Ziarah Iman bersama Para Kudus:
Juli
1 Juli
Hari Raya Darah Yesus yang Mahasuci
Tuhan kita Yesus Kristus menebus dosa manusia dengan sengsara sampai menumpahkan darah-Nya di salib hina. Sungguh wajar Gereja menetapkan Hari Raya Darah Yesus yang Mahasuci. Memang amat mahal harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus. Itulah rahasia cinta kasih Tuhan demi penebusan dosa manusia. Sudah sepantasnya para bangsa bersyukur kepada Kristus demi kerelaan-Nya untuk menderita, menyelamatkan umat manusia. Pesta ini diresmikan oleh Paus Pius IX (1846-1848) sebagai tanda syukur atas kembalinya Paus ke Roma sesudah pemberontakan dikalahkan. Paus Yohanes XXIII meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja yang diwarnai dengan devosi kepada darah Yesus yang mahasuci.
Renungan: Bacaan Singkat Yohanes 3:13-17
Renungkanlah dengan jawabanmu sendiri atas beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Hikmah Hari Raya Darah Yesus yang Mahasuci ialah bahwa keselamatan manusia dibayar dengah harga yang amat mahal. Apakah itu?
2. Gereja menetapkan Pesta Darah Yesus yang Mahasuci untuk apa?
3. PutraNya ke dunia. Ayat Injil yang mana yang diucapkan Yesus dalam dialog-Nya dengan Nikodemus?
4. Gelar-gelar manakah yang dipakai oleh Yesus mengenai diriNya?
5. Yesus berbicara tentang siapa dalam ayat, “'Tak seorang pun ... ?”
6. Syarat mutlak mana ditandaskan oleh Yesus supaya semua orang bisa selamat?
7. Apakah kamu juga yakin bahwa kamu akan selamat?
2 Juli
St. Bernadino Realino, Pengaku Iman
Bernadino Realino dilahirkan di Carpi pada tahun 1530. Ia mengambil studi kedokteran dan hukum. Karena itu ia dipilih menjadi walikota Fellizano, jaksa di Aleksandria dan sekretaris kedua di Napoli. Ia mengalami tiga kali penampakan dari Kloside yang sudah meninggal dunia. Pesannya, ia harus meninggalkan karir duniawi. Pesan itu dikuatkan oleh penampakkan Bunda Maria kepadanya. Di kemudian hari, ia menjadi imam Yesuit, pengkhotbah ulung, pembimbing rohani dan bapa pengakuan yang dicari-cari orang di kota Leece, Italia. Ia hidup bermatiraga dan mengerjakan banyak mukjizat.
Renungan:
Yesus, Wahyu lIahi, mewartakan berita keselamatan. Ia menuntut iman untuk sampai kepada hidup kekal. Dan hidup kekal ialah “bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Iman kepercayaan membangkitkan pengharapan, dan pengharapan memancarkan kasih kepada Allah dan manusia. Salah satu orang kudus yang mewujudkan wahyu ajaran Yesus Sang Guru Ilahi kita ialah Santo Bernadino Realino, peneguh iman. Setiap saat orang bisa saja mulai dengan babak baru dalam hidupnya. Bernadino melakukannya setelah kematian isterinya. Kamu pun bisa saja melakukannya setelah mengalami suatu perisistiwa. Peristiwa seperti itu hanyalah pemicu yang mendorong orang untuk bergerak lebih jauh “mengenal Allah.” Peristiwa seperti itu ibarat kayuhan demi lajunya kehidupan.
3 Juli
St. Thomas, Rasul
Thomas dilahirkan di Galilea dan dikenal sebagai salah seorang dari keduabelas Rasul Yesus. Thomas dikenal sebagai seorang yang tidak mudah mempercayai sesuatu. Dia juga seorang yang polos, terus terang dan tidak malu-malu menyatakan ketidaktahuannya. “Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi.” Pada kesempatan lain, ia berkata, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Tentang sikap ini, Santo Agustinus menulis, “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengaku ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara gembira bercampur penyesalan mendalam ia berseru, “Ya Tuhan-ku dan Allah-ku.”
