Pertolongan Santa Perawan Maria
Santa Perawan Maria dan St Karolus Borromeus
Andai aku mau, akan aku tunjukkan kepada kalian bahwa di segala jalan kehidupan ada banyak hamba luar biasa Santa Perawan. Akan aku tunjukkan kepada kalian, di antaranya, mereka yang meminta sedekah makanan mereka dari rumah ke rumah. Akan aku tunjukkan kepada kalian, di antaranya, mereka yang hidup dalam keadaan hidup yang nyaris sama dengan kebanyakan dari kalian. Akan aku tunjukkan kepada kalian, di antara mereka yang kaya, dan yang banyak jumlahnya juga. Kita baca dalam Injil bahwa Tuhan kita senantiasa memperlakukan orang dengan kelemah-lembutan yang luar biasa, terkecuali satu golongan orang yang diperlakukan-Nya dengan keras; mereka ini adalah kaum Farisi, dan mereka diperlakukan demikian sebab mereka tinggi hati dan berdegil dalam dosa. Mereka pastilah akan dengan suka hati, andai mereka dapat, menghalangi kegenapan kehendak Bapa. Lebih lagi, Tuhan kita menyebut mereka “kuburan yang dilabur putih, orang-orang munafik, ular-ular, keturunan ular beludak.”
Kita dapat mengatakan hal yang sama mengenai devosi kepada Santa Perawan Maria. Segenap umat Kristiani memiliki devosi yang kuat kepada Bunda Maria terkecuali mereka, para pendosa tua yang bertegar hati, yang telah begitu lama, kehilangan iman, berkubang dalam lumpur hawa nafsu mereka yang liar.
Iblis berusaha membelenggu mereka dalam keadaan kebutaan ini hingga saat itu kala maut membuka mata mereka. Ah! Andai saja mereka memiliki kebahagiaan untuk memohon pertolongan kepada Bunda Maria, pastilah mereka tidak akan terjerumus ke dalam neraka, seperti yang akan terjadi atas mereka! Tidak, anak-anakku terkasih, janganlah kita meneladani orang-orang yang demikian! Sebaliknya, marilah kita mengikuti jejak langkah mereka semua yang adalah para hamba sejati Maria. Termasuk dalam bilangan ini adalah St Karolus Borromeus, yang senantiasa mendaraskan rosarionya dengan berlutut. Lebih lagi, ia berpuasa di semua vigili pesta-pesta Santa Perawan. Ia begitu seksama menyalaminya saat lonceng Angelus berdentang, di manapun ia berada, ia berlutut, terkadang bahkan di tengah jalan yang penuh lumpur. Ia menghendaki seluruh umat di keuskupannya memiliki devosi yang kuat kepada Maria dan nama Maria diucapkan di manapun dengan hormat yang khidmad. Ia mendirikan sejumlah kapel yang dibangun demi menghormati Maria.
Jadi sekarang, saudara-saudaraku terkasih, mengapakah kita tidak meneladani para kudus besar ini yang mendapatkan begitu banyak rahmat dari Maria demi melindungi mereka dari dosa? Bukankah kita memiliki musuh yang sama untuk dilawan, surga yang sama yang kita harapkan? Marilah mengarahkan hati kita kepada Bunda Maria dan kita akan dibebaskan.
sumber : “The Service of The Blessed Virgin by Saint John Vianney”; www.jesus-passion.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net atas ijin Catholic Spiritual Direction.”
|