Bab 13
Kurban Roti dan Anggur Melkisedek


Aku sering melihat Melkisedek bersama Abraham. Ia menampakkan diri kepada Abraham dengan cara yang sama seperti para malaikat pada waktu-waktu yang berbeda. Sekali peristiwa ia memerintahkan Abraham untuk mempersiapkan suatu kurban rangkap tiga merpati dan burung-burung lain, dan ia bernubuat perihal Sodom dan Lot. Ia mengatakan kepada Abraham bahwa ia akan datang lagi kepadanya untuk kurban roti dan anggur, dan ia menyatakan kepadanya juga apa yang harus ia minta dalam doa kepada Allah. Abraham bersikap penuh hormat di hadapan Melkisedek, dan ia dengan antusias menantikan kurban yang dijanjikan. Sebagai persiapan untuk itu, ia mendirikan sebuah altar yang sangat indah dan mengelilinginya dengan anjang-anjang. Ketika hampir tiba waktunya untuk kurban roti dan anggur, Melkisedek mengirimkan para utusan untuk memerintahkan Abraham menyiarkan kedatangan Melkisedek dan memaklumkannya sebagai Raja Salem. Abraham keluar menyongsongnya. Ia berlutut di hadapan Melkisedek dan menerima berkatnya. Ini terjadi di sebuah lembah sebelah selatan lembah subur yang terbentang menuju Gaza.

Melkisedek datang dari wilayah di mana sesudahnya Yerusalem berdiri. Ada padanya seekor binatang yang amat gesit berwarna abu-abu. Binatang itu berleher pendek lebar, dan ia dibebani muatan di kedua sisinya. Di satu sisi terdapat sebuah bejana anggur, yang datar pada sisi yang menempel pada hewan beban; di sisi lainnya, terdapat sebuah kotak berisi barisan-barisan roti yang datar bebentuk oval, juga Piala yang sesudahnya aku lihat dipergunakan pada Perjamuan Malam Terakhir untuk penetapan Sakramen Mahakudus. Piala itu mempunyai cawan-cawan berbentuk tong-tong kecil. Bejana-bejana ini bukan dari emas ataupun perak, melainkan transparan seolah dari batu-batu berharga berwarna kecoklatan. Bejana-bejana ini tampak bagiku tidak dibuat oleh manusia, melainkan tampak seolah bertumbuh. Kesan yang ditimbulkan oleh Melkisedek serupa dengan yang ditimbulkan Tuhan semasa hidup-Nya dalam pengajaran. Melkisedek seorang yang amat jangkung dan ramping, luar biasa lembut dan tulus. Ia mengenakan sehelai jubah panjang yang begitu putih dan berkilau hingga mengingatkanku akan jubah putih Tuhan pada saat Transfigurasi-Nya. Jubah putih Abraham tampak kumal dibandingkan dengan jubahnya. Ia mengenakan juga sebuah ikat pinggang dengan huruf-huruf serupa dengan yang kemudian dikenakan oleh para imam Yahudi, dan seperti mereka kepala Melkisedek diselubungi dengan sebuah mitra gothic kecil selama kurban. Rambutnya kuning kemilau bagai helaian-helaian panjang sutera yang berkilau-kilau dan wajahnya bercahaya.   

