YESAYA    
Edisi YESAYA   |   Bunda Maria   |   Santa & Santo   |   Doa & Devosi   |   Serba-Serbi Iman Katolik   |   Artikel   |   Anda Bertanya, Kami Menjawab
Apa itu Pencobaan?
oleh: Romo Richard Londsdale
Godaan Setan
Pencobaan adalah suatu godaan atau dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa kita lakukan. Semua orang bisa mengalami pencobaan. Kita semua pasti pernah terdorong untuk melakukan hal-hal tertentu. Pencobaan itu seperti suatu magnet yang besar yang menarik kita ke tempat yang tidak kita inginkan. Kebanyakan, pencobaan berakibat buruk karena merugikan orang lain. Kapan kira-kira kamu dicobai untuk melakukan sesuatu yang baik? Pencobaan yang mendatangkan akibat baik juga ada, tetapi pada umumnya pencobaan itu merugikan orang lain.

PENCOBAAN YANG SEDERHANA

Pencobaan yang paling umum adalah pencobaan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak kita miliki. Sebagai contoh, kamu melihat kue tart coklat yang harum baunya dengan hiasan cream yang cantik di dapur ibumu. Saat itu rasanya ada magnet yang menarikmu untuk mencicipi tart tersebut - yah, setidak-tidaknya mencolek sedikit creamnya. Kamu akan bertanya, "apa salahnya?" Ada beberapa alasan. 1. Selera makanmu untuk makan makanan yang lebih bergizi akan berkurang. 2. Kemungkinan tart itu disiapkan untuk suatu acara khusus, pesta misalnya. Jadi, siapa yang rugi kalau kamu mencicipi kue tersebut? Kamu - karena selera makanmu berkurang - dan orang untuk siapa tart tersebut dipersiapkan.

PENCOBAAN YANG TIDAK SESEDERHANA ITU
Sebagian pencobaan tidak begitu mudah dikenali. Mungkin kalian tidak mengerti mengapa suatu pencobaan dapat mengakibatkan suatu yang buruk atau merugikan seseorang. Dengan kata lain, kalian tidak menyadari konsekuensinya, yaitu akibat dari perbuatan kalian itu. Bagaimana kalian menghadapi pencobaan semacam ini?

SUARA BATIN

Sebagian orang berbicara tentang suara lembut yang berbisik dari dalam batin mereka. Suara batin memberitahu mereka bahwa suatu perbuatan tertentu itu salah. Tidak peduli bagaimana tanggapan kalian, suara batin telah mengingatkan kalian tentang yang baik dan yang jahat. NAMUN, suara batin tidak timbul secara otomatis. Suara batin perlu dikembangkan. Kalian harus memelihara serta memupuknya.

Mulailah memelihara suara batin dengan belajar tentang apa yang menurut Tuhan baik dan jahat. Tuhan itu yang menciptakan kita, produsen kita. Pernahkah kalian mendengar kata-kata ini, “Ikuti petunjuk pabrik”? Tuhan memberi kita petunjuk-petunjuk dalam SEPULUH PERINTAH ALLAH. Kalian dapat membacanya dalam Kitab Keluaran, bab 20, ayat 1-17.

AKULAH TUHAN, ALLAHMU, *

1.
Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada Tuhan saja, dan cintailah Tuhan lebih dari segala sesuatu.
2.
Jangan menyebut Nama Tuhan Allah dengan tidak hormat.
3.
Kuduskanlah hari Tuhan.
4.
Hormatilah ibu bapamu.
5.
Jangan membunuh.
6.
Jangan berzinah.
7.
Jangan mencuri.
8.
Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9.
Jangan mengingini isteri sesamamu.
10.
Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.


BAGAIMANA MENGENALI PERINTAH YANG MANA UNTUKMU?

Tidak mudah mengenali perintah yang mana yang cocok untuk situasi tertentu. Terutama jika pencobaannya kurang jelas. Misalnya, jika kamu amat mengasihi seseorang, bagaimana kamu dapat yakin bahwa perbuatan yang kamu lakukan tidak akan menyakiti atau merugikannya? Yesus mengatakan kepada kita untuk “mengasihi sesama kita”. Tetapi bagaimana itu kasih yang baik dan kasih yang merugikan?

Di sinilah Gereja berperan. Gereja membantu kita membentuk suara batin kita dengan memberi kita pedoman. Ketika pertama kali kita belajar menulis, kita menggunakan kertas tulis halus dengan garis-garis biru. Garis-garis itu kita perlukan agar tulisan kita tetap tegak dan lurus. Gereja memberi kita pedoman agar kita hidup benar di hadapan Allah.    

sumber : Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com; *Katekismus Gereja Katolik edisi Indonesia, Propinsi Gerejani Ende 1995, Percetakan Arnoldus - Ende
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”