Bab 2
Yesus di Perbatasan Sidon dan Tirus


Yesus berangkat dari Ono bersama para murid ke tengah tempat baptis yang ada di atas Betabara dan seberang Gilgal. Di sana Ia mengijinkan Andreas, Saturnin, Petrus dan Yakobus untuk membaptis. Himpunan besar orang banyak datang dan pergi, dan dengan demikian membangkitkan kegemparan baru di kalangan kaum Farisi. Mereka mengirimkan surat-surat kepada para tua-tua di semua sinagoga di segenap penjuru negeri, memerintahkan mereka untuk menyerahkan Yesus di manapun Ia mungkin ditemukan, menahan para murid, menginterogasi mengenai ajaran-ajaran mereka, dan menjatuhkan hukuman atas mereka. Akan tetapi Yesus, disertai oleh hanya segelintir murid, meninggalkan tempat pembaptisan dan melanjutkan perjalanan melintasi Samaria dan Galilea di perbatasan Tirus. Para murid sisanya berpisah dan pulang ke rumah mereka. Kira-kira pada waktu yang sama, Herodes memerintahkan para prajurit untuk menggiring Yohanes ke Callirrhoe, di mana ia memenjarakannya sekitar enam minggu lamanya dalam sebuah kubah di kastilnya. Kemudian, ia membebaskannya.

Sementara Yesus, bersama segelintir murid, menyeberangi Lembah Esdrelon dalam perjalanan melintasi Samaria, lewatlah Bartolomeus. Pulang ke Debbaseth dari baptisan Yohanes, ia bertemu dengan beberapa murid; Andreas berbicara antusias kepadanya mengenai Tuhan. Bartolomeus mendengarkan dengan sukacita dan hormat. Andreas, yang sukacitanya menambahkan jumlah orang-orang pandai ke dalam bilangan para murid, pergi kepada Yesus dan berbicara kepada-Nya mengenai Bartolomeus yang rindu mengikuti-Nya. Tepat pada saat itu, Bartolomeus lewat. Andreas menunjuk dia bagi Yesus yang, menatap sekilas Bartolomeus, mengatakan kepada Andreas: "Aku mengenalnya; ia akan mengikuti Aku. Aku melihat yang baik dalam dirinya, dan Aku akan memanggilnya pada waktunya." Bartolomeus tinggal di Debbaseth tak jauh dari Ptolomais. Ia adalah seorang penulis. Aku melihatnya bertemu Tomas tak lama sesudahnya, kepada siapa, pada gilirannya, ia berbicara mengenai Yesus dan kepada siapa ia mengungkapkan kecondongan hatinya.    

Yesus harus menanggung kemelaratan hebat dalam perjalanan yang dilakukan terburu-buru ini. Saturnin, atau salah seorang dari para murid, telah menghutang sekeranjang roti. Beberapa kali aku melihat Yesus mencelupkan roti yang keras itu ke dalam air agar dapat memakannya. Di Tirus Ia bermalam di sebuah penginapan dekat gerbang di bagian daratan kota. Ia telah datang dari pegunungan yang tinggi. Tirus adalah sebuah kota yang sangat besar. Bagi seorang yang melihat dari puncak yang tinggi, kota itu tampak seolah tergantung pada sebuah gunung dan sebentar lagi dalam bahaya runtuh. Yesus tidak masuk ke dalam kota. Ia tinggal di sepanjang tembok di sisi daratan di mana tak ada begitu banyak orang. Temboknya sangat tebal. Di dalamnyalah penginapan dibangun, dan di atasnya melintas sebuah jalanan. Yesus mengenakan sehelai jubah kecoklatan dan mantol wol putih. Ia pergi ke sana dan ke sini, tetapi hanya ke rumah-rumah kaum miskin yang dibangun dalam tembok. Saturnin dan seorang murid lain telah datang bersama Yesus ke Tirus. Petrus, Andreas, Yakobus Muda, Tadeus, Natanael Chased, dan semua murid yang bersama-Nya dalam pesta perkawinan di Kana menyusul. Mereka berkelana dalam kelompok-kelompok terpisah dan menemui Yesus di rumah pertemuan Yahudi yang terletak di bagian lain Tirus, di mana terdapat sebuah kanal lebar yang pinggirnya ditumbuhi pepohonan. Di rumah pertemuan ini, yang terhubung dengan sebuah sekolah, terdapat sebuah taman pemandian yang besar, yang turun bahkan ke air yang memisahkan bagian kota ini dari tanah daratan. Taman pemandian ini dikelilingi oleh sebuah tembok yang di dalamnya terdapat pagar dari perdu yang dipangkas dalam berbagai bentuk. Di tengah taman terdapat sebuah serambi terbuka dengan tiang-tiang yang mempunyai banyak lorong dan apartemen-apartemen kecil; sekelilingnya adalah waduk pemandian yang luas penuh air mengalir. Di tengahnya ada sebuah pilar dengan anak-anak tangga dan pegangan-pegangan tangan, dengan mana orang dapat turun ke dalam air ke kedalaman berapa pun. Tempat ini dihuni oleh kaum Yahudi lanjut usia yang dipandang rendah karena agama atau asal-usul mereka, meski mereka adalah orang-orang yang baik dan saleh.

