Tahbisan Uskup Surabaya
Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono
“UT VITAM ABUNDANTIUS HABEANT”
|
Rangkaian Upacara Pentahbisan Uskup :
1. Triduum Vesper dan Perayaan Ekaristi, 26-28 Juni 2007
2. Upacara Pengambilan Sumpah Uskup Terpilih, 28 Juni 2007
3. Upacara Pentahbisan, Misa Meriah Pontifikal, 29 Juni 2007
4. Upacara Penyerahan Kuasa Keuskupan, Misa Perdana Uskup, Minggu, 1 Juli 2007
|
|
|
Jumat, 29 Juni 2007. Puluhan bis beriringan memasuki Kawah Candra Dimuka menuju Stadion Jala Krida Mandala, Akademi Angkatan Laut, Kompleks Bumimoro, Morokrembangan, Surabaya.
|
Umat berpanas-ria antri masuk ke stadion tempat dilangsungkannya tahbisan. Pengamanan ekstra ketat! Hanya dibuka dua dari empat pintu yang tersedia. Para petugas melaksanakan pengamanan dengan screening orang per orang.
|
 |
 |
|
Perayaan Ekaristi Tahbisan Uskup Surabaya didukung oleh pelayanan 200 misdinar, 250 petugas tata tertib dan 500 anggota paduan suara gabungan Keuskupan Surabaya. Khalayak ramai yang memenuhi Stadion Jala Krida mencapai lebih dari 10.000 orang, terdiri dari sedikitnya 300 imam dari berbagai kongregasi), biarawan / biarawati (dari berbagai kongregasi), pejabat pemerintah, pemuka agama lain, dan umat sekalian.
Misa Meriah Pontifikal yang dimulai pukul 15.00 ini terdiri dari lima bagian: I. Ritus Pembuka; II. Liturgi Sabda; III. Liturgi Tahbisan; IV. Liturgi Ekaristi; V. Ritus Penutup.
|
 |
 |
LITURGI TAHBISAN diawali dengan madah “Datanglah, Ya Roh Pencipta”, kemudian dilanjutkan dengan PENGAJUAN CALON USKUP & PENYELIDIKAN. Calon Uskup dengan dihantar dua imam pendamping, Rm Martin Anggut SVD (provinsial SVD) dan Rm Paulus Suparmono CM (Provinsial CM), menghadap para pentahbis.
|
Administrator Keuskupan Surabaya, Rm Julius Haryanto CM, memohon kesediaan Uskup Pentahbis Utama, Kardinal Julius Darmaatmadja untuk mentahbiskan calon Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono. Atas permohonan ini, Pentahbis Utama mempertanyakan persetujuan berupa surat resmi dari Tahta Suci, yang ditanggapi Administrator Keuskupan dengan membacakan bulla yang ditetapkan oleh Paus Benediktus XVI di Basilika Santo Petrus, Vatican tanggal 3 April 2007.
Pentahbis Utama dengan didampingi dua uskup peserta pentahbis, yakni Mgr Ignatius Suharyo (Uskup Agung Semarang) dan Mgr Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O. Carm (Uskup Malang) kemudian melakukan penyelidikan mengenai kesediaan calon Uskup untuk memelihara iman dan melaksanakan tugas kegembalaan. Rangkaian pertanyaan ini dijawab dengan tegas dan mantap oleh Mgr Vincentius, “Dengan bantuan Allah, saya bersedia.”
|
 |
 |
|
LITANI ORANG KUDUS. Pentahbis Utama mengajak umat berdoa agar Ia berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada Uskup. Calon Uskup prostratio - tanda ketidakpantasan dan mohon rahmat Tuhan -, para Uskup berlutut, para imam dan umat sekalian berdiri sementara Litani Orang Kudus didaraskan.
PENTAHBISAN. Puncak Liturgi Tahbisan meliputi dua pokok:
1. Penumpangan tangan oleh para Uskup;
2. Doa Tahbisan.
|
Calon Uskup berlutut di depan uskup Pentahbis Utama yang menumpangkan kedua tangannya ke atas kepala uskup terpilih tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Selanjutnya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono menerima penumpangan tangan dari 37 Uskup dan 9 Uskup Agung di Indonesia, termasuk Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Leopoldo Girelli.
|
 |
|
DOA TAHBISAN. Uskup Pentahbis Utama meletakkan Kitab Suci yang terbuka di atas kepala Uskup baru, dibantu oleh dua imam pendamping yang menahan Kitab Suci di atas kepala Uskup baru sampai Doa Tahbisan selesai. Pentahbis Utama memimpin Doa Tahbisan sementara doa inti dipanjatkan oleh segenap uskup yang hadir:
“Curahkanlah kini kepada orang pilihan-Mu ini kekuatan yang berasal daripada-Mu yaitu Roh pangkal segala rahmat yang telah Kau curahkan kepada PutraMu yang terkasih Yesus Kristus dan yang oleh-Nya dianugerahkan kepada para rasul. Mereka telah membangun jemaat di tempat masing-masing sebagai kediaman-Mu yang kudus, demi keagungan dan kemuliaan nama-Mu sepanjang masa.”
|
 |
 |
UPACARA PELENGKAP. Pentahbis Utama duduk dengan mengenakan mitra dan dengan kain alas pangkuan. Dengan minyak Krisma ia mengurapi kepala Uskup baru yang berlutut di hadapannya.
|
|
Pentahbis Utama menyerahkan Kitab Suci kepada Uskup baru, “Terimalah Kitab Suci ini dan wartakanlah sabda Allah dengan kesabaran, ketekunan dan kebijaksanaan.”
|
 |
Wakil umat menyerahkan benda-benda pelengkap berupa cincin, mitra dan tongkat kepada Pentahbis Utama agar menyerahkannya kepada Uskup baru. CINCIN: lambang kesetiaan dan kesatuan dengan umat yang dipercayakan kepadanya. MITRA: lambang untuk membela kebenaran,
|
|
menegakkan keadilan dan mengusahakan keselamatan serta kebahagiaan umat manusia dengan jiwa pelayanan penuh cinta kasih. TONGKAT: lambang kegembalaan.
|
 |
Ucapan selamat dari Administrator Keuskupan Surabaya, Rm Julius Haryanto CM.
|
“Sebagai tanda syukur kepada Tuhan, dan bahwa beliau adalah Uskup saudara, maka kami menyerahkan kepemimpinan Keuskupan Surabaya kepada Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono,” demikian Pentahbis Utama yang segera disambut sorak-sorai membahana segenap umat Katolik
|
yang hadir. Uskup dihantar oleh kedua imam pendamping ke tahta uskup yang terletak di sebelah kanan panggung utama tahbisan sementara paduan suara memadahkan “Syukur atas Gembala”.
|
Foto-foto dari koleksi Rm A. Luluk Widyawan Pr, Fransiska Ratih Widiasari, dan Yudhit Ciphardian
|