Renungan:
Thomas dikenal di antara para rasul sebagai seorang yang selalu ingin mendapatkan kepastian. Ketika Yesus berangkat ke Yudea untuk membangkitkan Lazarus, Thomas hanya tahu dengan pasti bahwa Yesus akan menemui ajal-Nya di sana. Maka ia berkata, “Mari kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Guru kita.” Pada perjamuan malam terakhir, Thomas minta petunjuk yang jelas, “Kami tidak tahu kemana Tuhan pergi, oleh karena itu bagaimana kami dapat mengetahui jalannya?” Yesus menjawab, “Aku ini jalan, kebenaran dan hidup.” Sesudah kebangkitan, lagi-lagi Thomas minta bukti jelas. “Kalau aku tidak melihat bekas paku di tangan-Nya dan mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, aku tidak percaya.” Tetapi ketika Yesus memberinya bukti jelas itu, Thoms percaya dan mengaku, “Ya Tuhan-ku dan Allah-ku.” Kita pun percaya akan Kristus, Tuhan dan Allah kita. Kita juga kadang-kadang menginginkan bukti yang jelas. Tetapi Kristus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” Marilah kita percaya kepada Tuhan dalam Gereja yang berpusat kepada Ekaristi meskipun tidak melihat dengan mata jasmani. Hendaknyalah kita melihat-Nya dengan mata iman.
4 Juli
St. Elizabeth dari Portugal, Pengaku Iman
Putri Raja Pedro III dari Aragon dan cucu Santa Elizabeth dari Hungaria ini dilahirkan pada tahun 1271. Ia mengalami penderitaan batin karena perilaku suaminya yang menyimpang dari tatanan moral. Tetapi berkat doanya yang tekun, Dionisius akhirnya bertobat. Sepeninggal Raja Dionisius I dari Portugal, Elizabeth membagi-bagikan harta miliknya kepada para miskin dan kemudian menjadi biarawati dalam Ordo Fransiskan. Hidupnya menjadi teladan bagi para ibu rumahtangga.
St Elizabeth digelari “Pembawa Damai” karena berhasil menghentikan pertikaian antara para raja-raja Castile, Aragon dan Portugal pada abad ke-14. Ketika sedang dalam misi menghentikan konflik yang melibatkan putranya - Raja Alfonso IV -, Elizabeth wafat. Ia meninggal dunia pada tanggal 4 Juli 1336 dan dimakamkan di kota Coimbra. Pada tahun 1625, ia digelari kudus oleh Gereja.
Renungan:
Kita adalah sarana Allah untuk memperbaiki dunia. St Elizabeth dari Portugal digelari “pembawa damai” karena keberhasilannya menghentikan pertikaian antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal. la juga membantu banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Ia berhasil menobatkan Dionisius - suaminya - dari kebejatan moral. Dunia yang kita diami adalah dunia yang bergelimang dosa. Dosa itu ibarat ranjau-ranjau di arena peperangan. Setiap saat ranjau dapat menjerat kita ke dalam kematian. Jika kita salah langkah, kita terjebak dalam ranjau dosa. Karena itu, kita harus memiliki kualitas hidup pribadi yang tangguh, teguh dalam iman, tulus dalam sikap, lemah lembut dalam cara. Hal-hal ini menunjukkan kekristenan kita, menunjukkan bahwa kita adalah pengikut Kristus. St Elizabeth telah meninggalkan teladan. Marilah kita meneladan padanya.
5 Juli
St. Antonius Maria Zakaria, Imam dan Pengaku Iman
Ia dilahirkan di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502. Setelah studinya di fakultas kedokteran di Universitas Padua, bersama dua orang rekannya (Bertolomeus Ferari dan Yakopo Antonius Moniaga), mendirikan sebuah Tarekat Imam-Imam Regulir Santo Paulus atau Imam-Imam Barnabit. Aturan hidup biara itu berdasarkan surat-surat St Paulus; Antonius sendiri memiliki devosi mendalam kepada St Paulus, rasul agung itu. Antonius dikenal luas di kalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam yang sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang menjadi imam biasa agar bebas melayani umat. Karena itu ia menolak jabatan Superior Jenderal untuk tarekatnya. Ketika Kota Milan dilanda penyakit pes, Antonius bersama para imam dan putera-puteri asuhannya bekerja keras merawat para korban. Dalam usia yang masih muda, ia mengabdikan diri sepenuhnya bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat. Ia tutup usia pada tanggal 5 Juli 1539 dalam usia 37 tahun. Oleh Paus Pius IX (1846-1878), Antonius dinyatakan sebagai beato pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878-1903), dinyatakan sebagai santo pada tahun 1897.
