Yesus Berdoa
oleh: P. Victor Hoagland, C.P.
berdasarkan Katekismus Gereja Katolik 2598-2616
Kita, umat Kristiani, belajar berdoa dari Yesus Kristus, yang tidak saja mengajar kita untuk berdoa, tetapi Ia Sendiri pun berdoa. Injil penuh dengan teladan doa-Nya.
APAKAH YESUS SENDIRI HARUS BELAJAR BERDOA?
Ya. Benar, bahwa Ia adalah Putera Allah yang mengetahui segala sesuatu. Tetapi sebagai manusia seperti kita, Ia harus belajar berdoa sementara Ia tumbuh dewasa. Di kota Nazareth, Maria dan Yusuf membimbing langkah-langkah pertama-Nya dalam berdoa. Di rumah, di sinagoga di Nazareth, di Bait Allah di Yerusalem Ia belajar tata cara dan doa-doa orang Yahudi.
Namun demikian, bahkan di tahun-tahun awal hidup-Nya, Yesus berdoa kepada Tuhan dengan kemesraan yang jelas nyata. Tuhan adalah Bapa-Nya dan Ia adalah Putera Allah. Ada kepasrahan dan hubungan istimewa antara anak dengan Bapa dalam doa-Nya.
Yesus berdoa secara rutin, demikian seperti yang dikenang para murid-Nya. Ia berdoa sebelum mengambil langkah-langkah yang menentukan dalam perutusan-Nya, mulai dari pembaptisan-Nya dan sementara ia menghadapi sengsara dan wafat-Nya. Ia berdoa di saat manusiawi-Nya lemah dan di saat kematian, seperti yang dilakukan-Nya di kubur Lazarus. Ia kerap berdoa untuk mengucap syukur. Doa-Nya mantap, penuh syukur dan penuh kepercayaan bahwa kehendak Allah adalah untuk keselamatan-Nya semata.
Doa-Nya sepenuh hati. Tidak ada yang lebih nyata dari saat ia berdoa di atas kayu salib. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” “Aku haus!” “Ibu, inilah, anakmu!” “Inilah ibumu!” “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” “Sudah selesai.” “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”
Doa-doa-Nya adalah doa yang datang dari hati. Doa-doa yang mengungkapkan kasih-Nya kepada mereka yang Ia kasihi dan mengampuni mereka yang bersalah kepada-Nya; Ia lemah sebagai manusia, namun kuat di dalam iman. Tidak pernah ada hati manusia yang menyentuh Tuhan sedemikian dalam lebih dari saat Yesus berdoa di atas salib.
Ia mengakhiri hidupnya dengan suatu seruan yang nyaring. Bahkan seruan nyaring-Nya itu merupakan doa sepenuh hati kepada Tuhan, yang keluar dari kedalaman diri-Nya dan mengungkapkan apa yang tidak dapat dikatakan.
Dan doa-Nya didengarkan Tuhan. Tuhan membangkitkan-Nya. Kita, umat Kristiani, percaya akan doa yang diajarkan Yesus bahwa doa selalu didengarkan. Dalam doa-Nya terletak harapan kita.
APA YANG DAPAT KITA PETIK DARI DOA YESUS?
Pertama-tama, bahwa doa yang benar harus datang dari hati. Ia berdoa dari dalam lubuk hati-Nya, bukan hanya sekedar kata-kata atau gerakan. Doa-Nya tidak hanya berdasarkan pada pikiran atau perasaan. Doa berasal dari dalam, di luar batas pikiran dan perasaan, dari kita sendiri. “Masuklah ke dalam kamarmu,” sabda Yesus, “berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Kadangkala doa dari hati, dari “kamarmu”, dituangkan dalam bentuk kata-kata, di lain waktu mungkin akan seperti seruan-Nya yang tanpa kata.
Kedua, berdoa dengan iman. Yesus berdoa dengan iman yang teguh kepada Bapa Surgawi, iman yang bertahan hingga akhir hidup-Nya. Ia mengajarkan kepada kita untuk juga berdoa dengan iman seorang anak kepada Tuhan, yakin bahwa doa-doa kita didengarkan oleh Dia yang mengasihi kita.
Ketiga, haruslah berdoa dengan mantap dan tekun, sama seperti Ia berdoa, bahkan ketika tampaknya tidak ada jawaban atau pun pertolongan yang datang. “Berjaga-jagalah dan berdoalah,” sabda Yesus, “Carilah dan ketuklah,” hingga pintu yang menyatakan kemuliaan Tuhan dibukakan.
Murid-murid-Nya meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Ia mengajarkannya kepada mereka, dan Ia mengajarkannya kepada kita juga. Namun demikian, Yesus lebih dari sekedar guru. Sebagai umat Kristiani kita percaya bahwa Yesus berdoa bagi kita; Ia adalah pengantara kita kepada Tuhan. Sebagai Juruselamat, Ia menghimpun semua doa-doa kita, kebutuhan-kebutuhan kita, jeritan-jeritan hati kita, dan menjadikannya doa-Nya Sendiri serta membawanya ke hadapan Allah yang mendengarkan doa-doa kita melalui doa Putera-Nya.
Itulah sebabnya mengapa kita seringkali mengakhiri doa kita dengan kata-kata yang indah ini: “Dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kita. Amin.” Yesus adalah Guru kita dan Ia adalah Penyelamat kita, yang menyambut doa-doa kita dan menjadikannya doa-Nya Sendiri.
sumber : "Jesus Prayed" by Fr. Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1997-1999 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.”
|