YESAYA    
                                                                
November
YESAYA
(YESus SAyang saYA)
November 2005
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12

 NOVEMBER 2005
MINGGU
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
SABTU
1
HR Semua Orang Kudus

Why 7:2-4.9-14
1 Yoh 3:1-3
Mat 5:1-12a
2
P Arwah Semua Orang Beriman


2 Kor 4:14-5:1
Luk23:33.39-43
3
Martinus de Porres,
Pius Campidelli

Rm 14:7-12
Luk 15:1-10
4
Carolus Borromeus


Rm 15:14-21
Luk 16:1-8
5
Fransiska Amboisa, Guido M Conforti
Rm 16:3-9.16.22-27
Luk 16:9-15
6
HM Biasa XXXII


Keb 6:13-17
1 Tes 4:13-18
Mat 25:1-13
7
Maria Assunta Pallota, Gratia dari Kotar

Keb 1:1-7
Luk 17:1-6
8
Elisabeth dari Tritunggal


Keb 2:23-3:9
Luk 17:7-10
9
Pemberkatan Basilika Lateran
Yeh 47:1-2.8-9.12
Yoh 2:13-22
10
Leo Agung



Keb 7:22-8:1
Luk 17:20-25
11
Martinus dari Tours


Keb 13:1-9
Luk 17:26-37
12
Yosafat


Keb 18:14-16.19:6-9
Luk 18:1-8
13
HM Biasa XXXIII
Ams 31:10-13.19-20.30-31
1 Tes 5:1-6
Mat 25:14-30
14
Nicolaus Tavelic

1 Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64
Luk 18:35-43
15
Albertus Agung



2Mak 6:18-31
Luk 19:1-10
16
Margaretha dari Scotlandia, Getrude

2Mak 7:1.20-31
Luk 19:11-28
17
Elisabeth dari Hongaria


1Mak 2:15-29
Luk 19:41-44
18
Pemberkatan Basilika S Petrus & Paulus
1Mak 4:36-37.52-59
Luk 19:45-48
19
Agnes Asisi,  Mechtildis


1Mak 6:1-13
Luk 20:27-40
20
HR Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam
Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28
Mat 25:31-46
21
SP Maria Dipersembahkan kepada Allah


Dan 1:1-6.8-20
Luk 21:1-4
22
Sesilia




Dan 2:31-45
Luk 21:5-11
23
Klemens I, Kolumbanus


Dan 5:1-6.13-14.16-17.23-28
Luk 21:12-19
24
Andreas Dung Lac, dkk



Dan 6:12-28
Luk 21:20-28
25
Katarina dari Aleksandria



Dan 7:2-14
Luk 21:29-33
26
Yohanes Berkhmans, Leonardus


Dan 7:15-27
Luk 21:34-36
27
HM Adven I
Yes 63:16b-17;64:1.3b-8
1Kor 1:3-9
Mrk 13:33-37
28
Catharina Laboure

Yes 2:1-5
Mat 8:5-11
29
Fredericus dari Regenburg

Yes 11:1-10
Luk 10:21-24
30
Andreas Rasul


Rm 10:9-18
Mat 4:18-22

APA ARTI KEMATIAN BAGIKU?

Semasa hidupnya, Beata Teresa dari Calcutta harus beberapa kali tinggal di rumah sakit karena jantungnya bermasalah. Suatu hari di tahun 1986, seorang wartawan mengajukan pertanyaan nakal kepadanya, Ibu, apakah Ibu takut mati? Ibu Teresa menatap mata sang wartawan sesaat, lalu bertanya,

“Di mana engkau tinggal?”
“Di Milan.”  
“Kapan engkau berencana pulang?”
“Kuharap malam ini, agar Sabtu besok dapat aku lewatkan bersama keluargaku.”
“Bagus, bagus,” kata Ibu Teresa. “Ya, begitulah. Aku pun akan sama gembiranya denganmu jika aku bisa mengatakan bahwa malam ini aku akan mati. Dengan kematian, aku akan pulang. Aku akan pergi ke surga dan berjumpa dengan Yesus, kepada siapa aku telah membaktikan diriku. Dengan menjadi seorang biarawati, aku menjadi pengantin-Nya. Aku mengenakan cincin di jariku, layaknya seorang wanita yang bersuami. Ah, ya, aku kawin dengan Yesus. Segala yang kulakukan di dunia ini aku lakukan demi kasihku kepada-Nya. Karenanya, mati berarti pulang ke rumah, kepada Mempelai-ku. Terlebih lagi, di surga aku akan bertemu dengan orang-orang yang kukasihi.”

