|
Mereka Bertengkar:
“Bagaimana Tubuh-Nya Bisa Kita Makan?”
oleh: P. Gregorius Kaha, SVD
Mengamati Kisah Injil
Yesus berbicara tentang “Akulah Roti hidup yang turun dari surga, dan yang memberi hidup selama-lamanya, … dan roti yang Ku-berikan itu ialah daging-Ku, yang akan Ku-berikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar dan mempersoalkan bagimana mungkin itu bisa terjadi? Yesus bukan malah menjelaskan atau menerangkan, tetapi justru menegaskan lagi, “Jikalau kamu tidak makan daging Putra Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup dalam dirimu, … sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.”
Dalam hidup manusia, “Darah dan Daging” merupakan dua unsur penting; artinya tak mungkin seseorang hidup tanpa darah dan daging. Maka kalau Yesus menyebut pentingnya seorang beriman makan daging-Nya dan minum darah-Nya berarti pribadi Yesus itu sangat penting bagi keselamatan manusia. Sehingga tidak heran kalau pada tempat yang sama Yesus juga berkata, “Barangsiapa makan ROTI ini akan hidup selama-lamanya.”
Banyak orang mempersoalkan kata-kata Yesus ini karena mereka berpikir dari sisi yang lain; mereka tidak melihat apa pesan terdalam dari kata-kata Yesus itu; mereka hanya berpikir soal makan dan minum jasmani di dunia ini, bahkan tidak sedikit yang mempersoalkan karena tidak percaya. Walau demikian tidak sedikit orang juga merasakan kebenaran kata-kata Yesus itu dan memperoleh berkat berlimpah oleh karena persatuannya dengan Yesus Kristus.
Arti Makan Daging-Nya dan Minum Darah-Nya
Makan daging-Nya dan minum darah-Nya tentu bukanlah dalam pengertian harafiah, melainkan pengertian rohani yakni pengalaman iman, di mana seluruh diri kita bersatu dengan Tubuh dan Darah Kristus sehingga hidup dan karya kita dipenuhi oleh Kristus dan dikuduskan oleh-Nya.
Untuk refleksi ini saya bertolak dari apa artinya makan daging dan minum darah Kristus serta pengalaman rohani yang orang beriman timba:
Pertama, makan daging-Nya dan minum darah-Nya berarti memasukkan Yesus ke dalam inti dan pusat kehidupan kita. Yesus tidak hanya menjadi tokoh luar yang dikagumi dan disanjung dari jauh; tidak juga tokoh yang diperdebatkan, dipelajari dan didiskusikan, melainkan suatu pribadi yang hendak menjiwai seluruh hidup kita; yang harus dialami. Yesus harus disambut masuk ke dalam hati kita supaya Dia membaharui dan memberi semangat kita.
Kedua, makan daging-Nya dan minum darah-Nya, berarti Yesus masuk dalam hidup kita dan kita datang ke dalam hidup Yesus. Persatuan yang erat dan mesra itu memungkinkan kita mengalami sukacita dan damai dalam pengalaman hidup apa pun yang kita hadapi.
Akhirnya yang ketiga, makan dagingNya dan minum darahNya, berarti ada jaminan akan hidup abadi bagi kita. Daging dan darah adalah sumber kehidupan seseorang. Dengan menyambut Yesus dalam hati, kita menjadikan-Nya sumber kehidupan kita.
Pesan Singkat untuk Kita
Kita umat Kristen di zaman ini pasti langsung dengan mudah membaca teks ini dalam hubungannya dengan Ekaristi Kudus. Tetapi kita perlu menyadari bahwa perikop ini tidak secara eksplisit menunjuk pada Ekaristi. Teks ini menunjukkan bagaimana orang beriman kepada Kristus. Penginjil dengan tegas mengungkapkan bahwa kehidupan orang Kristen menyangkut dua hal penting: keputusan iman seseorang dan partisipasi orang beriman dalam Ekaristi. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam mengikuti Kristus.
Merayakan Ekaristi adalah sesuatu yang penting, tetapi tidak cukup jika tidak disertai dengan sikap iman yang baik dan benar dalam keseharian hidup. Maka baiklah kita terus-menerus merenungkan, apakah saya rindu menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi? Apakah saya cukup menyiapkan hati untuk menyambut Tubuh Tuhan, atau saya sambut hanya sekedar sambut; karena kebiasaan, karena orang lain sambut, atau kalau tidak komuni dan orang lain yang komuni saya menjadi malu?
Dalam refleksi tersebut baiklah kita renungkan kata-kata ini:
“Orang jahat dan orang baik menyambut Tubuh Kristus yang sama;
bagi orang yang suci dan layak hatinya, adalah suatu rahmat untuk hidup yang kekal,
tetapi bagi yang berdosa dan tidak siap, adalah suatu malapetaka dan kematian.”
Jangan bertengkar, namun percayalah sekarang.
|