Setibanya Melkisedek, ia mendapati Raja Sodom telah bersama Abraham dalam kemahnya, dan sekelilingnya banyak orang dengan binatang-binatang, karung-karung dan peti-peti. Semuanya sangat khidmad dan khusuk, penuh hormat terhadap Melkisedek yang kehadirannya membangkitkan ketakjuban. Ia melangkah ke altar yang serupa tabernakel, di mana ia menempatkan Piala. Ada juga sebuah ceruk di dalamnya, aku pikir untuk kurban. Abraham telah menempatkkan di atas altar tulang-tulang Adam yang ada pada Nuh dalam bahtera. Sekarang mereka berdoa di hadapannya agar Allah menggenapi Janji yang diucapkan-Nya kepada Adam mengenai Messias yang akan datang. Di atas altar Melkisedek pertama-tama menghamparkan sehelai taplak merah, yang ia bawa bersamanya, dan di atasnya sehelai taplak putih transparan. Upacara itu mengingatkanku akan Misa Kudus. Aku melihat Melkisedek mengunjukkan roti dan anggur, mempersembahkan, memberkati dan memecah-mecahkan. Ia memberikan kepada Abraham Piala yang sesudahnya dipergunakan pada Perjamuan Malam Terakhir agar ia dapat minum darinya. Semua orang lainnya yang hadir minum dari bejana-bejana kecil yang diedarkan oleh Abraham dan tokoh-tokoh yang paling disegani. Roti juga diedarkan dalam potongan-potongan yang lebih besar dari yang dibagikan dalam Komuni Kudus pada masa-masa awal. Aku melihat potongan-potongan ini bercahaya. Roti ini hanya diberkati, tidak dikonsekrasikan. Para malaikat tidak dapat mengkonsekrasikan. Semua yang ikut ambil bagian dalam perjamuan dipenuhi hidup baru dan dihantar lebih dekat kepada Allah.

Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada Abraham; roti dan anggur ini lebih bercahaya dari yang diterima mereka yang lain. Abraham beroleh darinya kekuatan yang besar dan energi iman yang begitu rupa hingga di kemudian hari atas perintah Allah, ia tidak ragu mengurbankan anak yang dijanjikan kepadanya. Ia bernubuat dalam kata-kata ini: “Ini bukan apa yang diberikan Musa kepada kaum Lewi di Sinai.” Aku tidak tahu apakah Abraham juga mempersembahkan kurban roti dan anggur, tetapi aku tahu bahwa Piala dari mana ia minum adalah sama dengan yang dipergunakan Yesus pada penetapan Sakramen Mahakudus.

Ketika Melkisedek saat kurban roti dan anggur memberkati Abraham, ia pada saat yang sama mentahbiskan Abraham sebagai seorang imam. Atas Abraham ia mengucapkan kata-kata: “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku. Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek. TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal.

Melkisedek menumpangkan tangannya atas Abraham dan Abraham menyampaikan persepuluhan kepadanya. Aku mengerti makna mendalam dari pemberian sepersepuluhan oleh Abraham sesudah pentahbisannya. Tetapi alasan kepentingannya, aku tidak lagi ingat. (Lihat Ibrani 7)

Aku juga melihat bahwa Daud, ketika menyusun Mazmur ini, mendapat suatu penglihatan mengenai tahbisan Abraham oleh Melkisedek, dan bahwa ia mengulangi kata-kata terakhir secara nubuat. Kata-kata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku” mempunyai suatu makna khusus. Ketika generasi abadi Putra dari Bapa diperlihatkan kepadu dalam penglihatan, aku melihat Putra muncul dari lambung kanan Bapa sebagai suatu bentuk bercahaya yang dikelilingi oleh suatu segitiga, bagai Mata Allah digambarkan, dan di pojok atas aku melihat Roh Kudus. Tetapi, ini tak dapat diungkapkan dengan kata-kata!

Aku melihat bahwa Hawa muncul dari lambung kanan Adam, bahwa para Patriark membawa Berkat dalam lambung kanan mereka, dan bahwa mereka menempatkan anak-anak kepada siapa mereka menyampaikan Berkat di sisi kanan mereka. Yesus menerima tikaman tombak di lambung kanan-Nya, dan Gereja muncul dari lambung kanan yang sama. Ketika kita memasuki Gereja, kita masuk ke dalam lambung kanan Yesus, dan kita dalam Dia dipersatukan dengan Bapa SurgawiNya.

Aku pikir misi Melkisedek di dunia berakhir dengan kurban dan pentahbisan Abraham ini, sebab sesudah itu aku tidak melihatnya lagi. Piala beserta keenam cawannya ia serahkan kepada Abraham.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dosa dan Konsekwensinya        previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama