Kuis tentang:
Roh Kudus dan Gereja
Editor: P. Gregorius Kaha, SVD
JAWABAN
1.
|
d. Katekismus Gereja Katolik No. 683: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: 'Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Allah mengirim “Roh Putera-Nya dalam hati kita, Roh, yang menyeru: 'Abba, Bapa' (Gal 4:6). Pengertian iman ini hanya mungkin dalam Roh Kudus. Supaya bisa berhubungan dengan Kristus, lebih dahulu orang harus disentuh oleh Roh Kudus. Ia datang menemui kita dan membangkitkan iman dalam kita.
|
2.
|
Betul. Katekismus Gereja Katolik No. 689: Roh Putera, yang Bapa utus ke dalam hati kita, adalah sungguh-sunguh Allah (bdk Gal 4:6). Sehakikat dengan Bapa dan Putera, Ia tidak dapat dipisahkan dari mereka, baik dalam kehidupan batin Tritunggal, maupun sebagai anugerah cinta untuk dunia. Gereja menyembah Tritunggal Mahakudus yang menghidupkan, yang sehakikat dan yang tidak terpisahkan; tetapi imannya juga mengakui bahwa Pribadi-Pribadi itu berbeda satu dari yang lain. Kalau Bapa mengutus Sabda-Nya, maka Ia selalu juga mengutus Napas-Nya, karena itu adalah perutusan bersama, di mana Putera dan Roh Kudus berbeda satu dari yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Kristus nampak sebagai rupa yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan, tetapi Roh Kuduslah yang mewahyukan-Nya.
|
3.
|
b, c, dan d. Katekismus Gereja Katolik No. 721: Ketika tiba waktunya, Maria, Bunda Allah yang suci murni dan tetap perawan, adalah mahkota perutusan Putera dan Roh Kudus. Karena Roh mempersiapkannya, Bapa dalam keputusan keselamatan-Nya menemukan untuk pertama kalinya tempat tinggal, di mana Putera-Nya dan Roh-Nya dapat tinggal di antara manusia. Dalam arti ini tradisi Gereja mengenakan teks-teks terindah tentang kebijaksanaan pada Maria (bdk Ams 8:1-9:6; Sir 24). Maria dipuji dan ditampilkan di dalam liturgi sebagai “takhta kebijaksanaan”.
Katekismus Gereja Katolik No. 723: Dalam Maria, Roh Kudus melaksanakan keputusan Bapa yang maharahim. Bersama dan oleh Roh Kudus, Perawan Maria mengandung dan melahirkan Putera Allah. Dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan kekuatan iman, keperawanannya menjadi subur secara luar biasa (bdk Luk 1:26-38; Rm 4:18-21; Gal 4:26-28).
Katekismus Gereja Katolik No. 726: Pada akhir perutusan Roh, Maria menjadi “wanita”, Hawa baru, “bunda orang-orang hidup”, bunda “Kristus paripurna” (bdk Yoh 19:25-27).
|
4.
|
a. Katekismus Gereja Katolik No. 745: Putera Allah ditahbiskan pada saat inkarnasi-Nya oleh urapan dengan Roh Kudus menjadi Kristus [Mesias] (bdk. Mzm 2:6-7).
|
5.
|
a, b, c, dan d. Katekismus Gereja Katolik No. 731: Pada hari Pentekosta (pada hari terakhir dari ketujuh minggu Paska) selesailah Paska Kristus dalam curahan Roh Kudus. Sekarang Ia nyata sebagai Pribadi ilahi. Sekarang Ia diberikan dan diumumkan secara terbuka sebagai Pribadi ilahi. Kristus Tuhan memberi Roh dalam kelimpahan (bdk Kis 2:33-36).
Katekismus Gereja Katolik No. 732: Pada hari itu Tritunggal Mahakudus dinyatakan secara penuh dan utuh. Sejak hari itu Kerajaan yang diumumkan Kristus telah dibuka bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun mereka manusia lemah, namun dalam iman mereka sudah ikut ambil bagian dalam persekutuan Tritunggal Mahakudus. Oleh kedatangan-Nya yang tidak terputus-putus, Roh kudus membiarkan dunia masuk ke dalam “zaman terakhir”, zaman Gereja: Kerajaan Allah sudah diterima sebagai warisan, namun belum diselesaikan.
