Ziarah Iman bersama Para Kudus:
November
16 November
St. Gertrude, Perawan
Santa Gertrude dilahirkan pada tahun 1256. Hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam kehidupan membiara. Ia dikaruniai visiun-visiun Hati Yesus yang Mahakudus. Hidupnya penuh dengan pengalaman rohani yang dikaruniakan Tuhan kepdanya. Tulisannya bernuansa mistik. Santa Gertrude wafat pada tanggal 16 November 1302. Hidup penuh duka hendaknya dipercayakan kepada Allah harapan hidup kita.
Renungan:
Sejak usianya masih lima tahun, Gertrude sudah diserahkan oleh orangtuanya agar dididik di biara suster-suster di Helfta, Jerman Utara. Ia ada di bawah bimbingan Santa Mechtildis. Gertrude seorang yang cerdas, mengenyam pendidikan tinggi dan fasih berbahasa Latin. Menurut kesaksian saudari-saudari sebiara, akal budi dan kata-kata Gertrude serasi tak bercacat, yang merupakan hasil dari hidup bersatu dengan Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Di usia 20 tahun ia beroleh karunia istimewa, Tuhan Yesus berkenan menampakkan diri kepadanya. Gertrude menaruh minat besar pada Kitab Suci, perayaan ibadat dan karya para pujangga Gereja. Banyak pengalaman rohani tersirat dalam tulisan-tulisannya. Buah penanya amat menarik dan merupakan sumbangan besar bagi kehidupan rohani di abad pertengahan. Itulah sebabnya ia digelari “Gertrude Agung.” Bersama Gereja kudus kita bersyukur atas yang dilakukan Santa Gertrude dalam merintis devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus. Gertrude juga memiliki devosi mendalam kepada Santo Yosef, menyambut Komuni Kudus sesering mungkin, serta mendoakan jiwa-jiwa di penyucian. Pada tahun 1301, Santa Gertrude dijemput Mempelai Ilahinya untuk hidup penuh bahagia di surga. Betapa gembira hatinya mendengar undangan ilahi untuk beralih dari dunia ini ke surga abadi.
17 November
St. Elisabet dari Hungaria, Janda
Santa Elisabet dilahirkan pada tahun 1207. Sejak usia lima tahun ia tinggal di puri Pangeran Thuringia; pada usia 11 tahun dipertunangkan dengan Pangeran Louis. Sang suami yang arif dan saleh memperkenankan Elisabet melaksanakan segala karya baik. Mereka berdua membangun sebuah keluarga Kristen yang sejati dan hidup berbahagia bersama enam tahun lamanya. Setelah suaminya meninggal dunia, Elisabet diusir dari istana. Ia kemudian menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus; ia membangun rumah sakit dan merawat orang-orang sakit. Karya belas kasih kepada sesama akan memberikan bagi kita Firdaus yang indah.
Renungan:
Santa Elisabet, puteri raja Hungaria, pada usia 14 tahun dinikahkan dengan Louis dari Thuringia. Berkat bimbingan Roh Kudus, keluarganya bertumbuh dan berkembang menjadi keluarga Katolik sejati. Doa dan mati raga mewarnai cinta kasih keluarga yang suci ini. Elisabet dan Louis dikaruniai tiga orang anak. Namun, sang suami yang kudus, Beato Louis, terlalu cepat dipanggil oleh yang Mahakuasa. Sejak lama Elisabet menaruh perhatian besar kepada kaum miskin papa. Maka ia bertekad mengabdikan hidupnya bagi kepentingan dan keselamatan mereka yang menderita. Untuk itulah ia rela mengorbankan harta kekayaan. Tetapi, karenanya, ia diusir bersama anak-anaknya oleh iparnya yang tidak sejalan dengan Elisabet. Di Marburg, Jerman, Elisabet menemukan Firdaus baru, melayani dan merawat mereka yang menderita dan kaum miskin papa. Dalam usia muda ia menjadi janda, dan dalam usia muda pula, 24 tahun, ia dipanggil Kristus, Hakim Ilahi, tepatnya pada tanggal 17 November 1231. Santa Elisabet istri dan janda, yang hatinya semakin terbuka kepada mereka yang menderita dan yang miskin papa, karena roh cinta kasih membimbingnya untuk menemukan Kristus di dalam diri sesama. Santa Elisabet, bersama segenap Gereja kudus dan semua kaum miskin papa, kami memuji dikau dan memuliakan Tuhan-mu.