Renungan:
Juruselamat kita memperingatkan umat beriman agar siap sedia menjelang kematian. “Sebab itu kalian harus berjaga-jaga, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kalian sangka-sangka dan secara tiba-tiba.” “Berjaga-jagalah menghadapi setiap hal.” Orang Jawa mengatakan, “aja kagetan.” Segala sesuatu terjadi dan terjadi atas diri kita. Kadang sejalan dengan rencana dan harapan kita. Kadangkala pula tidak sejalan dengan rencana dan harapan kita. Orang manajemen modern menganjurkan evaluasi atas apa yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang berada di luar perhitungan ketika membuat rencana. Rencana dan perhitungan faktor-faktor tertentu bisa diperbaiki. Tetapi karena kerterbatasan dan kecenderungan untuk bersalah adalah mungkin, maka berjaga-jagalah. Hal ini berlaku pula untuk kehidupan rohani. Segala yang terjadi pada kita, serahkan saja pada Tuhan. Orang beriman menghasilkan buah-buah kehidupan. Kita menilai orang dari buah-buahnya.
6 Juli
St. Maria Goretti, Perawan dan Martir
Marietta, begitu panggilan Maria Goretti, dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1890 di Corinaldo, Italia. Ia berasal dari keluarga Kristiani yang saleh dan sederhana. Kesulitan hidup melilit, namun ia tetap memiliki semangat iman. Ia bersama keluarganya mempercayakan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Ayahnya meninggal ketika Marietta masih sangat kecil. Ibunya bersama lima anak harus berpindah-pindah tempat untuk mencari nafkah guna menyambung hidup. Maria Goretti sangat bersemangat mengikuti pelajaran agama. Ia begitu rindu menerima Tubuh dan Darah Kristus. Ia berkata, “Lebih baik mati seribu kali daripada berbuat dosa satu kali.” Ujian kesucian hatinya datang. Ketika usianya 12 tahun, Alexandro, seorang pemuda tetangga, mengajaknya berbuat cabul. Marietta menolak. Karena dorongan nafsu, dan karena Marietta tetap menolak, akhirnya Alexandro naik pitam dan menikam Marietta dengan pisau yang dibawanya. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 6 Juli. Keesokan harinya Marietta menerima Tubuh dan Darah Kristus. Sebelum meninggal, setulus hati Maria Goretti memaafkan dan mengampuni Alexandro.
Renungan:
Bahagia surgawi terletak dalam persatuan dengan Allah di surga. Di sana manusia memandang Allah dari muka ke muka (visio beatifica). Sedangkan di dunia dengan iman manusia hidup dalam harapan. Keluarga Maria Goretti hidup dalam iman dan pengharapan itu. Mereka mempercayakan hidup mereka kepada Tuhan. Maria Goretti menunjukkan iman kepada Kristus dengan cara yang lebih mantap. Dalam usia belia ia telah rindu akan Komuni Kudus. Dengan berjalan kaki ia pergi ke tempat pelajaran agama. Dengan doa, kerja, dan usaha, ia berusaha menata hidup agar tidak jatuh dalam dosa. Ia berhasil, walau harus menanggung risikonya. Ia menyerahkan nyawa demi cinta kepada Kristus. Dengan cara ini ia mengalami visio beatifica. Ia telah memandang Allah. Hanya orang yang berhasil dalam hidup iman beroleh ganjaran kebahagiaan surga. Adalah sangat ditekankan bagi umat Kristiani untuk memelihara kesucian diri. Hanya dengan ini, kita boleh mengalami visio beatifica.
7 Juli
St. Odo
Odo lahir sebagai karunia. Orangtuanya tidak mempunyai anak. Mereka berdoa dan memohon kepada St Martin de Tours. Doa mereka dikabulkan. Anak ini dipersembahkan kepada Allah. Setelah dewasa, Odo juga berdevosi kepada St Martin de Tours. Odo masuk ordo St Benediktin. Pada tahun 927, ia dipilih menjadi Abbas Biara Cluni. Ia memperbaharui semangat murni hidup membiara di pelbagi tempat. Segala pertengkaran dan peperangan di Eropa Tengah berhasil dihentikan pada hari-hari tertentu dan pada masa suci. Ketika musim kelaparan mengganas, ia membagi-bagikan makanan kepada rakyat. Dan atas usahanyalah pesta semua arwah orang beriman dirayakan pada tanggal 2 November. Odo meninggal pada tanggal 18 November 942 karena sakit.
