Ziarah Iman bersama Para Kudus:
September
1 September
|
|
St. Pedro Armengol
|
St. Verena
|
St. Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro Armengol adalah seorang perampok ulung. Di kemudian hari ia bertobat dan masuk biara. Pedro tanpa kenal lelah berupaya menebus para tawanan, bahkan menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditawan orang Islam di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati. Ia digantung dan disiksa hingga para penganiaya menyangka ia sudah mati, namun secara ajaib Pedro terbebas dari maut.
St. Verena (350)
Perempuan dari Mesir ini mengikuti legiun Thebais di bawah pimpinan St Maurice ke suatu garnisun baru di Swiss. Ketika para anggota legion wafat sebagai martir, Verena hidup sebagai seorang pertapa. Ia berdoa dan berpuasa dan Tuhan berkenan melakukan banyak mukjizat melalui tangannya. Ia membimbing gadis-gadis dalam bidang rohani dan ilmu kesehatan, sebab ia dulunya adalah seorang perawat; melayani mereka yang miskin dan sakit, teristimewa yang terjangkit kusta. Pada saat ajalnya, Bunda Maria Theotokos berkenan menampakkan diri guna menghibur dan memberinya kekuatan.
Renungan:
Kehendak Allah yang disampaikan kepada kita tidak menyangkut suatu hukum atau teori ilmu pengetahuan. Apa yang disampaikan kepada kita dimaksudkan untuk menyentuh hati kita agar manusia hidup damai, saling membina hubungan baik dengan sesama, dan yang terpenting memelihara kehidupan. Injil adalah kabar gembira, sebab dimaksudkan untuk memelihara kehidupan manusia. Ketika orang mencari kebenaran sejarah, ia melakukan suatu usaha sia-sia. St Paulus menulis, “Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini” (Titus 2:11-12). Hanya orang-orang yang beriman dan tahu mengasihi dapat memahaminya. Injil mendorong orang untuk hidup.
2 September
Para Martir Korea
Gereja Korea mempunyai sejarah awal yang unik. Agama Katolik disebarkan di sana bukan oleh para misionaris asing, melainkan oleh kaum awam sendiri. Para awam itu mengenal agama Katolik ketika mereka pergi ke Cina. Di Cina, mereka berkenalan dengan para imam antara lain Mateo Ricci. Mereka mulai menyebarluaskan agama kepada penduduk sekitar. Ketika jumlah umat bertambah bahkan mempunyai imam pribumi, timbullah kecurigaan para penguasa. Para raja mulai menganiaya orang-orang Kristen. Dalam kurun waktu tujuh tahun (1839-1846) para imam pribumi, rekan-rekan imam luar negeri, bersama 8000 umat beriman dianiaya dan dibunuh. Sekalipun demikian, pewartaan Injil terus berlangsung ke seluruh negeri. Dari antara mereka 76 orang dinyatakan kudus pada tahun 1925, antara lain Laurensius Yosef Maria Imbert (1797-1939), Peter Maubant, Yakobus Chustan dan imam pribumi Korea yang pertama Andreas Kim, serta puluhan katekis, laki-laki dan perempuan awam serta kaum muda.
Renungan:
Bagi orang yang berjiwa religius, ilmu pengetahuan menghantarnya kepada Allah. Kristus-lah jalan menuju Allah. Paulus bermadah, “Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah” (1 Korintus 3:22-23). Tiap benda, tiap keadaan, tiap situasi dan kondisi menghantar orang kepada Allah; asal saja orang memakai akal dan kemauannya dengan baik. Bila ia menerima Roh Kudus, Roh Kudus akan memimpinnya untuk percaya. Itulah yang dialami umat Katolik perintis dan pewarta Korea. Dan apa yang dinubuatkan oleh Kristus dalam (Lukas 22:28-30) terlaksana dalam hidup para martir Korea itu. Mereka mengalami cobaan dan tantangan, tetapi mereka tetap bersama Kristus. Maka kerajaan-Nya diberikan kepada para martir yang berbahagia itu. “Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku” (Lukas 22:30). Bersama penderitaan Kristus, kita mengalami kegembiraan dan sukacita ilahi. Dia-lah yang meringankan seluruh beban penderitaan dan masalah kita. Bersandarlah pada Dia yang tersalib.
3 September
St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Gregorius Agung dilahirkan di Roma sekitar tahun 540. Ayahnya, Gordianus, seorang terpandang. Ibunya Silvia dan dua orang bibinya: Tarsilla dan Emiliana, dihormati juga dalam Gereja sebagai orang kudus. Gregorius mahir dalam tata bahasa, retorika dan dialektika. Tulisan-tulisannya yang berbobot menjadikannya doktor atau pujangga Gereja Latin. Misa Gregorian adalah hasil karya hidupnya juga. Gregorius adalah anggota Ordo Benediktin. Pada tahun 590 ia diangkat menjadi Paus, pimpinan tertinggi Gereja Kristus. Ia mengutus para misionaris ke Inggris. Ia digelari Gregorius Agung berkat ketentraman dan kebijaksanaannya dalam memimpin Gereja. Sebagai Paus ia menata administrasi kepausan dengan baik. Meski demikian, beliau tetap rendah hati dan menyebut diri: Servus servorum Dei (Abdi dari para abdi Allah). Julukan ini tetap lestari untuk jabatan Paus di Roma. Setelah memimpin Gereja Kristus selama 14 tahun, Santo Gregorius Agung wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Renungan:
Karena kasih-Nya kepada Bapa dan kepada manusia, Yesus meninggalkan kemuliaan surgawi dan hidup sama seperti manusia lainnya. Ia idak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan dengan sukarela ditinggalkan-Nya untuk tinggal di antara manusia. Suri teladan Kristus mempunyai daya tarik dan daya pikat dalam hidup St Gregorius Agung. Sejak hidupnya sebagai awam, dilanjutkan dengan hidup membiara sampai akhirnya menjadi Paus, hidup dan pengabdian-Nya adalah surya kasih bagi hidup dan pengabdian St Gregorius. Semangat “pengosongan diri” atau kenosis merupakan satu hal penting bagi seorang Kristen, terutama bagi mereka yang sungguh mau terlibat dalam aktivitas kemanusiaan. Tanpa semangat ini penebusan dan pembebasan manusia tidak bisa berjalan atau tidak mungkin terjadi. Berbicara dari tempat jauh tidaklah cukup bagi upaya pembebasan. Seperti Kristus yang meninggalkan keistimewaan-Nya, kita harus berjuang meninggalkan status diri dan terjun ke lapangan.
4 September
St. Rosa dari Viterbo, Pengaku Iman
Rosa dilahirkan pada tahun 1235 di Viterbo, Italia Tengah. Frederich II, Kaisar Roma Suci, terlibat dalam perselisihan dengan Paus Gregorius IX (1227-1241). Kaisar Frederich menyerang kepausan dan berhasil menaklukan kota Viterbo. Rosa menggalang seluruh rakyat melawan kaisar. Karena itu Rosa beserta orangtuanya diusir dari Viterbo. Mereka kembali sesudah Frederich meninggal dunia pada tahun 1250. Rosa rindu hidup membiara dalam Biara Santa Maria di Viterbo. Tetapi permohonannya ditolak oleh pimpinan biara. Sebab itu ia mendirikan sebuah biara baru untuk hidup bakti. Paus Innosensius IV (1243-1254) tidak memberinya restu. Sebab itu, Rosa mengambil keputusan untuk tinggal di rumah dengan menjalankan suatu cara hidup bakti untuk kemuliaan Allah dan mengabdi sesama. Ia hidup membiara secara pribadi hingga wafatnya pada tanggal 6 Maret 1252. Jenazahnya dimakamkan di dalam Gereja Viterbo. Pada tahun 1357 gereja itu terbakar. Ketika makamnya dibuka, tubuh Rosa tidak mengalami kerusakan melainkan masih tetap seperti sediakala. Umat Viterbo berdevosi kepadanya. Setiap tahun jenazahnya diarak melalui jalan-jalan kota Viterbo. Pada tahun 1457 Rosa dinyatakan kudus oleh Paus Kalistus III (1455-1458).
Renungan:
Parakletos dikenal sebagai pembela, perantara, pembimbing, penolong. Sejak Yesus naik ke surga, Roh Kudus, Roh Kristus memberi jaminan bagi Gereja dan bagi tiap-tiap orang yang berkehendak baik. “Jikalau Penghibur yang akan Ku-utus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yohanes 15:26). Salah satu contoh penyertaan Kristus melalui sang penolong Roh Kudus ada dalam hidup dan karya Santa Rosa dari Viterbo. Kebutuhan hidup kita begitu luas dan kompleks sehingga kita butuh selalu dibimbing oleh Gereja. Urusan iman dan susila serta kebenaran yang dihadapi Gereja cukup banyak. Sebab itu Roh Kudus, Roh Kristus yang sudah bangkit dan bersifat transeden, senantiasa menolong umat-Nya. Roh Kudus-lah yang membawa semangat kebangkitan dan pembaharuan dalam kehidupan orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya.
5 September
St. Laurensius Giustiniani, Uskup dan Pengaku Iman
Sejak remaja, Laurensius bercita-cita melayani Tuhan. Ia masuk biara kanonik Santo George di pulau Alga. Di sana ia hidup dalam matiraga dan doa sementara menjalankan tugas harian. Pekerjaannya ialah mengemis makanan di kota untuk penghuni biara. Tugas tersebut dilaksanakannya dengan penuh gembira dan sabar demi Yesus yang tersalib. Pada tahun 1406, Laurensius ditahbiskan menjadi imam dan 27 tahun kemudian ia ditahbiskan menjadi Uskup di Kastello. Selanjutnya, Laurensius yang saleh diangkat menjadi Patrik pertama Venesia. Ia adalah seorang uskup yang sederhana dan rendah hati. Ketika ajalnya tiba, Laurensius menolak dibaringkan di tempat tidur. Ia ingin dibaringkan di atas papan biasa yang sering dipergunakannya sebagai alas tidur. Laurensius wafat pada tahun 1455. Jenazahnya yang tidak rusak bahkan memancarkan bau harum, disemayamkan selama dua bulan di kapel biara.
Renungan:
Dunia masa kini nampaknya hanya mendewakan kenikmatan dunia dengan segala ketidaktaatannya. Dan musuh kenikmatan dunia adalah penderitaan dan sengsara lahir dan batin yang diperangi dunia sekuat tenaga. Meski demikian, baik di dunia maju, dunia berkembang maupun dunia belum maju, situasi dan kondisi bangsa masih tetap sama. Kitab Suci menyediakan santapan rohani. Terlebih lagi manusia dari zaman ke zaman senantiasa mendambakan hidup kekal. Kitab Suci menawarkan kepada kita: Roh Kudus, Roh Kehidupan, santapan rohani unluk hidup abadi. Dan Yesus Kristus sang sumber wahyu ilahi berjanji melalui Kitab Suci bahwa apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin manusia ke dalam seluruh kebenaran.
6 September
B. Thomas Tzugi, dkk - Martir
Thomas dilahirkan di Oimura, Jepang pada tahun 1571 dari sebuah keluarga Kristen. Kesaksian hidup para misionaris menarik hatinya; sebab itu sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang imam. Pada akhirnya, Thomas pun ditahbiskan sebagai imam dalam Serikat Yesus. Karya pastoralnya membuktikan bahwa Thomas sungguh seorang imam yang cerdas dan rajin. Ia seorang pengkotbah yang ulung dan fasih berbicara. Aksi penganiayaan terhadap umat Kristiani semakin hebat di tanah Jepang sehingga karya misi terhambat. Thomas mengungsi ke Makao, tetapi ia tak bisa bertahan lama di sana. Penderitaan dan sengsara yang diderita saudara-saudara seiman merobek hati sanubarinya. Ia mengambil keputusan untuk kembali dan bersama-sama berjuang melawan kekejaman penguasa setempat. Setibanya di Oimura ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara bersama dua orang kawannya. Setelah meringkuk selama tigabelas bulan lamanya dalam tahanan, pada tanggal 6 September 1627 mereka dibawa ke tempat hukuman mati. Dengan gagah perkasa dan semangat iman yang membara Thomas bersama kedua rekannya mendaki timbunan kayu yang telah disulut api, lambang salib Kristus. Kepada ribuan orang Thomas menyampaikan wejangan terakhir tentang Kristus. Banyak orang mencucurkan air mata mendengarkan khotbahnya yang berkobar-kobar disulut oleh api Roh Kudus Sendiri. Mereka menyaksikan Thomas wafat dengan cara yang amat ajaib.
Renungan:
Tubuh Beato Thomas Tzugi dan kawan-kawan dibakar hangus; tubuh sekian banyak martir lain disiksa, dianiaya, disalibkan, dijadikan mangsa binatang buas. Tetapi, tubuh sejati yang diciptakan Tuhan, lain daripada yang lain, yakni tubuh rohani yang ajaib.
7 September
St. Regina, Perawan dan Martir
Regina adalah puteri Klemens, seorang kafir di kota Alice, Bungundia. Regina diserahkan kepada seorang inang pengasuh sebab ibunya meninggal dunia saat melahirkannya. Inang pengasuh yang beragama Kristen ini mendidik Regina sesuai dengan pendidikan Kristen. Akhirnya Regina memeluk dan mencintai agama Kristen. Sewaktu ayahnya mendengar bahwa puterinya telah menjadi seorang Kristen, ia tidak mau mengakui Regina sebagai anaknya. Regina tetap tinggal di bawah bimbingan ibu pengasuhnya. Ia bertumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Dan berkat iman Kristiani, kasih kepada Kristus pun bertumbuh semakin mesra dalam dirinya. Banyak pemuda tertarik kepada Regina dan ingin memperisterinya. Di antara mereka adalah Olybrius, gubernur kota Alice. Ia meminang Regina untuk dijadikan isterinya. Regina menolak lamaran Olybrius yang kafir. Ayah Regina, yang berharap akan status ekonomi yang lebih baik, mengusahakan segala daya upaya agar Regina menerima pinangan sang gubernur. Karena Regina tetap bersikukuh menolak, Olybrius menjadi amat murka. Ia menangkap dan memenjarakan Regina. Pada malam sebelum ia dihukum mati, Regina mendengar suara ajaib yang mengatakan bahwa ia akan segera bebas dari penjara. Keesokan harinya, sementara Regina hendak dipenggal kepalanya, sekonyong-konyong muncullah seekor burung merpati putih cemerlang yang hinggap di atas kepalanya. Banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu mengakui kesucian Regina dan bertobat. Sekejap kemudian tebasan pedang oleh para serdadu Olybrius menghantar Regina menyongsong Mempelai-nya pada tahun 286 di Autun, Perancis.
Renungan:
Telah tiba saatnya bagi Yesus dimuliakan, dapat diartikan sebagai telah tiba saat kebangkitan-Nya yang diantisipasi dengan masuk kota Yerusalem dengan jaya. Tetapi kebangkitan harus didahului dengan sengsara dan wafat di kayu salib. “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12:23-24). Seluruh umat manusia telah ditebus. “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32). Salah satu contoh yang amat transparan ialah Santa Regina. Bagaimana denganmu?
8 September
Kelahiran Santa Perawan Maria
Hari ini kita merayakan kelahiran Santa Perawan Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Ia termasuk suku Yehuda, dan berasal dari keluarga Raja Daud. Seperti fajar mendahului terbitnya matahari, demikian pula kelahiran Maria mewartakan kedatangan Kristus, sang Terang Dunia. Maria suci, bersih dari noda dosa sedari lahir, sebab ia dipilih menjadi Bunda Kristus, Penyelamat Dunia. Bagi Gereja umat Allah, kelahiran Santa Maria merupakan anugerah Allah; tahap-tahap keselamatan umat manusia telah semakin dekat.
Renungan:
Gereja merayakan kematian para kudus sebagai kelahiran baru mereka di surga. Hanya tiga peristiwa kelahiran di dunia fana ini yang dirayakan Gereja: kelahiran Yesus Kristus, kelahiran Santa Perawan Maria dan kelahiran Santo Yohanes Pembaptis; sebab mereka menyucikan dunia sejak awal mula hidup mereka di dunia ini. Maria dilahirkan penuh rahmat; ia adalah satu-satunya insan yang dilahirkan tanpa noda dosa. Pesta Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa kita rayakan setiap tanggal 8 Desember. Maria adalah tabernakel hidup bagi Sabda Allah yang menjadi manusia. Tuhan melibatkan iman dan kesediaan manusia untuk melaksanakan kehendak-Nya. Secara istimewa Santa Perawan Maria ikut ambil bagian dalam rencana ilahi. Adakah kita juga ikut ambil bagian dalam rencana ilahi dengan iman dan kesediaan kita?
