|
Roh Komuni
dari tulisan St. Petrus Yulianus Eymard
“Bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.” (Mzm 81:10)
Kasih Yesus Kristus mencapai puncak kesempurnaannya dan menghasilkan rahmat paling berlimpah dalam persatuan yang tak dapat diungkapkan kata-kata antara Kristus dengan jiwa dalam Komuni Kudus. Oleh sebab itu, lewat setiap hasrat akan kebajikan, kekudusan dan kesempurnaan yang diilhami oleh kesalehan, keutamaan-keutamaan dan cinta dalam kita, kita diperteguh untuk mengarahkan diri pada persatuan ini, dengan sering atau bahkan setiap hari menyambut Komuni.
Oleh sebab Komuni Kudus mendatangkan bagi kita rahmat, hasrat dan semangat untuk mempraktekkan segala keutamaan, semuanya itu merupakan buah dari tindakan Ilahi ini, maka seharusnyalah kita berusaha mendapatkan lebih banyak keuntungan melalui Komuni daripada melalui segala macam sarana lain untuk mencapai kekudusan.
Komuni Kudus haruslah menjadi pikiran yang menguasai akal budi dan hati kita. Komuni Kudus haruslah menjadi tujuan dari segala pemikiran, kesalehan, keutamaan; menerima Yesus haruslah menjadi tujuan serta perinsip hidup kita. Segala karya kita haruslah terarah pada Komuni sebagai akhir dan mengalir dari Komuni sebagai sumber.
Marilah kita hidup pantas agar kita beroleh manfaat dari menyambut Komuni seringkali atau bahkan setiap hari; singkat kata, marilah menyempurnakan diri kita agar dapat menyambut Komuni secara layak dan marilah kita hidup dengan pandangan yang terus-menerus tertuju pada Komuni Kudus.
Tetapi, mungkin kalian mengatakan bahwa ketiadaanmu dilingkupi oleh Kemahakuasaan Tuhan -- ah, tidak! Yang Mahakuasa, Raja Ilahi yang bertahta di surga, tidak mungkin hadir dalam Komuni Kudus. Tidakkah kalian mengerti bahwa Yesus telah menyamarkan Diri-Nya agar tidak menggentarkan kalian, agar kalian berani memandang-Nya dan datang mendekat pada-Nya?
Atau mungkin rasa ketidaklayakan kalian telah menjauhkan kalian dari Tuhan yang Mahakudus? Memang benar bahwa orang kudus yang terhebat, atau bahkan kerubim yang terkudus sekalipun, tidak layak menerima Hosti Ilahi…. Tetapi, tidakkah kalian mengerti bahwa Yesus menyembunyikan segala keagungan-Nya, menyembunyikan segala kekudusan-Nya, agar dapat menunjukkan kepada kalian hanya belas kasih-Nya saja? Tidakkah kalian mendengar bisikan lembut yang mengundangmu: “Datanglah kepada-Ku”? Tidakkah kalian merasakan mesranya Cinta Ilahi yang menarikmu bagaikan magnet? Bagaimanapun juga, bukanlah atas jasa-jasa kalian maka kalian memperoleh hak-hak kalian, bukan pula segala keutamaan kalian yang telah membukakan pintu Perjamuan bagi kalian; melainkan kasih Yesus.
“Tetapi saya hanya mempunyai sedikit saja kesalehan, sedikit saja cinta; bagaimana mungkin jiwa saya menerima Kristus jika jiwa saya itu demikian suam-suam kuku dan oleh karenanya begitu menjijikkan dan tak layak bagi-Nya?”
Suam-suam kuku? Ini lagi satu alasan mengapa kalian harus membenamkan diri lagi dan lagi ke dalam nyala api-Nya. Menjijikkan? Oh, tidak pernah bagi Gembala Yang Baik ini, bagi Bapa yang lemah lembut, bapa di atas segala bapa, ibu di atas segala ibu! Semakin kalian lemah dan sakit, semakin kalian membutuhkan pertolongan-Nya; bukankah roti memberi makan baik mereka yang kuat maupun yang lemah?