Menerawang jauh, seolah mengenang kembali karya-karyanya selama ini, Ibu Teresa melanjutkan, “Ribuan orang meninggal dalam pelukanku. Hingga sekarang, sudah lebih dari 40 tahun aku membaktikan hidupku bagi mereka yang sakit dan mereka yang sekarat. Para susterku dan aku membawa mereka dari jalanan ke wisma-wisma kami dan membantu mereka untuk dapat meninggal dalam ketenangan. Banyak dari antara mereka yang meninggal dalam pelukanku, sementara aku tersenyum kepada mereka dan mengusap dahi mereka yang gemetar. Dalam saat-saat yang sulit itu, terjalinlah kasih di antara kami. Siapa tahu, sambutan yang bagaimanakah yang akan mereka berikan kepadaku apabila mereka melihatku nanti?”

Dengan wajah penuh sukacita Ibu Teresa mengakhiri jawabannya, “Karena itu, terhadap pertanyaan tadi, aku menjawab, bagaimana mungkin aku takut menghadapi kematian? Aku merindukannya! Aku menantikannya, karena akhirnya aku diizinkan pulang.”   

sumber : Ave Maria No. 23, September 1999; diterbitkan oleh Marian Centre Indonesia

Katekese tentang Kematian oleh St. Yohanes Vianney
Kemanakah Jiwa Pergi Setelah Kita Meninggal Dunia? oleh Rm William P. Saunders
Katekese tentang Pengadilan Terakhir oleh St. Yohanes Vianney
Pengalaman Mati Suri Seorang Imam



St. Josephine Bakhita

“Jika seseorang sangat mengasihi seorang yang lain, ia akan berusaha untuk selalu dekat dengan orang yang dikasihinya itu. Jadi, mengapakah harus takut mati? Kematian membawa kita kepada Tuhan!”

~ St Yosefina Bakhita



ST YOSEF, PELINDUNG ORANG YANG MENGHADAPI AJAL

Sesudah Bunda Maria, St Yosef adalah perantara yang paling berpengaruh kepada Tuhan. Sesungguhnya, St Yosef adalah Pelindung Gereja! Ia juga disebut sebagai Pelindung Orang yang Menghadapi Ajal, sebab besar sekali kemungkinannya St Yosef meninggal dengan Yesus dan Bunda Maria di sampingnya. Siapa yang dapat meminta pendampingan lebih baik darinya saat meninggal!

“Tuhan membuatku mengerti,” demikian kata Venerabilis Sr Marie Denise de Martignat, “bahwa devosi pada wafat St Yosef mendatangkan banyak rahmat bagi mereka yang menderita, dan bahwa, karena St Yosef tidak segera menuju surga - sebab Yesus Kristus belum membuka pintu gerbang surga - melainkan turun ke tempat penantian, maka devosi ini sangatlah berguna bagi mereka yang menderita dan bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Kita mempersembahkan kepada Tuhan penyerahan diri St Yosef, saat ia menghadapi sakrat maut dan akan segera meninggalkan Yesus dan Bunda Maria di dunia ini, serta menghormati kesabaran kudus dari santo agung ini yang menanti dengan tenang di tempat penantian hingga Hari Raya Paskah, ketika Yesus Kristus, yang bangkit dengan jaya, membebaskannya.”

Marilah kita berdoa, mohon bantuan St Yosef untuk mendoakan kita agar kita beroleh kematian yang bahagia:

“St Yosef yang kudus, lihatlah, aku memilih engkau pada hari ini sebagai pelindung istimewa dalam hidupku dan pada saat ajalku. Peliharalah dan tambahkanlah dalam diriku semangat doa dan semangat pengabdian kepada Tuhan. Jauhkanlah daripadaku segala bentuk dosa; perolehkanlah bagiku rahmat agar kematian tidak datang tanpa aku mempersiapkan diri, melainkan aku beroleh waktu untuk mengakukan dosa-dosaku dalam Sakramen Tobat dan menangisinya dengan pemahaman yang paling sempurna dan tobat yang paling tulus, agar aku boleh menghembuskan jiwaku ke dalam tangan Yesus dan Bunda Maria. Amin.”


