![]() |
YESAYA
![]() ![]() ![]() ![]() November
![]() YESAYA
(YESus SAyang saYA)
November 2005
![]() "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12
![]() NOVEMBER 2005
![]()
![]() ![]() ![]() APA ARTI KEMATIAN BAGIKU?
![]() “Di mana engkau tinggal?”
“Di Milan.”
“Kapan engkau berencana pulang?”
“Kuharap malam ini, agar Sabtu besok dapat aku lewatkan bersama keluargaku.”
“Bagus, bagus,” kata Ibu Teresa. “Ya, begitulah. Aku pun akan sama gembiranya denganmu jika aku bisa mengatakan bahwa malam ini aku akan mati. Dengan kematian, aku akan pulang. Aku akan pergi ke surga dan berjumpa dengan Yesus, kepada siapa aku telah membaktikan diriku. Dengan menjadi seorang biarawati, aku menjadi pengantin-Nya. Aku mengenakan cincin di jariku, layaknya seorang wanita yang bersuami. Ah, ya, aku kawin dengan Yesus. Segala yang kulakukan di dunia ini aku lakukan demi kasihku kepada-Nya. Karenanya, mati berarti pulang ke rumah, kepada Mempelai-ku. Terlebih lagi, di surga aku akan bertemu dengan orang-orang yang kukasihi.”
Menerawang jauh, seolah mengenang kembali karya-karyanya selama ini, Ibu Teresa melanjutkan, “Ribuan orang meninggal dalam pelukanku. Hingga sekarang, sudah lebih dari 40 tahun aku membaktikan hidupku bagi mereka yang sakit dan mereka yang sekarat. Para susterku dan aku membawa mereka dari jalanan ke wisma-wisma kami dan membantu mereka untuk dapat meninggal dalam ketenangan. Banyak dari antara mereka yang meninggal dalam pelukanku, sementara aku tersenyum kepada mereka dan mengusap dahi mereka yang gemetar. Dalam saat-saat yang sulit itu, terjalinlah kasih di antara kami. Siapa tahu, sambutan yang bagaimanakah yang akan mereka berikan kepadaku apabila mereka melihatku nanti?”
Dengan wajah penuh sukacita Ibu Teresa mengakhiri jawabannya, “Karena itu, terhadap pertanyaan tadi, aku menjawab, bagaimana mungkin aku takut menghadapi kematian? Aku merindukannya! Aku menantikannya, karena akhirnya aku diizinkan pulang.”
sumber : Ave Maria No. 23, September 1999; diterbitkan oleh Marian Centre Indonesia
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
![]() ![]() ST YOSEF, PELINDUNG ORANG YANG MENGHADAPI AJAL
![]() “Tuhan membuatku mengerti,” demikian kata Venerabilis Sr Marie Denise de Martignat, “bahwa devosi pada wafat St Yosef mendatangkan banyak rahmat bagi mereka yang menderita, dan bahwa, karena St Yosef tidak segera menuju surga - sebab Yesus Kristus belum membuka pintu gerbang surga - melainkan turun ke tempat penantian, maka devosi ini sangatlah berguna bagi mereka yang menderita dan bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Kita mempersembahkan kepada Tuhan penyerahan diri St Yosef, saat ia menghadapi sakrat maut dan akan segera meninggalkan Yesus dan Bunda Maria di dunia ini, serta menghormati kesabaran kudus dari santo agung ini yang menanti dengan tenang di tempat penantian hingga Hari Raya Paskah, ketika Yesus Kristus, yang bangkit dengan jaya, membebaskannya.”
Marilah kita berdoa, mohon bantuan St Yosef untuk mendoakan kita agar kita beroleh kematian yang bahagia:
“St Yosef yang kudus, lihatlah, aku memilih engkau pada hari ini sebagai pelindung istimewa dalam hidupku dan pada saat ajalku. Peliharalah dan tambahkanlah dalam diriku semangat doa dan semangat pengabdian kepada Tuhan. Jauhkanlah daripadaku segala bentuk dosa; perolehkanlah bagiku rahmat agar kematian tidak datang tanpa aku mempersiapkan diri, melainkan aku beroleh waktu untuk mengakukan dosa-dosaku dalam Sakramen Tobat dan menangisinya dengan pemahaman yang paling sempurna dan tobat yang paling tulus, agar aku boleh menghembuskan jiwaku ke dalam tangan Yesus dan Bunda Maria. Amin.”