Renungan:
Yesus memilih rasul-rasul-Nya di atas sebuah bukit. Dari bukit Yesus mewartakan berita keselamatan. Kini sesudah 2000 tahun Gereja dengan hati penuh syukur dapat bermadah: “Seluruh bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah.” Yesus bersabda, “Aku memilih kamu supaya kamu menyertai Aku, supaya Aku mengutusmu mewartakan kabar baik dari Allah dan kalian akan mendapat kuasa untuk mengusir roh-roh jahat.” Yesus sendiri tetap menyertai setiap rasul-Nya, yakni para uskup pengganti para rasul. Yesus telah menetapkanmu menjadi salah satu murid pilihan-Nya. Yesus memberimu kuasa untuk mengusir setan yang ada di sekitarmu, sesuai kapasitas dan caramu. Tuhan memberkati.
8 Juli
St. Prokopius
Penduduk asli Yerusalem ini menjadi lektor dan pengusir roh-roh jahat. Ia amat sederhana dan rendah hati, sehingga dihormati oleh penduduk sekitarnya. Pada permulaan penganiayaan oleh Kaisar Diokletianus, ia dipaksa memuja berhala oleh kaisar. Tetapi Prokopius menjawab, “Tidaklah baik mengabdi kepada beberapa tuan. Aku hanya mengenal satu kepala, satu raja, yakni Kristus.” Sebagai tanggapan atas jawabannya, ia pun dipenggal kepalanya dan wafat sebagai martir.
Renungan:
Salah satu pokok ajaran Kristen adalah kebangkitan Kristus. Ini menjadi dasar iman kristiani. Santo Paulus menulis, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sia pulalah kepercayaan kami. Tetapi yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati” (1 Kor 15:13-14.20). Dengan dasar itu seorang Kristen menjalani seluruh hidupnya. Bagaimana menjelaskan kebangkitan Kristus dengan kehidupan sehari-hari? Ini memang bergantung pada penghayatan iman masing-masing. Santo Prokopius memberikan satu contoh. Ia hidup sederhana dan rendah hati. Cara hidupnya menjadi tantangan bagi Kaisar Diokletianus. Ketika dipaksa menyembah berhala, Prokopius menjawab, “Tidaklah baik mengabdi kepada beberapa tuan. Aku hanya mengenal satu kepala, satu raja, yakni Kristus.” Dengan keyakinan itu, ia menjalani hidupnya. Karena keyakinan itu pula, ia dipenggal kepalanya. Iman akan kebangkitan membuat orang berupaya mengatasi kesulitan hidup dengan berbagai cara. Kebangkitan adalah semangat yang mengatasi. Semangat itu mendorong orang untuk hidup. Semangat kebangkitan bisa kita temui dalam diri orang yang terus berjuang dan akan tetap berjuang. Ia tahu suatu saat ia akan kalah. Tetapi, pada kesempatan lain ia akan berhasil. Hal inilah yang membuat hidup terasa berarti..
9 Juli
St. Veronica dari Binasko, Perawan
Veronica adalah seorang gadis desa dan anak petani sederhana dari sebuah desa di dekat kota Milano. Ia tidak tahu membaca dan menulis, namun mempunyai iman yang teguh akan Allah. Gadis desa ini kemudian menjadi seorang biarawati di Biara Santa Martha di kota Milano. Karena cara hidupnya, ia sangat disayangi oleh banyak orang. Kehidupan rohaninya tetap dipelihara dengan doa dan kurban Misa. Cita-citanya adalah mengabdi Tuhan dan sesama setulus-tulusnya. Ia sabar dan ramah kepada rekan-rekannya. Kebiasaan merenungkan sengsara Kristus memberinya penghiburan dalam semua pengalaman pahit yang harus dilalui. Ia meninggal dunia dengan tenang pada tahun 1497.