Doa Mohon Kematian yang Bahagia oleh Ven. John Henry Cardinal Newman




“Satu tebasan pedang akan memisahkan kepalaku dari tubuhku, bagaikan bunga musim semi yang dipetik oleh Tuan empunya taman bagi kesenangan-Nya. Kita semua adalah bunga-bunga yang ditanam di bumi ini, yang dipetik Tuhan menurut waktu yang dikehendaki-Nya: sebagian lebih cepat, sebagian lebih lambat…Ayah dan anak semoga bertemu kembali di surga. Aku, si kutu kecil yang malang, pergi lebih dahulu. Adieu!”  

~ St Theophane Venard
dalam sepucuk surat kepada ayahnya sesaat sebelum kemartirannya


PURGATORIUM = API PENYUCIAN

Jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan rahmat dan pengenalan akan Tuhan, tetapi masih mempunyai dosa-dosa ringan dan jiwa mereka belum sempurna, atau mereka belum melakukan penitensi yang layak bagi dosa-dosa mereka, menurut ajaran Gereja, jiwanya terlebih dahulu harus dimurnikan dalam api penyucian.  Mengapa? Kitab Suci mengatakan "Tidak akan masuk ke dalamnya [Surga] sesuatu yang najis" (Wahyu 21:27). Sehingga hanya jiwa yang bersih atau yang telah dibersihkan sepenuhnya dapat masuk dalam hadirat Tuhan. Jiwa-jiwa dalam api penyucian adalah jiwa-jiwa yang memiliki sukacita yang besar, sebab mereka tahu bahwa suatu hari kelak mereka akan masuk ke surga. Tetapi pada saat yang sama, mereka juga adalah jiwa-jiwa yang sangat menderita, sebab mereka amat rindu berada bersama Allah, namun tidak bisa karena mereka harus disucikan sepenuhnya terlebih dahulu.

Kita di dunia dapat membantu jiwa-jiwa menderita di api penyucian dengan doa, amal, perbuatan-perbuatan baik, dan khususnya dengan Perayaan Misa. Tindakan-tindakan kita itu dapat membantu mengurangi masa tinggal mereka di api penyucian.  Jika suatu jiwa telah dibersihkan sepenuhnya, jiwa tersebut akan segera menuju surga untuk menikmati kebahagiaan bersama Yesus, Bunda Maria, semua orang kudus dan para malaikat untuk selama-lamanya! Kita yakin bahwa mereka akan menjadi pendoa bagi kita kepada Tuhan. Kita menolong mereka dan mereka menolong kita. Semuanya ini adalah bagian dari menjadi Keluarga Allah: persekutuan para kudus.

Betapa baiknya Tuhan itu yang menjadikan kita semua bagian dari Keluarga yang Sungguh Luar biasa ini! Mari kita luangkan waktu setiap hari, terutama selama bulan November, untuk berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia. Meraka pantas mendapatkan cinta dan doa kita.

Apakah Api Penyucian itu Ada? oleh Rm William P. Saunders
Katekese tentang Api Penyucian oleh St. Yohanes Maria Vianney
Segala Sesuatu tentang Api Penyucian
INDULGENSI: Bagaimana mempersingkat masa tinggal di api penyucian?



JIWA-JIWA DI API PENYUCIAN DAN PERAYAAN EKARISTI KUDUS


Jiwa-jiwa yang menderita di api penyucian memperoleh keringanan lewat persembahan Perayaan Ekaristi Kudus.

Kita melihat Allah Tritunggal Mahakudus di surga bersama Bunda Maria dan Santo Yosef, sementara Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia mempersembahkan tubuh dan darah Yesus Kristus sebagai kurban silih untuk jiwa-jiwa dalam api penyucian. Bunda Maria dan Santo Yosef menyatukan doa-doa permohonan mereka dengan doa-doa imam agung.

Sementara itu, di bawah sekali, kita melihat jiwa-jiwa menderita di api penyucian, yang perjalanannya dijaga oleh seorang malaikat dengan timbangan dan pedang keadilan.

Teks diambil dari “Tongkat Ziarah Orang Kristen Katolik”; Pastor Egidius Mueller; Buku pelajaran dan pembinaan rohani serta buku doa untuk lingkungan rumah; Penerbit von Schafstein, Koeln, 1898; seperti dikutip dalam “Kurban Misa Kudus dalam Penglihatan Bruder Kotska”; Penerbit Nusa Indah

Misa Arwah : Dasar Biblis & Ajaran Gereja oleh Rm William P. Saunders
Misa Arwah : Tinjauan Liturgis




“Jika kita hendak menolong jiwa-jiwa di api penyucian dan mendatangkan kelegaan besar bagi mereka, baiklah kita berdoa rosario.”

~ St Alfonsus Maria de Liguori


BUNDA MARIA DAN JIWA-JIWA MENDERITA DI API PENYUCIAN

Api PenyucianBunda Maria memainkan peran penting dalam pembebasan jiwa-jiwa dari api penyucian. St Bernardus menyebutnya sebagai Plenipotentiary, artinya ia yang “sangat berkuasa” atas api penyucian, sebab Bunda Maria mendapatkan rahmat dan kuasa dari Tuhan untuk membebaskan jiwa-jiwa yang ada di sana. Kita semua adalah anak-anak Bunda Maria, dan layaknya seorang ibunda yang penuh belas kasih, ia memelihara kita, teristimewa mereka yang menderita. Perantaraannya mendatangkan pertolongan bagi jiwa-jiwa menderita, seperti diungkapkan Bunda Maria kepada Beato Alain de la Roche: “Akulah Bunda dari jiwa-jiwa di api penyucian dan setiap doa yang ditujukan kepadaku meringankan penderitaan anak-anakku.”

St Pompilio Pirroti memiliki devosi mendalam bagi jiwa-jiwa menderita. Apabila ia berdoa rosario, jiwa-jiwa menderita berdoa bersamanya, berseru menanggapi setiap Salam Maria yang didaraskannya. Jiwa-jiwa di api penyucian menjadi tenang dan penuh sukacita saat rosario didaraskan.

St Louis de Montfort dalam bukunya, “Rahasia Rosario”, menulis tentang seorang wanita yang dibebaskan dari api penyucian. Seorang wanita muda dari kalangan bangsawan bernama Alexandra dipertobatkan oleh St Dominikus dan bergabung dalam Persekutuan Doa Rosario. Ketika Alexandra meninggal dunia, ia menampakkan diri kepada St Dominikus dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus tinggal 700 tahun lamanya di api penyucian guna memurnikan jiwanya oleh karena dosa-dosanya yang begitu banyak semasa hidupnya dan juga karena ia menyebabkan banyak orang berbuat dosa dengan teladan hidupnya yang buruk. Ia mohon pada St Dominikus dan pada para anggota Persekutuan Doa Rosario agar berdoa baginya. Tentu saja St Dominikus memenuhi permintaannya dan berdoa bersama para pendoa rosario lainnya. Dua minggu kemudian, Alexandra menampakkan diri kembali pada St Dominikus. Kali ini ia penuh kemuliaan surgawi. Ia memberitahukan bahwa dengan perantaraan rosario ia telah dibebaskan dari api penyucian. Ia juga mengatakan kepadanya bahwa jiwa-jiwa menderita mohon padanya untuk terus menyampaikan khotbah tentang rosario dan minta pada sanak-saudara mereka untuk mendoakan mereka melalui rosario. Jiwa-jiwa malang itu akan membalas jasa mereka yang telah menolongnya apabila jiwa-jiwa itu telah berada di surga.

Ada banyak mukjizat dan kisah-kisah lain tentang kuasa rosario dalam menolong jiwa-jiwa menderita. Patutlah kita berdoa rosario untuk membebaskan jiwa-jiwa dari api penyucian. Setiap orang yang berdoa rosario, sebaiknya juga bergabung dalam Persekutuan Doa Rosario guna meningkatkan kuasa doa mereka. Kita semua mumpunyai banyak sanak-saudara dan teman yang masih berada di api penyucian dan membutuhkan pertolongan kita. Luangkanlah limabelas menit setiap hari untuk berdoa rosario bagi mereka. Devosi bagi-jiwa-jiwa akan mendatangkan ganjaran yang luar biasa bagimu.

Rosario Arwah: Devosi bagi Jiwa-Jiwa di Api Penyucian





“Banyak jiwa-jiwa ke neraka karena tak ada seorang pun yang berdoa bagi mereka.”

~ SP Maria dari Fatima, 1917


NERAKA DALAM PENGLIHATAN TIGA ANAK FATIMA

Pada tanggal 13 Juli, Bunda Maria kembali menampakkan diri kepada Lusia, Yasinta dan Fransesko. Dalam penampakan itu Bunda Maria berkata, “Korbankanlah dirimu untuk para pendosa, dan berdoalah di banyak kesempatan, lebih khusus pada saat kamu melakukan perbuatan amal. Berdoalah demikian: Oh Yesus, ini adalah bukti cinta kepada-Mu, untuk pertobatan para pendosa, yang telah melukai Hati-Mu dan melawan Hati Bunda Yang Tak Bernoda.”

Lusia bercerita: Gadis itu kemudian membuka tangannya, dan dari tangannya terpancar sinar yang menembus ke bumi. Dekat tempat mereka berdiri, terlihat lautan api yang besar. Dalam lautan api itu terendam setan-setan yang buruk dan menjijikkan. Terendam juga jiwa-jiwa orang yang terkutuk. Jiwa-jiwa itu terapung dan terbakar dalam kumpulan asap yang tebal. Mereka merintih karena kepanasan, kesakitan dan keputusasaan.

Sungguh mengerikan keadaan mereka dan sepertinya mereka memohon pertolongan. Bunda Maria berkata penuh iba dan sedih, “Kalian telah melihat tempat ke mana jiwa-jiwa para pendosa akan pergi. Keadaan ini kiranya bisa menjadi satu permohonan sederhana di antara peristiwa-peristiwa doa Rosario.”

Anak-anak pun berdoa, “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka, hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.”

Sumber: “Fransesko dari Fatima: Gembala Kecil Sang Perawan”; P. Fernando Leite; Yayasan Pustaka Nusatama

Apakah Neraka Pilihan yang Kita Tentukan di Dunia? oleh Rm William P. Saunders




“Harapan akan tanah air memberiku kekuatan:
segera kita akan tiba di surga. Di sana tak akan ada lagi siang maupun malam; melainkan hanya Wajah Yesus yang akan memancarkan cahaya yang tiada tara.”
~ St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus & dari Wajah Kudus
St. Theresia Lisieux


SURGA UNTUK SELAMANYA
oleh Beato James Alberione

SurgaSurga, engkau adalah bagian warisan kami! Hanya engkau yang kekal abadi! Segala sesuatu yang lain - rumah ini, pakaian ini, benda-benda ini - semuanya hanya dipinjamkan kepada kita untuk sementara waktu saja. Mereka dipergunakan untuk mencapai surga. Tetapi surga itu sendiri tidak akan dilenyapkan. Tuhan menciptakannya bagi kita, dan kita bagi surga. “Engkau mencipta kami bagi Diri-Mu, ya Tuhan,” demikian kata St. Agustinus. Tuhan menciptakan kita untuk mengenal-Nya, mengasihi-Nya, dan mengabdi pada-Nya dalam hidup ini, serta memiliki-Nya selama-lamanya di surga.

Dalam kenyataannya, hidup ini merupakan suatu ziarah singkat. Apabila kita bepergian, kita tidak pernah berpikiran bahwa kereta api atau bis yang kita tumpangi adalah milik kita sendiri! Para penumpang tidak menaruh banyak perhatian pada kota-kota yang dilewatinya dalam perjalanan mereka ke tempat tujuan. Kita berziarah menuju Tuhan. Jadi, marilah kita memusatkan perhatian hanya pada tujuan kita, yaitu rumah kita di surga.

Segala sesuatu berlalu, sementara hari-hari berlalu. Segala sesuatu di sekitar kita hanya dipinjamkan kepada kita. Surgalah tanah air kita, rumah keluarga kita. Kita adalah orang-orang buangan yang pulang ke rumah, orang-orang yang rindu memandang Allah mereka yang penuh belas kasih: “Di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang” (Ibr 13:14).

Tuhan mengundang kita ke rumah yang begitu mengagumkan! Ke surga! Betapa kita bersukacita! “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: `Mari kita pergi ke rumah TUHAN.'” (Mzm 122:1). Kita mohon pada Tuhan untuk membantu mengangkat hati kita dari penderitaan dunia ini ke surga, yang kita damba dengan rindu, di mana kita berharap untuk bersama kembali.

Katekese tentang Surga, Neraka dan Api Penyucian oleh Paus Yohanes Paulus II





“Santa Maria, Bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati.
Amin.”



Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”