Sungguh menyentuh hati melihat Yesus menyalami para murid saat kedatangan mereka. Ia lewat di antara mereka mengulurkan tangan-Nya, pertama kepada yang satu, lalu kepada yang lain. Mereka penuh hormat dan percaya, sebab mereka menganggap-Nya sebagai suatu Makhluk yang luar biasa, yang adikodrati. Mereka meluap dalam sukacita tak terkira melihat-Nya kembali. Ia menyampaikan kepada mereka suatu pengajaran panjang; sesudahnya mereka menceritakan kepada-Nya segala yang terjadi atas mereka. Mereka makan bersama yang terdiri dari roti, buah, madu, dan ikan yang dibawa para murid bersama mereka.

Para murid, sebagian di Yerusalem, sebagian di Gennabris, diinterogasi oleh kaum Farisi di hadapan pertemuan besar yang membicarakan Yesus, ajaran-ajaran dan rancangan-rancangan-Nya, dan hubungan mereka sendiri dengan-Nya. Mereka dianiaya dalam berbagai cara. Sekali aku melihat Petrus, Andreas, dan Yohanes dengan tangan terbelenggu, akan tetapi suatu upaya kecil merontokkan belenggu mereka, seolah karena suatu mukjizat. Mereka lalu diijinkan pulang ke rumah dalam damai.

Yesus menguatkan mereka untuk tetap teguh dan mengatakan kepada mereka untuk mulai semakin membebaskan diri dari pekerjaan sampingan mereka dan menyebarluaskan, sejauh mereka mampu, ajaran-Nya di kalangan masyarakat di wilayah mereka. Ia menambahkan bahwa Ia akan segera bersama mereka kembali, dan bahwa Ia akan memulai kembali pewartaan-Nya di hadapan publik ketika Ia telah menggabungkan diri kembali bersama mereka di Galilea.

Sesudah keberangkatan para murid, di sekolah taman pemandian Yesus menyampaikan pengajaran dan nasehat di hadapan suatu himpunan besar laki-laki, perempuan dan anak-anak. Ia berbicara mengenai Musa, mengenai para Nabi, dan mengenai dekatnya kedatangan Messias. Ia menyampaikan tafsiran kepada mereka mengenai makna masa kekeringan yang menimpa negeri pada masa Elia, doa sang Nabi memohon hujan, munculnya awan, dan hujan yang turun, dan Ia menunjukkan bagimana semua ini segera akan diwujudnyatakan. Ia berbicara juga mengenai air dan pemurnian, menyembuhkan banyak mereka yang sakit, dan memerintahkan mereka untuk menerima baptisan Yohanes. Ia menyembuhkan banyak anak laki-laki yang dibawa kepada-Nya dalam usungan-usungan. Ia membenamkan beberapa dari antara mereka, dengan menatang pada lengan-lengan mereka, ke dalam air; Saturnin telah menuangkan ke dalamnya sedikit air yang telah diberkati Yesus yang dicurahkannya dari sebuah botol. Dua murid membaptis anak-anak ini. Ada anak-anak lelaki lainnya yang menjelang dewasa, yang masuk ke dalam waduk dan, dengan berpegangan pada tiang, membenamkan diri di bawah air, dan dengan cara ini mereka dibaptis. Aku perhatikan di sini bahwa beberapa situasi tidak seperti yang biasanya aku lihat pada peristiwa-peristiwa yang demikian. Banyak dari kaum dewasa harus tinggal berdiri di kejauhan. Upacara berlangsung hingga menjelang malam.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dari Penutupan Paskah Pertama          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama