287. KHOTBAH DI GERASA.
27 September 1945
Dia pikir Dia tidak dikenal! Ketika Dia melangkahkan kaki keluar dari bangunan Aleksander keesokan paginya, Dia mendapati orang-orang sudah menantikan-Nya. Yesus hanya bersama para rasul. Para perempuan dan para murid masih di rumah, beristirahat. Orang banyak menyambut-Nya dan berkumpul sekeliling-Nya. Mereka mengatakan bahwa mereka tahu tentang Dia karena seorang laki-laki yang telah Dia bebaskan dari roh-roh jahat sudah berbicara kepada mereka tentang Dia. Laki-laki itu tidak ada di sana sekarang karena dia pergi bersama dua orang murid yang lewat beberapa hari yang lalu.
Yesus mendengarkan dengan sabar apa yang mereka katakan sementara Dia berjalan melintasi kota yang di beberapa areanya terdengar suara bising yang memekakkan telinga dari halaman-halaman yang sedang membangun. Para tukang batu, para penggali, para pemotong batu, para pandai besi, para tukang kayu sedang bekerja membangun, meratakan, mengisi celah, memahat batu-batu untuk dinding, mengerjakan besi untuk berbagai keperluan, menggergaji, merancang, membuat tiang-tiang dari batang kayu yang kokoh. Yesus berjalan lewat dengan mengamati. Dia menyeberangi sebuah jembatan di atas aliran air menggelegak yang mengalir di tengah kota, dengan deretan rumah di masing-masing sisinya yang seolah membentuk suatu tepian sungai. Dia naik ke bagian kota yang lebih tinggi, yang dibangun di atas tanah yang naik sehingga sisi tenggara lebih tinggi dari sisi utara, tetapi keduanya lebih tinggi dari pusat kota, yang dibelah oleh sungai kecil.
Pemandangan dari tempat di mana Yesus berhenti sungguh indah. Seluruh kota ditampilkan di hadapan orang yang melihatnya, dan di belakangnya, di sisi timur, selatan, barat ada suatu rantai perbukitan rendah nan asri berbentuk tapal kuda, sedangkan di utara, mata dapat menjelajah suatu dataran terbuka yang luas, dengan tanah yang meninggi di kaki langit, begitu halus tanjakannya hingga bahkan tidak bisa disebut sebuah bukit, tetapi indah keemasan di bawah sinar matahari pagi, yang mewarnai dengan rona kekuningan dedaunan tanaman merambat yang menyelimuti tanah, seolah hendak meredakan melankolis dedaunan yang meranggas dengan semarak sentuhan emas.
Yesus mengagumi pemandangan dan orang-orang Gerasa menatap pada-Nya. Dia mendapatkan apresiasi orang banyak dengan berkata kepada mereka:
"Kota ini sungguh indah. Jadikan ia indah juga dalam kebenaran dan kekudusan. Perbukitan, sungai, dataran hijau diberikan kepadamu oleh Allah. Bangsa Romawi sekarang tengah membantumu untuk memiliki rumah-rumah dan bangunan-bangunan yang indah. Tetapi terserah hanya padamu agar kotamu disebut kudus dan benar. Sebuah kota adalah apa yang dibuat oleh warganya. Karena sebuah kota adalah bagian dari masyarakat yang tertutup dalam tembok-temboknya, tetapi wargalah yang membuat kota itu. Sebuah kota dari dirinya sendiri tidak berbuat dosa. Sungai, jembatan, rumah-rumah, menara tidak bisa berdosa. Semua itu materi, bukan jiwa. Tetapi mereka yang ada dalam tembok-tembok kota, di rumah-rumah, toko-toko, mereka yang menyeberangi jembatan atau mandi di sungai, mereka semua bisa berdosa. Jika sebuah kota suka berkelahi dan kejam, orang-orang mengatakan: 'Itu adalah kota yang sangat jahat.' Tapi itu salah. Bukan kotanya, tapi warganya yang sangat jahat. Individu-individu dengan berkumpul bersama menjadi satu hal yang kompleks, juga satu hal saja, yang disebut 'kota.' Sekarang dengarkanlah. Jika di sebuah kota sepuluh ribu penduduknya baik, dan hanya seribu yang tidak baik, bisakah kita katakan bahwa kota itu jahat? Tidak, tidak bisa. Sama halnya: jika di sebuah kota yang berpenduduk sepuluh ribu orang ada banyak pihak dan masing-masing berjuang demi kepentingannya sendiri, bisakah kita katakan bahwa kota itu masih bersatu? Tidak, tidak bisa. Dan apakah kamu pikir kota itu akan berkembang? Tidak, tidak akan.