![]() ![]()
![]() ![]() PURGATORIUM = API PENYUCIAN
![]() Kita di dunia dapat membantu jiwa-jiwa menderita di api penyucian dengan doa, amal, perbuatan-perbuatan baik, dan khususnya dengan Perayaan Misa. Tindakan-tindakan kita itu dapat membantu mengurangi masa tinggal mereka di api penyucian. Jika suatu jiwa telah dibersihkan sepenuhnya, jiwa tersebut akan segera menuju surga untuk menikmati kebahagiaan bersama Yesus, Bunda Maria, semua orang kudus dan para malaikat untuk selama-lamanya! Kita yakin bahwa mereka akan menjadi pendoa bagi kita kepada Tuhan. Kita menolong mereka dan mereka menolong kita. Semuanya ini adalah bagian dari menjadi Keluarga Allah: persekutuan para kudus.
Betapa baiknya Tuhan itu yang menjadikan kita semua bagian dari Keluarga yang Sungguh Luar biasa ini! Mari kita luangkan waktu setiap hari, terutama selama bulan November, untuk berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia. Meraka pantas mendapatkan cinta dan doa kita.
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() JIWA-JIWA DI API PENYUCIAN DAN PERAYAAN EKARISTI KUDUS
![]() Teks diambil dari “Tongkat Ziarah Orang Kristen Katolik”; Pastor Egidius Mueller; Buku pelajaran dan pembinaan rohani serta buku doa untuk lingkungan rumah; Penerbit von Schafstein, Koeln, 1898; seperti dikutip dalam “Kurban Misa Kudus dalam Penglihatan Bruder Kotska”; Penerbit Nusa Indah
![]() ![]() ![]() ![]()
![]() ![]() BUNDA MARIA DAN JIWA-JIWA MENDERITA DI API PENYUCIAN
![]() St Pompilio Pirroti memiliki devosi mendalam bagi jiwa-jiwa menderita. Apabila ia berdoa rosario, jiwa-jiwa menderita berdoa bersamanya, berseru menanggapi setiap Salam Maria yang didaraskannya. Jiwa-jiwa di api penyucian menjadi tenang dan penuh sukacita saat rosario didaraskan.
St Louis de Montfort dalam bukunya, “Rahasia Rosario”, menulis tentang seorang wanita yang dibebaskan dari api penyucian. Seorang wanita muda dari kalangan bangsawan bernama Alexandra dipertobatkan oleh St Dominikus dan bergabung dalam Persekutuan Doa Rosario. Ketika Alexandra meninggal dunia, ia menampakkan diri kepada St Dominikus dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus tinggal 700 tahun lamanya di api penyucian guna memurnikan jiwanya oleh karena dosa-dosanya yang begitu banyak semasa hidupnya dan juga karena ia menyebabkan banyak orang berbuat dosa dengan teladan hidupnya yang buruk. Ia mohon pada St Dominikus dan pada para anggota Persekutuan Doa Rosario agar berdoa baginya. Tentu saja St Dominikus memenuhi permintaannya dan berdoa bersama para pendoa rosario lainnya. Dua minggu kemudian, Alexandra menampakkan diri kembali pada St Dominikus. Kali ini ia penuh kemuliaan surgawi. Ia memberitahukan bahwa dengan perantaraan rosario ia telah dibebaskan dari api penyucian. Ia juga mengatakan kepadanya bahwa jiwa-jiwa menderita mohon padanya untuk terus menyampaikan khotbah tentang rosario dan minta pada sanak-saudara mereka untuk mendoakan mereka melalui rosario. Jiwa-jiwa malang itu akan membalas jasa mereka yang telah menolongnya apabila jiwa-jiwa itu telah berada di surga.
