|
YESAYA
(YESus SAyang saYA)
Januari 2009
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12
SUARANYA ADALAH YOHANES, SABDANYA ADALAH KRISTUS
oleh: St Agustinus, Uskup (354-430)
 Yohanes adalah suara, tetapi Yesus adalah Sabda yang ada sejak semula. Yohanes adalah suara yang ada untuk suatu masa; tetapi sejak dari semula Kristus adalah Sabda yang hidup untuk selamanya.
Singkirkanlah sabdanya, maknanya, dan apalah artinya suara? Bilamana tidak ada makna, maka yang tinggal hanyalah suara tanpa makna. Suara tanpa kata sampai ke telinga tetapi tidak menggerakkan hati.
Tetapi, marilah kita cermati apa yang terjadi apabila kita pertama-tama berusaha menggerakkan hati. Ketika aku memikirkan mengenai apa yang hendak aku katakan, kata atau pesan telah ada dalam hatiku. Apabila aku hendak berbicara kepadamu, aku mencari cara untuk membagikan kepada hatimu apa yang telah ada dalam hatiku.
Dalam usahaku untuk mencari cara agar pesan ini sampai kepadamu, agar kata yang telah ada dalam hatiku mendapatkan tempat juga dalam hatimu, aku mempergunakan suaraku untuk berbicara kepadamu. Suaraku menyampaikan makna kata kepadamu dan kemudian suara itu pun hilang. Kata yang disampakan suara kepadamu sekarang ada dalam hatimu, dan meski demikian kata yang sama masih tetap ada pula dalam hatiku.
Ketika kata telah disampaikan kepadamu, tidakkah suara seakan berkata: Kata haruslah bertumbuh, sementara aku harus lenyap? Suara telah menjadikan dirinya terdengar demi melayani kata, dan kemudian suara pun lenyap, seolah hendak mengatakan: Sukacitaku telah sempurna. Marilah kita mencamkan kata; janganlah kita kehilangan kata yang telah dikandung dalam lubuk hati kita.
Adakah kalian memerlukan bukti bahwa suara berlalu tetapi Sabda Allah tinggal? Di manakah suara Yohanes Pembaptis sekarang? Ia telah menunaikan tugasnya, dan ia pun lenyap. Sekarang, pembaptisan Kristus-lah yang kita rayakan. Segala yang kita yakini ada dalam Kristus; kita mengharapkan keselamatan dalam Dia. Inilah pesan yang diserukan sang suara.
Sebab sulit membedakan kata dari suara, bahkan Yohanes sendiri disangka sebagai Kristus. Suara dianggap Sabda. Tetapi suara mengenali Sabda, dan tegas tak hendak menghinakan Sabda. Aku bukanlah Kristus, katanya, bukan pula Elia, ataupun nabi. Pertanyaan muncul: Jadi, siapakah engkau? Jawabnya: Aku adalah suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan.
Suara orang yang berseru-seru di padang gurun adalah suara orang yang memecah keheningan. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, katanya; seolah ia hendak mengatakan: “Aku berkata demi menghantar Dia masuk ke dalam hati kalian, tetapi Ia tidak memilih masuk ke mana aku menghantar-Nya terkecuali jika kalian mempersiapkan jalan untuk-Nya.”
Mempersiapkan jalan berarti berdoa dengan baik; berarti berpikir merendahkan diri. Hendaknyalah kita belajar dari Yohanes Pembaptis. Ia dianggap sebagai Kristus; tetapi ia memaklumkan diri bahwa dia bukanlah yang mereka sangka. Ia tidak mengambil keuntungan dari kesalahan mereka demi kemuliaannya sendiri.
Andai ia mengatakan, “Akulah Kristus,” dapatlah kalian bayangkan bagaimana orang akan segera percaya, sebab mereka telah percaya bahwa ia adalah Kristus bahkan sebelum ia mengatakannya. Tetapi ia tidak mengatakannya; ia mengakui siapa dirinya. Ia memaklumkan dengan jelas siapa dia; ia merendahkan dirinya.
