Ziarah Iman bersama Para Kudus:
Juli
16 Juli
St. Perawan Maria dari Gunung Karmel
Tarekat Karmel ini didirikan sekitar tahun 1155 oleh Bertold dari Kalabria. Sebelumnya Bertold telah mendirikan sebuah kapela kecil di atas Gunung Karmel. Di sana ia bersama rekan-rekannya mengadakan ibadat khusus untuk menghormati Santa Perawan Maria. Pada masa itu sudah ada sebuah pertapaan di sana. Anggota-anggotanya melanjutkan tradisi yang berpangkal pada praktek Nabi Elia dan para muridnya. Bertold menetap di Gunung Karmel dan bersama rekan-rekannya menyatukan diri dalam suatu perkumpulan Biara Santa Perawan Maria. Ordo Karmel menyebar ke Barat hingga ke Inggris. Ordo ini kemudian disahkan oleh Sri Paus pada tahun 1245.
Renungan:
Gunung Karmel mengandung makna sebagai tempat pertemuan antara surga dan bumi, antara Tuhan dan manusia. Makna ini berawal dari kisah tentang Nabi Elia. Peristiwa di atas Gunung Karmel menjadi bukti bahwa Tuhan Allah Israel sungguh ada dan berkarya atas hidup manusia (I Raj 18:20-46). Kemudian berkembanglah tradisi pertapaan yang dimulai oleh Nabi Elia dan murid-muridnya. Orang Kristen mendirikan kapela untuk menghormati Santa Perawan Maria. Kelompok pertapaan diserahkan kepada perlindungan Santa Perawan Maria. Maria adalah “Gunung Karmel” sebab melalui Maria, Allah menjelma menjadi manusia. Yesus bersabda, “Siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Jadi, setiap persekutuan hidup yang melaksanakan kehendak Allah berperan sebagai Gunung Karmel, di mana Allah bertemu dengan manusia.
17 Juli
St. Alexis, Pengaku Iman
Putra bangsawan kelahiran Roma ini menghabiskan 17 tahun masa hidupnya di Edessa, Syria. Ayahnya seorang bangsawan yang kaya raya. Alexis kabur dari rumah orangtuanya menjelang pernikahannya, sebab ia ingin mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kemudian, Alexis hidup sebagai pertapa dan pengemis di Edessa. Ia biasa meminta-minta di gerbang Gereja Santa Maria. Ia tekun berdoa dan bermatiraga. Setelah 17 tahun tinggal di Edessa, Alexis kembali ke Roma. Ia datang sebagai pengemis di istana ayahnya. Namun semua anggota keluarganya tidak mengenalinya lagi sebab kondisi tubuhnya yang kurus kering. Setelah Alexis meninggal dunia, barulah sanak keluarganya mengetahui hal itu dari sepucuk surat yang ditinggalkannya.
Renungan:
Allah memanggil orang kepada kekudusan dengan berbagai cara. Dari yang normal dan wajar hingga yang dianggap aneh dan eksentrik. Salah satu contoh dari cara yang dianggap aneh ini adalah yang dilakukan oleh Alexis. Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Roma. Namun ia meninggalkan keluarga dan hartanya, lalu hidup sebagai pertapa dan pengemis. Sebagai pertapa, Alexis tekun berdoa. Doa yang biasa diucapkannya adalah, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Allah, karena Engkau telah memanggil aku dan menggerakkan hati banyak orang untuk memberi aku sedekah demi nama-Mu. Selesaikanlah dalam diriku pekerjaan luhur yang telah Engkau mulai.” Yang menarik, semua dilakukannya dengan sungguh hati dalam terang iman dan penghayatan rohani.
18 Juli
St. Simforosa bersama Putera-puteranya, Martir
Pada abad kedua, pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus, terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Di antara orang-orang itu terdapat Santa Simforosa bersama ketujuh puteranya: Kresensius, Yulianus, Nemensius, Primitivus, Yustinus, Stakteus dan Eugenius. Simforosa terlebih dahulu ditangkap dan ditenggelamkan ke dalam sungai setelah dianiaya secara keji. Beberapa hari kemudian ketujuh puteranya pun ditangkap, dianiaya dan dibunuh karena mengakui diri sebagai orang Kristen dan menolak mempersembahkan korban kepada dewa-dewi kafir.
Renungan:
St Paulus mengatakan, “Demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1-3). Ada dua makna. Pertama, umat Kristiani diajak untuk mengarahkan seluruh dirinya, jiwa dan raga, untuk pengabdian kepada Allah. Janganlah kamu menyesuaikan dirimu dengan dunia, tetapi berubahlah menjadi manusia yang berbudi baru sehingga kamu sanggup membedakan apa yang dikendaki Allah, apa yang baik, apa yang berkenan kepada-Nya, dan apa yang sempurna. Kedua, raga menjadi sarana untuk memuliakan Allah. Hal ini dilakukan oleh para martir, termasuk Santa Simforosa dan putera-puteranya. Mereka menyelamatkan iman dengan mengorbankan tubuh. St Paulus sangat positif mengenai tubuh. Katanya, “...tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” (I Kor 6:19). Namun tubuh hanya menjadi bait Roh Kudus apabila tubuh tunduk pada kehendak Roh. Sebab tubuh itu lemah. Roh-lah yang menguatkan. Keinginan tubuh harus tunduk dan dikendalikan oleh kehendak Roh karena Roh terarah kepada Allah. Maka peliharalah tubuhmu dengan semangat Roh. Janganlah manfaatkan tubuh untuk kenikmatan sesaat, melainkan untuk memuji dan memuliakan Allah.
19 Juli
St. Aurea, Martir
Aurea lahir dalam sebuah keluarga Islam pada tahun 856. Gadis muslim ini di kemudian hari memilih memeluk agama Kristen. Setelah suaminya meninggal dunia, ia masuk biara. Oleh seorang anggota keluarganya, Aurea dilaporkan kepada tokoh-tokoh Islam di Kota Kordoba, Spanyol. Karena dianggap murtad, Aurea ditangkap dan dipenggal kepalanya, lalu mayatnya dibuang ke Sungai Guadalquivir.
Renungan:
Kebaikan Tuhan tiada terbatas
Ia memiliki tangan yang panjang
yang dapat merengkuh semua orang yang datang ke pelukan-Nya.
~ Dante Aliehieri
Menjadi Kristen tidak dilihat dari asal muasalnya. Dari mana pun ia sebelumnya, itu tidak penting. Yang terpenting ialah bagaimana ia hidup sebagai seorang Kristen. Santa Aurea berasal dari keluarga non-Kristen. Setelah suaminya meninggal dunia, ia memilih masuk biara. Ia rindu menjalani hidup sebagai seorang Kristen dengan cara yang terlebih khusuk. Akibatnya jelas. Hidup sebagai seorang Kristen meresikokan dirinya. Tetapi, karena iman akan kebangkitan, derita kematian dianggap sebagai jalan mewujudkan iman. Pengorbanan tidaklah sia-sia. Yesus adalah pemimpin semua orang kepada keselamatan, kesempurnaan. Umat Kristiani percaya bahwa kebangkitan merupakan dasar bagi keselamatan umat manusia. Karena wafat dan kebangkitan-Nya, Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Karena wafat dan kebangkitan-Nya, bukan saja manusia diampuni, tetapi neraka dan maut ditaklukkan oleh rahmat kebangkitan yang dijanjikan bagi semua orang yang percaya. Dengan iman kebangkitan itu, seorang Kristen akan berhasil mengatasi segala kesulitan.
20 Juli
Elia, Nabi Allah
Elia orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, hidup pada abad ke-9 sebelum Masehi. Ia seorang nabi besar dan pembela iman akan Allah yang Mahaesa. Dikisahkan, ia tidak mati tetapi dalam angin badai diangkat ke surga dengan kereta berapi yang ditarik kuda-kuda berapi, sehingga diharapkan Elia akan datang kembali pada akhir zaman. Di Gunung Karmel, Elia membuktikan kebesaran Allah-nya dibandingkan dengan Baal. Masing-masing pihak menaruh korban di atas altar persembahan lalu menunggu apakah Allah orang Israel atau Baal yang paling besar. Ternyata hanya Allah Israel, yang disembah oleh Nabi Elia, turun dan membakar korban persembahan. Ternyata hanya Allah Israel yang kuat dan perkasa.
