YESAYA
(YESus SAyang saYA)
Juni 2010
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12
MANUSIA JATUH DALAM DOSA
dari meditasi: B. Anna Katharina Emmerick, (1774 - 1824)
... Aku melihat Adam di bukit yang bermandikan cahaya di mana Allah telah membentuk perempuan dari tulang rusuk Adam sementara ia tidur lelap. Adam berdiri seorang diri di bawah pepohonan, tenggelam dalam ucapan syukur dan rasa takjub. Aku melihat Hawa dekat Pohon Pengetahuan, seolah hendak melewatinya, dan bersama Hawa binatang yang sama yang terlebih cerdik dan aktif dari sebelumnya. Hawa terpikat oleh ular, ia bergirang atasnya. Ular itu berlari memanjat Pohon Pengetahuan hingga kepalanya sejajar dengan kepala Hawa. Lalu bergelayut pada batang pohon dengan kaki-kaki belakangnya; ular menjulurkan kepala ke arah kepala Hawa dan mengatakan kepadanya bahwa, jika ia memakan buah pohon itu, ia tak akan lagi berada di bawah perbudakan, ia akan menjadi bebas, dan mengerti bagaimana berkembang biaknya bangsa manusia akan dilaksanakan. Adam dan Hawa telah menerima perintah untuk berkembang-biak dan bertambah banyak, tetapi aku tahu bahwa mereka belum mengetahui bagaimana Allah menghendaki hal itu terjadi. Aku melihat juga bahwa andai mereka mengetahuinya, dan meski demikian berdosa kendati pengetahuan itu, Penebusan tak akan dimungkinkan. Hawa sekarang menjadi lebih berpikir. Tampaknya ia tergerak oleh keinginan akan apa yang dijanjikan ular. Sesuatu yang merendahkan martabat merasukinya. Hal itu membuatku risau. Hawa memandang Adam, yang masih berdiri tenang di bawah pepohonan. Hawa memanggilnya dan Adam pun datang.
Hawa mulai datang untuk menemuinya, tetapi berbalik kembali. Ada suatu kegalauan, suatu kebimbangan dalam gerakannya. Lagi ia mulai, seolah bermaksud melewati pohon, tetapi sekali lagi ia ragu, menghampiri pohon dari sisi kiri, dan berdiri di baliknya, tersembunyi oleh daun-daunnya yang panjang dan lebar. Pohon itu lebih besar di bagian atas daripada bagian bawahnya, dan cabang-cabangnya yang lebar dan berdaun rimbun merunduk di atas tanah. Tepat dalam jangkauan Hawa, tergantung setandan buah yang sungguh indah menawan.
Dan sekarang Adam datang mendekat. Hawa menarik lengan Adam dan menunjuk pada binatang yang berbicara itu, dan Adam mendengarkan perkataannya. Ketika Hawa merangkulkan lengannya pada lengan Adam, Hawa untuk pertama kali menyentuh Adam. Adam tak menyentuh Hawa, tetapi cahaya yang menyelubungi mereka menjadi suram.
Aku melihat binatang itu menunjuk pada buah, tetapi Adam tidak pergi memetiknya untuk Hawa. Tetapi ketika keinginan muncul dalam hati Hawa, Adam memetik dan memberikan kepada Hawa buah yang di tengah dan yang paling elok dari kelima buah dalam tandan.
Dan sekarang aku melihat Hawa mendekati Adam dan menawarkan buah kepadanya. Andai Adam menolaknya, dosa tak akan terjadi. Aku melihat seolah buah terbelah dalam tangan Adam. Adam melihat gambar-gambar di dalamnya dan seolah kepada Adam dan Hawa diajarkan apa yang mereka tidak sepatutnya tahu. Bagian dalam buah berwarna merah darah dan penuh serat. Aku melihat Adam dan Hawa kehilangan cahaya mereka dan menyusut keluhurannya. Seolah matahari terbenam. Binatang itu merayap turun dari pohon, dan aku melihatnya lari dengan keempat kakinya.
Aku tidak melihat buah dimasukkan ke dalam mulut seperti yang biasa kita lakukan apabila menyantap makanan, melainkan buah itu lenyap di antara Adam dan Hawa.
Aku melihat bahwa sementara ular masih berada di pohon, Hawa berdosa sebab persetujuannya dengan pencobaan....
Kisah selengkapnya silakan baca:
mistikus, stigmatis, visionaris (1774 - 1824)
ADAM DAN KRISTUS
oleh: St. Petrus Krisologus, Uskup (406 - ±450)
 Rasul yang kudus mengatakan kepada kita bahwa bangsa manusia berasal-muasal dari dua manusia, Adam dan Kristus; dua manusia yang sama dalam jasmani namun tidak sama dalam jasa, sepenuhnya sama dalam struktur ragawi namun sama sekali berbeda dalam hakekat keberadaannya. Manusia pertama, Adam, demikian katanya, menjadi makhluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan.
Adam pertama dijadikan oleh Adam terakhir, dari Siapa ia juga menerima jiwanya, yang menghidupkannya. Adam terakhir dibentuk oleh tindak-Nya Sendiri; Ia tak harus menanti hidup diberikan kepada-Nya oleh orang lain, melainkan Dia satu-satunya yang dapat memenangkan hidup bagi semua. Adam pertama dibentuk dari debu tanah, Adam yang kedua datang dari rahim murni Sang Perawan. Dalam kasus Adam pertama, tanah diubah menjadi daging; dalam kasus Adam kedua, daging ditinggikan ke tingkat ilahi.
Apalah lagi yang perlu dikatakan? Adam kedua memeteraikan gambaran-Nya pada Adam pertama ketika Ia menciptakannya. Itulah sebabnya mengapa Ia mengenakan pada Diri-Nya peran, serta nama, dari Adam pertama, yakni agar Ia tidak kehilangan apa yang telah dijadikan-Nya seturut gambaran-Nya Sendiri. Adam pertama, Adam terakhir; yang pertama mempunyai awal, yang terakhir tidak mengenal akhir. Adam terakhir sungguh adalah yang pertama; sebagaimana dikatakan-Nya sendiri: Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Aku adalah Yang Awal, yakni, Aku tak mempunyai awal. Aku adalah Yang Akhir, yakni, Aku tak mempunyai akhir. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Tanah ada sebelum buahnya, tetapi tanah tidak seberharga buahnya. Tanah menuntut susah payah dan kerja keras; buahnya memberikan rejeki dan hidup. Nabi dengan tepat membanggakan buah ini: Tanah kita telah menghasilkan buah. Dan apakah gerangan buah ini? Buah ini disebutkan dalam tempat lain: Buah tubuhmu akan Ku-dudukkan di atas takhtamu. Manusia pertama, kata Rasul, berasal dari tanah dan milik dunia; manusia kedua berasal dari surga dan milik surga.
Manusia yang dijadikan dari tanah adalah gambaran dari mereka yang milik dunia; manusia yang dari surga adalah gambaran dari mereka yang milik surga. Bagaimanakah mereka yang terakhir ini, kendati bukan milik surga menurut kelahirannya, namun menjadi milik surga, orang-orang yang tidak tinggal dalam keadaan mereka menurut kelahiran, melainkan berkanjang dalam keadaan mereka yang baru menurut kelahiran? Alasannya adalah, saudara-saudara, bahwa Roh surgawi, melalui penanaman terang-Nya secara misterius, memberikan kesuburan pada rahim yang perawan. Roh melahirkan sebagai manusia milik surga, mereka yang oleh leluhur duniawi mereka dilahirkan sebagai manusia milik dunia dalam keadaan yang malang; Roh memberi mereka keserupaan dengan Pencipta mereka. Sekarang, kita telah dilahirkan kembali, dijadikan kembali dalam gambaran Pencipta kita, jadi sepatutnyalah kita menggenapi apa yang diperintahkan Rasul: Sama seperti kita telah memakai rupa dari manusia dunia, marilah kita juga memakai rupa dari manusia surgawi.
