|
Corpus Christi
dari: the 'Real Presence' oleh St. Petrus Yulianus Eymard
Haec est dies quam fecit Dominus
Inilah hari yang dijadikan TUHAN (Mzm 118:24)
Setiap hari berasal dari Tuhan. Hari yang satu menyusul hari yang lain tak kunjung henti oleh karena kasih setia-Nya. Tuhan menyediakan bagi manusia enam hari dalam satu minggu untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, tetapi hari yang ketujuh disediakan-Nya bagi Diri-Nya Sendiri. Oleh karena itu, hari Minggu teristimewa sekali adalah hari Tuhan. Dari semua hari, ada satu hari yang, dengan cara yang amat luar biasa, merupakan hari Tuhan dan disebut hari Tuhan: Fete-Dieu, demikian orang Perancis mengatakannya, yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Hari Raya Tuhan. Hari itu adalah hari yang benar-benar dijadikan Tuhan bagi Diri-Nya Sendiri, bagi kemuliaan-Nya dan bagi perwujudan cinta kasih-Nya. Corpus Christi! Hari Raya Tuhan! Sungguh, suatu nama yang indah! Hari Raya Tuhan dan hari raya kita juga! Mari kita lihat mengapa demikian.
I
Hari raya Tuhan ini, yang disebut Gereja sebagai Festum sacratissimi Corporis Christ, “Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus,” adalah satu-satunya hari yang dipersembahkan secara istimewa untuk menghormati Pribadi Kristus yang mengagumkan, menghormati kehadiran-Nya yang nyata di tengah-tengah kita. Hari-hari raya yang lain memperingati peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus di masa lampau; hari-hari raya itu sungguh indah; dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan; dan merupakan sumber rahmat yang berlimpah bagi kita. Namun demikian, hari-hari raya tersebut hanyalah merupakan peringatan, kenangan akan kejadian di masa silam, yang dikenangkan kembali hanya dalam kesalehan dan devosi kita. Juruselamat kita tidak lagi hadir secara pribadi dalam peristiwa-peristiwa tersebut; Kristus melakukannya sekali untuk selamanya dan meninggalkan hanya Rahmat-Nya dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Tetapi Corpus Christi adalah suatu peristiwa yang nyata; kurban yang dipersembahkan pada hari raya ini adalah Kristus sendiri, yang hidup serta hadir di tengah-tengah kita. Oleh karena itulah perayaan ini memiliki ciri tersendiri. Tidak ada relikwi atau simbol-simbol dari masa lalu yang dipertontonkan, selain dari kurban sesungguhnya dari perayaan ini, yang hidup. Di negara-negara dimana ada kebebasan beragama, lihatlah betapa segenap umat menyerukan kehadiran-Nya, betapa mereka bersembah sujud dihadapan-Nya! Bahkan para pendosa pun gemetar dan menundukkan kepala mereka; Tuhan di sana! Betapa mulianya kehadiran Kristus dalam perayaan ini, di mana semua orang mengakui kehadiran-Nya serta memuja-Nya!
II
Corpus Christi juga merupakan hari raya yang patut kita cintai lebih dari hari-hari raya lainnya. Kita tidak hadir dalam semua peristiwa dalam hidup dan wafat Juruselamat kita, yang kita rayakan dalam lingkaran tahun gereja. Kita bersukacita pada hari-hari raya tersebut karena pesta-pesta tersebut merupakan sumber rahmat bagi kita. Tetapi, pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita ikut ambil bagian dalam peristiwa itu sendiri, yang terjadi di depan mata kita. Peristiwa tersebut diperuntukkan bagi kita. Ada suatu hubungan kehidupan antara Yesus yang tinggal dalam Sakramen dan kita sendiri yang tinggal di tengah-tengah dunia: suatu hubungan tubuh dengan tubuh. Oleh sebab itu, hari raya ini tidak hanya disebut sebagai hari raya Tuhan, tetapi Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Corpus Christi. Melalui Tubuh-Nya kita menjamah-Nya; Ia menjadi Santapan kita, menjadi Saudara kita dan menjadi Tamu Agung kita. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: suatu nama yang penuh cinta, nama yang bersahaja dan amat sesuai dengan penderitaan kita! Kristus menghendaki perayaan ini agar dapat senantiasa tinggal dekat kita, sama seperti seorang ayah mendambakan ucapan selamat ulang tahun dari anaknya agar mempunyai alasan untuk mencurahkan lebih banyak kasih sayang dari cinta kebapakannya, serta untuk melimpahinya dengan kemurahan hatinya.