Kamu orang-orang Gerasa sekarang semuanya bersatu bekerja keras untuk menjadikan kotamu hebat. Dan kamu akan berhasil sebab kamu semua menginginkan hal yang sama dan kamu berlomba satu sama lain dalam mencapai tujuanmu. Tetapi jika esok pihak-pihak yang menentang muncul di antara kamu dan seorang berkata: 'Tidak, lebih baik perluasannya ke arah timur,' dan pihak lain berkata: 'Sama sekali tidak. Kita akan membangun di utara di mana dataran berada,' dan yang ketiga berkata: 'Tidak di sini ataupun di sana. Kita semua mau hidup berdekatan di pusatnya, dekat sungai,' apa yang akan terjadi? Akan terjadi bahwa pekerjaan yang sudah kamu mulai akan terhenti, mereka yang meminjamkan modal akan menarik modalnya kembali, mereka yang bermaksud menetap di sini akan pergi ke kota lain dengan orang-orang yang lebih menyenangkan, dan apa yang sudah kamu selesaikan akan rusak dan hancur karena terpapar perubahan cuaca, sebelum selesai, sebagai akibat dari pertengkaran warganya. Betul atau tidak? Kamu katakan betul, dan kamu benar. Jadi keharmonisan warganya diperlukan untuk kesejahteraan kota, dan konsekuensinya untuk kesejahteraan warga kota itu sendiri, karena kesejahteraan suatu masyarakat adalah kesejahteraan para anggotanya.
Tetapi tidak hanya ada masyarakat seperti yang kamu pikirkan, masyarakat warga kota, warga kampung, atau masyarakat keluarga kecil tercinta. Ada masyarakat yang terlebih luas, yang tak terbatas: masyarakat roh.
Setiap manusia yang hidup punya jiwa. Jiwa tidak mati bersama tubuh, tetapi bertahan hidup selamanya. Gagasan Allah, Sang Pencipta, yang menganugerahkan jiwa kepada setiap orang, adalah bahwa semua jiwa manusia akan berkumpul di satu tempat saja, di Surga, membentuk Kerajaan Surga, yang penguasanya adalah Allah dan warganya yang berbahagia adalah semua manusia, sesudah suatu kehidupan yang kudus dan limbo harapan yang tenang. Setan datang untuk memecah-belah dan merusak, menghancurkan dan mendukakan Allah dan roh-roh. Dan dia menempatkan dosa dalam hati manusia dan dengan dosa dia mendatangkan kematian pada tubuh pada akhir keberadaannya, dengan berharap untuk mendatangkan kematian juga pada roh. Namun, kematian roh adalah kebinasaannya, yang masih ada, tetapi tanpa hidup yang sejati dan sukacita abadi, yakni, tanpa pandangan yang membahagiakan akan Allah dan akan kepemilikan abadi-Nya dalam terang abadi. Dan Umat Manusia menjadi terpecah-belah dalam keinginan-keinginannya, seperti sebuah kota yang terpecah-belah oleh pihak-pihak yang bertentangan. Dan dengan demikian dibawa ke kehancuran. Aku katakan di tempat lain kepada mereka yang mendakwa-Ku bahwa Aku mengusir setan dengan pertolongan BeeIzebul: 'Setiap kerajaan yang terpecah-belah dengan sendirinya akan hancur.' Sesungguhnya jika Setan mengusir dirinya sendiri, dia dan kerajaannya yang suram akan hancur.
Aku telah datang, demi kasih Allah kepada umat manusia yang diciptakan oleh-Nya, guna mengingatkan manusia bahwa hanya satu Kerajaan saja yang kudus: Kerajaan Surga. Dan Aku telah datang untuk mengkhotbahkannya, agar manusia dapat lebih baik mencapainya. Oh! Aku ingin semua orang, bahkan yang terburuk, datang ke sana, dengan bertobat, membebaskan diri dari roh jahat yang memperbudak mereka, baik secara terbuka, melalui kerasukan jasmani dan rohani, atau secara diam-diam melalui hanya yang rohani. Itulah sebabnya mengapa Aku hilir mudik menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat dari orang-orang yang kerasukan, mempertobatkan orang-orang berdosa, mengampuni dalam nama Tuhan, mewartakan Kerajaan, dengan mengerjakan mukjizat-mukjizat demi meyakinkan kamu akan kuasa-Ku dan membuktikan bahwa Allah beserta-Ku. Sebab tidak seorang pun bisa mengadakan mukjizat terkecuali Allah adalah sahabatnya. Jadi jika Aku mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Allah, dan Aku menyembuhkan orang-orang sakit, Aku mentahirkan orang-orang kusta, mempertobatkan orang-orang berdosa, memaklumkan dan mewartakan Kerajaan dan Aku memanggil orang-orang untuk itu dalam nama Allah, dan keselarasan Allah dengan-Ku jelas dan tidak dapat disangkal, sehingga hanya para musuh yang tidak setia yang dapat menyatakan hal sebaliknya, itu adalah tanda bahwa Kerajaan Allah ada di antara kamu dan harus dibangun karena saat pendiriannya telah tiba.
Bagaimana Kerajaan Allah dibangun di dunia dan di dalam hati? Dengan kembali ke Hukum Musa atau dengan mengenalnya jika orang tidak tahu mengenainya dan, di atas semuanya, dengan menaatinya secara mutlak, dalam setiap peristiwa dan setiap saat hidup kita. Hukum yang manakah itu? Yang begitu keras hingga tidak dapat dilaksanakan? Bukan. Itu adalah satu set yang terdiri dari sepuluh perintah kudus yang mudah, yang bahkan seorang yang benar-benar baik secara moral merasa bahwa dia harus menghormatinya, bahkan meski dia tinggal di hutan yang paling misterius dan tak terjamah di Afrika. Dikatakan: 'Aku-lah Tuhan Allah-mu, jangan kamu punya allah selain Aku.
Jangan kamu mengucapkan nama Allah dengan tidak hormat.
Kamu harus memelihara hari Sabat sesuai perintah Allah dan sesuai kebutuhan tubuh manusia.
Hormatilah ayah dan ibumu agar kamu bisa berumur panjang dan diberkati baik di bumi maupun di Surga.
Jangan membunuh.
Jangan mencuri.
Jangan berzina.
Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.
Jangan mengingini istri sesamamu.
Jangan mengingini milik sesamamu.'
Jiwa yang sifat dasarnya baik, dengan merenungkan apa yang di sekelilingnya, bahkan meski ia liar, akan berkata: 'Semua ini tidak terbentuk dengan sendirinya. Oleh karenanya pastilah ada Dia, yang lebih berkuasa dari alam dan dari manusia sendiri, siapakah yang menjadikannya?' Dan dia menyembah Dia Yang Mahakuasa Yang Nama Tersuci-Nya mungkin, atau mungkin tidak, dia kenal, tetapi dia merasa Dia pastilah ada. Dan dia memiliki penghormatan begitu rupa di hadapan-Nya, hingga ketika dia mengucapkan nama yang sudah dia berikan kepada-Nya atau sudah diajarkan kepadanya untuk menyebut nama-Nya, dia gemetar penuh hormat dan dia merasa bahwa dia berdoa ketika mengucapkannya dengan sangat hormat. Sebenarnya itu adalah sebuah doa, mengucapkan Nama Allah dengan tujuan menyembah-Nya atau membuat-Nya dikenal oleh orang-orang yang tidak mengenal-Nya.
Demikian pula, karena kebijaksanaan moral saja setiap orang merasa bahwa dia harus memberikan istirahat pada anggota-anggota tubuhnya, agar anggota-anggota tubuhnya itu bisa bertahan sepanjang hidupnya. Untuk alasan yang terlebih mendalam, seorang yang mengenal Allah Israel, Sang Pencipta dan Tuhan Semesta Alam, merasa bahwa dia harus menguduskan istirahat tubuh jasmaninya kepada Tuhan, supaya dia tidak menjadi seperti binatang beban yang beristirahat, ketika lelah, di pembaringannya seraya mengunyah makanan dengan giginya yang kuat.