Sekarang kita telah dilahirkan kembali, sebagaimana telah aku katakan, dalam keserupaan dengan Tuhan kita dan sungguh telah diangkat oleh Allah sebagai anak-anak-Nya, marilah kita mengenakan gambaran sempurna Pencipta kita agar kita sepenuhnya sama seperti Dia, bukan dalam kemuliaan sebagaimana yang hanya dimiliki-Nya Sendiri, melainkan dalam ketakberdosaan, kesahajaan, kelemah-lembutan, kesabaran, kerendahan hati, belas kasihan, keharmonisan, segala sifat yang Ia pilih untuk menjadi satu dengan kita.
|
“Adam dan Hawa, terpedaya oleh dusta Setan, melanggar perintah Allah dengan mengambil buah misterius. Mereka menggantikan sikap percaya dalam Kasih dengan kecurigaan dan persaingan; sikap menerima dan penuh harap dari Yang Lain dengan hasrat berkuasa dan berbuat seturut kehendak hati, dan sebagai konsekwensinya, mereka mengalami kegelisahan dan ketidakpastian. Bagaimanakah manusia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh cinta diri ini dan membuka diri untuk mengasihi?
~ Paus Benediktus XVI
|
HAWA DAN MARIA
oleh: Saint Irenaeus, Uskup (125-202)
 Tuhan, masuk ke dalam ciptaan-Nya Sendiri dalam bentuk yang kelihatan, dengan ditopang oleh ciptaan-Nya Sendiri yang keberadaannya Ia topang. Ketaatan-Nya di pohon salib memutarbalikkan ketidaktaatan di pohon di Taman Eden. Kabar baik kebenaran yang dimaklumkan oleh seorang malaikat kepada Maria, seorang perawan yang dipertunangkan dengan seorang calon suami, menghapuskan dusta keji yang membujuk rayu Hawa, seorang perawan yang dipertunangkan dengan seorang calon suami.
Hawa terpedaya oleh perkataan seorang malaikat dan karenanya melarikan diri dari Allah setelah melanggar Sabda-Nya. Pada gilirannya, kepada Maria disampaikan kabar sukacita oleh perkataan seorang malaikat, dan ia mengandung Allah dalam ketaatan pada Sabda-Nya. Hawa diperdaya dan jatuh ke dalam ketidaktaatan kepada Allah; Maria menjadi pembela dari perawan Hawa.
Kristus menggabungkan semuanya menjadi satu, dengan mengenakan semuanya pada Diri-Nya Sendiri. Kristus memaklumkan perang melawan musuh kita, meremukkan dia yang pada mulanya telah menjadikan kita tawanan melalui Adam, dan menginjak-injak kepalanya, sesuai Sabda Allah kepada iblis sebagaimana dicatat dalam Kitab Kejadian: Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
Keturunan yang akan meremukkan kepala ular adalah Dia yang dilahirkan dalam keserupaan dengan Adam, dari seorang perempuan, sang Perawan. Inilah keturunan yang dibicarakan oleh Paulus dalam surat kepada jemaat di Galatia: Hukum Taurat berlaku sampai datang keturunan yang dimaksud oleh Janji itu. Ia menunjukkan ini bahkan dengan terlebih jelas dalam surat yang sama ketika ia mengatakan: Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus PutraNya, yang lahir dari seorang perempuan. Musuh tak akan dikalahkan secara adil jika Penakluk-nya tidak dilahirkan dari seorang perempuan, sebab melalui seorang perempuanlah ia mendapatkan kuasa atas manusia pada mulanya, dan memposisikan diri sebagai musuh manusia.
Itulah sebabnya mengapa Tuhan memaklumkan diri sebagai Anak Manusia, Dia yang memperbaharui dalam Diri-Nya manusia pertama dari siapa bangsa manusia yang dilahirkan dari perempuan dibentuk; dan sebagaimana oleh kekalahan satu orang, bangsa manusia jatuh ke dalam belenggu maut, demikian pula oleh kemenangan satu orang, kita akan dibangkitkan untuk hidup kembali.
|
“Betapa ajaiblah belas kasih-Mu terhadap kami. Sungguh tak ternilai cinta kasih-Mu sampai mengorbankan PutraMu untuk menyelamatkan kami. Memang dosa Adam diperlukan agar dapat dilebur dengan wafat Kristus. Sungguh menguntungkanlah dosa karena mendatangkan Penebus yang seagung dan semulia itu.”
~ Pujian Paskah
|
KEMENANGAN SALIB: ADAM DAN KRISTUS, HAWA DAN MARIA
oleh St Yohanes Krisostomus, Uskup (349 - 407)
 Kalian telah melihat kemenangan-Nya yang jaya, kemenangan salib yang luar biasa. Sekarang, akan aku katakan kepada kalian sesuatu yang bahkan lebih luar biasa lagi, yaitu cara dengan mana Ia mencapai kemenangan-Nya, maka kalian akan terlebih lagi takjub. Kristus menaklukkan iblis dengan mempergunakan sarana dan senjata yang sama seperti yang dipergunakan iblis untuk menang. Akan aku katakan kepada kalian bagaimana hal ini terjadi.
Lambang jatuhnya manusia ke dalam dosa adalah seorang perawan, sebatang pohon dan maut. Perawan itu adalah Hawa (sebab ia belum mengenal laki-laki); lalu pohon itu; dan maut adalah hukuman bagi Adam. Ketiga tanda kebinasaan kita ini, yaitu perawan, pohon dan maut, menjadi tanda kemenangan kita.
Sesudah Hawa ada Maria; sesudah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, ada kayu salib; sesudah kematian Adam, ada wafat Kristus.
Sekarang, dapatkah kalian melihat bahwa iblis ditaklukkan dengan sarana yang tepat sama seperti yang ia pergunakan untuk menang? Dengan pohon, iblis menjatuhkan Adam, dan dengan pohon salib Kristus mengalahkan iblis. Pohon pertama menurunkan manusia ke bumi, tetapi pohon kedua memanggil kembali mereka yang telah diturunkan. Pohon pertama menguburkan manusia, yang telanjang dan tertawan; pohon kedua memaklumkan sang Pemenang yang telanjang kepada seluruh dunia.
Kematian yang pertama mendatangkan kutuk atas mereka yang dilahirkan sesudahnya, tetapi kematian yang kedua membangkitkan bahkan mereka yang dilahirkan sebelumnya. Siapakah gerangan yang sanggup mengungkapkan kuasa Allah? Walau mati, kita menjadi abadi. Demikianlah kemenangan luar biasa salib. Mengertikah kalian sekarang mengenai kemenangan itu dan cara bagaimana kemenangan itu dicapai?
Sekarang perhatikan bagaimana kemenangan ini dicapai tanpa upaya ataupun susah payah kita sendiri. Kita tidak menodai satu senjata pun, atau berdiri di medan pertempuran, atau menderita luka-luka, atau melihat pertempuran, namun demikian kita memenangkan pertempuran. Ini adalah pertempuran Allah, tetapi bagi kitalah mahkotanya. Dan karena kemenangan ini adalah kemenangan kita, marilah kita bersikap bagaikan prajurit-prajurit dan mengangkat suara sukacita memadahkan sorak-sorai atas kemenangan kita. Marilah kita memuliakan Allah dengan berseru: Maut lenyap ditelan kemenangan. Wahai maut, di manakah kemenanganmu? Wahai maut, di manakah sengatmu?
Semua ini merupakan hasil gemilang salib. Salib adalah piala kita yang diangkat demi melawan setan, pedang kita melawan dosa, dan pedang yang dipergunakan Kristus untuk menikam si ular. Salib adalah kehendak Bapa, kemuliaan Putra Tunggal, sukacita Roh Kudus, kebanggaan para malaikat, jaminan Gereja, yang diwartakan Paulus, kubu para kudus, dan terang bagi seluruh dunia.
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: yesaya.indocell.net”
|