptakan. 'Fiat' Sang Penebus akan berkata, dan dunia akan ditebus. Aku akan memberikan kepada dunia sarana-sarana untuk ditebus. Dan mereka yang mau ditebus akan ditebus.

Sekarang berdirilah! Mari kita panjatkan doa Sang Nabi, tetapi sebagaimana tepat untuk mengatakannya pada masa rahmat ini:

'Tuhan, telah aku dengar kabar tentang Engkau, dan aku bersukacita.' Ini bukan lagi masa ketakutan, hai orang-orang yang percaya kepada Mesias.

'Tuhan, pekerjaan-Mu ada dalam lintasan tahun, hidupkanlah itu, kendati jerat musuh. Dalam lintasan tahun, Engkau akan mewujudkannya.' Ya. Ketika waktunya genap pekerjaannya akan selesai.

'Kerahiman-Nya akan bersinar, kendati murka-Nya' karena murka-Nya hanya akan menyerang mereka yang sudah menebarkan jaring atau memasang jerat atau menembakkan panah kepada Anak Domba Juruselamat.

'Dari Terang Allah akan datang ke dunia.' Akulah Terang yang datang untuk membawakan Allah kepadamu. Keagungan-Ku akan membanjiri bumi yang meluap-luap "di mana tanduk-tanduk runcing" akan mencabik-cabik Daging Kurban, kemenangan terakhir "dari Maut dan dari Setan, yang akan dikalahkan dan akan melarikan diri dari hadapan Yang Hidup Kudus."

Kemuliaan bagi Allah! Kemuliaan bagi Pencipta dunia! Kemuliaan bagi Pemberi matahari dan bintang-bintang! Kepada Pencipta gunung-gunung. Kepada Pencipta lautan. Kemuliaan, Kemuliaan tak terbatas bagi Allah Yang Baik, Yang menghendaki Kristus menyelamatkan umat-Nya dan menebus manusia.

Bergabunglah dengan-Ku, bernyanyilah bersama-Ku, karena Kerahiman telah datang ke dunia dan masa Damai sudah dekat. Dia Yang mengulurkan tangan-Nya kepadamu, menasihatimu untuk percaya dan hidup dalam Allah karena Israel akan segera dihakimi dengan adil.

Damai bagimu yang hadir di sini, bagi keluargamu dan bagi rumahmu."

Yesus membuat gerakan lebar memberkati mereka dan hendak undur diri.

Namun kepala sinagoga memohon kepada-Nya, "Tinggallah sedikit lebih lama."

"Aku tidak bisa, bapa."

"Setidaknya utuslah kepada kami rasul-rasul-Mu."

"Pasti engkau akan mendapatkannya. Selamat tinggal. Pergilah dalam damai."

Mereka sendirian...

"Aku ingin tahu siapa yang mengirim mereka di jalan kita. Mereka seperti tukang sihir..." kata Petrus.

Iskariot menjadi pucat dan maju ke depan. Dia berlutut di kaki Yesus. "Guru, aku pelakunya. Aku berbicara di desa itu... kepada salah satu dari mereka, yang tamunya aku.."

"Apa? Itukah penitensimu? Kau adalah..."

"Diamlah, Simon Yunus! Saudaramu sudah mendakwa dirinya sendiri dengan tulus. Hormati dia karena sudah merendahkan diri. Jangan khawatir, Yudas. Aku mengampunimu. Kau tahu bahwa Aku mengampuni. Tapi lain kali jadilah lebih bijaksana... Dan sekarang mari kita pergi. Kita akan berjalan selama masih terang bulan. Kita harus menyeberangi sungai sebelum fajar. Ayo kita pergi. Hutan dimulai di sana. Baik yang baik maupun yang jahat akan kehilangan jejak kita. Besok kita akan menuju Paneas."
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku 5                 Daftar Istilah                    Halaman Utama