18 November
St. Romanus dari Antiokhia, Martir
Romanus adalah diakon Gereja Sesarea, Palestina. Ia meneguhkan umatnya untuk tidak memuja berhala kendati aniaya oleh Kaisar Diokletianus. Romanus sangat berpengaruh, oleh karena itu ia ditangkap. Romanus disiksa, dicambuki dan dibakar hidup-hidup saat berkotbah. Api berkobar-kobar dan lidah Romanus dipotong. Tetapi dalam penganiayaan keji itu, Romanus tetap berkhotbah menyemangati umatnya agar tetap cinta dan menghormati Allah. Akhirnya ia dipenjara untuk menerima aniaya yang terlebih berat dan mati dicekik oleh algojo pada tahun 303.
St. Rosa Filipin Duchesne, Pengaku Iman
Santa Rosa Filipin Duchene dilahirkan pada tahun 1769. Ia bergabung dengan kelompok Santa Magdalena Sophia Barat, berlayar ke tanah-tanah misi Amerika dan berkarya di antara suku-suku Indian di Rocky Mountains. Di sana pula ia wafat dunia pada tahun 1852.
Renungan:
Pemberkatan Gereja-gereja Basilik St Petrus dan St Paulus, Rasul. Kedua gereja ini hasil karya Konstantinus dalam abad ke-4. Gereja Basilik St. Petrus dibangun di atas makam St Petrus, paus pertama, dan di atas bukit Vatican. Basilik Santo Paulus dibangun di atas makam St. Paulus, rasul para bangsa. Kedua Gereja Basilik Agung diberkati oleh Paus Sylvester (314-335). Gereja Basilik Santo Petrus yang sekarang ini dipugar kembali pada tahun 1823 setelah musnah dimakan api. Pesta pemberkatan kedua Gereja Basilik Agung ini ditetapkan oleh Paus Pius IX. Hendaklah kita berlindung kepada kedua rasul agung St Petrus dan St Paulus dan berdoa untuk Gereja kudus.
19 November
“Bapa Kami yang Ada di Surga”
“Berilah kami rejeki pada hari ini.” Yesus mengajarkan permohonan ini kepada kita untuk memuliakan Bapa, untuk mengakui kebaikan-Nya yang tiada tara. Sebagai saudara-saudara Kristus, Putra Sulung Bapa, kita mengharapkan segala sesuatu dari Allah sebagai Bapa “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Matius 5:45). “Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya” (Mazmur 104:27). Ia menghidupkan segala ciptaan yang hidup.
“Berilah kami” mengandung makna tersirat suatu janji: kita adalah milik Allah dan Dia adalah milik kita, dan melalui kata “kami” mengakui Dia sebagai Bapa semua manusia. Maka kita berdoa kepada-Nya untuk mereka semua sambil menjadikan kebutuhan dan penderitaan mereka keprihatinan kita juga.
“Rejeki” Dalam khotbah Delapan Sabda Bahagia di bukit, Yesus memberi jaminan keselamatan kepada semua orang yang percaya dan berharap kepada-Nya (Matius 5:3-12). Mustahil Bapa yang memberikan kehidupan kepada kita, Ia tidak memberikan makanan dan kebutuhan hidup lainnya, baik untuk hidup jasmani maupun hidup rohani. Lewat penyelenggaraan ilahi-Nya, Allah pasti berkehendak membebaskan kita dari segala kesusahan. Anak-anak Allah selalu menyerahkan diri penuh pasrah kepada Dia yang Mahakuasa, Mahamurah, dan Mahabaik. Pasti Allah tidak tega melihat sebagian orang lain senang sementara sebagian lainnya tetap menderita. Maka setiap umat Kristen yang rindu berdoa dengan jujur, sikap pribadinya harus selalu dikaitkan dengan solidaritas dengan semua orang lain: bergembira dengan semua dan menangis dengan semua. Allah belum dimuliakan secara sempurna, bila sebagian orang senang sementara sebagian terus menderita.
Hendaknya rezeki dibagi sama rata dan sama rasa. Relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi dan hubungan internasional haruslah adil. Tanpa usaha manusia untuk berlaku adil, tidak akan tercipta dunia yang adil. Rezeki kami, berarti menurut Sabda Bahagia, satu untuk banyak, memberi termasuk aspek kebajikan kemiskinan. Memberi baik yang rohani maupun yang jasmani, bukan karena terpaksa, melainkan karena kasih seperti Dia yang menghampakan dan mengosongkan diri sehabis-habisnya. Ora et labora: Berdoa dan bekerja. Juga bila kita sudah bertekad dan berhasil, kita tetap harus berdoa karena makanan tetap merupakan anugerah Bapa. Itulah nilai doa sebelum dan sesudah makan.
“Berikanlah kami rezeki pada hari ini” berlaku juga untuk kelaparan lain. Lapar dan haus akan kehidupan kekal. Yesus yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup, pernah bersabda, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Manusia hidup dari sabda dan dari nafas Allah. Gereja harus mewartakan dengan daya upaya Injil kepada “orang miskin”, orang yang haus akan keselamatan kekal. Kelaparan lain adalah kelaparan rohani, bukan kelaparan akan makanan, bukan haus akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Karena itu makna dari “Berikanlah kami rezeki pada hari ini” berkaitan dengan roti untuk kehidupan kekal. Itulah Sabda Allah yang kita terima dalam iman dan Tubuh Kristus melalui Ekaristi.
20 November
St. Feliks, Pengaku Iman
|
|
St Feliks Valois
|
St Edmund
|
Santo Feliks dilahirkan di Valois, Perancis, pada tahun 1127 dari keluarga bangsawan. Ketika usianya tiga tahun, ibunya membawanya kepada St Bernardus di Biara Clairvaux untuk mempersembahkannya kepada Tuhan. Ibunya yang saleh juga biasa mengajarinya untuk membagikan amal kasih kepada orang-orang yang membutuhkan. Di kemudian hari, Feliks menjadi biarawan Cistercian di Clairvaux dan bertapa di pegunungan Alpen. Bersama St. Yohanes dari Matha, Feliks mendirikan Ordo Tritunggal Mahakudus atau Ordo Trinitarian yang mengabdikan diri pada karya penebusan orang-orang Kristen yang dijadikan budak oleh orang-orang Moor di Spanyol dan Afrika Utara. Feliks berkarya di Perancis dan Italia. Ia kemudian mendirikan Biara Maturinus atau Maturin di Paris. Dalam empatpuluh tahun, Ordo Trinitarian telah memiliki enamratus biara. Tetapi, rumah induk Ordo Trinitarian adalah Biara Cerfroid di Soissons, tempat di mana Feliks menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 4 November 1212. Feliks dimaklumkan kudus pada tahun 1262 oleh Paus Urbanus IV.
St. Edmund, Pengaku Iman
Santo Edmund dilahirkan pada tahun 841. Ia adalah Raja Anglia Timur yang menganut agama Kristen dan dibunuh secara keji pada tahun 869 oleh tentara Denmark yang kafir, saat bala tentara itu merampok kerajaannya dan menuntut agar Edmund menyangkal imannya.
Renungan:
“Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Permohonan ini sungguh menakjubkan. Kita percaya kurban berdarah Kristus dicurahkan demi pengampunan dosa. Tetapi dalam permohonan ini masih ada syarat lain: dosa hanya bisa diampuni kalau kita terlebih dahulu mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
1. “Ampunilah kesalahan kami”. Manusia yang berdosa tetap memikul akibat dosa asal: nafsu, sombong, angkuh, marah, tamak, benci-dendam, iri hati, cabul dan malas. Ditambah lagi godaan dan cobaan iblis, maka manusia sering jatuh ke dalam dosa. Dan apabila kita bertobat seperti anak yang hilang atau pemungut cukai yang bertobat, kerahiman Tuhan menjadi jaminan pengampunan. Harapan kita sungguh tak tergoyahkan karena di dalam PutraNya, kita memiliki penebusan, yaitu pengampunan dosa (Kolose 1:14; Efesus 1:7). Di dalam sakramen-sakramen gereja kita mendapat tanda pengampunan Allah yang berdaya guna.
2. Kerahiman Allah membebaskan kita dari dosa. Hanya satu syarat: cintailah Tuhan Allah-mu. Hal itu nampak dalam mencintai saudara-saudari kita. Kerahiman Tuhan akan meresap ke dalam hati kita, hanya bila kita terlebih dahulu menyatakan kerahiman kita kepada orang yang bersalah kepada kita.
3. “Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Permohonan ini disebutkan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Matius 5:7).
21 November
B. Nikolo Giustiniani
Pada tahun 1153 Nikolo, seorang pemuda bangsawan, menggabungkan diri sebagai biarawan di Biara Benediktin di Venesia, Italia. Karena suatu musibah, semua anggota keluarganya yang laki-laki meninggal dunia. Agar keturunan keluarga bangsawan tidak tamat, pemerintah Venesia mohon dispensasi kepada Paus Aleksander III agar Nikolo dibebaskan dari kaul biara. Dispensasi dikabulkan. Nikolo kemudian menikah dengan Anna Michieli; mereka dikaruniai banyak anak. Sesudah anak-anaknya dewasa, pada tahun 1179 ia masuk kembali ke biara di Venesia, sesudah mendirikan sebuah biara wanita di pulau Aniano tempat istrinya menjadi biarawati. Keduanya, Nikolo dan Anna, dihormati sebagai orang kudus meski keduanya tidak pernah secara resmi dibeatifikasi.
Renungan:
Pada tanggal 21 November, Gereja memperingati Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah. Hari ini, pada tahun 543, diberkati sebuah gereja baru dekat kenisah Yerusalem sebagai salah satu tanda penghormatan kepada Maria sebagi Bunda Allah dan Bunda Umat Kristen Timur dan Barat. Bunda Maria menjadi kediaman atau kenisah Roh Kudus, indah berseri karena kesuciannya. Terdorong oleh Roh Kudus, Maria mempersembahkan seluruh jiwa raganya menjadi abdi Tuhan. Penyerahan diri Maria secara total ini tersirat dalam “Fiat”-nya. Dengan menjadi Bunda Penebus dan Bunda kita, Maria melaksanakan kehendak Bapa. Maria sungguh berbahagia karena ia mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuhan. Panggilan dan pilihan yang Mahakuasa atas diri Maria, disambut dengan rasa kagum, “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus” (Lukas 1:49).
22 November
St. Sesilia, Perawan dan Martir
Santa Sesilia tampil sebagai teladan perempuan Kristen sejati. Ia mempertahankan keperawanannya secara ajaib dan wafat sebagai martir Kristus, Pengantin jiwanya. Santa Sesilia biasa dijadikan pelindung paduan suara dan penyanyi gereja, sebab tradisi mengisahkan bagaimana ia bernyanyi dalam hati nuraninya kala musik instrumen gembira mengiringinya menyongsong Mempelai hatinya. Kita mohon bantuan doa Santa Sesilia agar beroleh hati nurani penuh damai sebagai jaminan hidup bahagia. Adakah hidup kita sehari-hari merupakan madah pujian bagi Tuhan?
Renungan:
Sesilia menjadi seorang Kristen tanpa sepengetahuan orangtuanya. Ia juga berikrar mempersembahkan keperawanannya hanya bagi Kristus saja. Tetapi, orangtua Sesilia menikahkannya dengan seorang pemuda kafir bernama Valerianus. Kepada suaminya, Sesilia menceritakan rahasia pribadinya, “Valerianus, engkau harus tahu bahwa aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjagaku. Jika engkau menyentuhku sebagaimana suami isteri, malaikatku akan marah dan engkau akan menderita. Tetapi jika engkau menghormati keperawananku, maka malaikat pelindungku akan mengasihi engkau sebagaimana ia mengasihi aku.” Jawab Valerianus, “Tunjukkanlah malaikatmu kepadaku. Jika ia berasal dari Tuhan, maka aku akan menuruti perkataanmu.” Jawab Sesilia, “Jika engkau percaya dan dibaptis, engkau akan melihat malaikatku.” Valerianus mendengarkan kata isterinya. Ia belajar agama dan dibaptis oleh Paus Urbanus yang tinggal di Via Apia. Sekembalinya ke rumah, ia mendapati Sesilia sedang berdoa dengan didampingi seorang malaikat yang membawa dua mahkota bunga untuk Sesilia dan Valerianus. Valerianus sangat terharu. Tiburtius, adik Valerianus, dan Maximus, seorang tentara Roma sahabat mereka, juga bertobat dan menjadi Kristen. Dalam masa penganiayaan Kaisar Dioklesianus, Valerianus, Tiburtius dan Maximus, ditangkap dan wafat sebagai martir di Roma. Sesilia dipenggal lehernya dan wafat sebagai martir pada tahun 230.
23 November
St. Klemens, Paus dan Martir
Santo Klemens dilahirkan di Mont Coelius, Roma, pada tahun 30. Beliau adalah paus ketiga sesudah Petrus. Masa pontifikatnya berlangsung mulai tahun 88 hingga tahun 97. Ia mendapat sebutan Klemens dari Roma. Sebagai Uskup Roma, ia menulis surat kepada umat di Korintus yang kala itu memberontak terhadap uskup mereka. Surat Klemens ini merupakan surat pertama yang memperlihatkan campur-tangan seorang Uskup Roma terhadap keuskupan lain, sebab itu Klemens disebut sebagai Bapa Apostolik Pertama Gereja. Pada jaman Kaisar Trayanus, orang-orang Kristen ditangkap, dibuang ke pulau Krimea, Laut Hitam, dan dihukum kerja paksa di sana. Di antara para pekerja rodi terdapat seorang yang sudah lanjut usia. Ia bekerja dengan rajin dan tanpa mengeluh; ia menghibur dan membesarkan hati rekan-rekannya dengan mengisahkan penderitaan Yesus. Karena dianggap mencurigakan, para serdadu Romawi mengikat orangtua itu dan menceburkannya ke dalam Laut Hitam. Dialah Paus Klemens. Beliau wafat pada tahun 97.