Ada banyak mukjizat dan kisah-kisah lain tentang kuasa rosario dalam menolong jiwa-jiwa menderita. Patutlah kita berdoa rosario untuk membebaskan jiwa-jiwa dari api penyucian. Setiap orang yang berdoa rosario, sebaiknya juga bergabung dalam Persekutuan Doa Rosario guna meningkatkan kuasa doa mereka. Kita semua mumpunyai banyak sanak-saudara dan teman yang masih berada di api penyucian dan membutuhkan pertolongan kita. Luangkanlah limabelas menit setiap hari untuk berdoa rosario bagi mereka. Devosi bagi-jiwa-jiwa akan mendatangkan ganjaran yang luar biasa bagimu.
![]() ![]()
![]() ![]() NERAKA DALAM PENGLIHATAN TIGA ANAK FATIMA
![]() Pada tanggal 13 Juli, Bunda Maria kembali menampakkan diri kepada Lusia, Yasinta dan Fransesko. Dalam penampakan itu Bunda Maria berkata, “Korbankanlah dirimu untuk para pendosa, dan berdoalah di banyak kesempatan, lebih khusus pada saat kamu melakukan perbuatan amal. Berdoalah demikian: Oh Yesus, ini adalah bukti cinta kepada-Mu, untuk pertobatan para pendosa, yang telah melukai Hati-Mu dan melawan Hati Bunda Yang Tak Bernoda.”
Lusia bercerita: Gadis itu kemudian membuka tangannya, dan dari tangannya terpancar sinar yang menembus ke bumi. Dekat tempat mereka berdiri, terlihat lautan api yang besar. Dalam lautan api itu terendam setan-setan yang buruk dan menjijikkan. Terendam juga jiwa-jiwa orang yang terkutuk. Jiwa-jiwa itu terapung dan terbakar dalam kumpulan asap yang tebal. Mereka merintih karena kepanasan, kesakitan dan keputusasaan.
Sungguh mengerikan keadaan mereka dan sepertinya mereka memohon pertolongan. Bunda Maria berkata penuh iba dan sedih, “Kalian telah melihat tempat ke mana jiwa-jiwa para pendosa akan pergi. Keadaan ini kiranya bisa menjadi satu permohonan sederhana di antara peristiwa-peristiwa doa Rosario.”
Anak-anak pun berdoa, “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka, hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.”
Sumber: “Fransesko dari Fatima: Gembala Kecil Sang Perawan”; P. Fernando Leite; Yayasan Pustaka Nusatama
![]() ![]()
![]() ![]() SURGA UNTUK SELAMANYA
oleh Beato James Alberione
![]() Dalam kenyataannya, hidup ini merupakan suatu ziarah singkat. Apabila kita bepergian, kita tidak pernah berpikiran bahwa kereta api atau bis yang kita tumpangi adalah milik kita sendiri! Para penumpang tidak menaruh banyak perhatian pada kota-kota yang dilewatinya dalam perjalanan mereka ke tempat tujuan. Kita berziarah menuju Tuhan. Jadi, marilah kita memusatkan perhatian hanya pada tujuan kita, yaitu rumah kita di surga.
Segala sesuatu berlalu, sementara hari-hari berlalu. Segala sesuatu di sekitar kita hanya dipinjamkan kepada kita. Surgalah tanah air kita, rumah keluarga kita. Kita adalah orang-orang buangan yang pulang ke rumah, orang-orang yang rindu memandang Allah mereka yang penuh belas kasih: “Di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang” (Ibr 13:14).
Tuhan mengundang kita ke rumah yang begitu mengagumkan! Ke surga! Betapa kita bersukacita! “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: `Mari kita pergi ke rumah TUHAN.'” (Mzm 122:1). Kita mohon pada Tuhan untuk membantu mengangkat hati kita dari penderitaan dunia ini ke surga, yang kita damba dengan rindu, di mana kita berharap untuk bersama kembali.
![]() ![]()
![]() ![]() Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|
![]() |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||