Renungan:
Nabi Elia naik ke Gunung Karmel dan bertemu dengan Allah. Kitab Suci kerap menggambarkan gunung sebagai tempat pertemuan antara Allah dan manusia. “Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus." Secara fisik gunung merupakan tempat sunyi di mana orang mendapatkan keheningan untuk berdoa. Orang sering mendaki gunung guna memperoleh kesegaran dan semangat baru. Orang membutuhkan semacam pertukaran suasana untuk itu. Yang penting, gunung menjadi tempat di mana orang melepaskan kepenatan dan berdoa. Bertemu dengan Allah memang tidak harus di atas gunung. Tetapi perjalanan bertemu dengan Allah ibarat perjalanan mendaki gunung; dibutuhkan perjuangan dan upaya. Kadangkala kita tersesat, lalu kita mencari kembali jalan yang benar, menjejaki kembali jalan setapak yang telah dilalui. Ketekunan dan keterbukaan membawa kita bertemu dengan Allah.
21 Juli
Daniel, Nabi Allah
Daniel hidup sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. la termasuk keluarga bangsawan Yahudi. Ketika Yerusalem jatuh ke tangan Babilonia pada tahun 587 sebelum Masehi, Daniel dan sejumlah pemuda terpilih dari keturunan bangsawan Yahudi dibawa ke Babilonia untuk melayani raja. Dalam Kitab Suci diceritakan banyak kisah tentang Daniel, antara lain Daniel di dalam gua singa.
Renungan:
Kebesaran Allah dan kemuliaan-Nya nampak pada para penghuni surga. Kebahagiaan (= visio beatifica) nampak dalam wajah para kekasih Allah di surga. Mereka memandang Allah, maka seluruh pribadi dipenuhi dengan kemuliaan dan kebesaran Allah. Persekutuan dengan Allah dalam alam adikodrati itu membuat segala kebutuhan jasmani manusia tidak diperlukan lagi. Santo Yohanes dalam Kitab Wahyu melukiskan, “Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Wahyu 22:5).
Kemuliaan Allah hadir dalam diri Daniel. Karena permufakadan para pejabat yang iri padanya, Daniel dijebloskan ke dalam gua singa. Namun, singa-singa tidak mengusiknya. Sebab itu Raja Darius pun memaklumkan, “Di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allah-nya Daniel, sebab Dia-lah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.” Apa yang dicapai Daniel dan juga St Yohanes merupakan sebuah perjalanan panjang, latihan yang terus-menerus, belajar dari kesalahan demi kesalahan, upaya menghindarkan diri dari ilusi, pemurnian diri, pengujian diri. Jika seseorang mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan Allah (visio beatifica), ujilah dia dengan buah-buah Roh: apakah ia menghayati cinta kasih atau popularitas diri, pengorbanan atau kekayaan.
22 Juli
St. Maria Magdalena, Pelayan Yesus
Maria berasal dari desa Magdala. Sebagian orang beranggapan, ia sama dengan Maria dari Betania, saudara Marta dan Lazarus. Maria terhitung sebagai salah seorang perempuan berdosa yang bertobat. Ia kemudian menjadi pengikut Yesus yang setia sampai wafat-Nya di kayu salib. Berita kebangkitan Yesus disampaikan para malaikat kepada beberapa perempuan. Tetapi, Maria Magdalena adalah satu-satunya perempuan yang beroleh berkat pertama kali berjumpa dengan Yesus setelah kebangkitan-Nya dari kubur (Yoh 20:11-18).
Renungan:
Maria Magdalena adalah orang pertama yang berjumpa dengan Yesus setelah Ia bangkit. Cinta sajalah yang memungkinkan semuanya itu. Cinta membuat orang dapat melihat sisi positif dari suatu pengalaman yang tidak menyenangkan. Ketika melihat kubur kosong, Yohanes, murid terkasih, percaya bahwa Kristus telah bangkit. Semula Maria tidak mengenali Yesus. Ia mengira Yesus adalah tukang kebun atau orang yang mengambil jenazah Yesus. Ketika Ia yang dikira tukang kebun itu memanggil namanya, “Maria!” tersentaklah Maria. Ia pun menjawab, “Rabuni!” artinya Guru. Yesus mengenal Maria. Ia tahu namanya, tahu isi hatinya, tahu siapa dirinya, tahu masa lalu dan rencana hidupnya. Yesus mengenal Maria. Maria pun mengenal Yesus. Yesus sudah bangkit, dan Maria percaya. Hanya cinta yang memungkinkan orang melihat sisi positif dari sebuah pengalaman.
23 Juli
St. Brigita, Biarawati
Brigita dilahirkan di Vadstena, Swedia, pada tahun 1303. la berasal dari keluarga bangsawan Swedia. Ketika usianya 13 tahun, Brigita dinikahkan dengan Pangeran Ulfo. Mereka dikaruniai delapan orang anak. Salah seorang anaknya di kemudian hari dikenal sebagai Santa Katarina dari Swedia. Setelah suaminya meninggal dunia pada tahun 1344, Brigita masuk Biara Cistersian di Alvastra. Dalam biara ia menjalani cara hidup rohani yang keras sementara mendampingi Raja Magnus II dan permaisurinya. Raja memberinya sebidang tanah untuk pembangunan pusat Biara Brigittin yang didirikan Brigita demi menghormati Yesus Kristus Sang Penebus. Brigita wafat pada tanggal 23 Juli 1373 di Roma. Paus Bonifasius IX (1389-1404) memberinya gelar santa pada tahun 1391.
Renungan:
Seorang laki-laki memperhatikan seorang kakek berusia 80 tahun sedang sibuk menanam pohon buah-buahan. Keheranan, laki-laki ini pun bertanya, “Bukankah Bapak tidak berharap dapat makan buah dari pohon ini?” Sang kakek menoleh, bertopang pada cangkulnya, lalu berkata, “Tidak pada usia saya; saya tahu saya tidak akan pernah makan buah dari pohon ini. Tapi sepanjang hidup saya, saya telah menikmati buah-buahan dari pohon yang tidak saya tanam sendiri. Saya hanya hendak membalas kebaikan orang lain yang telah menanam pohon-pohon itu untuk saya.” Kita menikmati buah karya para pendahulu kita. Karya-karya baik telah diwariskan kepada kita sejak dari Kristus. Kini tugas itu diserahkan kepada kita. Kitalah yang wajib melanjutkannya.
24 Juli
St. Kristina, Perawan dan Martir
Ayah Kristina Bolsena bernama Urbanus, seorang gubernur. Urbanus seorang kafir yang kerap menganiaya orang-orang Kristen. Kristina sering mennyaksikan kekejaman ini dan ia amat kagum akan keberanian dan keteguhan hati orang-orang Kristen. Hal ini membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai kekhasan iman Kristen. Akhirnya, tanpa sepengetahuan ayahnya, Kristina pun memeluk agama Kristen. Begitu mengetahui hal ini, ayahnya sangat murka. Ia memaksa Kristina untuk mengingkari dan meningkalkan agama Kristen. Karena dengan teguh hati menolak, Kristina dipenggal kepalanya dan gugur sebagai martir pada tahun 300.
Renungan:
Apakah kekristenanmu adalah pilihan? Dan bukan sekedar warisan? Jika kamu seorang Kristen hanya karena warisan, maka kekristenanmu belum lulus ujian. Orang harus sampai pada keyakinan bahwa menjadi Kristen adalah pilihannya. Karena pilihan diyakini sebagai kebutuhan pribadi, orang akan membela kekristenannya. la membela bukan demi agama Kristen itu sendiri, tetapi karena menjadi Kristen adalah pilihan yang diambilnya. Santa Kristina telah sampai pada tahap itu. Kekristenannya bukan sekedar label, tetapi hidup. Ia berani menentang ayahnya yang kafir. la didera oleh ayahnya yang memaksanya untuk meninggalkan ajaran Kristen. Tetapi, dengan teguh St Kristina membela pilihan hidupnya. Membela pilihan secara suka rela dan tulus hati menjadi kebanggaan, harga diri, dan kekuatan hidup.