Oleh karenanya, mari menjadikan hari raya ini sebagai hari raya sukacita, dan mari berharap darinya berkat-berkat yang paling melimpah. Segala pujian dan mazmur dalam perayaan agung ini mengungkapkan pemikiran bahwa pada hari ini Kristus akan menyatakan Diri-Nya dengan lebih penuh belas kasih dari biasanya. Gereja, tampaknya, hendak merayakan Corpus Christi pada hari Kamis Putih, karena Ekaristi pertama kali diadakan pada hari itu. Tetapi, Gereja tidak akan dapat mengungkapkan sukacita dengan sepenuhnya pada hari sengsara itu: Sengsara Kristus dimulai pada hari Kamis Putih, dan tidaklah mungkin untuk bersukacita dalam suasana kematian yang amat menonjol selama hari-hari sedih dalam Pekan Suci. Corpus Christi juga ditunda hingga setelah Hari Raya Kenaikan Tuhan karena kata-kata perpisahan yang menyedihkan masih harus diucapkan dan perpisahan yang menyakitkan masih terasa. Corpus Christi ditunda hingga setelah Hari Raya Pentakosta sehingga, dipenuhi rahmat dan sukacita Roh Kudus, kita dapat merayakan dengan segala semarak dan kemegahan hari raya Pengantin Ilahi Yang tinggal di antara kita.
Corpus Christi adalah hari raya Gereja yang paling agung. Gereja adalah Pengantin Kristus dalam segala kemuliaan kebangkitan-Nya, bukan Yesus Kristus pada saat kelahiran-Nya bukan pula pada saat wafat-Nya; karena ketika kedua peristiwa terakhir ini terjadi Gereja masih belum ada. Tentu saja Gereja menyertai Pengantin Ilahi-nya dalam Palungan dan menyertai-Nya juga saat sengsara-Nya, tetapi dalam misteri-misteri tersebut Gereja hanya memiliki kenangan dan rahmat.
Tetapi Yesus Kristus tinggal bersama Gereja-Nya dalam Sakramen-Nya. Orang yang sama sekali belum pernah menginjakkan kaki dalam salah satu gereja-Nya menyangka bahwa Gereja telah menjadi janda. Mereka memandang Gereja sebagai mayat, dan di atasnya adalah tempat beribadah di mana hanya orang-orang mati dan menderita saja yang dibicarakan. Tetapi sekarang, bahkan mereka yang tidak pernah ikut serta dalam perayaan-perayaan Gereja yang khidmat akan melihat Gereja dalam segala kekayaan dan keelokannya, dalam daya pikat alaminya dimana Tuhan, Pengantin-nya, akan memperindahnya dengan kehadiran-Nya. Betapa agungnya prosesi-prosesi itu ketika mereka berarak! Betapa khusuk orang-orang saleh itu sujud menyembah! Gereja mempelihatkan kepada semua orang Pengantin-Nya dalam monstrans yang berkilau-kilau. Ah! Siapakah sekarang yang akan beranggapan dan mengatakan bahwa Gereja telah menjadi janda? Para sahabatnya memuja-Nya, sementara para musuhnya gemetar. Yesus menyatakan Diri-Nya kepada semua orang; Ia mengaruniakan berkat-berkat-Nya bagi orang-orang baik; Ia menghadapi para pendosa dengan kasih sayang; Ia memanggil mereka dan mendekatkan mereka kepada-Nya. Konsili Trente menyebut perayaan ini sebagai kemenangan iman, dan memang benar demikian. Perayaan ini juga merupakan kemenangan Gereja melalui Pengantin Ilahi-nya.
III
Dan yang terakhir, Corpus Christi adalah hari raya kita, yaitu kita semua yang memuja serta menyembah Sakramen Mahakudus. Konggregasi Sakramen Mahakudus (s.s.s.), bersama dengan kelompok-kelompok yang bergabung dengannya, ada dengan satu-satunya tujuan untuk menghormati Yesus Kristus dengan hari raya Corpus Christi secara terus-menerus. Memperpanjang hari raya ini sepanjang tahun adalah tujuan hidup serta kebahagiaan kami. Kami mempercayakan kepada para putera-puteri Gereja lainnya pemeliharaan kaum fakir miskin, pemulihan penyakit-penyakit fisik maupun moral mereka yang menderita, serta pelaksanaan Sakramen-Sakramen. Kami dipanggil hanya untuk merayakan Corpus Christi secara terus-menerus. Oleh karenanya, Corpus Christi adalah hari raya istimewa kami. Corpus Christi adalah juga hari raya kalian, saudara dan saudariku terkasih. Tidakkah kalian mempersembahkan diri kalian seutuhnya kepada pelayanan Sakramen Mahakudus? Oh! Kalian tahu sukacita dan kebahagiaan yang Yesus bawa beserta-Nya! Saya akan melanjutkan dengan mengatakan bahwa bagi jiwa-jiwa yang mengerti bagaimana menerima Komuni, hanya ada satu hari raya, yaitu hari Komuni. Jiwa-jiwa tersebut menemukan di dalamnya tujuan dari semua peristiwa, Ia Yang menjadikan peristiwa-peristiwa itu dan Ia yang penghormatan-Nya mereka rayakan, sementara sebagian besar umat Kristiani mengenangkannya hanya secara samar-samar.
Bahkan lebih dari itu! Saya katakan bahwa jika Kristus tidak tinggal dalam Sakramen-Nya, seluruh hari raya Gerejani kita tidak akan ada artinya sama sekali selain dari serangkaian upacara yang menyedihkan. Ekaristi adalah matahari yang memberikan terang, kehidupan, dan sukacita pada hari-hari raya Gerejani.
Seseorang dengan tepat menyebut jiwa yang memiliki hubungan baik dengan Tuhan dan sering merayakan perjamuan secara terus-menerus juge convivium. Hidup dengan Yesus di dalam kita, hidup seperti Yesus, dan melalui Yesus adalah menjadi tabernakel dan siborium yang berharga. Oh! Betapa penuh sukacitanya jiwa-jiwa seperti itu, sukacita yang murni dan tak akan berubah!
Marilah! Belajar bagaimana menyisihkan hari-hari ini dari hari-hari lainnya. Kristus mempunyai hari-hari raya-Nya yang megah, hari ini adalah salah satunya. Seorang raja adalah seorang pemberi yang murah hati. Bersembah sujudlah kepada Kristus, dan Ia, sebagai balasnya, akan memberimu segala-galanya; Ia bahkan akan memberikan kepadamu Diri-Nya Sendiri beserta limpah-ruah rahmat-Nya. Ia memilah-milah sahabat-sahabat-Nya; Ia mengenal siapa-siapa yang lebih layak menerima anugerah-anugerah-Nya. Yang aku dambakan serta harapkan dari kalian pada hari yang indah ini bukanlah agar kalian menjadi orang-orang kudus karena jasa-jasa yang hebat serta luar biasa - kapan hal seperti itu akan terjadi? - melainkan agar kalian dipenuhi sukacita dalam melayani Tuhan, dan juga agar Kristus memberikan Diri-Nya kepada kalian dengan lebih murah hati serta penuh belas kasih. Jika kalian merasa Ia mengasihi kalian lebih dalam, kalian juga akan menyerahkan diri kalian kepada-Nya dengan lebih sepenuhnya lagi; dan hasil dari dua cinta kasih ini adalah persekutuan yang sempurna. Di sanalah terletak kekudusan dan kesempurnaan. Berdoalah dengan penuh keyakinan untuk memperolehnya. Berikan kepada-Nya seluruh jiwamu. Yesus adalah seorang Sahabat yang lembut hati; bersukacitalah dalam kasih-Nya. Oh! Aku mengkhawatirkan keselamatan mereka-mereka yang tidak pernah menikmati kebaikan Tuhan! Masuk dan tinggallah dalam kerahiman Tuhan yang tak terhingga! entite de Domino in bonitate. “Pikirkan Tuhan dalam kebajikan.”
sumber : “Corpus Christi” from the 'Real Presence' of St. Peter Julian Eymard; Saint Jean Baptiste Catholic Church - New York City; www.sjbrcc.org
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|