Gelar Bunda Segala Bangsa
|
“Adam dan Hawa
menjual dunia demi sebuah apel; Putraku dan
aku membeli dunia dengan
satu hati.”
~ Bunda Maria kepada
St Brigitta dari Swedia
|
Sudah dalam pesan pertama Maria memperkenalkan dirinya dengan gelar yang indah dari Kitab Suci yaitu Perempuan / Ibu / Bunda. [= Vrouwe dalam bahasa Belanda berarti: 1) perempuan dan 2) ibu / bunda]. "Mereka akan memanggilku 'Sang Perempuan', 'Bunda'" (25 Maret 1945).
Akan tetapi, baru sesudah Paus Pius XII secara khidmad memaklumkan dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga pada tanggal 1 November 1950, Bunda Maria memperkenalkan gelarnya yang baru, "Nak, aku berdiri di atas bola dunia ini, sebab aku ingin disebut Bunda Segala Bangsa" (16 November 1951). Sebagai seorang Bunda sejati, Bunda Maria meyakinkan anak-anaknya, entah mereka beriman atau tidak, terpelajar atau tidak, "Tak peduli siapapun engkau, aku ini untukmu: Ibu, Bunda Segala Bangsa" (31 Mei 1954).
Lebih dari 150 kali Bunda Maria menggunakan gelar ini dalam pesan-pesannya. "Aku adalah Bunda, Maria, Bunda Segala Bangsa. Kalian dapat memanggilku: 'BUNDA SEGALA BANGSA'" (11 Februari 1951). Dan ia menjanjikan kepada semua orang, "Aku akan memberikan penghiburan. Bangsa-bangsa, Bundamu tahu kehidupan, Bundamu tahu penderitaan, Bundamu tahu Salib. Segala yang kalian lalui dalam hidup ini adalah jalan yang Bundamu, Bunda segala Bangsa, lalui sebelum kalian. Ia melewati jalan ini sebelum kalian" (31 Mei 1955).
DASAR BIBLIS
1. Sudah dari halaman-halaman pertama Kitab Kejadian kita membaca tentang Perempuan yang bersama Putranya akan meremukkan kepala ular: "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kejadian 3:15).
Dalam pesan di Amsterdam, Maria mengatakan: "Betapa kuat setan berkuasa. Allah saja yang tahu. Ia sekarang mengutus BundaNya, Bunda Segala Bangsa, kepada kalian, kepada segala bangsa. Ia akan menaklukkan setan, seperti telah dinubuatkan. Ia akan menginjakkan kaki-Nya ke atas kepala setan" (31 Mei 1955). "Aku meremukkan ular itu dengan kakiku. Aku bersatu dengan Putraku, seperti aku selalu bersama-Nya" (15 Agustus 1951).
2. Dalam pesta perkawinan di Kana, kita mendapati Perempuan yang menjadi perantara dan penyalur rahmat: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, Perempuan? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yohanes 2:4-5). Yesus menyebut BundaNya dengan "Perempuan" guna mengingatkan BundaNya akan panggilannya menjadi Bunda dunia. Di Amsterdam, Maria mengacu kepada mukjizat di Kana di satu pihak untuk menggambarkan hubungannya yang sempurna dan harmonis dengan Putra dan di pihak lain untuk menunjukkan bahwa Yesus menghendakinya sebagai "Perempuan" yang memohon mukjizat. "Bukankah Tuhan Yesus Kristus Sendiri yang menunggu saat terjadinya mukjizat besar-Nya itu, yakni mengubah air menjadi anggur, sampai BundaNya mengatakannya? Dia bermaksud mengadakan mukjizat-Nya, tetapi menunggu sampai BundaNya berbicara. Mengertikah kamu akan hal ini? ... Pikiran ini akan membantu mereka mengerti hubungan Bunda Maria dengan Tuhan mereka" (31 Mei 1956).
3. Di Kalvari, "Ketika Yesus melihat BundaNya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada BundaNya: "Perempuan, inilah anakmu!" (Yohanes 19:26). Dengan kata-kata ilahi ini, Maria sebagai Co-redemptrix dikukuhkan sebagai Bunda Segala Bangsa. "Pada kurban Salib ia menjadi 'Bunda', Co-redemptrix dan Mediatrix. Ini dimaklumkan Putra sementara Ia akan kembali kepada Bapa" (6 April 1952).
"Dalam dua peristiwa khidmad, yakni di Kana dan di bawah kaki Salib, Yesus menyebutnya sebagai 'Perempuan' (bdk Yohanes 2:4; 19:26). Maria diasosiasikan sebagai Perempuan dalam karya keselamatan. Setelah menciptakan manusia "laki-laki dan perempuan" (bdk Kejadian 1:27), Tuhan juga hendak menempatkan Hawa Baru di samping Adam Baru dalam Penebusan. Leluhur pertama kita sebagai pasangan telah memilih jalan dosa; suatu pasangan baru, Putra Allah dengan kerjasama BundaNya, akan membangun kembali bangsa manusia dalam martabat aslinya" (Paus Yohanes Paulus II, 9 April 1997).
4. Dalam kitab Wahyu kita baca, "Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar … Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu … " (Wahyu 12:1-4). Paus Paulus VI menjelaskan: "Tanda besar yang dilihat oleh rasul Yohanes di langit, 'seorang perempuan berselubungkan matahari', ditafsirkan oleh Liturgi Suci, bukannya tanpa dasar, menunjuk kepada Santa Perawan Maria, Bunda dari seluruh umat manusia yang diperoleh dari rahmat Kristus Sang Juru Selamat" (Signum Magnum, 1967). Permusuhan antara perempuan dan naga ini mengingatkan kita kembali akan ayat dalam Kitab Kejadian: "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini …" (Kejadian 3:15). Maria mengatakan, "Kekuatan-kekuatan neraka akan memberontak. Bagaimanapun juga, mereka tak akan dapat mengalahkan Bunda Segala Bangsa" (3 Desember 1953).
"Seluruh umat manusia dipercayakan kepada Bunda" (15 Agustus 1951). Di bawah gelar Bunda Segala Bangsa, Maria menyampaikan sejumlah janji yang menghibur hati, "Di bawah gelar ini ia akan menyelamatkan dunia" (20 Maret 1953). "Bunda Segala Bangsa akan diperkenankan membawa damai kepada dunia. Namun, hal ini harus diminta kepadanya melalui gelar ini" (11 Oktober 1953).
Sumber: 1. "The Lady of All Nations Official Website" © 2009 Stichting Vrouwe van alle Volkeren; www.de-vrouwe.net; atas ijin Sr. Maria Columba; 2. "Ceramah Pater Paul Maria Sigl"; www.de-vrouwe.info
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|