Katekismus Gereja Katolik No. 739: Karena Roh Kudus adalah urapan Kristus, maka Kristus, Kepala Tubuh, memberikan-Nya kepada anggota-anggota-Nya ….
|
6.
|
Betul. Katekismus Gereja Katolik No. 775: “Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam. Oleh karena persatuan di antara manusia berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia mengumpulkan manusia-manusia “dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah “tanda dan sarana” untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan.
|
7.
|
Betul. Katekismus Gereja Katolik No. 747: Roh Kudus yang dialirkan Kristus, Kepala, ke dalam anggota-anggota-Nya, membangun, menjiwai dan menguduskan Gereja. Gereja merupakan sakramen persekutuan antara Tritunggal Mahakudus dan manusia.
|
8.
|
e. Katekismus Gereja Katolik No. 751: Kata yang dipakai dalam bahasa Inggris dan Jerman untuk Gereja (church, Kirche) diambil dari kata sifat Yunani “kuriake” yang berarti “milik Tuhan”. Kata yang biasanya dipakai dalam Kitab Suci ialah “ekklesia” (dari kata kerja Yunani “ekkalein”, “memanggil keluar” - bahasa Perancisnya “église”) yang berarti “pertemuan rakyat” (bdk Kis 19:39).
Katekismus Gereja Katolik No. 752: Dalam pemakaian Kristen, “Gereja” berarti pertemuan liturgis (bdk 1 Kor 11:18; 14:19.28.34.35), tetapi juga jemaat setempat (1 Kor 1:2; 16:1) atau seluruh persekutuan kaum beriman (1 Kor 15:9; Gal 1:13, Flp 3:6). Ketiga pengertian ini tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. “Gereja” adalah umat yang Allah himpun di seluruh dunia. Ia terdiri dari jemat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Ia hidup dari Sabda dan Tubuh Kristus dan karenanya menjadi Tubuh Kristus.
|
9.
|
Salah. Katekismus Gereja Katolik No. 778: Gereja adalah serentak jalan dan tujuan keputusan Allah. Dipralambangkan dalam ciptaan, disiapkan dalam Perjanjian Lama, didirikan oleh perkataan dan perbuatan Kristus, dilaksanakan oleh salib-Nya yang menebuskan dan kebangkitan-Nya, ia dinyatakan oleh curahan Roh Kudus sebagai misteri keselamatan. Ia sebagai persatuan semua orang yang ditebus di dunia (Why 14:4), akan disempurnakan dalam kemuliaan surga.
Katekismus Gereja Katolik No. 759: “Atas keputusan kebijaksanaan serta kebaikan-Nya yang sama sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menciptakan dunia semesta. Ia menetapkan bahwa Ia akan mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi”, ke situlah Ia memanggil semua manusia dalam Putera-nya. “Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman akan Kristus dalam Gereja Kudus”. “Keluarga Allah” ini dibentuk dan direalisasikan sesuai dengan pertimbangan Bapa langkah demi langkah dalam peredaran sejarah umat manusia. (LG 2).
|
10.
|
b dan d. Katekismus Gereja Katolik No. 779: Gereja itu serentak tampak dan rohani, masyarakat hierarkis dan Tubuh Mistik Kristus. Ia membentuk satu kesatuan, terdiri atas unsur manusiawi dan ilahi. Itulah yang membuat dia menjadi rahasia, yang hanya dimengerti oleh iman.
Katekismus Gereja Katolik No. 771: “… Gereja sekaligus bersifat manusiawi dan ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir. Dan semua itu berpadu sedemikian rupa, sehinga dalam Gereja apa yang insani diarahkan dan diabadikan kepada yang ilahi, apa yang kelihatan kepada yang tidak tampak, apa yang termasuk kegiatan kepada kontemplasi, dan apa yang ada sekarang kepada kota yang akan datang, yang sedang kita cari” (SC 2).
|
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|