Renungan:
Pada jaman Santo Klemens, Roma mulai menunjukkan kewibawaan sebagai pemimpin para uskup. Berikut kutipan surat Santo Klemens kepada umat di Korintus, “Saudara-saudara! Berita tentang kehidupan kristianimu sangat buruk dan menyedihkan untuk didengar dalam iman. Tidaklah layak cara hidup kristiani seperti itu. Bahwa kamu yang terkenal kokoh dalam iman akan Yesus Kristus melawan imam-imammu yang telah ditahbiskan secara sah untuk melayani kamu, karena hasutan satu dua orang. Ingatlah akan ajaran cinta kasih Kristus: cinta kasih itu tidak terbagi, cinta kasih tidak menimbulkan dan memicu keributan dan pertentangan, cinta kasih membuat segala sesuatu dalam damai. Jadi, kamu yang telah meletakkan dasar pemberontakan itu, tunduklah kepada imam-imam dengan patuh dan terimalah hukuman sebagai tapa.”
24 November
St. Kolumbanus, Rahib dan Pengaku Iman
Kolumbanus dilahirkan di Leinster, Irlandia pada tahun 543 sebagai keturunan Raja Irlandia. Ia seorang pemuda yang tampan dan terpelajar, sebab itu banyak gadis berusaha memikat hatinya. Kolumbanus mengalami pergolakan jiwa. Dalam kegelisahannya, ia meminta nasehat seorang pertapa perempuan. Kata pertapa saleh itu, “Engkau kira engkau dapat dengan leluasa menghindari perempuan? Ingatlah peristiwa Adam-Hawa, Samson-Delila, serta Daud-Batsyeba! Bahkan si bijak Salomo pun jatuh karena perempuan.” Terkesan oleh nasehat itu, Kolumbanus undur diri dari dunia dan mencari hidup baru dalam biara tertutup. Sesudah bertahun-tahun mengasingkan diri dalam doa, bersama ke-12 kawannya ia menjadi misionaris yang sangat berhasil di Perancis, Swiss, dan Italia Utara. Ia mendirikan banyak biara dengan peraturan yang ketat. Biara terakhir didirikan di Bobbio, Italia, di mana ia wafat pada tanggal 23 November 615.
Renungan:
Kolumbanus undur diri dari keramaian dunia dan mencari suatu corak hidup baru: hidup dalam kesunyian biara. Bersama duabelas teman, ia berkarya sebagai misionaris. Di Gaul, para misionaris ini mendapat tempat di hati masyarakat karena hidup mereka yang keras dan penuh disiplin, kesaksian hidup di pelbagai bidang, dan khotbah-khotbah mereka yang menekankan cinta kasih kristiani kepada sesama. Dengan semangat bernyala-nyala St. Kolumbanus menegur kaum bangsawan karena gaya hidup mereka yang bertentangan dengan semangat Kristiani. Sebab itu banyak juga yang memusuhinya. Kolumbanus bahkan berani menegur raja karena beristeri lebih dari satu. Karenanya Kolumbanus diusir dari Perancis. Ketika berlayar pergi, perahunya ditimpa angin ribut dan gelombang ganas sehingga tiba di Italia. Di sana Kolumbanus diterima baik oleh Raja Lombardia. Ia mendirikan Biara Bobbio yang kemudian tersohor di Eropa. Kolumbanus mewariskan banyak tulisan: traktat tentang penebusan, melawan Arianisme, khotbah-khotbah, puisi dan aturan hidup membiara. Biara Bobbio menjadi pusat hidup membiara di Eropa hingga abad ke-15. Selama abad pertengahan, perpustakaannya terbagus di kalangan dunia kristen. Sesudah berjalan 1200 tahun, biara ditindas oleh pemerintah Perancis yang korup pada tahun 1803.