25 Juli
St. Yakobus, Rasul
Yakobus adalah anak Zebedus, saudara Yohanes. Yesus memanggil Yakobus bersama adiknya, Yohanes. Bersama Petrus dan Yohanes, Yakobus termasuk dalam tiga orang rasul yang senantiasa menyaksikan perisitiwa khusus atas Yesus. Misalnya di Gunung Tabor dan peristiwa sakratul maut di Taman Zaitun. Yakobus mewartakan Injil di Yudea dan Samaria. la memaklumkan Kristus dan Injil-Nya sampai ke Spanyol. Sekembalinya dari Yerusalem, atas perintah Raja Herodes Agripa I, ia dijatuhi hukuman pancung sekitar tahun 43 atau 44 (Kis 2:2). Yakobus sangat dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol. Tempat ini menjadi tempat ziarah termashyur sejak abad ke-9.
Renungan:
Seorang anak muda belajar pada seorang seniman terkenal yang menghasilkan jendela-jendela kaca yang sangat indah di mana-mana. Murid baru tak dapat menyamai keahlian seniman. Pada suatu hari si murid meminjam alat-alat gurunya. Pikirnya, dengan meminjam alat-alat itu ia akan menjadi sama seperti gurunya. Sesudah beberapa minggu, murid itu datang kepada gurunya, "Guru, saya tidak dapat melakukan lebih baik meski menggunakan alat-alat guru." Sang guru menjawab, "Bukan alat-alat itu yang engkau butuhkan, melainkan semangat gurumu." Pisau di tangan seorang pembunuh akan mencari urat leher, tetapi pisau di tangan seorang ahli masak akan menghasilkan makanan yang lezat. Siapa yang duduk di kiri atau kanan Yesus tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh Allah yang Mahaadil. “Hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.”
26 Juli
St. Anna dan St. Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria
Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus Kristus, Putra Allah. Dikenal sebagai keturunan Raja Daud. Mereka berdua setia dan tekun mengamalkan iman dengan mengasihi dan mengabdi Allah dan sesama. Sebab itu, mereka didapati layak di hadapan Allah untuk ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Kehidupan St Anna tidak diceritakan dalam Injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Kisah itu secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lama tentang Hana, ibunda Samuel. St Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan yang sibuk mengurus keluarga. Pada tahun 50, orang-orang Kristen di Yunani mendirikan sebuah basilika khusus di Konstantinopel demi menghormati St Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada St Anna di seluruh Gereja pada tahun 1584.
Renungan:
Dalam tradisi umat Kristen pada abad kedua, nama St Anna sangat dihormati. Sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak kunjung henti berdoa dan berharap agar dikaruniai seorang anak. Cukup lama mereka menanti. Setiap tahun pasangan kudus ini berziarah ke bait Allah di Yerusalem untuk berdoa. Anna berikrar, jika Tuhan berkenan menganugerahkan seorang anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkannya kembali kepada Allah. Suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi St Anna yang sudah lanjut usia untuk menyampaikan kabar gembira, “Tuhan berkenan mendengarkan doamu. Engkau akan melahirkan seorang anak perempuan yang akan mendatangkan sukacita besar bagi seluruh dunia!” Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak perempuan yang manis menawan. Mereka menamainya Maria (= Maryam). Bagi Anna, Maria merupakan buah rahmat Allah. Kelahiran Maria menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupan keluarga mereka. Sebuah pesan sederhana: persembahkanlah segala apa yang engkau peroleh kepada Allah. Allah-lah yang akan mengatur segalanya untuk kehidupan.
