Jawaban Kuis tentang:
Santa Perawan Maria
Editor: P. Gregorius Kaha, SVD
JAWABAN
1.
|
Salah. Katekismus Gereja Katolik No. 489: Sepanjang Perjanjian Lama panggilan Maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati ketidaktaatannya, sejak awal sudah dijanjikan kepada Hawa bahwa ia akan mendapat turunan, yang akan mengalahkan yang jahat (bdk Kej 3:15), dan akan menjadi ibu semua orang hidup (bdk Kej 3:20).
|
2.
|
Salah. Katekismus Gereja Katolik No. 491: Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria, “dipenuhi dengan rahmat” oleh Allah (Luk 1:28), sudah ditebus sejak ia dikandung….
Katekismus Gereja Katolik No. 492: Bahwa Maria “sejak saat pertama ia dikandung, dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa” (LG 56), hanya terjadi berkat jasa Kristus: “Karena pahala Putranya, ia ditebus secara lebih unggul” (LG 53).
|
3.
|
Betul. Katekismus Gereja Katolik No. 493: Bapa-bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah “Yang suci sempurna” [panhagia]: mereka memuji dia sebagai yang “bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru” (LG 56). Karena rahmat Allah, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya.
|
4.
|
e. Katekismus Gereja Katolik No. 491: … dogma “Maria dikandung tanpa noda dosa”, yang diumumkan pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX:
“… bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal” (DS 2803).
|
5.
|
Salah. Katekismus Gereja Katolik No. 498: Kadang-kadang orang merasa bingung, karena Injil Markus dan surat-surat Perjanjian Baru tidak mengatakan sesuatu pun mengenai perkandungan Maria yang tetap perawan. Orang pun bertanya-tanya, apakah di sini kita tidak berhadapan dengan legenda atau gagasan teologis, yang tidak ada maksud historis. Untuk itu perlu dijawab: pada awal sejarah Kristen iman akan perkandungan yang perawan menimbulkan pertentangan, ejekan dan kurangnya pengertian pada orang yang bukan kristen, baik Yahudi maupun kafir (bdk. misalnya Yustinus, dial. 99,7; Origenes, Cels 1,32.69); jadi ia tidak dimotivasi oleh mitologi kafir atau oleh satu penyesuaian kepada ide zaman itu. Arti dari kejadian ini hanya dapat ditangkap oleh iman, yang melihatnya “atas dasar hubungan rahasia-rahasia itu sendiri antara satu sama lain” (DS 3016) dalam seluruh misteri Kristus, mulai dari penjelamaan-Nya menjadi manusia sampai dengan Paska. Sudah oleh santo Ignasius dari Antiokia diberikan kesaksian mengenai hubungan ini: “Bagi sang penguasa dunia ini keperawanan Maria dan persalinannya disembunyikan, demikian pula kematian Tuhan - tiga misteri yang berteriak dengan nyaring, yang terjadi dalam kesunyian Allah” (Eph 19,1) (bdk 1 Kor 2:8).
|
6.
|
Salah. Katekismus Gereja Katolik No. 499: Pengertian imannya yang lebih dalam tentang keibuan Maria yang perawan, menghantar Gereja kepada pengakuan bahwa Maria dengan sesungguhnya tetap perawan (bdk DS 427), juga pada waktu kelahiran Putera Allah yang menjadi manusia (bdk DS 291; 294; 442; 503; 571; 1880).
Katekismus Gereja Katolik No. 500: Kadang-kadang orang mengajukan keberatan bahwa di dalam Kitab Suci dibicarakan tentang saudara dan saudari Yesus (bdk Mrk 3:31-35; 6:3; 1 Kor 9:5; Gal 1:19). Gereja selalu menafsirkan teks-teks itu dalam arti, bahwa mereka bukanlah anak-anak lain dari Perawan Maria. Yakobus dan Yosef yang disebut sebagai “saudara-saudara Yesus” (Mat 13:55), merupakan anak-anak seorang Maria (bdk Mat 27:56) yang adalah murid Yesus dan yang dinamakan “Maria yang lain” (Mat 28: 1). Sesuai dengan cara ungkapan yang dikenal dalam Perjanjian Lama (bdk Kej 13:8; 14:16; 29:15), mereka itu sanak saudara Yesus yang dekat.
|
7.
|
Betul. Katekismus Gereja Katolik No. 507: Maria adalah perawan sekaligus bunda, karena ia adalah citra hakikat Gereja dan Gereja dalam arti penuh (bdk LG 63): Gereja, “oleh menerima Sabda Allah dengan setia pula - menjadi ibu juga. Sebab melalui pewartaan dan baptis, Gereja melahirkan bagi hidup baru yang kekal-abadi putera-putera yang dikandungnya dari Roh Kudus dan lahir dari Allah. Gereja pun perawan, yang dengan utuh-murni menjaga kesetiaan yang dijanjikannya kepada Sang Mempelai.
|
8.
|
Semua jawaban di atas. Katekismus Gereja Katolik No. 503: Keperawanan Maria menunjukkan bahwa Allah mempunyai prakarsa absolut dalam penjelmaan menjadi manusia. Yesus hanya mempunyai Allah sebagai Bapa (bdk Luk 2:48-49)….
Katekismus Gereja Katolik No. 504: Yesus dikandung dalam rahim Perawan Maria oleh Roh Kudus, karena Ia adalah Adam baru (1 Kor 15:45), yang membuka ciptaan baru: “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari surga” (1 Kor 15:47).
Katekismus Gereja Katolik No. 505: Oleh perkandungan yang perawan, Yesus, Adam baru, memulai kelahiran baru, yang dalam Roh Kudus membuat manusia menjadi anak-anak Allah melalui iman. “Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” (Luk 1:34) (bdk Yoh 3:9). Keikutsertaan dalam kehidupan ilahi datang “bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yoh 1:13).
Katekismus Gereja Katolik No. 506: Maria adalah perawan, karena keperawanannya adalah tanda imannya, “yang tidak tercemar oleh keraguan sedikit pun” (LG 63), dan karena penyerahannya kepada kehendak Allah yang tidak terbagi (bdk 1 Kor 7:34-35).
|
9.
|
Katekismus Gereja Katolik No. 495: Dalam Injil-Injil Maria dinamakan “Bunda Yesus” (Yoh 2:1; 19:25) (bdk Mat 13:55 dll). Oleh dorongan Roh Kudus, maka sebelum kelahiran Puteranya ia sudah dihormati sebagai “Bunda Tuhan-ku” (Luk 1:43). Ia, yang dikandungnya melalui Roh Kudus sebagai manusia dan yang dengan sesungguhnya telah menjadi Puteranya menurut daging, sungguh benar Putera Bapa yang abadi, Pribadi kedua Tirtunggal Mahakudus. Gereja mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya Bunda Allah. [Theotokos, Yang melahirkan Allah] (bdk DS 251).
Katekismus Gereja Katolik No. 468: Sesudah Konsili Kalsedon, beberapa orang menafsirkan kodrat manusiawi Kristus seperti semacam pribadi yang berdiri sendiri. Melawan mereka konsili ekumenis kelima yang berkumpul di Konstantinopel pada tahun 553 mengakui dalam hubungan dengan Kristus, “satu hupostatis [pribadi] ialah Tuhan Yesus Kristus, yang adalah satu dari Tritunggal Mahakudus” (DS 424).
Katekismus Gereja Katolik No. 503: “… [Ia adalah Putera] kodrati Bapa menurut keallahan, [Putera] kodrati Bunda menurut kemanusiaan, tetapi Ia adalah [Putera] Bapa yang sebenarnya dalam kedua-duanya” (Syn. Friaul 696: DS 619).
|
10.
|
Katekismus Gereja Katolik No. 490: Karena Maria dipilih menjadi bunda Penebus, “maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang sekian luhur” (LG 56). Waktu pewartaan, malaikat menyalaminya sebagai “penuh rahmat” (Luk 1:28). Supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah.
|
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|