25 November
St. Katarina dari Alexandria, Perawan dan Martir
Katarina dilahirkan pada abad ketiga dalam keluarga bangsawan kaya di Alexandria. Ketika sudah remaja, gadis cantik rupawan yang cerdas ini didesak oleh orangtuanya untuk menikah. Namun Katarina selalu menjawab, “Aku hanya mau menikah dengan laki-laki yang lebih cakap, lebih pandai dan lebih kaya dariku.” Suatu ketika, Katarina mendatangi seorang rahib yang suci dan bijak untuk meminta nasehat. Rahib bercerita banyak tentang Yesus, Raja segala raja yang lebih pandai, lebih suci dan lebih berkuasa dari segala raja di seantero dunia. Katarina terpikat oleh Yesus dan berkata, “Kalau begitu, aku akan mengabdi Raja Yesus Kristus dan hanya kepada-Nya aku mengabdi!” Karena menolak menyembah dewa-dewa kafir, Katarina dibawa ke hadapan Kaisar Roma Maksimianus dan diadu debat dengan limapuluh filsuf kafir yang paling ahli. Katarina memenangkan semua perdebatan, dan bahkan para filsuf kafir itu berbalik pandangan dan bertobat. Kaisar yang murka menyuruh bakar kelimapuluh filsuf itu, sementara Katarina disekap dalam penjara dan disesah selama dua jam dengan cemeti tajam dan hendak digilas dengan roda kayu besar yang sekonyong-konyong hancur berantakan. Katarina menerima mahkota kemartiran setelah lehernya ditebas dengan pedang. Katarina wafat pada tahun 307 di Alexandria dan diangkat sebagai pelindung para filsuf.
Renungan:
“Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan.” Kita memohon pada Allah supaya jangan membiarkan kita berjalan di jalan menuju dosa. Kita berada antara daging dan roh. Permohonan Bapa kami berarti memohon roh pembebasan dan kekuatan:
1. Roh Kudus memberi kita kemampuan untuk membedakan pencobaan yang perlu dari pencobaan yang membawa dosa dan kematian. Kita harus membedakan antara dicobai dan masuk ke dalam pencobaan. Anugerah pembedaan: hal yang kelihatan indah, menarik, menawan pada hakekatnya menggiring menuju kebinasaan.
2. Harus ada keputusan hati, tindakan tegas. “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Matius 6:21), “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Matius 6:24). “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (Galatia 5:25). “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).
3. Doa berpuncak pada Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Kemenangan dalam perjuangan rohani ini hanya lewat doa dalam persatuan dengan Tuhan Yesus sendiri. Yesus menaklukkan penggoda sejak awal di padang gurun, dan sampai akhir di Taman Getsemani, berkat doa.
26 November
St. Silvester Gozzolini, Abbas
Santo Silvester Gozzolini dilahirkan di Osimo, Italia pada tahun 1177 dalam keluarga bangsawan. Semasa muda, ia belajar ilmu hukum di Bologna dan Padua. Sementara menikmati hidup berkecukupan sebagai ahhi hukum di kotanya, Silvester memutuskan untuk undur diri dari keramaian dunia. Ia meninggalkan segala harta milik dan menjalani hidup sebagai seorang pertapa miskin di Grotta (= gua) Fucile. Dari Fucile ia pindah ke biara pertapaan Monte (= gunung) Fano. Pada tahun 1231 Silvester mendirikan biara; ordonya dikenal dengan nama “Ordo Santo Silvester”. Dalam 36 tahun masa kepemimpinannya, 25 biara baru berhasil didirikan di Italia. Silvester Gozzolini wafat pada tanggal 26 November 1267 dalam usia 90 tahun dan dinyatakan kudus oleh Paus Klemens VIII (1592-1605) pada tahun 1598.
St. Leonard Porto Maurizio
Paulus Hieronimus Casanova dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1676 di Porto Maurizio, Italia. Ayahnya seorang kapten kapal. Ketika usianya 13 tahun, Leonard tinggal bersama Agostino, pamannya, untuk belajar. Karena ia pandai, pamannya menghendakinya belajar kedokteran, tetapi bulan Oktober tahun 1697 Paulus malahan menggabungkan diri dalam Tarekat Fransiskan dan mengambil nama Leonard. Pada tahun 1703 ia ditahbiskan menjadi imam. Leonard seorang pengkhotbah yang ulung dan menjadi penganjur devosi kepada Sakramen Mahakudus, Hati Yesus yang Mahakudus, Jalan Salib dan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa. Ia mendirikan nyaris enamratus Jalan Salib di tempat-tempat di mana ia membaktikan diri. Leonard wafat di Biara St Bonaventura, Roma pada tanggal 26 November 1751 dan dikanonisasi pada tahun 1867 oleh Paus Pius XI. St Alfonus Liguori menggelari Leonard sebagai “misionaris agung abad ke-18”.
Renungan:
“Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.” Bersama Gereja, orang Kristen berdoa kepada Allah supaya ia menampilkan kemenangan atas “penguasa dunia”, yakni setan, yang sudah diperoleh melalui Kristus.
1. Permohonan terakhir ini didukung oleh doa Yesus, Pendoa Abadi. “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat” (Yohanes 17:15). Secara pribadi hendaklah kita berdoa dalam persatuan dengan Gereja dan demi pembebasan seluruh umat manusia. Doa Tuhan selalu membuka seluruh rencana keselamatan kita agar keterlibatan kita yang tidak terelakan dalam dosa dan kematian diubah menjadi solidaritas dalam tubuh Kristus dalam “persekutuan para kudus”.
2. Dalam permohonan, “yang jahat” bukan dari pikiran melainkan dari pribadi, setan, si jahat, malaikat yang berontak terhadap Allah dan melawan keputusan ilahi serta karya keselamatan yang dikerjakan dalam Kristus.
3. Setan adalah pembunuh manusia sejak semula; ia bapa segala dusta dan asal segala dosa (Yohanes 8:44). Dialah “si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia” (Wahyu 12:9). Melalui dia, dosa dan maut masuk ke dalam dunia. Oleh kekalahannya secara definitif “semua ciptaan dibersihkan dari segala kebusukan dosa dan dilepaskan dari belenggu maut (MR Doa Sukur Agung IV). “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya” (1 Yohanes 5:18).
27 November
St. Yakobus dari Persia, Martir
Santo Yakobus dilahirkan pada awal akhir abad keempat. Ia adalah seorang pegawai tinggi istana di Persia. Ketika raja menganiaya umat Kristen, Yakobus mengkhianati iman dengan maksud terlindung dari bahaya mati. Namun isteri dan ibunya yang tetap setia pada Kristus berdoa agar Yakobus berbalik kembali kepada Kristus. Doa mereka dikabulkan; Yakobus kembali pada iman kepada Kristus, dan bahkan wafat sebagai martir dengan dicincang tubuhnya pada tahun 420.
St. Virgilius, Uskup dan Pengaku Iman
Virgilius dilahirkan sekitar tahun 700 di Irlandia. Ia seorang ilmuwan ulung dan di biaranya di Aghaboe, Irlandia, dikenal sebagai “Geometer” sebab pengetahuannya dalam bidang geografi. Ia mengajarkan bahwa bumi ini bulat. Ajarannya ini ditentang oleh banyak orang, bahkan dianggap bidaah oleh Santo Bonifasius. Pada tahun 745, ia ditahbiskan sebagai Uskup Salzburg, Austria. Uskup Virgilius yang giat dalam karya misionaris ini wafat pada tanggal 27 November 784.
Renungan:
Doksologi penutup: “Sebab Engkaulah raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya” mengangkat kembali ketiga permohonan kepada Bapa, yakni kemuliaan nama-Nya, kedatangan kerajaan-Nya dan kekuasaan kehendak keselamatan-Nya. Penguasa dunia ini telah mendapat ketiga gelar: kerajaan, kekuasaan dan kemuliaan atas cara yang curang. Kristus Tuhan mengembalikan kepada BapaNya dan Bapa kita sampai Ia menyerahkan kembali kerajaan kepada-Nya apabila misteri keselamatan diselesaikan secara definitif dan Allah menjadi semua di dalam semua. Pada akhir doa, kita mengatakan “Amin” artinya “semoga terjadi”. Dengan “Amin” kita mengesahkan isi doa yang diajarkan Tuhan (Sirilus dari Yerusalem). Dengan “Amin” kita menyatakan “fiat” kita: “Terjadilah demikian.” Deo gratias! Syukur kepada Allah!
28 November
St. Katarina Laboure, Perawan
Zoe Laboure dilahirkan di Perancis pada tanggal 2 Mei 1806. Ia bekerja sebagai pelayan sebelum akhirnya masuk Biara Suster-Suster Puteri Kasih dengan nama Katarina. Ia mempraktekkan hidup bersahaja dan dalam kesederhanan dan kerendahan hati melakukan tugasnya sebagai penjaga pintu dan tukang masak dengan rajin dan penuh pengabdian. Pada malam tanggal 18 Juli 1830, ia terjaga dari tidur karena suara ajaib yang memanggilnya sampai tiga kali. Tampak di hadapannya seorang anak kecil berusia 4 atau 5 tahun. Kanak-kanak itu mengajaknya ke kapel di mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya. Pada tanggal 27 Nopember 1830, jam setengah enam malam, Bunda Maria menampakkan diri pula dan meminta agar disebarluaskan Medali Wasiat yang bertuliskan “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Penampakan terjadi beberapa kali hingga September 1831. Rahasia penampakan tidak diceritakan Katarina kepada siapapun terkecuali Pastor Aladael, Bapa Pengakuannya dan Sr Dufes, Superiornya. Santa Katarina Laboure wafat pada tanggal 31 Desember 1876 dalam usia 70 tahun. Ia digelari `beata' pada tahun 1933 dan `santa' pada tahun 1947 oleh Paus Pius XII (1939-1958).
Renungan:
Suster Katarina dengan setia menunaikan misi surgawi yang dipercayakan kepadanya. Pada tahun 1832, medali dicetak dan secara luar biasa segera tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan disertai keajaiban penyembuhan, perlindungan serta pertobatan yang terus-menerus. Sebab itulah medali dikenal sebagai Medali Wasiat. Marilah kita mengenakan medali Santa Perawan Maria ini dengan penuh hormat, dan kerap mengulang dengan penuh percaya dan kasih, seruan yang diajarkan Bunda Surgawi kita: “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.”
29 November
HR Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam
“Tuhan Meraja”. Pada hari Minggu terakhir siklus liturgi tahunan, Gereja ingin memaklumkan kebenaran ini secara meriah. Kristus merajai jagat raya yang diciptakan-Nya. Dia adalah raja keselamatan, Dia adalah Pencipta. Gereja mewartakan karya penciptaan-Nya dan “melalui penciptaan itu” mewartakan “Kerajaan Allah” di dunia. Pada saat yang sama, Gereja berdoa sama seperti yang diajarkan Kristus, “Datanglah kerajaan-Mu”. Kerajaan Allah sudah hadir bagi kehidupan kita sekarang ini, tetapi terlebih lagi dalam kehidupan mendatang. Di dalam Yesus Kristus, Allah adalah Dia yang ada sekarang. Melalui karya penebusan, Kerajaan Allah pada manusia memiliki masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. Kerajaan Allah memiliki “sejarahnya sendiri” serta berkembang bersamaan dengan sejarah umat manusia. Dan Yesus Kristus hadir di tengah-tengah sejarah itu. Yesus Kristus adalah “Raja yang mencintai” karena Ia mencintai dan membebaskan kita dari dosa. Hanya cintalah yang mampu membebaskan kita dari dosa. Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan karena kerajaan kebenaran, cinta, rahmat dan pengampunan takkan pernah padam. Kerajaan-Nya abadi dan kekal.
30 November
St. Andreas, Rasul
Andreas adalah seorang nelayan kelahiran Betsaida. Ia adalah putera Yona dan saudara Simon Petrus. Mereka tinggal di Kapernaum. Pada mulanya, Andreas adalah murid Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes Pembaptis memaklumkan Yesus sebagai Anak Domba Allah, Andreas dan Yohanes, rekannya, segera mengikuti Yesus. Kepada Simon saudaranya, Andreas berkata, “Kami telah menemukan Mesias,” sehingga Simon pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus. Andreas adalah rasul pertama Yesus sehingga dikenal dengan sebutan Protoclete (= yang pertama dipanggil). Sesudah Yesus wafat, Andreas mewartakan Injil di Scytia dan Yunani. Ia wafat sebagai martir dengan disalibkan pada salib berbentuk X (= silang). Ia tergantung disalib selama dua hari, dan selama itu ia terus berkhotbah mewartakan Yesus kepada khalayak di sekitarnya.
Renungan:
Kita melihat Santo Andreas sebagai inspirasi yang menyegarkan. Andreas memberi kesaksian kepada saudaranya tentang Yesus Kristus, “Kami telah menemukan Mesias” (Yohanes 1:41). Andreas mengantar Simon Petrus kepada Yesus yang mengantar kita semua kepada Bapa di surga. Seperti Andreas, kita dipanggil untuk mewartakan Yesus kepada semua orang di sekitar kita yang menantikan kedatangan-Nya ke dalam hati dan kehidupan mereka. Seperti Andreas, karena rahmat Allah kita telah menemukan Mesias serta menemukan makna sabda-Nya yang membawa harapan yang harus disebarluaskan kepada sebanyak mungkin orang. Tuhan sendiri senantiasa mengundang kita menuju kehidupan yang baru sambil menantikan saat terakhir ketika Ia menyatakan secara definitif, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (Wahyu 21:5). Oleh karena itu yang kita wartakan sekarang adalah pesan yang melegakan yang adalah misteri Paskah. Kristus yang tidak terbatas mengutus Roh Kudus kepada kita. Bagi semua orang beriman dari segala zaman, kita menawarkan harta karun Gereja yang besar, yakni Yesus Kristus dan sabda-Nya, kebersamaan-Nya dengan BapaNya dalam persatuan Roh Kudus.
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|