27 Juli
St. Pantaleon, Martir
Pantaleon berasal dari Nikomedia, Asia Kecil. la seorang tabib. Tingkah lakunya yang buruk menyebabkan ia hidup dalam kegelisahan. Tuhan Penyelamat membuat hati nurani yang tidak tenteram penuh gelisah menjadi jalan keselamatan. Imam Hermalaus menghantar Pantaleon kepada hidup yang baru dengan mengajarkan ajaran-ajaran Kristen sampai ia bertobat dan menjadi seorang Kristen sejati. Hidup lama ditinggalkannya; dosa-dosa digantikan dengan perbuatan-perbuatan baik. Pada masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus, Pantaleon ditangkap dan disiksa lalu dipenggal kepalanya.
Renungan:
Mgr. Tihamer Toth menulis bahwa dengan hambatan dan kesulitan, Tuhan bukan hanya membuat Gereja-Nya semakin kuat, tetapi la melimpahkan penghiburan dan menumbuhkan keberanian. “Kristus tidak akan pernah membiarkan perahu Petrus tenggelam,” katanya. Santo Pantaleon merupakan satu contoh hidup yang jelas dari perjalanan Gereja. Imannya membuat Allah meneguhkan dia. Ia menerima guncangan dan tentangan sebagai seorang saksi iman Gereja.
Gereja berkembang apabila ia dihambat; ia menang apabila ia ditindas; ia semakin berkembang apabila ia dibuang; ia tetap berdiri tegak apabila ia nampaknya sudah kalah. Santo Hilarius mengatakan hal itu pada abad ke-4 ketika Gereja mengalami tantangan berat dan Gereja sudah membuktikan kebenaran perkataannya.
28 Juli
St. Nasarius dan St. Selsus, Martir
St. Victor dan St. Innosensius, Paus dan Martir
|
|
Nasarius & Selsus
|
Paus Innosensius I
|
Nasarius putera seorang Yahudi bernama Afrikanus. Ibunya seorang Kristen bernama Perpetua. Nasarius menjadi Kristen mengikuti ibunya dan di kemudian hari, ia diutus Paus Linus mewartakan Injil di Galia, Perancis.
Selsus adalah pemuda pertama yang menerima ajaran Kristen, buah pertama pewartaan di Galia. la menjadi teman sekerja yang ulung dan berdedikasi tinggi. Keduanya dijatuhi hukuman mati karena membela iman kepada Yesus Kristus.
Victor dilahirkan di Afrika Utara dan memimpin Gereja sebagai Paus pada tahun 189. Ia wafat sebagai martir pada masa pemerintahan Kaisar Septianus Severus pada tahun 199.
Innosensius dilahirkan di Albano dekat Roma. Ia dipilih menjadi paus dengan suara bulat pada tahun 401. Ia harus menyelamatkan Gereja di Roma dari bahaya serangan bangsa Goth dan melawan ajaran sesat Pelagianisme, yang menyangkal adanya rahmat untuk mencapai keselamatan kekal.
Renungan:
Janji Yesus mengenai pertolongan Roh Kudus memang pasti. Tetapi, itu bukan berarti tanpa sengsara dan penderitaan. Salib merupakan bagian dari hidup umat Kristen. Yesus bersabda, “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” Sebab itu, seorang Kristen harus waspada dan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Bantuan dan berkat Allah justru datang lewat sikap yang bijaksana dan hati yang tulus. Ketika kamu sudah tidak sanggup lagi berbicara, Roh Kudus Sendiri yang akan berbicara. Kemartiran dalam dunia modern tidak harus dengan darah. Segala masalah harus dihadapi dengan keteguhan iman, kerendahan hati, dan terus-menerus melahirkan buah-buah Roh dan kebajikan-kebajikan. Kemartiran modern lebih berupa upaya untuk menyelamatkan manusia.
29 Juli
St. Marta, Perawan dan Sahabat Yesus
Marta adalah saudari Maria dan Lazarus. Ketiga bersaudara itu sering menyambut kedatangan Yesus di rumah mereka di Betania. Ketika Lazarus jatuh sakit dan meninggal dunia, Maria dan Marta mengirim pesan kepada Yesus. Yesus meneguhkan mereka dan berkata, “Aku-lah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati....” Marta memang kurang memahami apa yang dikatakan Yesus, namun ia percaya, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkau-lah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
Renungan:
Pastilah keluarga Marta, Maria dan Lazarus sudah bersahabat karib dengan Yesus. Marta berbicara kepada Yesus sebagai sahabatnya. “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Yesus menegur Marta karena sibuk melayani dan kurang memperhatikan hal-hal rohani, sementara Maria lebih memperhatikan hal-hal rohani. Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Menurut Yesus, Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil darinya. Kritik Yesus ini berlaku juga untuk orang Kristen. Kita cenderung menjadi praktis-pragmatis. Yang penting hasil apa dan bagaimana. Sedangkan apakah itu perlu dan dibenarkan dari sudut pandang prinsip dan moral, sering kita abaikan.
