Saya dan Ziarah

  Apa itu "Ziarah"?
 Apa itu "Audiensi"?
  Apa itu "Katakombe"?
  Apa itu "Colosseum"?
 Bagaimana Sendangsono menjadi tempat ziarah?

 
Tembok YerusalemAPA ITU ZIARAH? Pada bulan Agustus 2000, ratusan ribu anak-anak dari berbagai penjuru dunia datang ke Roma. Mereka datang dengan satu tujuan: ziarah. Saat di Roma, anak-anak itu dapat menikmati pemandangan-pemandangan indah yang menjadikan kota itu terkenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tetapi tujuan utama mereka bukan hanya sekedar menjadi turis saja. Suatu ziarah diibaratkan seperti suatu perjalanan hidup yang singkat. Ketika hidup di dunia sebenarnya kita semua sedang dalam suatu perjalanan yang panjang.  Kita bisa saja dilahirkan di belahan bumi yang berbeda-beda, tetapi tujuan kita sama, yaitu surga. Sepanjang perjalanan, kita harus banyak belajar: bagaimana bergaul dengan orang lain, bagaimana kita melayani, dan bagaimana kita menemukan Tuhan. Dalam perjalanan ziarah ke tempat-tempat religius, kita belajar intisari kehidupan yang akan berguna bagi kita dalam perjalanan kita menuju Tuhan. Berdoalah bagi anak-anak yang sedang dalam perjalanan ziarah.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

 
APA ITU "KATAKOMBE"? Bentuknya mirip sebuah gua besar dengan banyak lorong. Pada dindingnya terdapat ceruk-ceruk yang disebut Loculi. Di tiap dinding ada sekitar 20-30 ceruk dari atas ke bawah. Ceruk-ceruk itu tempat meletakkan jenazah umat beriman. Setiap ceruk bisa diisi 2-3 jenazah, lalu ditutup dengan batu atau marmer. Pada umumnya yang dimakamkan di katakombe adalah jemaat Kristiani pertama. Mereka dianiaya atau dibunuh karena membela ajaran Kristiani. Katakombe tidak hanya terdapat di Roma, tetapi juga di Malta, Afrika Utara, Asia Kecil, dan beberapa kota di Eropa Selatan seperti Paris dan Trier.

Katakombe sendiri semula adalah makam bawah tanah; pernah menjadi tempat pengungsian dan persembunyian jemaat Kristen yang dianiaya. Mereka mengungsi ke dalam katakombe untuk bersatu hati, berdoa, dan menghibur satu sama lain. Suasana mencekam dan menakutkan berubah menjadi suasana teduh dan menentramkan saat mereka berkumpul. Mereka juga yakin bahwa banyak jenazah martir yang dikuburkan di katakombe bisa memberikan peneguhan rohani kepada mereka. Itu terjadi terutama pada abad kedua, pada masa pemerintahan Kaisar Valerianus yang melarang ibadat-ibadat Kristen. Di katakombe itu jemaat Kristen berkumpul untuk melaksanakan ibadat dan merayakan Ekaristi bersama.

Setelah ditandatanganinya Edikta Milano, maka agama Kristen menjadi agama negara dan Kristen pun mulai berkembang dengan leluasa. Tetapi sekitar abad ketujuh terjadi penjarahan besar-besaran oleh suku bangsa Langobard dan suku bangsa barbarian lainnya. Mereka menjarah peralatan peribadatan dan merusak katakombe-katakombe. Akibatnya banyak jenazah martir yang hilang, meski ada juga yang masih bisa diselamatkan dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Sejak itu katakombe kembali menjadi tempat yang kosong, sunyi, dan gelap tak terurus sampai abad keenambelas. Penggalian purbakala yang dilakukan sekitar abad ketujuhbelas menemukan kembali reruntuhan katakombe, simbol, relief, ikon yang pernah digunakan jemaat Kristen awali sebagai bahasa sandi saat dalam pengajaran. (Dari berbagai sumber)

 
APA ITU "COLOSSEUM"? Di pusat kota Roma, terdapat sebuah bangunan amphitheatre - tempat pertunjukan pada jaman Yunani dengan tempat-tempat duduk bertingkat - yang dikenal dengan sebutan Colosseum. Dibangun tahun70-79 oleh Kaisar Vespasianus dengan 40.000 pekerja dan budak Kristen. Pada masa itu, orang-orang Kristen banyak yang ditangkap dan dijadikan budak.

Setelah pembangunan yang memakan waktu sembilan tahun lamanya, Colosseum mulai dipergunakan sebagai tempat pertunjukan pada jaman Kaisar Titus, putera Kaisar Vespasianus. Nama Colosseum berasal dari bahasa Latin “colossus” yang artinya “sangat besar / raksasa”. Sesuai namanya, amphitheater ini memang sangat luas, memuat sekitar limapuluh ribu penonton. Terdiri dari tiga tingkat bangunan dengan 76 pintu sehingga memudahkan orang keluar masuk tanpa harus berdesakan. Dua lantai dibangun untuk penonton yang duduk, sedangkan lantai ketiga khusus untuk penonton yang berdiri. Colosseum berbentuk oval. Di bawah lantai dasar bangunan terdapat bilik-bilik untuk para gladiator yang akan bertanding, dan di sisi lain terdapat kandang singa.