Ia tahu di mana keselamatannya terletak. Ia mengerti bahwa ia adalah lampu, dan ketakutannya adalah bahwa ia dapat terbakar oleh angin kesombongan.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”
~ Matius 11:11
|
|
DI SELATAN HEBRON: KANAK2 YOHANES MENGIRIMKAN AIR BAGI BAYI YESUS YANG KEHAUSAN
dari: penglihatan Beata Anna Katharina Emmerick (1774-1824)
 Dua jam perjalanan setelah meninggalkan Hebron, Keluarga Kudus memasuki padang gurun di mana kanak-kanak Yohanes Pembaptis bersembunyi. Jalanan yang mereka lalui berjarak hanya sepemanah jauhnya dari gua Yohanes. Aku melihat Keluarga Kudus melintasi padang pasir, letih dan lesu. Kirbat air dan tempat minum berisi balsem telah kosong; Santa Perawan amat bersedih hati; ia maupun Bayi Yesus kehausan. Mereka pergi agak sedikit ke tepi jalan, ke dataran yang cekung; di sana terdapat beberapa semak dan rerumputan yang layu. Santa Perawan turun dari keledai dan duduk sejenak dengan Bayi Yesus di atas pangkuannya, berdoa dalam keluh kesah. Sementara Santa Perawan berdoa memohon air seperti Hagar di padang gurun, kepadaku diperlihatkan suatu peristiwa yang sungguh menyentuh hati.
Gua di mana Elisabet menyembunyikan puteranya cukup dekat dari sini, di suatu ketinggian yang berbatu-batu di padang belantara, dan aku melihat kanak-kanak Yohanes berada tak jauh dari gua, hilir mudik di antara semak dan bebatuan seolah tak sabar dan penuh rindu menanti sesuatu. Aku tidak melihat Elisabet dalam penglihatan ini. Melihat anak laki-laki kecil ini mengembara dan berkeliaran di padang belantara dengan kepercayaan diri yang begitu rupa, sungguh menyentuh hatiku. Sebagaimana dalam rahim ibunya ia melonjak kegirangan atas kedatangan Tuhan-nya, demikian pulalah sekarang hatinya tergerak oleh mendekatnya sang Penebus yang haus dan letih. Aku melihat kanak-kanak Yohanes mengenakan baju kulit domba dan ikat pinggang, tangannya memegang sebatang tongkat kecil dengan secuil kulit kayu yang melambai di puncaknya. Ia merasa bahwa Yesus sedang datang mendekat dan bahwa Ia kehausan; sebab itu ia jatuh berlutut dalam doa dan berseru kepada Tuhan dengan kedua tangan kecilnya terkedang, lalu melompat dan lari, digerakkan oleh Roh Kudus, ke tepian batu karang yang tinggi dan memukulkan tongkatnya ke tanah; dari sana memancarlah air yang berlimpah. Yohanes lari mendahului aliran air itu ke tepi tebing, di mana air mengalir ke bawah melewati bebatuan. Ia berdiri di sana dan memandang Keluarga Kudus yang tengah lewat di kejauhan.*
Santa Perawan mengunjukkan Bayi Yesus tinggi-tinggi dalam kedua tangannya dan berkata, “Lihat! Yohanes di padang gurun!” Dan aku melihat Yohanes penuh sukacita melompat-lompat di samping air yang mengalir dan melambai kepada mereka dengan bendera kulit kayu yang berkibar di ujung tongkatnya. Lalu, kanak-kanak itu pun menghilang dalam padang belantara.
Sejenak kemudian, aliran air tiba di jalan yang dilalui para pengelana kudus, dan aku melihat mereka melintasinya dan berhenti untuk menyegarkan diri di suatu tempat yang menyenangkan di mana tumbuh beberapa semak dan sedikit rerumputan. Santa Perawan bersama Bayinya turun dari keledai; mereka semua bergirang hati. Maria duduk di rerumputan, dan Yosef menggali sebuah saluran kecil agar dipenuhi air. Ketika air telah menjadi bening, mereka semua minum, dan Maria memandikan Bayi Yesus. Mereka memerciki tangan, kaki dan wajah mereka dengan air. Yosef membimbing keledai ke air dan keledai minum sampai puas, lalu Yosef mengisi kirbatnya. Mereka semua bersukacita dan penuh syukur; rerumputan yang tadinya layu sekarang basah oleh air dan mulai tegak kembali; matahari keluar dari persembunyiannya dan menyinari mereka dengan lembut. Mereka duduk santai di sana penuh bahagia. Mereka beristirahat dua atau tiga jam lamanya di tempat ini.
* Katharina Emmerick mendengar Tuhan Sendiri menceritakan kejadian yang menyentuh hati ini dalam penglihatannya mengenai pewartaan Tuhan Yesus. Hari itu tanggal 14 Januari (Selasa, tanggal 25 bulan Tevet) pada tahun ketiga pewartaan-Nya, di rumah orangtua Yohanes di Yuta, di depan Santa Perawan, Petrus, Yohanes dan tiga murid kepercayaan Yohanes Pembaptis. Sebuah karpet terhampar di hadapan mereka; karpet itu buatan tangan Maria dan Elisabet sesudah peristiwa Kabar Sukacita. Karpet disulam dengan banyak teks-teks yang penuh makna. Tuhan kita berbicara dengan kata-kata yang menenangkan mengenai pembunuhan Yohanes Pembaptis yang terjadi pada tanggal 20 bulan Tevet (8 Januari) pada saat perayaan ulang tahun Herodes di Makaerus. Pada kesempatan itu, Yesus berbicara banyak mengenai Yohanes dan mengatakan bahwa Ia melihatnya dalam daging hanya dua kali: pertama, pada waktu pengungsian ke Mesir dan kedua, pada waktu Ia dibaptis. (komentar tambahan oleh P. Sebastian Bullough, O.P).
Kisah selengkapnya silakan baca:
mistikus, stigmatis, visionaris (1774 - 1824)
MENGENAI PENGLIHATAN B. ANNA KATHARINA EMMERICK
Vatican tidak pernah menyangkal penglihatan yang dialami Beata Anna Katharina Emmerick. Sebaliknya Vatican menghargai dan menganjurkan agar kisah-kisah dalam penglihatan biarawati Agustinian ini dibaca umat beriman, sebagaimana dinyatakan dalam biografi Anna Katharina Emmerick yang diterbitkan dan dimuat secara online di situs resmi Vatican,
“Kata-katanya, yang telah menjangkau begitu banyak orang yang tak terhitung banyaknya dalam berbagai macam bahasa, yang dituturkannya dari kamarnya yang sederhana di Dülmen melalui tulisan-tulisan Clemens Brentano, hingga saat ini sungguh merupakan suatu pemakluman luar biasa Injil demi keselamatan.”
~ “Anna Katharina Emmerick”; www.vatican.va
“Apa yang Peziarah [Clemens Brentano, sekretaris yang ditunjuknya sendiri] kumpulkan akan dibawanya jauh, sebab tidak ada keinginan untuk menahannya di sini. Tetapi tulisan-tulisan itu akan menghasilkan buah kemanapun ia pergi, dan buah yang sama itu akan kembali suatu hari nanti dan menjadikan dirinya dirasakan, bahkan di sini.”
~ B. Anna Katharina Emmerick
|
|
|
|
“Aku telah memilihmu untuk menghormati Inkarnasi-Ku dan misteri-misteri Betlehem dan Nazaret.”
~ Yesus
dalam suatu penglihatan kepada Venerabilis Margareta dari Sakramen Mahakudus
|
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: yesaya.indocell.net”
|