Renungan:
Santa Veronica melakukan segala pekerjaan, termasuk pekerjaan yang remeh, dengan cara yang luar biasa. Semua dilakukannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Sekalipun ia tidak tahu membaca dan menulis, ia terbuka bagi Tuhan. Berkat doa-doanya yang tak kunjung henti, batinnya siap bertemu dengan Yesus kekasihnya dan bersatu dengan Allah yang memenuhi alam semesta. Itulah sebabnya pintu gerbang biara terbuka baginya. Gadis desa ini kemudian masuk Biara Santa Martha di kota Milano. Ia sakit-sakitan. Meski demikian, segala tugas yang dipercayakan kepadanya dilaksanakannya dengan baik sekali. Doa dan Perayaan Ekaristi dijalaninya dengan tekun setiap hari. Ia berpegang pada semboyan hidup, “Aku akan terus bekerja selama aku masih sanggup dan selama masih ada waktu.” Kebiasaan merenungkan sengsara Kristus adalah sumber kekuatan dan penghiburan dalam pengalaman yang pahit dan getir.
10 Juli
St. Felisitas dan Ketujuh Puteranya, Martir
Felisitas adalah seorang perempuan bangsawan Romawi. Ia dikagumi orang karena keutamaan-keutamaan hidupnya sebagai seorang Kristen. Bersama ketujuh anaknya:
Alexander, Felix, Filipus, Martialis, Sikvianus, Vitalis, Yanuarius, ia diajukan ke pengadilan karena memeluk agama Kristen. Semula Plubius, walikota Roma, bersikap lunak terhadap mereka. Ia berusaha membujuk mereka dengan berbagai cara supaya mereka menyangkal iman. Namun segala bujukan itu tidak berhasil mematahkan keteguhan iman mereka. Kemudian Plubius mengambil tindakan kejam atas Felisitas dan anak-anaknya. Meski demikian, mereka tidak gentar sedikit pun di bawah ancaman Plubius. Felisitas dengan penuh semangat meneguhkan iman anak-anaknya hingga akhirnya mereka dibunuh oleh para algojo pada tahun 150 dan mati sebagai martir.
Renungan:
Biji gandum mati dan akan tumbuh memberi hidup baru. Terjadi suatu peralihan dari kehidupan yang satu kepada kehidupan yang lain. Yesus mati, lalu bangkit dan dimuliakan. Semua orang yang mati karena Kristus akan bangkit bersama Kristus dan masuk ke surga, tempat bahagia abadi. Dan jasa mereka juga memberi kesuburan kepada pertumbuhan Gereja. Memang sulit menjelaskan kenyataan ini, terkecuali dengan iman. Rahasia dari kebenaran ini menjadi jelas dalam darah, misalnya darah St Felisitas dan anak-anaknya. Plubius, walikota Roma, yang membunuh mereka sama sekali tidak mengerti. Ini adalah rahasia iman. Orang hanya dapat memahaminya dengan iman. Gereja memang berkembang di atas darah para martir. Bukan karena mereka lebih suka mati daripada hidup, melainkan karena mereka membela kebenaran dan berani menanggung segala resikonya. Felisitas doakanlah kami. Amin.
11 Juli
St. Benediktus, Abbas
Benediktus dilahirkan di Nursia, Italia Tengah pada tahun 480. Ia adalah pendiri biara hidup monastik di Eropa Barat. Ia mendirikan Ordo Benediktin yang bermarkas di Monte Casino. Sumbangan utama Santo Benediktus bagi Gereja dan kehidupan biara pada khususnya adalah peraturan-peraturan hidup membiara. Peraturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan peraturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Benediktus mempunyai seorang saudari kembar yang kemudian dikenal dengan nama Santa Skolastika. Benediktus sendiri meninggal enam minggu sesudah kematian Santa Skolastika dan dikuburkan di samping saudarinya.
Renungan:
Tuhan berkehendak agar semua ciptaan menerima dan mengalami rahmat dan berkat sejahtera. St Benediktus merupakan salah seorang yang mengalami hal itu. Sejarah Gereja mencatat, St Benediktus merupakan orang yang mengawali kehidupan biara dan pertapaan di Eropa Barat. Di Monte Casino, ia menyusun suatu peraturan yang menjadi dasar bagi semua kehidupan biara di dalam Gereja. Semuanya dilakukan dalam semangat iman. “Percayalah. Di dunia yang baru Anak Manusia akan duduk di atas takhta-Nya yang mulia. Pada waktu itu kamu akan duduk di atas kedua belas suku bangsa Israel.” Orang yang sungguh mengenakan pikiran Kristus, tulis John Powell, tidak pernah berbicara tentang keberhasilan, melainkan kesetiaan (pieta). Apabila melihat hidup kristiani kita dari sudut pandang Injil, kesetiaan kepada kehendak Allah merupakan satu-satunya mahkota keberhasilan yang nyata dan abadi.
12 Juli
St. Nabor dan St. Feliks, Martir
Nabor dan Feliks, dua tentara yang berasal dari Afrika dan ditugaskan di Milano, Italia pada masa kekuasaan Kaisar Maximianus Hercules. Mereka dengan tegas menolak mengabdi Kaisar Maximianus yang berlaku kejam terhadap orang-orang Kristen. Ketika diadili di Milano, keduanya dengan terus terang mengaku memeluk agama Kristen. Akibatnya mereka dihukum pancung di Lodi pada tahun 304. Pada akhir abad ke-12, relikui kedua martir ini dibawa ke Cologne, Jerman. Hingga sekarang kedua martir ini masih tetap dihormati umat Katolik di Jerman.
Renungan:
Allah Pencipta memanggil dan memilih semua orang untuk keselamatan dalam hidup kekal. Syaratnya adalah setia kepada panggilan hidup kekal. Allah memanggil kita dengan kepedulian-Nya, belaskasihan-Nya yang tak terbatas. Kita sebut saja penyelenggaraan ilahi. Melalui suka dan duka, manusia akhirnya selamat. Allah memperhatikan manusia lebih dari apapun. Burung pipit saja dipelihara. Iman akan penyelenggaraan Tuhan membuahkan kesetiaan orang yang percaya. Penyelenggaraan ilahi adalah sebuah undangan, sebuah tawaran. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih ini atau itu. Manusia pulalah yang menanggung risikonya. Allah menawarkan cara ini. Dengan cara ini manusia mencapai keselamatan.
13 Juli
St. Heindrich II, Pengaku Iman
Santo Heindrich II (972-1024) dilahirkan pada tanggal 6 Mei 972. Ia adalah seorang Kaisar Jerman dan suami Santa Kunigunda. Sebelum naik takhta, ia mendapat semacam penglihatan. Santo Wolfgang menunjuk angka enam. Ia berpikir bahwa ia akan meninggal dalam waktu enam tahun. Oleh karena itu ia tekun berdoa menyiapkan kematiannya. Ternyata sesudah enam tahun, ia dipilih menjadi Raja Jerman menggantikan ayahandanya. Kaisar Heindrich sangat disegani dan dinilai sebagai kaisar yang adil dan murah hati. Ia memberikan banyak sumbangan untuk membangun Katedral Bamberg. Bersama isterinya, Santa Kunigunda, mereka berusaha memperbaharui kehidupan Gereja mengikuti Biara Cluni. Ia menyumbangkan banyak harta untuk mendirikan gereja-gereja. Kaisar Heindrich meninggal dunia di Grona pada tanggal 13 Juni 1024. Jenazahnya dimakamkan di Bamberg, dekat Santa Kunigunda isterinya. Heindrich dinyatakan oleh Gereja sebagai santo pada tahun 1146 oleh Paus Eugenius III (1145-1153).
Renungan:
Gereja mengalami pasang surut dengan kekuasaan. Pada satu zaman hubungan Gereja dengan kekuasaan, baik Roma maupun Jerman, mengalami kondisi yang buruk. Gereja sering mengalami kesulitan dari penguasa kekaisaran. Pada zaman lain, hubungan itu baik. Gereja mendapat banyak dukungan dan sumbangan. Gereja sangat berkembang karena bantuan penguasa. Hal itu terjadi pada zaman Kaisar Heindrich.
Allah yang kudus telah memanggil kamu. Panggilan untuk menjadi kudus itu disertai dengan sarana dan jaminannya. Allah meneguhkan kamu dalam Kristus. Dia jugalah yang telah mengurapi dan memeteraikan kamu serta mencurahkan RohNya ke dalam hatimu sebagai jaminan. Allah memanggil setiap orang dengan daya, kemampuan dan karunia berbeda-beda. Semuanya akan berguna bila diselenggarakan sesuai dengan kehendak Allah dan untuk keselamatan hidup bersama demi Gereja dan masyarakat.