30 Juli
St. Petrus Krisologus, Pengaku Iman
Sejak masa mudanya, Petrus Krisologus sudah menjabat sebagai Uskup Ravena. Ia sangat menentang ajaran sesat yang disebarkan oleh Eutiches, yang menyangkal kemanusiaan Kristus. Semula ia meminta dukungan Gereja dari Uskup Petrus. Dengan bijaksana Uskup Petrus menanggapi, “Demi perdamaian dan iman, sebaiknya kita menyebarkan ajaran iman dengan Sri Paus selaku pemimpin tertinggi Gereja. Sebaliknya, Petrus Krisologus menentang gagasan Eutiches dan mendesaknya untuk mengakui serta mengimani rahasia “Penyelamatan Kristus” dan semua kebenaran iman yang diajarkan oleh Gereja. Santo Petrus Krisologus wafat di Imola, tanah kelahirannya, pada tahun 450.
Renungan:
Yesus mengetahui ajaran-ajaran sesat dalam segala zaman. Pada zaman-Nya, Ia sebut sebagai ragi orang Farisi dan Herodes. “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes,” tegas Yesus. Ajaran sesat bisa saja mempengaruhi orang Kristen. Ini telah terjadi sepanjang sejarah manusia. Orang yang mudah terpengaruh adalah orang yang kurang imannya. Yesus menegur mereka karena membawa bekal iman yang sedikit, yang akan sangat rentan terhadap pengaruh ajaran sesat. Yesus menyebutnya sebagai ragi. Ragi biasanya mempengaruhi seseorang dari dalam. Sebab itu, orang harus tetap terbuka kepada bimbingan Roh Kudus agar dapat membedakan apa yang baik, apa yang jujur, apa yang berkenan kepada Allah. Paus dengan ajarannya yang tidak dapat salah (infalible) selalu terbuka pada bimbingan Roh Kudus.
31 Juli
St. Ignatius dari Loyola, Imam
Ignatius dilahirkan di Loyola, Spanyol pada tahun 1491. Pada usia 30 tahun Ignatius menarik diri dari karier militer untuk melayani Tuhan. la mengumpulkan beberapa teman dan membentuk kelompok religius. Pada tahun 1541, Paus Paulus III merestui kelompok Ignasian ini, yang kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama Serikat Yesus. Ignatius diangkat sebagai pemimpin pertama. la memimpin serikat selama 15 tahun. Sebelum wafatnya pada tanggal 31 Juli 1556, Ignatius menyaksikan keberhasilan ordonya dalam mengabdi kepada Tuhan. Ada duabelas propinsi di serikatnya dengan 1000 imam dan kira-kira 100 biara dan kolese. lgnatius dinyatakan `beato' oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609 dan dinyatakan `santo' oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Ignatius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922.
Renungan:
Paulus menghubungkan kebebasan insani dengan semangat cinta kasih yang meresapi segala tingkah-laku demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan semua orang. “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Hal ini hanya mungkin dalam kebebasan cita-cita dan harapan, sebab Kristus telah datang membebaskan manusia dari segala perbudakan. Karya Yesus ini dilanjutkan oleh Santo Ignatius Loyola. Bersama sahabat-sahabatnya, ia mendirikan Ordo Yesuit, sebuah ordo yang kini aktif tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan cita-cita setinggi langit demi kemuliaan Tuhan (Ad Mayorem Dei Gloriam) dan demi keselamatan semua orang. Hendaklah kita juga mengikuti teladan Ignatius dan melayani Sang Guru ilahi dengan sebaik-baiknya.
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|