Darah juga memanggil karena kasih kepada mereka dari mana kita berasal, seperti yang bisa kita lihat pada anak kuda jantan itu yang sekarang sedang berlari seraya meringkik menuju induknya yang baru datang dari pasar. Tadinya ia sedang bermain dalam kawanan, lalu ia melihat induknya, ia ingat bahwa ia diberi makan olehnya dan dijilati penuh kasih sayang, dilindungi dan dihangatkan oleh induknya, dan lihat? Ia mengusap leher induknya dengan ujung hidungnya yang lembut dan melompat-lompat gembira. Adalah suatu kewajiban dan suatu kesukaan untuk mencintai orangtua. Dan tidak ada binatang yang tidak mencintai induknya yang melahirkannya. Apa? Akankah manusia menjadi lebih keji daripada cacing yang hidup dalam lumpur?
Seorang yang bermoral baik tidak membunuh. Dia punya ketidaksukaan yang kuat akan kekerasan. Dia merasa bahwa adalah tidak sah merenggut nyawa siapa pun, dan bahwa hanya Allah saja, Yang menganugerahkannya, Yang berhak mengambilnya. Dia jijik pembunuhan.
Demikian pula, dia yang sehat secara moral tidak mengambil keuntungan dari milik orang lain. Dia lebih suka makan roti polos dengan hati nurani yang bersih dekat mata air yang keperakan, daripada melahap daging panggang lezat yang adalah hasil pencurian. Dia lebih suka tidur di tanah dengan kepala beralaskan batu dan dengan bintang-bintang yang ramah di atasnya, yang mencurahkan damai dan nyaman pada nuraninya yang jujur, daripada tidur gelisah di tempat tidur curian.
Dan jika dia sehat secara moral, dia tidak akan menginginkan perempuan yang bukan istrinya, dan dia tidak akan secara pengecut menodai ranjang perkawinan sesamanya. Dan dia akan menganggap istri temannya sebagai seorang saudara perempuan dan tidak akan melayangkan pandangan berahi kepada perempuan itu, seperti yang tidak dilakukan orang pada saudara perempuannya.
Seorang dengan jiwa yang benar, bahkan meski hanya benar secara alamiah, tanpa pengetahuan lain tentang Kebaikan, selain apa yang datang kepadanya dari hati nuraninya yang jujur, tidak akan pernah mengambil kesempatan untuk bersaksi dusta, sebab dia akan menganggapnya sama dengan pembunuhan dan pencurian, yang memang benar demikian. Namun bibirnya sejujur hatinya, dan tatapannya jujur, jadi dia tidak menginginkan istri sesamanya. Dia tidak menginginkan apa pun, karena dia tahu bahwa keinginan adalah perangsang pertama untuk berbuat dosa. Dan dia tidak iri hati. Karena dia baik. Seorang yang baik tidak pernah iri hati. Dia bahagia dengan bagiannya.
Apa menurutmu hukum ini begitu sulit hingga tidak dapat dilakukan? Jangan salahkan dirimu! Aku yakin kamu tidak akan berbuat seperti itu. Dan jika tidak, kamu akan membangun Kerajaan Allah dalam dirimu dan di kotamu. Dan suatu hari kamu akan dengan sukacita bergabung dengan mereka yang kamu kasihi dan yang sepertimu sudah mendapatkan Kerajaan kekal dalam sukacita abadi di Surga.
Tetapi dalam diri kita ada hasrat, yang seperti warga yang terkurung dalam lingkaran tembok-tembok kota. Adalah penting bahwa semua hasrat manusia menginginkan hal yang sama: yaitu, kekudusan. Jika tidak, sebagian orang akan condong ke Surga dengan sia-sia, jika sebagian lainnya membiarkan pintu-pintu tidak dijaga dan membiarkan si penggoda masuk atau menghalangi tindakan-tindakan dari warga yang spiritual melalui perselisihan atau kemalasan, membuat bagian dalam kota hancur dan meninggalkannya untuk jelatang, racun, rumput liar, ular, kalajengking, tikus dan serigala, dan burung hantu, yakni, untuk hasrat-hasrat jahat dan untuk para malaikat Iblis. Kamu harus berjaga-jaga tanpa henti, seperti prajurit jaga yang ditempatkan di tembok-tembok kota, untuk mencegah si Jahat masuk ke tempat di mana kita ingin membangun Kerajaan Allah.
Dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa selama orang kuat berjaga-jaga dengan bersenjata lengkap di aula rumahnya, maka dia yakin akan semua yang di dalamnya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat darinya datang, atau jika dia membiarkan pintu tidak dijaga, maka orang yang lebih kuat akan mengalahkannya dan melucutinya, dan ketika dia kehilangan senjata-senjata yang diandalkannya, dia berkecil hati dan menyerah dan orang yang lebih kuat itu menjadikannya tawanan dan mengambil rampasannya. Tetapi jika manusia hidup dalam Allah, melalui kesetiaannya pada Hukum dan kebenaran yang diamalkannya secara kudus, maka Allah bersamanya, Aku bersamanya, dan tidak ada bahaya yang dapat menimpanya. Persatuan dengan Allah adalah senjata yang tidak bisa dikalahkan oleh orang kuat mana pun. Persatuan dengan-Ku adalah kepastian akan kemenangan dan akan kelimpahan keutamaan-keutamaan abadi yang melaluinya dia akan dianugerahi takhta abadi dalam Kerajaan Allah. Tetapi dia yang berpaling dari-Ku atau menjadi musuh-Ku, dia dengan demikian menolak senjata-senjata dan kepastian Sabda-Ku. Dia yang menolak Sabda, menolak Tuhan. Dia yang menolak Allah memanggil Setan. Dia yang memanggil Setan menghancurkan apa yang dia miliki untuk menaklukkan Kerajaan.
Karena itu, dia yang tidak bersama-Ku menentang Aku. Dan dia yang tidak mengusahakan apa yang telah Aku tabur, akan menuai apa yang telah ditabur si Musuh. Dia yang tidak mengumpulkan bersama-Ku, menghambur-hamburkan dan akan menjadi miskin dan telanjang ketika dia datang di hadapan Hakim Agung, Yang akan mengirimnya kepada tuan kepada siapa dia sudah menjual dirinya sendiri dengan lebih memilih Beelzebul daripada Kristus.
Warga Gerasa: bangunlah Kerajaan Allah dalam dirimu sendiri dan di kotamu."
Suara nyaring seorang perempuan terdengar jelas bagai nyanyian seekor burung skylark mengatasi bisik-bisik orang banyak yang kagum, dan suara itu menyanyikan suatu kebahagiaan baru, yang adalah kemuliaan Maria: "Terpujilah rahim yang melahirkan-Mu dan payudara yang menyusui-Mu."
Yesus berpaling ke arah perempuan yang memuji Bunda-Nya sebab mengagumi PutraNya. Dia tersenyum, karena Dia senang dengan pujian untuk BundaNya. Namun Dia kemudian berkata: "Yang lebih diberkati adalah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan melakukannya. Lakukanlah itu, perempuan."
Ia kemudian memberkati orang banyak dan pergi menuju desa, dengan diikuti oleh para rasul yang bertanya kepada-Nya: "Mengapakah Engkau berkata demikian?"
"Karena dengan sungguh-sungguh Aku katakan kepadamu bahwa di Surga mereka tidak menggunakan ukuran yang sama seperti yang digunakan di bumi. Dan BundaKu akan lebih diberkati bukan karena jiwa-Nya yang tidak bernoda, melainkan karena mendengarkan Sabda Allah dan melakukannya melalui ketaatan. Adalah suatu keajaiban Sang Pencipta 'bahwa jiwa Maria tidak bernoda.' Dan Allah harus dipuji untuk itu. Tetapi 'jadilah pada-Ku menurut perkataan-Mu' adalah keajaiban dari BundaKu. Oleh karena itu jasa-Nya sungguh besar. Begitu besar hingga Sang Juruselamat dunia datang hanya karena kemampuan-Nya untuk mendengarkan Allah, yang berbicara melalui bibir Gabriel, dan karena kehendak-Nya untuk melakukan sabda Allah, tanpa mempertimbangkan kesulitan-kesulitan dan dukacita yang langsung di masa mendatang terkait dengan persetujuan-Nya. Dengan demikian kamu dapat melihat bahwa Dia adalah BundaKu yang terberkati bukan hanya karena Dia melahirkan dan menyusui-Ku, tetapi karena Dia mendengarkan sabda Allah dan melakukannya melalui ketaatan. Tapi, mari kita pulang sekarang. BundaKu tahu bahwa Aku akan keluar sebentar saja dan Dia mungkin khawatir karena keterlambatan-Ku. Kita berada di negeri setengah kafir. Tetapi sebenarnya, mereka lebih baik dari yang lain-lainnya. Tapi, mari kita pergi. Dan mari kita berjalan mengelilingi tembok-tembok guna menghindari orang banyak yang akan menahan-Ku. Ayo cepat turun di balik semak-semak ini..."
|
|