“Bagaimana jika saya merasa berdosa”?… Jika, setelah pemeriksaan batin, kamu tidak yakin secara moril, jika kamu tidak benar-benar yakin akan adanya suatu dosa berat, kamu boleh menyambut Komuni Kudus. Jika kamu mengampuni semua yang bersalah kepadamu, maka semua kesalahanmu pun telah diampuni. Mengenai segala kecerobohanmu sehari-hari, gangguan konsentrasi dalam doa, sikap dan tindakan akibat ketidaksabaranmu, kesombonganmu, cinta diri, demikian juga kejatuhanmu, karena kemalasanmu kamu lalai untuk segera menyingkirkan api pencobaan. Satukan semua tunas-tunas dosa Adam itu dan campakkanlah ke dalam api cinta kasih Ilahi. Segala yang diampuni Kasih telah sepenuhnya diampuni.
Ah, janganlah membiarkan dirimu dijauhkan dari Perjamuan Kudus oleh alasan-alasan yang sia-sia! Apabila kamu tidak hendak menyambut Komuni demi dirimu sendiri, maka sambutlah Komuni demi Yesus Kristus. Menyambut komuni demi Yesus Kristus berarti menghibur Hati-Nya yang Mahakudus dari sikap acuh tak acuh sebagian besar orang yang telah meninggalkan-Nya. Menyambut komuni berarti mengakui kebijaksanaan-Nya dalam menetapkan Sakramen santapan rohani ini. Menyambut komuni berarti membuka kekayaan harta pusaka rahmat berlimpah yang disediakan Yesus Kristus secara istimewa dalam Ekaristi agar Ia dapat mencurahkannya bagi umat manusia; tambahan pula, menyambut komuni berarti memberikan kepada cinta kasih sakramental-Nya kelimpahan hidup yang dirindukannya, kepada kebajikan-Nya kebahagiaan melakukan yang baik, kepada Raja Ilahi kemuliaan oleh karena melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sebab itu, dengan menerima Komuni, kalian menggenapi tujuan mulia Ekaristi Kudus; sebab jika tidak ada yang menyambut komuni, maka sumber rahmat Ilahi akan mengalir sia-sia, api kasih Ilahi tak akan membakar jiwa-jiwa; dan Raja Ilahi akan bertahta tanpa rakyat.
Komuni Kudus tidak saja memberi Yesus yang hadir secara sakramental kesempatan untuk memuaskan kasih-Nya; tetapi juga memberi-Nya suatu hidup baru yang akan Ia persembahkan bagi kemuliaan Bapa-Nya. Dalam kemuliaan-Nya sekarang, Kristus tidak lagi dapat memuliakan Bapa dengan cinta lewat kurban dan jasa. Tetapi dalam Komuni Ia akan masuk ke dalam manusia, bersatu dengannya, bersekutu dengannya. Dan sebaliknya, dengan persatuan yang mengagumkan ini umat Kristiani akan memberikan dirinya, hidup dan segenap kemampuannya, bagi Yesus yang mulia; ia akan memberi-Nya hak untuk menanamkan nilai-nilai keutamaan. Dengan demikian, melalui Komuni, umat Kristiani akan diubah menjadi serupa dengan Yesus Sendiri, dan Yesus akan hidup kembali dalam dia.
Sesuatu yang adikodrati akan terjadi dalam dia yang menyambut Komuni; ia akan berkarya dan Yesus akan memberinya rahmat dalam berkarya, ia akan menerima ganjarannya, tetapi Yesus yang akan dimuliakan. Yesus akan dapat berkata kepada Bapa-Nya: “Aku mengasihi Engkau, Aku mengagungkan Engkau, dan Aku masih menderita, hidup secara baru dalam anggota-anggota tubuh-Ku.”
Inilah yang menjadikan Komuni memiliki kuasa tertinggi: Komuni merupakan inkarnasi Yesus Kristus yang kedua dan yang abadi; antara Yesus Kristus dan pribadi yang bersatu dengan-Nya dalam suatu persekutuan hidup dan kasih; singkat kata, komuni merupakan hidup kedua bagi Yesus Kristus.
sumber : “The Spirit of Communion” from the Writings of St. Peter Julian Eymard; Saint Jean Baptiste Catholic Church - New York City; www.sjbrcc.org
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|