9 September
St. Petrus Klaver, Pengaku Iman
Imam Yesuit asal Spanyol ini dilahirkan di Verdoa, Katalonia pada tahun 1580. Semasa mudanya ia belajar di Universitas Bafcel. Pada tahun 1601 ia menggabungkan diri dalam Serikat Yesus. Oleh pembesarnya, ia diutus ke kolose Montesione di Palma Mayoroa. Pada tahun 1610, semasa masih seminaris, ia minta dikirim ke Kartagena, Kolombia, pantai utara Amerika Selatan. Di kota inilah Petrus Klaver membaktikan seluruh sisa hidupnya untuk keselamatan para budak Negro yang malang. Pada tahun 1616, Petrus ditahbiskan menjadi imam. Ia mohon agar jangan dipindahtugaskan dan sejak itu Petrus menjadi “budak para budak” demi keselamatan mereka. Petrus mengabdikan diri baik di bidang kesehatan jasmani maupun rohani. Ia mewartakan Injil Kristus. Dalam kurun waktu 40 tahun karya pastoral, ia membaptis 300.000 orang, bukan saja para budak, melainkan juga para pelaut, pedagang serta pemimpin-pemimpin kota itu. Ia mengusahakan obat, makanan dan pakaian bagi mereka yang miskin dan membutuhkan. Tuhan menyertai Petrus dan karyanya. Banyak orang sakit disembuhkan. Mantolnya yang diselubungkan pada mereka yang sakit akan memancarkan harum semerbak yang dapat menyembuhkan mereka. Petrus sendiri harus terbaring sakit selama empat tahun lamanya sebelum akhirnya wafat pada tanggal 8 September 1654. Para pemimpin kota mengatur pemakamannya. Paus Leo XIII menyatakan Petrus Klaver sebagai santo pada 1888 dan mengangkatnya sebagai pelindung karya misionaris di kalangan kaum Negro.
Renungan:
Ziarah hidup St Petrus Klaver, Imam dan “hamba para hamba” memperlihatkan kekuasaan dan cinta kasih Tuhan. Kristus yang mulia tidak terikat pada ruang dan waktu. Ia dapat hadir di mana saja dan kapan saja. Dalam karya keselamatan St Petrus Klaver, Roh Kudus, Roh Kristus dan Bapa hadir dalam diri imam dan gembala umat-Nya di antara para budak belian dari Afrika melalui pewartaan Injil dan pelayanan sakramen-sakramen serta karya pastoral lainnya, merawat orang sakit, memberi makanan dan pakaian kepada mereka yang miskin papa. Banyak orang mengalami bahagia hidup di dunia fana ini karena masih ada orang yang memperhatikan mereka. Nubuat Nabi Yehezkiel, “Kamu akan Ku-berikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu” (Yehezkiel 36:26). Adakah kita juga terbuka pada karya Roh Tuhan itu?
10 September
St. Theodardus, Martir
Theodardus dilahirkan pada tahun 613. Pada tahun 662, ia ditahbiskan menjadi Uskup Tongres-Maastricht, Belanda. Uskup yang saleh ini menaruh belas kasihan kepada umatnya yang diperas oleh para tuan tanah dan pegawai pajak. Demi membela hak mereka, suatu hari pada tahun 670, ia pergi menghadap raja untuk mengadukan nasib mereka. Akan tetapi, dalam perjalanan ke pengadilan kerajaan, ia dibunuh dengan keji di sebuah tempat dekat Speyer, Jerman oleh kaki tangan kaum kaya. Theodardus dihormati sebagai martir karena usaha kerasnya memperjuangkan dan membela hak-hak Gereja.
Renungan:
Di kala merasa gersang dalam mempersiapkan diri menyambut Komuni Suci, bacalah satu dua ayat Kitab Suci. Bila tiada dapat memfokuskan perhatian selama kunjungan atau adorasi di hadapan Sakramen Mahakudus, bacalah Kitab Suci. Bila merasa letih lesu dan berbeban berat, bacalah Kitab Suci. Sabda Tuhan adalah surya kasih ilahi yang menguatkan kita. Kitab Suci adalah santapan iman kita. Yesus Allah penyelamat Wahyu Ilahi dan sumber segala wahyu, selama tiga tahun telah mewartakan Injil. Sebelum naik ke surga, Ia menyerahkan tugas perutusan-Nya kepada Gereja yang didirikan-Nya, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Markus 1:15). “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15).
11 September
St. Protus dan St. Hyasintus, Martir
Selama beberapa kurun waktu lamanya, kedua bersaudara ini bekerja di sebuah pertapaan di Mesir. Kemudian mereka pindah ke Roma. Di sana mereka bekerja sebagai pelayan pada seorang perempuan bangsawan bernama Eugenia, yang kelak dihormati sebagai santa. Pada masa kekaisaran Roma diperintah oleh Kaisar Gallieanus, umat Kristiani mengalami penganiayaan dan pembantaian keji. Kaisar menyuruh para prajuritnya menangkap serta memenggal kepala Protus dan Hyasintus. Peristiwa berdarah atas kedua bersaudara ini terjadi pada tahun 257. Pada tahun 1845, makam Hyasintus ditemukan dalam katakombe di Roma, sedangkan makam Protus ditemukan dalam keadaan kosong.
Renungan:
Barangsiapa mendengarkan atau membaca Kitab Suci, imannya akan bertumbuh dan berkembang luas. Setiap orang yang berdoa dengan Kitab Suci atau dengan kisah yang didengarnya lewat ceritera kudus, bertumbuh menjadi insan Kristiani dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Itulah yang dialami para katekumen sepanjang masa. Seperti juga yang dialami Santo Protus dan Santo Hyasintus yang telah dengan gagah berani mempertahankan iman akan Kristus.
12 September
Nama Tersuci Maria, Bunda Yesus
Menurut Santo Bernardus, nama “Maria” berkaitan dengan kata “Mare” yang berarti “laut”. Nama ini kemudian diabadikan dengan gelar kepada Maria sebagai “Stella Maris”, yang berarti “Bintang Laut”, sebagaimana dinyanyikan dalam hymne “Ave Bintang Laut, sungguh Maria Bunda Tuhan dan tetap Perawan, pintu gerbang surga”. Menurut pengalaman iman orang saleh ini, orang yang mengalami berbagai kesusahan dan kegelisahan akan terhibur apabila memandang bintang itu seraya menyebut nama Maria Bunda Yesus. Oleh karenanya, nama manis ini dihormati umat di seantero dunia, seperti sudah diramalkan Maria sendiri dalam “Magnificat”: “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia”.
Renungan:
Gereje Katolik mempunyai tradisi devosi kepada Santa Perawan Maria. Sebab Maria adalah Bunda Yesus, maka Maria adalah Bunda Allah. Maria dihormati lebih dari para malaikat dan para kudus. Sudah diramalkan oleh Maria sendiri sejak ia menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel, “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Lukas 1:48). Umat Katolik Indonesia termasuk umat yang mencintai Maria. Realita ini tidak terpisah dari pewartaan Injil di nusantara Indonesia. Nama yang paling disembah adalah nama Yesus, dan nama yang paling dihormati adalah nama Maria. Dan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia pasti berkat doa restu dari Maria Bunda Yesus.
13 September
St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Yohanes dilahirkan di Antiokhia pada tahun 344. Ia menempuh jalan hidup seorang rahib pertapa. Pada usia 40 tahun, ia ditahbiskan menjadi imam dan sepuluh tahun kemudian ditahbiskan menjadi Uskup Konstantinopel, kota kediaman kaisar pada masa itu. Yohanes amat fasih berkhotbah sehingga ia dijuluki Krisostomus atau “Mulut Emas”. Bakatnya didayagunakan untuk membela rakyat kecil dan mengecam cara hidup dan korupsi golongan elit. Akibatnya ia dibenci dan dibuang kalangan istana, bahkan hingga dua kali. Dalam pembuangan kedua ia wafat di Armenia pada tanggal 14 September 407.
Renungan:
Yesus menggambarkan hidup abadi manusia bagai hidup dan matinya sebiji gandum. Agar menghasilkan buah, biji gandum harus mati terlebih dahulu. Yesus sendiri sebagai Juruselamat dan Penebus Tunggal umat manusia telah mati sebagai biji gandum itu. Sengsara dan wafat-Nya mendatangkan rahmat dan berkat bagi segenap umat manusia sepanjang masa. Semua orang mendamba hidup kekal. Gereja kudus mewartakan kebenaran itu. Gereja selalu berdoa “Aku percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal.” Itulah salah satu buah keselamatan yang dihasilkan Yesus Kristus, “Biji Gandum Ilahi”. “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11:25). Segenap para kudus di surga mengalami menjadi biji gandum yang mati terlebih dahulu, baru masuk ke dalam surga. Mereka itu semua adalah rasul kita dalam hidup menggereja dan hidup bermasyarakat. Para kudus bukan saja dari masa tempo dulu, tetapi juga dari masa sekarang ini. Kiranya kita semua kelak akan bertemu dengan Santo Yohanes yang telah mempersembahkan jiwa raganya demi kerajaan Allah. Semoga kerajaan Allah terus berkembang.
14 September
Pesta Salib Suci
Pada tahun 627, dalam masa pemerintahan Kaisar Heraklius I dari Konstantinopel, Raja Persia berhasil menguasai kota Yerusalem dan merampas Salib Tuhan kita yang ditemukan pada abad keempat oleh St Helena (lihat: St Helena dan Salib Kristus). Kaisar Heraklius bertekad untuk merebut kembali Salib Tuhan bahkan meski ia harus menebus dengan nyawanya. Dengan pertolongan Tuhan, akhirnya Kaisar Heraklius berhasil memenangkan peperangan dan Salib didapatkannya kembali. Di Yerusalem, dengan jubah seorang miskin, kaisar mendaki Kalvari dengan salib di pundaknya untuk menempatkannya kembali di sana. Tuhan berkenan menyemarakkan peristiwa ini dengan banyak mukjizat.
Renungan:
O crux ave, spes unica. Salam o salib, harapan esa. Gereja merayakan Pesta Salib Suci sebab Kristus ditinggikan di salib. Yesus menderita dan wafat di salib demi keselamatan segenap umat manusia. Dengan salib-Nya Ia mengalahkan dosa dan menaklukkan maut. Sebab itu, salib bagi kita bukan lagi tanda penghinaan, melainkan tanda kemenangan. Salib menjadi pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita. Salib akan bersinar di langit pada saat Kristus kembali dengan kemuliaan-Nya. Kita menandai diri dengan Tanda Salib sambil berharap akan mengambil bagian dalam kemuliaan dan kebahagiaan Kristus. Tetapi bersediakah kita mengikuti Kristus dengan memikul salib penderitaan dan penghinaan?
15 September
SP Maria Bunda Dukacita
Devosi kepada SP Maria Bunda Dukacita sudah lama ada dalam Gereja. Paus Pius VII menetapkan perayaannya sejak tahun 1817. Sehari sesudah Pesta Salib Suci kita mengenangkan dukacita Bunda Maria hingga di puncak Kalvari atau Golgota. Pesta Maria Bunda Dukacita mengingatkan kita betapa Maria masih tetap berdukacita sebab derita dan sengsara yang dialami oleh Gereja Putranya di dunia ini. Hendaklah kita berpacu dalam kasih dan devosi kepada Maria Bunda Dukacita.
Renungan:
Memang anugerah menjadi Bunda Penebus merupakan suatu kehormatan. Tetapi bukan tanpa dukacita. Sejak awal, Maria sudah mendengarnya dari Simeon di kenisah Yerusalem. Yesus akan menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan di antara bangsanya sendiri. Iri hati dan benci dendam kaum Farisi dan para ahli Taurat terhadap PutraNya. Maria mendengar berita bagaimana PutraNya ditangkap dan ikut ambil bagian dalam drama Jumat Agung dari istana Pilatus hingga di puncak Gunung Kalvari atau Golgota. Sengsara dan wafat Putranya. Tak ada kata yang dapat melukiskan betapa yang dialami Maria sebagai Mater Dolorosa, Bunda Dukacita. Namun demikian, Maria tetap tabah setiap pada perannya.
Dukacita Maria dirangkum oleh Gereja dalam Tujuh Dukacita:
1. Dukacita karena nubuat Simeon di kenisah.
2. Dukacita karena pengungsian ke Mesir.
3. Dukacita karena hilangnya Yesus di kenisah Yerusalem.
4. Dukacita saat berjumpa Yesus di jalan salib.
5. Dukacita saat Yesus wafat disalibkan.
6. Dukacita saat lambung Yesus ditikam dan jenazah-Nya diturunkan dari salib.
7. Dukacita saat Yesus dimakamkan.
Itulah konsekuensi Maria demi ikrarnya kepada malaikat Tuhan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38).
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|