Colosseum terletak tak jauh dari pusat kekaisaran Roma yang biasa disebut Roman Forum - sekarang sudah menjadi puing-puing dan menjadi kenangan sejarah. Antara Colosseum dan Roman Forum terdapat Gerbang Titus. Di jalan bebatuan yang dulunya adalah tempat lalu lalang kereta-kereta berkuda kekaisaran Roma, masih tersisa bekas-bekas guratan roda-roda besi. Jarak antara Roman Forum dan Colosseum kira-kira 500 meter.

Para gladiator mempertontonkan keperkasaannya di medan laga dan menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat Roma pada masa itu. Mereka bertarung hingga ada yang tewas. Bahkan mereka harus bertarung dengan binatang buas yang sudah lama tidak diberi makan. Maka betapa lahapnya binatang itu saat bisa menundukkan sang gladiator dan melumatnya sampai habis di bawah sorak-sorai dan ditonton oleh kaisar dan para pengunjung.

Dalam sejarah, Colosseum pernah menjadi tempat penyiksaan jemaat Kristen pertama pada jaman Kaisar Nero. Banyak jemaat Kristen yang ditangkap dan dibawa ke bilik-bilik tempat para gladiator. Sebagian menjadi pekerja paksa dan sebagian disiksa, diikat, dan dibakar hidup-hidup menjadi lentera jalan di kota Roma. Di Colosseum inilah mereka dijadikan tontonan dan santapan binatang buas. Mereka digiring ke tengah lapangan dengan berpakaian putih. Sementara mereka berlutut sambil bernyanyi, singa-singa buas yang kelaparan mulai menerkam serta melahap mereka hidup-hidup. Kaisar beserta pengunjung bersorak sorai. Sungguh sebuah pertunjukan yang sangat mengerikan.

Pertunjukan di Colosseum ini mulai memudar sejak jatuhnya kekaisaran Roma abad keenam. Sesudah itu Colosseum tidak lagi dipergunakan sebagai arena pertunjukan. Pada abad pertengahan terjadi gempa dahsyat yang meruntuhkan sebagian kota Roma termasuk Roman Forum. Colosseum mengalami kerusakan hebat sehingga hampir separuh dari bangunan itu runtuh. Abad keenambelas, Paus Pius V mengatakan bahwa patut diyakini bahwa pasir yang ada di tengah-tengah arena Colosseum itu mengandung darah para martir, sehingga Colosseum patut menjadi tempat peringatan kemartiran Gereja perdana.

Pada tahun 1744, Paus Benediktus XIV mendirikan sebuah salib besar di Colosseum guna mengenang para martir yang terbunuh secara keji di sana. Pada tahun 1805, Paus Pius VII menyatakan bahwa Colosseum harus tetap dipelihara menjadi cagar budaya dan peringatan para martir Gereja perdana. Pada akhir abad kesembilan belas, seluruh bangunan lantai dasar Colosseum dibongkar, dan ditemukan ruangan-ruangan yang dulu dipergunakan untuk para gladiator dan budak. Di sisi lain ditemukan juga kandang-kandang binatang buas. (Dari berbagai sumber)

 
APA ITU AUDIENSI DENGAN BAPA SUCI? Audiensi dengan Sri Paus adalah puncak ziarah ke Roma. Audiensi diadakan setiap hari Rabu pukul 11:00 pagi. Pada musim dingin audiensi dilaksanakan di ruang audiensi Paus Paulus VI yang terletak di sebelah kiri basilika St. Petrus. Bapa Suci memulai dengan khotbah dalam bahasa Italia. Kalian dapat mengikuti khotbah-khotbahnya dengan mengunjungi http://www.vatican.va.

Kemudian, para imam menyambut peziarah-peziarah asing dalam bahasa ibu mereka. Biasanya mereka bergembira-ria atau menyanyi, seringkali sambil melambai-lambaikan saputangan. Paus menyampaikan khotbahnya secara ringkas dalam bahasa mereka. Ia menambahkan kata-kata sambutan pribadi kepada sebagian kelompok peziarah.

Audiensi diakhiri dengan berkat dari Paus dan seluruh Uskup yang hadir. Mereka menyampaikan berkatnya bagi semua peziarah yang hadir dan juga bagi keluarga mereka di rumah. Acara Audiensi ini berlangsung sekitar 1½ hingga 2 jam.  
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com


 BAGAIMANA SENDANGSONO MENJADI TEMPAT ZIARAH? Tempat ziarah yang paling dikenal di Indonesia ialah Sendangsono, Kalibawang, Jawa Tengah. Sudah sejak dahulu kala, di tempat itu terdapat sebuah sendang (danau) dengan dua buah pohon sono. Menurut perasaan agama asli Jawa, kedua pohon sono itu dihuni oleh dua roh raksasa. Sebab itu, tempat tersebut dianggap keramat. Oleh para biarawan Budha yang tinggal di Boro (biara), Sendangsono digunakan sebagai tempat beristirahat dalam perjalanan menuju Borobudur. Pada tanggal 14 Desember 1904, Pastor F. van Lith SJ membaptis orang-orang Jawa pertama di tempat itu. Jumlahnya 173 orang. Untuk menindas praktek takhayul di sekitar tempat keramat itu, Pastor van Lith menempatkan sebuah patung Maria di sana. Tempat itu kemudian berkembang menjadi sebuah tempat ziarah Maria yang paling ramai di Pulau Jawa.


Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”