14 Juli
St. Fransiskus Solanus, Pengaku Iman
Fransiskus Solanus dilahirkan di Montila, Spanyol pada tahun 1549. Dalam usia 20 tahun ia menggabungkan diri dengan Ordo Fransiskan. Kemudian ia diutus sebagai misionaris ke wilayah misi Amerika. Di Peru Fransiskus mewartakan Injil Kristus sambil beramal. Ia dikenal sebagai pembawa damai bagi penduduk Peru. Banyak orang Indian di Peru dan Argentina berhasil dibaptisnya. Ketika sekelompok orang Indian berupaya membunuh orang Kristen yang sedang merayakan Pekan Suci, Fransiskus berhasil menggugah hati mereka sehingga mereka malahan akhirnya memberi diri dibaptis. Ketika berkotbah menentang korupsi di Lima, penduduk kota menjadi panik dan ketakutan akan perbuatan busuk mereka. Uskup terpaksa turun tangan untuk menenangkan hati mereka. Gembala yang baik dan pencinta orang miskin ini meninggal dunia pada tahun 1610.
Renungan:
Misi agung Gereja mencakup tiga hal pokok. Pertama adalah tugas pewartaan. Kedua adalah tugas pengudusan jiwa-jiwa. Ketiga adalah tugas penggembalaan. Tugas pewartaan berhubungan dengan peran kenabian. Tugas pengudusan berhubungan dengan peran imamat yang membawa rahmat Allah dan memanggil manusia kepada kekudusan. Tugas penggembalaan merupakan tugas seorang raja yang melindungi dan memelihara kawanan dombanya. Tiga tugas ini diterima oleh setiap umat Kristiani melalui pembaptisan (bdk 1 Ptr 2:9): menjadi nabi, imam, dan raja. Setiap orang Kristen dituntut untuk melaksanakan tugas nabi, imam dan raja dalam segala situasi dan kondisi hidupnya.
15 Juli
St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
Bonaventura dilahirkan sekitar tahun 1221 di Bagnoregio, Italia Tengah. Ia masuk Ordo Saudara-saudara Dina Fransiskan. Bonaventura belajar filsafat dan teologi di Universitas Paris. Baginya belajar berarti berdoa, sehingga ia terus-menerus merenung. Sesudah menjadi imam, ia diangkat menjadi mahaguru teologi di Universitas Paris. Ia juga mengajar saudara-saudara seordo. Pada usia 35 tahun Bonaventura diangkat menjadi pemimpin tertinggi Ordo Fransiskan. Ia membimbing para anggotanya dengan bijaksana. Pada usia 52 tahun ia dipilih menjadi kardinal. Pada tahun 1274 ia bersama St Thomas Aquinas ikut ambil bagian dalam Konsili Lyon. Konsili ini berhasil menyatukan Gereja Yunani dan Gereja Latin. Kerja keras membuatnya jatuh sakit. Bonaventura meninggal dunia pada tahun 1274 saat tengah mengikuti Konsili Lyon. Ia sangat berjasa dalam mempersatukan Gereja Orthodoks Yunani dan Gereja Latin Roma. Kiranya hal ini merupakan realitas dari namanya: Bonaventura (O Beata Ventura), “Betapa baik kejadian ini.”
Renungan:
Bagi St Bonaventura, belajar sama dengan berdoa. Atas pertanyaan dari mana ia memperoleh kepandaian, ia menunjuk pada salib, “Dari Dia. Saya mempelajari Yesus yang disalibkan.” Hal ini dicapai oleh orang yang sungguh memahami rahasia kehidupan. Ia terus-menerus merenungkan makna kehidupan dan membawanya ke dalam doa. Rahasia kehidupan itu ada pada Yesus yang tersalib. Seluruh pergulatan hidup manusia dipahami dengan memahami peristiwa salib. Sebagai seorang imam dan kemudian uskup, seluruh pengetahuannya diarahkan ke pengajaran dan pembimbingan umat. Segala masalah yang dihadapi diterima dan dipahami sebagai tantangan dan salib yang harus dipikul dan dijalani. Dengan menerima kenyataan salib, ia berhasil mengatasi tantangan. St Bonaventura mengatasi bukan dengan menghindari masalah, tetapi mengambil sikap bersahabat. Dengan cara ini orang menemukan apa yang disebut “Hidup yang lebih mendalam.”
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|